PENDAHULUAN
terjadi pada kisaran tahun 2007–2008 dengan 110.000 per kelahiran di Asia
profilaksis (Ceftriaxone dan Cefazoline) memiliki efek yang lebih baik dalam
1.3 Tujuan
profilaksis.
ginekologi di RS UMM.
yang relevan yang diacu oleh pustaka utama dan buku literatur atau textbook
TINJAUAN PUSTAKA
mengeluarkan bayi dari perut seorang ibu dengan cara menginsisi bagian
jaman, bedah, insisi ini dapat dilakukan dibagian perut bawah. Sectio
caesarean ini bisa dilakukan secara elektif apabila ada indikasi bayi tidak
(emergency) apabila ada kondisi dimana bayi harus dilahirkan segera (Ni
et al., 2018).
tidak banyak, bahaya peritonitis yang tidak besar, parut pada uterus
umumnya kuat sehingga bahaya rupture uteri dikemudian hari tidak besar
karena dalam masa nifas ibu pada segmen bagian bawah uterus tidak
tengah dari korpus uteri sepanjang 10-12 cm dengan ujung bawah di atas
batas plika vesio uterine. Tujuan insisi ini dibuat hanya jika ada halangan
misal karena uterus melekat dengan kuat pada dinding perut karena
dengan letaknya plasenta pada kondisi plasenta previa. Kerugian dari jenis
pembedahan ini adalah lebih besarnya risiko peritonitis dan 4 kali lebih
Insisi pada dinding dan fasia abdomen dan musculus rectus dipisahkan
2.1.2 Indikasi
yaitu indikasi absolut dan indikasi relative. Untuk indikasi absolut yaitu:
Absolut disproportion
Chorioamnionitis
persalinan pervaginam.
Eklamsia
kehamilan.
Plasenta Previa
dilakukannya SC.
Proplaps Tali Pusat
Ruptur Uteri
Saat persalinan, dapat terjadi pembukaan yang lama. Hal ini bisa
Riwayat SC sebelumnya
2.1.3 Kontraindikasi
IUFD
Syok
Anemia berat
(Prawirohardjo, 2015).
2.1.4 Risiko
Persalinan
Hasil/ Akibat Sectio Caesar
Pervaginam
Ibu
(derajat 3 atau 4)
- Abnormalitas - -
plasenta
- Urinanry - -
incontinence
- Depresi postpartum - -
Bayi
- Laserasi
- Asfiksia - 1-2%
1-2% 0%
ibu.
al., 2014).
a. Darah lengkap
sampai yang lain-lain hingga sang ibu sadar (efek anestesi mulai
a. GCS
d. Infus
e. Pemberian obat (Cunningham et al., 2014).
2.1.7 Komplikasi
tindakan, seperti:
Kematian ibu
Thromboembolism
Perdarahan
et al., 2017).
Infeksi
Histerektomi
Nyeri akut
Nyeri kronik
intensitas rasa sakit pada saat rasa sakit terburuk adalah 6,6.
Infertilitas
Wanita yang menjalani SC dapat mengalami gangguan
ialah :
Kematian neonatal
Transient tachypnea
Trauma
Rupture uteri
Rupture uteri ini lebih berisiko terjadi pada wanita yang sudah
Dalam beberapa kasus, infeksi bisa bersifat lebih serius dimana infeksi
et al., 2019).
2.2.1 Etiologi
Patogen umum lain yang terlibat dalam infeksi luka adalah Ureaplasma
2.2.2 Klasifikasi
dari 2 cm, dan jenis anestesi umum secara bermakna ditemukan menjadi
faktor risiko kejadian infeksi luka operasi sectio caesarea (Adane et al.,
2019).
sayatan superfisial.
3. Setidaknya satu dari tanda atau gejala infeksi berikut ini: nyeri atau
satu dari tanda-tanda atau gejala berikut: demam (> 38 ° C), nyeri
2019).
2.2.5 Pencegahan
2.3.1 Indikasi
Antibiotik profilaksis berarti menggunakan antibiotik untuk mencegah
dalam operasi. Wanita yang menjalani operasi caesar memiliki risiko 5-20
2.3.2 Pemilihan
kemampuan penetrasi yang tinggi ke jaringan yang lebih besar. Dosis yang
digunakan sebagai profilaksis umumnya 2 g jika ibu memiliki berat <120
kg dan 3 g jika ibu memiliki berat> 120 kg. Jika ibu alergi terhadap
2.3.3 Resistensi
antibiotik karena itu mengarah pada infeksi oleh bakteri resisten multi-
lebih luas yang sebetulnya tidak perlu adalah dua hal yang berperan
Semua pasien yang dicurigai menderita infeksi luka operasi wajib segera
2019).
Kapas steril digunakan untuk pengumpulan eksudat dari luka pasien yang
media, dan menempatkan petri cokelat dan petri lain dalam toples dengan
pada kultur yang tumbuh. Petri agar darah tambahan diinokulasi secara
anaerob pada 35-37 ° C selama 48-72 jam. Tes difusi disk dilakukan untuk
2.4 Cefalosporin
2.4.1 Ceftriaxone
Saat ini, dosis tunggal cefazolin intravena 1 g atau dosis yang lebih
pertama pilihan untuk pasien sesar. Terlepas dari pedoman yang jelas
sefalosporinase dan efektif terhadap bakteri gram negatif dan gram positif
2.4.2 Cefazoline
menit sebelum sayatan kulit. Untuk wanita dengan (IMT> 30 kg/m2 atau
ketiga) untuk antibiotik profilaksis karena pola resisten lokal resisten terhadap
beberapa antibiotik termasuk Ampicillin dan Azithromycin tetapi menunjukkan
biaya, aman dan efektif terhadap mikroorganisme yang mungkin ditemui dalam
prosedur sectio caesarea. Pasien dalam kelompok inklusi menerima dosis tunggal,
injeksi 1 gram Ceftriaxone, setelah tes sensitivitas kulit, 30 menit sebelum sayatan
pada kulit dilakukan dalam operasi caesar. Karena tidak ada morbiditas infeksi
(dosis tunggal) efektif dalam pencegahan komplikasi infeksi pasca operasi caesar
secara acak pada antara 874 wanita yang menjalani operasi caesar elektif dari
Oktober 2010 hingga Juli 2012. Wanita-wanita ini secara acak dikategorikan
Infeksi luka operasi terjadi pada 3 wanita pada kelompok 1 (0,7%) dan 6 wanita
pada kelompok 2 (1,4%) dengan nilai p 0,505. Demam terjadi pada 9 wanita pada
kelompok 1 (2,1%) dan 5 wanita pada kelompok 2 (1,1%) dengan nilai p 0,419.
Infeksi saluran kemih terjadi pada 9 wanita pada kelompok 1 (2,1%) dan 7 wanita
pada kelompok 2 (1,6%) dengan nilai p 0,801. Tak satu pun dari wanita di kedua
antibiotik profilaksis untuk operasi caesar elektif baik sebelum sayatan kulit atau
setelah penjepitan tali pusat tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam
sakit tersier di Thailand mulai 1 Januari 2007 hingga 31 Desember 2012 pada
semua wanita yang menjalani operasi caesar. Sebanyak 911 pasien menerima
0,001) dan infeksi luka operasi ruang organ adalah (1,2% vs 2,9%; p = 0,003)
disesuaikan untuk perancu, rasio tingkat infeksi luka operasi SC pada kelompok
secara klinis tingkat infeksi luka operasi SC pada kelompok ceftriaxone lebih
Purbadi & Fadli melakukan penelitian uji klinis acak tersamar tunggal
dengan dua kelompok perlakuan yaitu cefazolin dosis tunggal 2 gram pada 30
menit sebelum insisi dan cefazolin dosis multipel (cefazolin dosis tunggal 2 gram
pada 30 menit sebelum insisi dan 1 gram pada delapan jam setelah dosis awal).
Fatmawati dan RS Anna, Jakarta pada Januari - Maret 2016. Terdapat 46 subjek
dengan 23 subjek pada kelompok cefazolin dosis tunggal dan 23 subjek pada
yang serupa dengan dosis multipel. Infeksi terjadi dalam bentuk bakteriuria
endometritis. Empat kejadian infeksi terjadi pada subjek yang mendapatkan dosis
tunggal cefazolin, dan lima infeksi terjadi pada subjek yang mendapatkan dosis
multipel cefazolin (Purbadi & Fadli, 2017). Dari penelitian ini tampak bahwa
cefazolin profilaksis efektif untuk mencegah terjadinya infeksi luka operasi SC.
2012-2017 pada semua wanita dengan usia kehamilan 23 minggu atau lebih yang
6.584 subyek, 6.163 (93,6%) menerima cefazolin, 274 (4,2%) menerima alternatif
standar (klindamisin dan gentamisin), dan 147 (2,2%) menerima alternatif yang
alternatif standar dan alternatif yang tidak tepat sebagai profilaksis berhubungan
dengan peningkatan peluang infeksi luka operasi SC dibandingkan dengan
Jalil et al. melakukan penelitian kohort dari Juli 2015 hingga Mei 2016
pada semua wanita yang menjalani operasi caesar di Rumah Sakit Universitas
pemberian dosis tunggal cefazolin 2 gram untuk wanita dengan berat kurang dari
120 kg, dalam jangka waktu 60 menit sebelum sayatan pertama. Mereka
melaporkan frekuensi infeksi luka operasi SC yang tinggi (14,4%); faktor yang
berhubungan antara lain: indeks massa tubuh ≥36 kg/m2 sebelum kehamilan,
rawat inap lebih dari 3,5 hari, menjalani operasi pada usia kehamilan lebih dari 40
minggu. Menerima dosis cefazolin profilaksis yang lebih tinggi yang disesuaikan
dengan berat badan ditemukan berhubungan dengan risiko infeksi luka operasi SC
yang lebih rendah (Jalil et al., 2017). Meskipun penggunaan dosis yang lebih
tinggi telah dipertimbangkan pada wanita dengan IMT> 40 kg/m2, satu studi
kejadian infeksi luka operasi antara dosis cefazolin 2g dan 3g (Ahmadzia et al.,
2015).
BAB 3
PEMBAHASAN
operasi sectio caesarea pada kedua kelompok pengguna antibiotik Cefazoline atau
Cefazoline dalam hal infeksi luka operasi. Hal ini kemungkinan karena kedua obat
sefalosporin generasi III dan generasi IV tidak dianjurkan untuk profilaksis bedah,
pada pasien yang menjalani tindakan pembedahan dan sering disebabkan oleh
spektrum yang sempit, yaitu cefazolin sebagai regimen terapi profilaksis untuk
luka operasi SC (Jalil et al., 2017; Kawakita et al., 2018; Purbadi & Fadli, 2017).
dosis tunggal sudah tepat untuk dijadikan protokol dalam prosedur SC terkait
efikasi dan efisiensinya (Purbadi & Fadli, 2017). The American Society of
2g untuk pasien dengan berat badan kurang dari 120 kg dan 3g untuk pasien
dengan berat badan lebih dari 120 kg sebagai antibiotik profilaksis untuk
tambahan luka operasi ditutup di ruang operasi bahkan jika ada drain yang
WHO adalah 15-60 menit sebelum dimulainya prosedur sectio caesarea untuk
mencapai kadar antibiotik yang cukup pada saat prosedur dilakukan. Penggunaan
antibiotik profilaksis sectio caesarea sebelum insisi kulit tidak berpengaruh pada
kesehatan janin (Hardiyanti, 2020). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Jalil et
selama rawat inap tidak mengurangi risiko infeksi pasca operasi caesar. Pasien
yang menerima cefazolin sebelum operasi memiliki tingkat infeksi yang sama
untuk operasi caesar elektif baik sebelum sayatan kulit atau setelah penjepitan tali
pusat tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam kejadian infeksi luka
daya kerja spektrum luas yang efektif terhadap bakteri gram positif dan gram
negatif, antara lain Escherichia coli, Klebsiela, S. Aureus, dan Proteus. Antibiotik
ini sering digunakan sebagai antibiotik profilaksis karena spektrum kerjanya yang
cukup luas dan memiliki efikasi tinggi (Sumanti et al., 2016). Namun perlu
diperhatikan bahwa ekskresi ceftriaxone mungkin lebih lambat pada wanita yang
menjalani operasi SC, sehingga ada potensi risiko kelebihan dosis. Oleh karena
setelah operasi SC. Salah satu penjelasan untuk efek kehamilan yang berbeda
bebasnya akan bervariasi tergantung waktu, dosis, dan kadar albumin pasien.
Selain itu, perubahan cairan tubuh juga dapat memiliki dampak signifikan pada
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
sectio cesarea.
antimikroba.
Daftar Pustaka
Adane, F., Mulu, A., Seyoum, G., Gebrie, A., & Lake, A. (2019). Prevalence and
Afroz, S., & Rashid, M. (2019). Study on Risk Factors and Microorganisms for
90–96.
Ahmadzia, H. K., Patel, E. M., Joshi, D., Liao, C., Witter, F., Heine, R. P., &
Alfouzan, W., Al Fadhli, M., Abdo, N., Alali, W., & Dhar, R. (2019). Surgical
https://aricjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13756-018-0304-6
Bodean, O., Bratu, O. G., Munteanu, O., Marcu, D., Spinu, D. A., Socea, B., …
Borges, N. C., Silva, B. C. e, Pedroso, C. F., Silva, T. C., Tatagiba, B. S. F., &
Butwick, A. J., Ramachandran, B., Hegde, P., Riley, E. T., El-Sayed, Y. Y., &
523–532.
Caughey, A. B., Cahill, A. G., Guise, J. M., & Rouse, D. J. (2014). Safe
jointly by the with the assistance of. American Journal of Obstetrics and
Choudhary, B., Choudhary, Y., Pakhare, A. P., Mahto, D., & Chaturvedula, L.
Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Spong, C. Y., Dashe, J. S.,
Dolivet, E., Delesalle, C., Morello, R., Blouet, M., Bronfen, C., Dreyfus, M., &
Benoist, G. (2018). A case–control study about foetal trauma during
Donnez, O., Donnez, J., Orellana, R., & Dolmans, M. M. (2017). Gynecological
Elkomy, M. H., Sultan, P., Drover, D. R., Epshtein, E., Galinkin, J. L., &
Finch, R., Greenwood, D., Whitley, R., & Norrby, S. R. (2010). Antibiotic and
Gibbons, L., Belizán, J. M., Lauer, J. A., Betrán, A. P., Merialdi, M., & Althabe,
Grujić, Z., Popović, J., Bogavac, M., & Grujić, I. (2010). Preoperative
Huque, S., Roberts, I., Fawole, B., Chaudhri, R., Arulkumaran, S., & Shakur-Still,
7(5), 178–187.
Jalil, M. H. A., Abu Hammour, K., Alsous, M., Awad, W., Hadadden, R., Bakri,
https://www.nature.com/articles/s41598-017-12431-2.pdf
single dose ceftriaxone for elective caesarean section before skin incision and
Kallianidis, A. F., Schutte, J. M., Roosmalen, J. Van, & Akker, T. van den.
229, 148–152.
Kawaguchi, R., Haruta, S., & Kobayashi, H. (2017). Efficacy and safety of
antibiotics and surgical site infections after cesarean delivery. Obstetrics and
https://journals.lww.com/greenjournal/Fulltext/2018/10000/Choice_of_Proph
ylactic_Antibiotics_and_Surgical.21.aspx
Kawakita, T., & Landy, H. J. (2017). Surgical site infections after cesarean
Kumari, R., Sharma, A., Sheetal, P., & Anupriya, R. (2017). To study the
Retrieved from
https://www.msjonline.org/index.php/ijrms/article/view/3985/3553
Molla, M., Temesgen, K., Seyoum, T., & Melkamu, M. (2019). Surgical site
Motomura, K., Ganchimeg, T., Nagata, C., Ota, E., Vogel, J. P., Betran, A. P., …
Mugisa, G. A., Kiondo, P., & Namagembe, I. (2018). Single dose ceftriaxone and
Muzayyanah, B., Yulistiani, Y., Hasmono, D., & Wisudani, N. (2018). Analysis
Mylonas, I., & Friese, K. (2015). Indications for and Risks of Elective Cesarean
Ni, L., Elsaharty, A., & McConachie, I. (2018). Cesarean birth – What’s in a
597–603.
Pereira, S. L., Silva, T. P. R. da, Moreira, A. D., Novaes, T. G., Pessoa, M. C.,
Sarwono Prawirohardjo.
Purbadi, S., & Fadli, M. (2017). Single vs Multiple Dose of Cefazolin Prophylaxis
in Elective Cesarean Section. Indonesian Journal of Obstetrics and
Sumanti, E. W., Ayu, W. D., & Rusli, R. (2016). Pola Penggunaan Antibiotik
https://www.unboundmedicine.com/5minute/view/5-Minute-Clinical-
Consult/116969/all/Endometritis_and_Other_Postpartum_Infections
Hospital of Pare Kediri Year 2013 – 2015. Jurnal Ilkes, 3(2), 375–379.
Zejnullahu, V. A., Zejnullahu, V. A., Isjanovska, R., & Sejfija, Z. (2019). Surgical