Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses dimana dimana fetus dan plasenta keluar dari

uterus, ditandai dengan peningkatan aktivitas otot rahim yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lender darah dari vagina

(Manurung, 2011). Berdasarkan cara pengeluarannya, persalinan digolongkan

menjadi 3 yaitu persalinan spontan, persalinan buatan, dan persalinan anjuran

(Aprilia 2011). Salah satu trauma yang paling sering diderita oleh wanita saat

melahirkan spontan adalah robekan perineum baik dengan ataupun tanpa

episiotomy (Winkjosastro, 2011).

Setiap Wanita Primipara Dengan Persalinan Spontan Memiliki Risiko

Lebih Tinggi Untuk Tindakan Episiotomi Dibanding Multipara (izuka, 2014).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Beleza et al (2017) di Negara Spanyol

menjelaskan dari 1338 wanita dengan persalinan pervaginam, 403

mendapatkan episotomi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Nurshaidah (2017) dari 95 ibu dengan persalinan spontan, 58 ibu dilakukan

episotomy.

Episiotomi merupakan sayatan (insisi) yang dibuat pada perineum

(jaringan diantara jalan lahir dan anus) saat proses persalinan yang dimulai

dari cincin vulva kebawah, menghindari anus dan muskulus sfingter ani.

Insisi ini menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput

1
dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot- otot, fasia perineum dan kulit

depan perineum untuk melebarkan orifisium (lobang muara) vulva sehingga

mempermudah jalann keluar bayi dan mencegah rupture perineum totalis

(Widiastuti,2018).

Angka kejadian episiotomy di Indonesia pada tahun 2015 terjadi 2,7juta

kasus karena episiotomy pada post partum. Angka ini diperkirakan mencapai

6,3 juta pada tahun 2020. Pravelensi ibu post partum episiotomy di Indonesia

pada golongan umur 25-30 tahun yaitu 24%, dan pada ibu umur 32-39 tahun

sebesar 62% (Utami, D, 2017).

Luka episiotomy yang tidak diatasi dengan baik dapat menghambat

penyembuhan luka dan mengakibatkan infeksi. Faktor penyebab terjadinya

infeksi pada ibu yaitu bisa berasal dari perlukaan pada jalan lahir yang

merupakan media yang baik untuk berkembangbiakan kuman. Angka kejadian

infeksi episiotomy terjadi 1-3%. Infeksi jalan lahir 25-55% dari semua kasus

infeksi (joint committee on maternal welfare, 2020). Dampak yang terjadi

apabila penyembuhan luka terlambat dapat menyebabkan ketidaknyamanan

seperti rasa sakit dan rasa takut untuk bergerak sehingga dapat

menimbulkanbanyak permasalahan seperti sub involusi uterus, pengeluaran

lochea yang tidak lancer, dan perdaraham pasca partum (Wijayanti &

Rahayu,2016).

Menurut hasil wawancara dengan salah satu perawat di ruang Dewi Kunthi

perawatan luka episiotomy dilakukan setiap hari dengan menggunakan Nacl

0,9%.

2
Proses penyembuhan luka banyak dipengaruhi oleh nutrisi, daya tahan

tubuh dan pemberian suplemen. Hal tersebut dapat didukung oleh hasil

penelitian yang dilakukan oleh (Setyowati, 2010) Nutrisi yang dibutuhkan

untuk penyembuhan luka yaitu mengkonsumsi makanan yang tinggi serat dan

protein. Protein dapat di dapatkan pada makanan, daging dan ika. Semua jenis

ikan adalah sumber protein yang sangat baik. Ikan gabus diketahui sebagai

ikan yang kandungan gizi dan protein yang lebih banyak dari ikan jenis

lainnya (Waryana, 2010, hlm 76).

Ikan gabus digunakan sebagai anti inflamasi dan mempercepat proses

penyembuhan luka. Berdasarkan penelitian oleh (Santoso & Ulandari, 2010)

ekstrak ikan gabus yang mengandung senyawa penting bagi proses sintesis

jaringan seperti Albumin, mineral seng (Zn), tembaga (Cu), dan besi (Fe) serta

asam lemak tak jenuh. Albumin ikan gabus cukup tinggin dan banyak dalam

plasma, sekitar 60% dari total plasma protein dengan nilai normal 3,3 – 5,5 g/

Dl Mikro mineral yang penting dalam proses biologis tubuh dan berperan

dalam poliferasi sel, proses epitelisasi dan kekuatan kolagen yang terdapat

pada mineral seng (Zn). Tembaga (Cu) bertanggung jawab dalam penyatuan

kolagen dan elastin untuk menjaga integritas membrane myelin, pembentukan

jaringan ikat. Selain itu (Cu) juga menyebabkan penurunan respon kekebalan

tubuh dan gangguan fungsi serta aktivitas pada inflamasi. Fe berperan dalam

pengiriman oksigen serta sintesis kolagen. Ikan gabus mengandung asam

lemak tak jenuh yang berfungsi sebagai anti inflamasi meregulasi sintesis

prostaglandin yang berperan sebagai vasodilator pembuluh darah sehingga

3
mengatur infiltrasi dan aktivasi neutrofil pada proses inflamasi dan

menginduksi penyembuhan luka (Santoso & Ulandari, 2010).

Ekstrak ikan gabus merupakan salah satu jenis protein yang banyak

digunakan di masyarakat untuk penyembuhan luka terutama luka pasca

operasi, luka bakar, dan post partum. Pemberian ekstrak ikan gabus pada ibu

post partum episiotomy diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan

luka episotomy sebelum hari ke 5 agar tidak terjadi infeksi. Mengingat mahal

dan tidak mudahnya untuk mendapatkan ikan gabus, sekarang sudah dapat

ditemukan pengolahan ikan gabus secara modern yaitu dalam bentuk kapsul

ekstrak ikan gabus sehingga memudahkan untuk dikonsumsi dan lebih

ekomomis

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memberikan gagasan

mengenai efektivitas pemberian ekstrak ikan gabus pada Ibu Post Partum

Episiotomi Di Ruang Dewi Kunthi RSU D K.R.M.T Wongsonegoro untuk

mempercepat proses penyembuhan luka.

1.2 Kontek dan Perbedaan

1.2.1 Analisa Kontek

Pengamatan dilakukan diruang Dewi Kunti RSUD K.R.M.T

Wongsonegoro Kota Semarang, dimana ruang tersebut merupakan

ruangan nifas. Menurut data di Bangsal Dewi Kunthi RSUD K.R.M.T

Wongsonegoro dari bulan Januari hingga Agustus 2019 ibu partus

4
spontan sebanyak 513, partus dengan sectio caesarea 431 dan dengan

vacum sebanyak 5 (rekam medis RSUD K.R.M.T Wongsonegoro)

Pemberian ekstrak ikan gabus pada ibu post partum episiotomy

untuk mempercepat penyembuhan luka dengan memantau REEDA

scale yaitu Redness (Kemerahan), Edema (Pembengkakan),

Ecchymosis (Bercak Perdarahan), Discharge (Pengeluaran cairan),

Approximation (Penyatuan luka). Dampak dari applikasi asuhan

keperawatan pemberiann ekstrak ikan gabus ini tentu akan

mempercepat penyembuhan luka episiotomy.

Evaluasi yang dilakukan meliputi mengevaluasi kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman tindakan pemberian ekstrak ikan

gabus.

Strength (Kekuatan) : Kelebihan dari ekstrak ikan gabus yaitu

mengandung senyawa penting bagi proses sintesis jaringan seperti

Albumin, mineral seng (Zn), tembaga (Cu), dan besi (Fe) serta asam

lemak tak jenuh yang berfungsi untuk anti inflamasi dan mempercepat

proses penyembuhan luka ((Santoso & Ulandari, 2010).

Weakness (Kelemahan): Kelamahan dari Pemberian Ekstrak ikan

gabus yaitu susah untuk didapat, dan harga sangat mahal. Hal ini

dapat diatasi dengan membeli esktrak ikan gabus dalam bentuk

suplement kapsul di apotek terdekat yang mudah didapat.

Opportunities (Peluang): Peluang dalam pemberian ekstrak ikan

gabus di ruang Dewi Kunthi yaitu perawat belum pernah menerapkan

5
pemberian ekstrak ikan gabus sebagai tindakan kolaboratif untuk

penyembuhan luka episiotomi pada ibu post partum.

Threats (Ancaman): Ancaman bila tidak dilakukan pemberian

ekstrak ikan gabus pada ibu post partum episiotomy yaitu tidak dapat

mempercepat proses penyembuhan luka episiotomy pada pasien.

1.2.2 Analisa Perbedaan

Hasil observasi yang dilakukan, ketika mengontrol luka episiotomy

agar terhindar oleh infeksi pada pasien biasanya dapat diberikan

pemberian terapi farmakologi dan non farmakologi. Tindakan

farmakologi yaitu dengan memberikan obat-obatan seperti dengan obat

Paracetamol, Ibu Profen, Asam Mefenamat, Endometasin, Piroksikam,

diklofenak, dan aspirin yang dapat mengurangi peradangan dan

penyembuhan luka. Dan terapi non farmakologi dengan asupan nutrisi

tinggi protein, termasuk dapat mengonsumsi ekstrak ikan gabus yang

telah dilakukan penelitian.

1.3 Analisa Masalah

1. Tingkat Individu

Ruptur perineum ataupun luka episiotomy pada ibu post partum

yang tidak di jaga dengan baik lukanya akan sangat rentan terhadap

terjadinya infeksi pada luka jahitan yang akan sangat berpengaruh

terhadap kesembuhan luka perineum, kondisi perineum yang terkena

lokhea dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri

yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum, infeksi juga

6
akan merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir

sehingga dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung

kemih maupun infeksi pada jalan lahir (Meirianti, dkk., 2015).

Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas perawat dan bidan di

rumah sakit perlu diterapkan pemberian ekstrak ikan gabus untuk

mempercepat proses penyembuhan luka episiotomy ibu post partum.

Selain itu juga menambah wawasan pasien tentang cara untuk

mempercepat penyembuhan luka sayatan episiotomi secara non

farmakologis dengan kolaborasi pemberian ekstrak ikan gabus yang bisa

diterapkan secara mandiri.

Penerapan pemberian ekstrak ikan gabus dilakukan oleh bidan

ruangan demgan memberikan edukasi mengenai manfaat ekstrak ikan

gabus dan dapat kolaborasi dengan dokter atau apoteker untuk

memberikan supplement ekstrak ikan gabus yang disediakan oleh rumah

sakit.

2. Tingkat Tim

Penerapan pemberian ekstrak ikan gabus dapat meningkatkan

pelayanan dan mempercepat proses penyembuhan luka episiotomy,

sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan pada pasien.

Penerapan pemberian ekstrak ikan gabus dapat dilakukan dengan cara

mahasiswa berdiskusi dengan ci dan kepala ruangan kemudian dari kepala

ruangan mensosialisasikan kepada semua perawat dan bidan ruangan saat

pre conference sehingga semua perawat bisa menerapkan pemberian

7
ekstrak ikan gabus pada ibu post partum episiotomy, hal ini dapat

diselesaikan dengan perawat / bidan dengan meminta bantuan keluarga

untuk memantau klien dan memonitor jadwal pemberian ekstrak ikan

gabus secara rutin 3x sehari.

3. Tingkat Organisasi

Pemberian ekstrak ikan gabus dapat diberikan pada H1 ibu post

partum di ruang rawat inap dewi kunthi. Hal ini dapat sebagai kolaborasi

dalam perawatan penyembuhan luka episiotomy pada ibu post partum.

4. Hasil Penilaian

Tabel 1.1. Hasil Penilaian

Hasil Observasi Hasil yang diharapkan

Belum adanya penerapan sebuah Perawat / bidan memberikan

tindakan kolaborasi untuk penerapan ekstrak ikan gabus pada

mempercepat proses penyembuhan ibu post partum episiotomi

luka episiotomy pada ibu post

partum

Apa yang dibutuhkan ?

Menerapkan pemberian ekstrak ikan gabus untuk mempercepat

proses penyembuhan luka episiotomy pada ibu post partum secara

terpogram

8
1.4 Sasaran

Sasaran dalam karya tulis ilmiah ini ditentukan berdasaran jumlah pasien

yang ada serta disertai oleh kriteria inklusi yang dibuat penulis, adalah

sebagai berikut:

a. Ibu post partum spontan episiotomy hari ke 1 setelah melahirkan di

ruang Dewi Kunti .

b. Ibu post partum spontan derajat II atau III

c. Ibu post partum yang mau mengonsumsi ekstrak ikan gabus

Luaran

Luaran yang diharapkan dari penerapan efektivitas pemberian ekstrak

ikan gabus pada ibu post partum episiotomy dapat diukur dengan REEDA

Scale dengan diharapkan hasil skala 0 yaitu penyembuhan luka perineum

baik.

1.5 Definisi Masalah (Problem Definition)

Tindakan terpenting dalam penyembuhan luka epiotomy pada ibu post

partum agar tidak terjadi infeksi adalah dengan menjaga kebersihan dan

mengonsumsi tinggi protein. Salah satu intervensi dalam penyembuhan pada

luka episiotomy yaitu dengan pemberian ekstrak ikan gabus yang berupa

suplemen ikan gabus tentunya berkolaborasi dengan dokter penanggung

jawab dan apoteker

9
1.6 Pertanyaan

Peneliti menggunakan PICOT dalam pencarian artikel berupa efektivitas

ekstrak ikan gabus pada ibu post partum episiotomi, meliputi :

P : Penyembuhan luka episiotomy ibu post partum

I : Pemberian Ekstrak ikan gabus kepada ibu post partum episiotomy

C: Tidak terdapat intervensi pembanding dalam pemberian ekstrak ikan gabus

pada ibu post partum

O: Hasil yang diharapkan adalah REEDA Scale 0 yaitu penyembuhan luka

baik

T: Waktu pelaksanaan dilakukan pemberian ekstrak ikan gabus kepada ibu

post partum episiotomy H1dilakukan 3 x sehari

1.7 Tujuan

1.7.1 Tujuan Umum

Tujuan umum adalah untuk mengetahui efektifitas dalam pemberian

ekstrak ikan gabus pada ibu post partum episiotomy di Ruang Dewi

Kunthi RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang.

1.7.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui proses penyembuhan luka episiotomy dengan

pemberian ekstrak ikan gabus melalui penilaian REEDA scale

b. Mengetahui proses penyembuhan luka episiotomy yang tidak diberi

ekstrak ikan gabus melalui penilaian REEDA scale

10
c. Membandingkan proses penyembuhan luka episiotomy antara yang

diberi dan yang tidak diberi ekstrak ikan gabus dengan penilaian

REEDA scale

11

Anda mungkin juga menyukai