J DAN
Ny.R TERHADAP EFEKTIFITAS OBSERVASI TANDA DAN
GEJALA INFEKSI DENGAN RESIKO INFEKSI POST
SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH
DINI DI RSUD PASAR REBO
DISUSUN OLEH :
ANZELA YULIANTIN PUTRI
18.004
i
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.J DAN
Ny.R TERHADAP EFEKTIFITAS OBSERVASI TANDA DAN
GEJALA INFEKSI DENGAN RESIKO INFEKSI POST
SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH
DINI DI RSUD PASAR REBO
BAB I
PENDAHULUAN
Sectio caesarea (SC) pada masa sekarang ini telah menjadi salah satu
jenis persalinan yang peminatnya meningkat di kalangan masyarakat luas
karena berbagai alasan, baik itu dari anjuran medis maupun keinginan
1
2
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memberikan gambaran asuhan keperawatan pada Ny.J dan Ny.R
terhadap efektifitas observasi tanda dan gejala infeksi dengan resiko
infeksi post sectio caesarea atas indikasi ketuban pecah dini di RSUD
pasar rebo
i. Manfaat Praktis
a) Bagi penulis
Untuk menambah informasi penulis dalam melakukan studi kasus
serta mengaplikasikan ilmu tentang keperawatan klien Ny.J dan Ny.R
terhadap efektifitas observasi tanda dan gejala infeksi dengan resiko
infeksi post sectio caesarea atas indikasi ketuban pecah dini di RSUD
pasar rebo
c) Bagi klien
Dapat menambah wawasan dalam asuhan keperawatan pada ibu
hamil dengan resiko infeksi pada section caesarea.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit
asuhan keperawatan pada Ny.J dan Ny.R yang mengalami resiko infeksi dengan
sectio caesarea atas indikasi ketuban pecah dini di RSUD pasar rebo. Konsep
penyakit akan diuraikan definisi, etiologi, dan penanganan secara medis.
Asuhan keperawatan akan diuraikan masalah-masalah yang muncul pada klien
yang mengalami resiko infeksi pada sectio caesarea di RSUD pasar rebo.
Dengan melakukan asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
8
9
6) Laktasi
Produksi ASI mulai pada hari ke-3 post partum. Pembesaran
payudara, puting susu menonjol, kolostrum berwarna kuning keputihan
atau jernih, areola mamae berwarna gelap atau hitam
7) Sistem gastrointesinal
Pengembangan fungsi defeksi lambat dalam minggu pertama post
partum dan kembali normal setelah minggu pertama, efek enestesi pada
SC menyebabkan mortilitas usus terjadi penurunan segera setelah bayi
lahir. Terjadi gangguan pada eliminasi buang air besar (BAB).
8) Sistem muskuloskeletal
Terjadi perenggangan dan penekanan otot, oedem ekstremitas
bawah akan berkurang pada minggu pertama. Pada post SC terdapat luka
insisi dengan bentuk sesuai jenis SC sebagai efek enestesi
muskuloskeletal mengalami hilangnya rasa atau baal.
9) Sistem perkemihan
Kandung kemih oedem dan sensitivitas menurun sehingga
menimbulkan over distension. Terpasang DC untuk mengobservasi
balance cairan.
10) Sistem reproduksi
Involusio uteri terjadi segera setelah melahirkan dan prosesnya
cepat, setelah melahirkan uterus membersihkan dirinya dengan debris
yaitu pengeluaran lochea.
Macam-macam lochea berdasarkan jenis dan warnanya:
1) Lochea rubra : 1-3 hari berwarna merah.
2) Lochea sanguilenta : 3-7 hari berwarna putih campur merah.
3) Lochea serosa : 7-14 hari, berwarna kekuningan.
4) Lochea alba : setelah hari ke-14, berwarna putih.
tiduran, malas menyusui, berlangsung 1-2 hari. Dengan luka SC ibu lebih
tergantung dikarenakan nyeri pada luka post operasi.
2) Fase taking hold / dependen / antara mandiri dan tergantung
Fokus perhatian lebih luas termasuk pada bayinya, mandiri dan inisiatif
dalam perawatan pada bayinya, dimulai pada hari ketiga dan berakhir pada
hari ke 4 atau ke 5. Pada saat ini adalah saat yang tepat dilakukan
penyuluhan kesehatan tentang perawatan diri dan bayi.
3) Fase letting go / independen / mandiri
Ibu memperoleh peran baru dan tanggung jawab baru, perawatan diri
dan bayinya meningkat terus, menyadari bahwa dirinya terpisah dengan
bayinya.
Sectio caesarea adalah janin dilahirkan melalui insisi yang dibuat pada
dinding abdomen dan uterus (Ayuk Maryuani, 2016). Sectio caesarea
merupakan suatu persalinan buatan, yaitu janin dilahirkan melalui insisi pada
dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta bobot janin diatas 500 gram (Solehati, 2015).
12
2.1.6 Klasifikasi
2.1.8 Etiologi
Menurut Amin & Hardhi (2013) tanda dan gejala nyeri adalah :
Caesarea
1) Usia
Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan
dan kematangan usia seseorang, proses penuaan dapat menurunkan
sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses
penyembuhan luka sectio caesarea
2) Status gizi (nutrisi)
Nutrisi merupakan suatu unsur utama dalam membantu perbaikan
suatu sel. Terutama karena kandungan zat gizi yang terdapat
didalamnya, seperti vitamin A diperlukan untuk membantu proses
penutupan luka serta sintesis kolagen. Vitamin C dapat berfungsi untuk
mencegah suatu infeksi pada luka serta dapat membentuk kapiler-
kapiler.
16
3) Varkulasi
Varkulasi dapat mempengaruhi penyembuhan luka karena luka
membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan
sel.
a) Infeksi
Invasi bakteri dapat terjadi saat trauma saat pembedahan atau terjadi
setelah pembedahan, gejala infeksi sering muncul sekitar 2-7 hari setelah
pembedahan. Gejala dari infeksi berupa kemerahan, nyeri, bengkak
disekeliling luka, peningkatan suhu dan peningkatan sel darah putih.
Suatu cairan luka yang banyak serta berbau menandakan terjadinya
suatu infeksi, infeksi yang tidak terkontrol serta tidak segera ditangani
maka akan menyebabkan bakteremia.
b) Pendarahan (Hemoragik)
Pendarahan terjadi paling sering jika kondisi pasien lemah serta
adanya penyakit penyerta oleh pasien seperti kelainan darah atau bisa
karena malnutrisi.
2.2.1 Pengkajian
a) Identitas klien
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,
status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit,
nomor dan nomor registrasi
b) Keluhan utama
Pada pasien post sectio caesarea keluhan utama yang timbul yaitu
nyeri pada luka post operasi
19
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
Terapeutik :
Edukasi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
5.1 Kesimpulan
Pada tahap ini pengkajian diperoleh data bahwa Ny.J dan Ny.R
mengalami keluhan yang sama pada nyeri luka post operasi di area abdomen.
Hasil pemeriksaan ditemukan perbedaan pada skala nyeri antara klien 1 dan
klien 2, pada klien 1 skala nyeri 5 dan klien 2 skala nyeri 6 dengan quality nyeri
yang berbeda, pada klien 1 nyeri seperti diremas dan klien 2 nyeri seperti
ditusuk. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital saat pengkajian pada klien 1
tekanan darah : 117/75mmHg, nadi: 96x/menit, pernafasan : 19x/menit, suhu :
36,5℃, sedangkan klien 2 tekanan darah 141/78mmHg, nadi : 95x/menit,
pernafasan : 18x/menit, suhu : 36,5℃.
Pada tahap diagnosa keperawatan pada masing-masing klien ditemukan
3 diagnosa yang sama, yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisik, defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, dan resiko infeksi
berhubungan dengan gangguan integritas kulit.
Pada tahap perencanaan, karena pada kedua klien memiliki prioritas
yang sama yaitu nyeri akut dengan waktu 3x24 jam maka dilakukan
perencanaan sesuai teori namun disesuaikan dengan kebutuhan klien. Untuk
masalah yang lain pun mengikuti tinjauan teori namun tetap menyesuaikan
kebutuhan klien.
Pada tahap pelaksanaan, semua tindakan keperawatan sudah dilakukan
sesuai perencanaan yang telah dibuat pada kedua klien. Karena penulis lebih
fokus kepada masalah resiko infeksi, maka pelaksanaan untuk mencegah
infeksi lebih difokuskan untuk dilakukan, namun pelaksanaan rencana
tindakan yang lain tetap dilaksanakan, yaitu mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam, sehingga klien mampu mengulang dan melakukan secara mandiri,
mengajarkan tentang pentingnya kebersihan diri, dan klien mampu
mempertahankan kebersihan diri.
Pada tahap evaluasi, penulis menggunakan metode SOAP, evaluasi dari
3 diagnosa keperawatan yang ada, dihasilkan 2 diagnosa keperawatan teratasi
dan 1 diagnosa keperawatan tidak terjadi.
5.2 Saran
Dwi Perwitasari, N., & Sukyati, I. (2020). Asuhan Keperawatan Pasca Partum
Tindakan Sectio Caesarea Atas Indikasi Hipertensi DalamKehamilan
Novianti. Jl Tanah Merdeka, 4(2), 124–137.
Herdman, T . H & Kamitsuru, S. 2018. NANDA-1 Diagnosa Keperawatan Definisi
dan KLasifikasi 2018-2020 Edisi 11. Jakarta : EGC
Jitowiyono, S dan Kristiyanasari, W . 2012. Asuhan Keperawatan Post Operasi
Dengan Pendekatan Nanda, NIC, NOC. Yogyakarta: Nuha Medika
Maritalia, Dewi. 2017 . Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Naesee, N. 2015. Hubungan Status Nutrisi Ibu Nifas Dengan Proses Penyembuhan
Luka Post Operasi Sectio Caesarea Di Rsud Dr.Moewardi.
Nurani, D. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Proses Penyembuhan
Luka Post Sectio Caesarea.
Puswoastuti, E., dan Walyani, E.S.,2015. ilmu obstetri & Ginekologi Sosial untuk
Kebidanan,Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Sakarya, T. H. E., & Of, J. (2018). Asuhan Keperawatan pada Klien Post Sectio
Caesarea dengan Masalah Keperawatan Resiko Infeksi Di RSU DR.SLAMET
GARUT. 7(2), 44–68.
Siwi Walyani, Elisabeth (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Sri Wahyuni, Nurul. 2016. Dokumentasi Keperawatan. Ponorogo: UNMUH
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1
st ed). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
57
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1
st ed). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1 st
ed). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia