OLEH :
PEMBIMBING
1
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian ilmu
obstetric dan ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
1
VAGINAL BIRTH AFTER CESAREAN (VBAC)
A. PENDAHULUAN
untuk kehamilan kedua dan menjadi masalah untuk jenis persalinan berikutnya.
Pilihan antara tindakan seksio sesarea kembali dan percobaan persalinan per
(NIH) pada tahun 1980 dengan tujuan untuk mengurangi angka persalinan
untuk mengevaluasi keamanan dan luaran klinis VBAC dan juga factor yang
VBAC dapat dilakukan oleh wanita hamil dengan riwayat sectio sesaria
1
Vaginal birth after caesarean (VBAC) merupakan salah satu strategi yang
(SC). Pada tahun 1916, Cragin mempopulerkan istilah “ Sekali sectio caesarea,
selalu sectio caesarea pada kelahiran berikutnya”. Hal tersebut berlaku pada
sectio sesaria klasik. Saat ini dengan tempat insisi dibagian bawah rahim,
dapat dikurangi. Istilah sekarang berubah menjadi “ Sekali sectio sesaria, selalu
uterus, keadaan janin dan fasilitas sectio sesaria pada keadaan emergensi. 1
birth after a cesarean (VBAC) sejak awal tahun 1980. Beberapa tahun
obstetri. Hal ini disebabkan persalinan per vaginam dinilai lebih aman untuk
ibu maupun bayinya, karena memiliki tingkat morbiditas yang lebih rendah dan
2
Di tahun 80-an seksio sesarea atas indikasi parut uterus berkisar 25-30%
dari angka kenaikan seksio sesarea di Amerika Serikat. Dilihat dari angka
35%, Australia 35%, Skotlandia 43% dan Perancis 28%. Di tahun 90-an angka
(VBAC) atau dikenal pula sebagai Trial of Labor After Cesarean (TOLAC). Di
Amerika Serikat pada tahun 2000-an, dari 10 wanita yang melahirkan terdapat
1 wanita dengan parut uterus. Di Bandung (RSHS) seksio sesarea dengan parut
uerus adalah 10%, tetapi indikasi awal tidak selalu karena parut uterus. Angka
hidup, seksio sesarea primer 14,6-16,1 % pada wanita yang belum pernah
mengenai VBAC dari segi syarat, indikasi, kontraindikasi, metode, untung dan
3
B. DEFINISI
yang dilakukan terhadap pasien yang pernah mengalami operasi seksio sesarea
Kriteria
kesuksesan (sebaik mungkin) yang dapat diterima oleh ibu dan dapat ditangani
oleh dokter kandungan. Meskipun resiko dan manfaat yang sesuai pada satu
segera. 11
4
Beberapa kriteria/persyaratan lainnya antara lain :
1. Tidak ada indikasi untuk harus dilakukan seksio sesarea pada kehamilan
saat ini seperti letak lintang, sungsang, bayi besar, plasenta previa.
bulan.
Kontraindikasi
5
Gambar 1. Jenis insisi pada seksio sesaria
Keuntungan
6
Resiko dan Komplikasi
akan tetapi angka ini lebih besar daripada bedah sesar berulang yang terencana.
pada hamper 25.000 wanita dengan riwayat persalinan sesar. Resiko kematian
perinatal akibat pelahiran adalah 1,3 per 1000 diantara 15.515 wanita yang
menjalani VBAC. Meskipun resiko absolutnya juga kecil, angka ini 11 kali
lebih besar dari pada resiko kematian perinatal dari 9.014 wanita yang
atau cedera operasi hamper dua kali terjadi pada wanita yang menjalani
yang berhasil, resiko komplikasi yang utama ini lima kali lipat lebih besar dari
7
Kejadian korioamnitis lima kali lebih besar dan akngka perdarahan dua
keseluruhan yaitu wanita dengan VBAC yang gagal yaitu sebesar 17%
yang dapat terjadi pada percobaan VBAC yaitu meningkatnya morbilitas pada
ibu dan bayi serta resiko terjadinya rupture uteri. Rupture uteri merupakan
komplikasi serius yang dapat terjadi selama proses percobaan VBAC. Terdapat
beberapa factor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya rupture uteri, antara
lain :
2. Gemeli.
3. Obesitas.
5. Usia kehamilan > 40 minggu dan taksiran berat janin > 4000 gram.
6. Penggunaan prostaglandin. 8
3. Nyeri suprapubik dan atau nyeri abdomen berat yang mendadak dan terus
8
4. Takikardi, hipotensi atau syok pada ibu.
2. Inkomplit, jika otot uterus terpisah tapi peritoneum visceral masih intak.
Angka morbiditas dan mortalitas lebih tinggi terjadi pada rupture uteri komplit.
Factor resiko terbesar untuk terjadinya rupture uteri adalah riwayat sesar. 10
9
Prognosis Rupture Uteri
Dengan terjadinya rupture dan ekspulsi janin kedalam rongga peritoneum maka
peluang kelangsungan janin yang utuh tidak baik dan angka mortalita
implantasi placenta yang tetap intak meskipun hal ini dapat berubah dalam
adalah perlahiran segera. Jika tidak dilakukan, maka akan terjadi hipoksia
akibat pemisahan placenta dan dapat terjadi syok hipovolemik. Jika rupture
diikuti denga pemisahan placenta total segera maka sangat sedikit janin intak
dianggap sama dengan angka persalinan normal setelah bedah sesar yakni
sekitar 75%. Syarat boleh dilakukannya induksi persalinana pada vbac yaitu:
1. Hanya boleh melakukan induksi persalinan jika ada indikasi yang valid.
sectio caesarea.
10
3. Pemecahan ketuban dengan sengaja dan atau pemberian oksitosin harus
stimulasi yang berlebihan pada uterus. Kontraksi tidak boleh melebihi 3-4
F. MANAGEMEN VBAC
2. Ibu hamil dengan riwayat SC insisi segmen bawah rahim tanpa komplikasi
ANC.
3. Manfaat dan resiko metode kelahiran yang di pilih harus didiskusikan dan
11
5. Jika memungkinkan diupayakan untuk mencari laporan operasi pada SC
7. Keputusan terakhir mengenai metode persalinan yang disetujui oleh Ibu dan
Managemen Intrapartum
3. Persiapkan pemantauan ibu dan janin dalam persalinan secara terus menerus
uteri. 4,9
12
Managemen Post Partum
kemahilan berikutnya dan metode persalinan yang dapat menjadi pilihan. 4,9
G. PROGNOSIS
3. Persalinan spontan.
2. Induksi persalinan.
13
Indikator prediktor keberhasilan VBAC
sesarea, dan indikasi seksio sesarea sebelumya. Weinstein dkk dan Alamia dkk
pervaginam dengan riwayat seksio sesaria. Namun, menurut ACOG, tidak ada
a. Pemeriksaan USG
Ultrasonografi 2D.
14
USG 3D
slice. 15
Doppler warna
15
- Klasifikasi Ketebalan Segmen Bawah Rahim
Grade I: tidak penipisan atau hilangnya kontuinuitas dari
LUS
Kelas II: penipisan dan / atau hilangnya kontinuitas dari
LUS tetapi rambut janin tidak terlihat
Kelas III: penipisan atau tidak adanya LUS dan rambut
janin terlihat 15
Kondisi yang baik dari segmen uterus bagian bawah (LUS), dapat di
tentukan dengan kontrol intrapartal yang intensif, sehingga
mengurangi risiko pecahnya bekas luka dan memastikan keberhasilan
persalinan pervaginam. 15
Miometrium yang memadai untuk persalinan pervaginam: bentuk V
segmen uterus bawah, ketebalan minimum 3-4 mm, kontur kontinu
segmen uterus bawah, struktur gema homogen atau struktur dengan
area kecil, peningkatan echogenisitas. 15
Miometrium yang tidak adekuat untuk persalinan pervaginam: Bentuk
seperti balon dari segmen uterus bawah, ketebalan kurang dari 3 mm,
diskontinuitas struktur uterus, dominasi area peningkatan
echogenisitas pada area parut. 15
Pemeriksaan USG trans abdominal pada kehamilan 37 minggu dapat
mengetahui ketebalan segmen bawah rahim. Ketebalan segmen bawah
rahim (SBR) 4,5 mm pada usia kehamilan 37 minggu adalah
petanda parut yang sembuh sempurna. Parut yang tidak sembuh
sempurna didapat jika ketebalan SBR < 3,5 mm. Oleh sebab itu
pemeriksaan USG pada kehamilan 37 minggu dapat sebagai alat
skrining dalam memilih cara persalinan bekas seksio sesarea. 15
16
Gambar 3: Contoh transabdominal (A) dan transperianeal (B) dalam
pengukuran lower uterine ssegment 15
17
Gambar 5: Prosedur yang digunakan untuk mengukur bawah uterus segmen
setelah melahirkan 15
Skor Weistein :
Weinstein Tidak Ya
Indikasi SC yang lalu 0 4
Grade A 0 6
Malpresentasi
PIH (Pregnancy Induced Hypertension)
Gemelli
Grade B 0 5
Plasenta previa atau Solusio
Prematur
Ketuban pecah
Grade C 0 4
Gawat janin
CPD atau Distosia
Prolaps tali pusat
Grade D 0 3
Makrosomia
PJT
18
Interpretasi :
Skor Alamia :
2 Indikasi SC sebelumnya
3 Dilatasi serviks
> 4 cm 2
< 2,5 cm 0
4 Station dibawah –2 1
19
Interpretasi :
Skor Flamm-Geiger :
- Belum pernah 0
kemajuan persalinan
- > 75% 2
- 25 – 75 % 1
- < 25% 0
20
Interpretasi :
21
DAFTAR PUSTAKA
22
15. Basic,E., dkk. 2012. Ultrasound Evaluation Of Uterine Scar After
Caesarean Section. Journal Of Academy Of Medical Sciences Of Bosnia
And HerZegovina : 20(3).
23