Anda di halaman 1dari 17

INDIKASI PERSALINAN SECTIO CAESAREA DAN

KOMPLIKASI PASCA PERSALINAN SECTIO


CAESAREA: NARRATIVE REVIEW

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
Mekania Safitri
1910104204

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
INDIKASI PERSALINAN SECTIO CAESAREA DAN KOMPLIKASI PASCA
PERSALINAN SECTIO CAESAREA: NARRATIVE REVIEW
Mekania Safitri¹, Luluk Rosida²

INTISARI

Persalinan sectio caesarea mengalami peningkatan yang terus menerus selama


beberapa dekade terakhir, fenomena ini meningkat terutama di negara-negara maju,
dan mulai merebak di negara-negara berkembang terutama ASIA.Penelitiannarrative
review mengenaiindikasi persalinan sectio caesarea dan komplikasi pasca persalinan
sectio caesarea ini dilakukan karenabanyaknya penelitian sebelumnya yang
membahas mengenai indikasi dan juga komplikasi dari persalinan sectio
caesareaakan tetapi masih banyak perbedaan antara indikasi dan komplikasi yang
terjadi dalam satu penelitian dengan penelitian lainya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui indikasi persalinan sectio caesarea dan komplikasi pasca persalinan
sectio caesarea. Metode yang digunakan yaitu mengidentifikasi research question
dengan framework PEOS identifikasi artikel yang publikasi dari tahun 2010-2020
menggunakan database yang relevan (Pubmed, dan G-Schoolar,) dengan kata kunci,
Hasil penelitian artikel di jabarkan menggunakan mapping artikel berdasarkan nilai
prevalensi dan OR. Hasil dalam pencarian di database di dapatkan 1.071 artikel
setelah dilakukan penyaringan judul dan relevansi abstrak, didapatkan 10 artikel
yang memenuhi kriteria dan memunculkan 2 tema yaitu indikasi dan komplikasi
persalinan sectio caesarea. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Indikasi
persalinan sectio caesarea yaitu indikasi mutlak berdasarkan ibu dan janin,relatif
berdasarkan riwayat sectio caesarea,Oligohidramnion,Gemeli,dan Ibu dengan HIV+,
Sosialberdasarkan APS (atas permintan sendiri). Komplikasi pasca persalianan sectio
caesarea yaitu perdarahan post partum, sepsis post partum, infeksi post partum, syok
post partum, laserasi total, rupture uterus.

Kata Kunci : Sectio Caesarea, Indikasi, Komplikasi


Daftar Pustaka : 14 Buku,27 Jurnal, 3 Web
Jumlah Halaman : xi Halaman Depan, 40 Halaman, 4 Tabel, 4 Gambar, 2
Lampiran

1 Judul Skripsi
2 Mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3 Dosen Pembimbing Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN persalinan, salah satu tindakan yang
World Health Organization dilakukan adalah persalinan sectio
(WHO) menetapkan standar rata-rata caesarea. Persalinan sectio caesarea
seksio sesarea di sebuah negara adalah untuk melahirkan janin dalam Rahim
sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di memiliki berbagai Indikasi yang dapat
dunia. Rumah Sakit pemerintah kira– meningkatkan resiko morbiditas dan
kira 11% sementara rumah sakit swasta mortalitas pada ibu dan bayi. Menurut
biasa lebih dari 30%. Menurut WHO (Koniak, 2011) ada beberapa indikasi
peningkatan persalinan dengan sectio persalinan SC yang perlu di perhatikan
caesarea di seluruh negara selama tahun yaitu indikasi mutlak, indikasi janin,
2007–2008 yaitu 110.000 per kelahiran indikasi relatif, dan indikasi sosial.
di seluruh Asia. Persalinan caesar Persalinan caesar merupakan
mengalami peningkatan yang terus proses melahirkan janin, plasenta dan
menerus selama beberapa dekade selaput ketuban melalui dinding perut
terakhir, fenomena ini meningkat dengan cara membuat irisan pada
terutama di negara-negara maju, dan dinding perut dan rahim, ini dapat
mulai merebak di negara-negara dilakukan dengan tujuan agar
berkembang terutama ASIA. Di China keselamatan ibu dan bayi dapat
bedah caesar meningkat pada tahun ditangani dengan baik. Oleh karena itu,
2003 sebesar 19,2 % menjadi 36,3% Berdasarkan asumsi dari berbagai pihak
pada tahun 2011 (WHO, UNICEF, masyarakat yang terkait dengan
UNFPA, 2019). Selain angka kematian, meningkatnya kecenderungan
angka kesakitan ibu yang berhubungan persalinan dengan section caesarea
dengan persalinan sectio caesarea disebabkan oleh faktor indikasi sosial
mencapai 5 sampai 10 kali lipat diantaranya yaitu: perasaan cemas dan
dibanding persalinan normal. Sectio takut menghadapi rasa sakit, tidak kuat
caesarea dapat didefinisikan sebagai untuk menahan rasa sakit pada
suatu hysterectomia untuk melahirkan persalinan spontan, takut tidak kuat
janin dari dalam rahim, Persalinan mengejan, trauma pada persalinan yang
sectio caesarea dapat dilakukan dengan lalu, adanya kepercayaan atas tanggal
tujuan agar keselamatan ibu dan bayi dan jam kelahiran yang dapat
dapat ditangani dengan baik. Oleh mempengaruhi nasib anaknya di masa
karena itu, banyak pasien yang percaya mendatang, khawatir persalinan
bahwa melahirkan dengan operasi pervaginam akan merusak hubungan
caesar akan lebih baik bagi ibu dan bayi seksual, faktor pekerjaan, anjuran dari
daripada proses melahirkan secara suami, faktor praktis karena tindakan
normal (Cunningham, et all., 2012). bedah seksio sesarea dilakukan
Menurut (Bobak dkk, 2013) sekaligus dengan tindakan sterilisasi
setiap wanita mengalami proses serta faktor sosial dan ekonomi yang
persalinan, kodratnya wanita dapat mendukung dilakukannya tindakan
melahirkan secara normal yaitu melalui sectio caesarea (Cunningham, et all.,
vagina atau jalan lahir biasa. Apabila 2012).
wanita tidak dapat melahirkan secara Data dari hasil Riskesdas
normal maka tenaga medis akan (Kemenkes RI, 2013) menunjukan
melakukan persalinan alternatif untuk tindakan SC di Indonesia mencapai
membantu pengeluaran janin. Apabila 9,8% dari jumlah persalinan.
kondisi ibu dan janin terdapat penyulit Yogyakarta berada diurutan ke-4 setelah
saat persalinan, maka untuk segera Bali. Secara umum pola persalinan
menyelamatkan keduanya sehingga melalui bedah SC menurut karakteristik
perlu dilakukan dengan tindakan menunjukkan proporsi tertinggi pada
10

kuantil indeks kepemilikan teratas research question dengan framework


18,9%, dan yang tinggal di perkotaan PEOS (Population. Exposure, Outcomes,
13,8%, pegawai 20,9% dan pendidikan Study Design) yaitu indikasi persalinan
tinggi/lulus Perguruan Tinggi sebesar sectio caesarea dan komplikasi pasca
25,1%. persalinan sectio caesarea,
Menurut (Friska, 2019) mengidentifikasi artikel menggunakan
peningkatan angka sectio caesarea yang database (Pubmed, dan G-Schoolar)
sangat tinggi terjadi karena berbagai dengan kata kunci yaitu “indication of
faktor. Beberapa diantaranya adalah sectio caesarean delivery”,
faktor dari ibu sendiri, janin dan juga “complications after caesarean section
faktor petugas kesehatan, didapatkan delivery”,“risk factor of caesarean
angka yang cukup tiggi untuk indikasi section”, ”indikasi sectio
non medis persalinan SC yaitu sebanyak caesarea”, ”komplikasi pasca
47%. Dari penelitian ini peneliti persalianan sectio caesarea“,
menemukan hubungan yang bermakna digunakan dengan mengatur dan
antara sistem pembayaran asuransi melakukan penyaringan tahun yang ada
dengan pemilihan sectio caesarea tanpa di halaman tersebut seperti abstrak,
indikasi medis, hal ini menunjukan artikel yang publikasi tahun 2010-2020,
status asuransi merupakan faktor sosial artikel Free full text, artikel dalam
yang cukup kuat untuk melakukan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia
pemilihan tindakan sectio caesarea sesuai kriteria inklusi dan eksklusi lalu
tanpa indikasi medis. data charting, penyajian hasil,
Surat edaran Dirjen Pelayanan pembahasan dan simpulan (Jahan et al.,
Medik Departemen Kesehatan RI 2016).
menyatakan bahwa Caesarea Sectio
Rate (CSR) di rumahsakit pemerintah
harus di bawah 20% dan di rumah sakit
non pemerintah di bawah (15%) per
tahun (Kemenkes RI, 2013).
Penelitian ini dilakukan karena
terdapat peningkatan angka sectio
caesarea dengan berbagai indikasi dan
juga komplikasi yang dapat terjadi di
rumah sakit Negri maupun Swasta.
Selain itu sudah banyak penelitian
sebelumnya yang membahas mengenai
indikasi dan juga komplikasi dari
persalinan sectio caesarea akan tetapi
masih banyak perbedaan antara indikasi
dan komplikasi yang terjadi dalam satu
penelitian dengan penelitian lainya.
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian
ini adalah narrative review(Jahan,
Naveed, Zeshan, & Tahir, 2016) di
mana peneliti mencari artikel penelitian
secara komprehensif dari
database.Tahapan yang dilakukan dalam Gambar 3.1 Bagan PRISMA flowchart
ulasan narrative review ini terdiri dari: Sumber : (Tricco et al., 2018)
lima tahapan yaitu mengidentifikasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Oligohidramnion, Polihidramnion),
Berdasarkan pengumpulan data penyakit ibu (PER, PEB/eklamsi, Asma,
didapatkan 10 artikel menggolongkan Anemia), gawat janin.
beberapa poin dari artikel tersebut, seperti 1. Umur beresiko
negara penelitian (karakteristik 5 Negara Usia ibu merupakan indikasi
Maju dan 5 negara berkembang yang relatif Sectio Caesarea. Ibu yang
terdiri dari Negara Indonesia, Inggris, melahirkan dengan usia yang tua beresiko
Denmark, Kanada, Nepal, dan Pakistan), tidak bisa melahirkan dengan cara normal.
jenis penelitian (deskriptif, kuantitatif, dan Hasil dari analisis distribusi frekuensi,
deskriptif kuantitatif), metode, dan hasil diperoleh data penyebab persalinan Sectio
atau temuan dari penelitian yang Caesarea berdasarkan faktor ibu menurut
dilakukan. (Juliarti & Ariani, 2017) yaitu umur
Mapping Artikel beresiko. Penelitian yang dilakukan oleh
(Nurjannah, 2016) didapatkan yaitu
sebanyak 71% yang berhasil menjalani
SC pada rentang usia 21 – 34 tahun.
Usia ibu saat hamil yang
berisiko tinggi adalah usia kurang dari
20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Ibu
yang hamil pada usia < 20 tahun atau
> 35 tahun memiliki risiko untuk
mengalami komplikasi saat persalinan
3 sampai 4 kali lebih besar daripada
ibu yang berusia 20 – 35 tahun. Usia
ibu pada saat kehamilan merupakan
salah satu yang menentukan tingkat
risiko kehamilan dan persalinan. Usia
reproduksi sehat yang aman untuk
seorang wanita hamil dan melahirkan
adalah 20-35. Wanita hamil pada umur
muda (< 20 tahun) dari segi biologis
perkembangan alat-alat reproduksinya
belum sepenuhnya optimal. Dari segi
psikis belum matang dalam
mengahadapi tuntutan beban moril,
dan emosional. Sedangkan pada usia
lebih dari 35 tahun, elastisitas dari
otot-otot panggul dan sekitarnya serta
alat-alat reproduksi pada umumnya
mengalami kemunduran, kadang
Indikasi persalianan section terdapat penyakit degenerasi seperti
caesarea yang di sebabkan oleh factor ibu hipertensi yang dapat berkembang ke
meliputi umur beresiko, riwayat SC, arah pre eklamsi, juga wanita pada
partus tak maju, posdate (usia kehamilan usia ini besar kemungkinan akan
lebih dari hari perkiraan lahir), induksi mengalami kelelahan jika dilakukan
gagal, Kelainan ketuban (ketuban pecah persalinan normal (Alghamdi et al.,
dini/KPD, Air Ketuban keruh, 2017)
2. Riwayat SC Penelitian yang sama juga
Riwayat SC merupakan dilakukan oleh (Andriyani.D, 2012)
indikasi relatif Sectio Caesarea. Ibu dan didapatkan proporsi ibu bersalin
yang melahirkan dengan mempunyai dengan riwayat sesar sebelumnya
riwayat SC tidak bisa melahirkan sebanyak 13,4%. (Saifuddin,dkk 2010)
dengan cara normal. memaparkan bahwa ibu hamil dengan
Pada dasaranya seorang ibu riwayat sesar sebelumnya
yang bersalin pertamanya melalui berkemungkinan memiliki parut uterus
tindakan bedah caesar maka pada atau rahim yang dapat mengakibatkan
kelahiran berikutnya akan dilakukan rupture uterus saat usia kehamilan
tindakan bedah cesar kembali, namun semakin tua dan ukuran janin semakin
hal tersebut bergantung pada indikasi membesar. Disamping itu kejadian
sebelumnya, apakah indikasi tersebut parut dan rupture uterus juga
bersifat sementara dan dapat meningkat dengan bertambahnya
dikendalikan pada persalinan jumlah seksio sesarea pada kehamilan
berikutnya ataukah bersifat absolut selanjutnya. dan juga penelitian yang
yakni hal yang menetap dan tidak dilakukan oleh (Andayasari et al.,
dapat dikendalikan seperti halnya 2015) yang menyatakan ada hubungan
panggul sempit yang signifikan atara persalinan
Hasil dari analisis distribusi dengan riwayat seksio sesarea dengan
frekuensi, diperoleh data penyebab seksio sesarea. Bila terdapat riwayat
persalinan Sectio Caesarea sectio caesarea sebelumnya, mungkin
berdasarkan faktor ibu menurut terdapat perlengketan luas antara
(Yulian et.,al 2016) yaitu riwayat SC. dinding perut dan uterus.
Riwayat SC, Penelitian yang 3. Partus Tak Maju
dilakukan oleh (Afriani,dkk 2013), Partus tak maju merupakan
diperoleh proporsi 67,3% kasus indikasi relatif Sectio Caesarea. Ibu
dengan bekas sesar sebelumnya. yang melahirkan dengan mengalami
(Saifuddin,dkk 2010), Partus tak maju tidak bisa melahirkan
indikasinya terjadinya terjadinya dengan cara normal. Hasil dari analisis
bedah caesar yaitu disporposi janin distribusi frekuensi, diperoleh data
panggul sebanyak 21%, gawat janin penyebab persalinan Sectio Caesarea
sebanyak 14%, plasenta previa berdasarkan partus tak maju menurut
sebanyak 11%, riwayat bedah caesar Ehtisham & Akhtar, (2014) yaitu
sebanyak 11%, kelainan letak janin Partus tidak progresif.
sebanyak 10%, pre eklamsi dan Penelitian Schemann et.,al
hipertensi sebanyak 7% dengan angka (2015) hasil penelitiannya menyatakan
kematian ibu sebelum dikoreksi bahwa di 81 rumah sakit Australia
sebanyak 17% dan sesudah dikoreksi persalinan sectio caesarea lebih tinggi
sebanyak 0,5% sedangkan kematian dibandingkan persalinan pervaginam
janin sebanyak 14,5% dengan indikasi partus tak maju yaitu
Penelitian yang dilakukan oleh sebesar 7,3%.
Nurjannah, (2016) didapatkan yaitu Menurut Cunningham et.,al
sebanyak 94.5% wanita yang (2012) menyatakan partus tidak maju
menjalani persalinan pervaginam atau gagal maju (failure to progress)
pasca bedah sesar adalah mereka yang merupakan berhentinya pembukaan
telah menjalani satu kali bedah sesar. dan penurunan sekunder. Hal tersebut
bisa mengakibatkan kelelahan pada bersama dengan umur ibu dan BMI
ibu, dehidrasi bahkan dapat serta lebih dari dua kali lipatnya pada
mengakibatkan syok. Salah satu upaya wanita berumur ≥35 tahun. Risiko
yang dapat dilakukan untuk mencegah lima kali lipat terlihat pada wanita
kejadian partus tidak maju yaitu primigravida. Dengan kata lain,
melakukan kegiatan senam hamil nuliparitas, peningkatan umur ibu dan
selama masa kehamilan. Senam hamil obesitas merupakan faktor risiko
dapat memberikan pelemasan otot terkuat untuk kehamilan postdate.
pada ibu sehingga kejadian partus Tanda dan gejala klinis yang dapat
tidak maju dapat ditekan secara ditemukan pada kehamilan Postdate
maksimal. Hasil yang diperoleh untuk adalah gerakan janin berkurang, yaitu
uji hubungan partus tidak maju dengan secara subjektif kurang dari 7 kali/20
pemilihan metode persalinan sectio menit atau secara obyektif dengan
caesarea adalah ada hubungan yang kardiotokografi kurang dari 10 kali/20
bermakna antara partus tidak maju menit (Nugroho.T, 2012).
dengan pemilihan metode persalinan 5. Induksi Gagal
sectio caesarea. Pilihan yang dihadapi Induksi gagal merupakan
oleh ibu bersalin yang mengalami indikasi relatif Sectio Caesarea. Ibu
partus tidak maju adalah dilakukannya yang melahirkan dengan induksi gagal
sesar secara emergency. tidak bisa melahirkan dengan cara
4. Posdate (usia kehamilan lebih normal. Hasil dari analisis distribusi
dari hari perkiraan lahir) frekuensi, diperoleh data penyebab
Posdate merupakan indikasi persalinan Sectio Caesarea
relatif Sectio Caesarea. Ibu yang berdasarkan induksi gagal menurut
melahirkan dengan posdate tidak bisa Ismaulidia et.,al (2016) yaitu induksi
melahirkan dengan cara normal. Hasil gagal.
dari analisis distribusi frekuensi, Induksi gagal diartikan sebagai
diperoleh data penyebab persalinan kegagalan timbulnya persalinan dalam
Sectio Caesarea berdasarkan posdate satu siklus terapi, solusi pada kasus
menurut Ismaulidia et.,al (2016) yaitu kegagalan induksi adalah dengan
posdate. meneruskan induksi atau melakukan
Kehamilan postdate adalah persalinan Sectio Caesarea (SC).
suatu kehamilan yang berakhir antara Prolaps tali pusat dapat dicegah
40 dan 42 minggu Saifuddin,dkk dengan pemeriksaan bagian terbawah
(2010) Kehamilan postdate adalah janin saat periksa dalam dan
suatu kehamilan yang berlangsung menghindari amniotomi saat kepala
melebihi 40 minggu ditambah satu bayi masih tinggi. Kejadian ruptur
atau lebih hari (setiap waktu yang uteri pada induksi persalinan
melebihi tanggal perkiraan lahir). merupakan hal yang perlu
Faktor risiko kehamilan diperhatikan terutama pada ibu dengan
postdate adalah riwayat kehamilan riwayat SC sebelumnya.
postdate, nuliparitas, usia ibu yang Penelitian (Nurvembrianti
lebih tua dari 30 tahun, terlalu sering et.,al 2016) menyatakan terdapat
melahirkan dan obesitas sebanyak 22 % pada pasien yang
(Saifuddin,dkk 2010). Risiko sectio mengalami induksi gagal. Penelitian
caesarea maupun induksi persalinan (Schemann et al., 2015) hasil
pada kehamilan ini meningkat penelitiannya menyatakan bahwa di 81
rumah sakit Australia persalinan sectio persalinan sectio caesarea lebih tinggi
caesarea lebih tinggi dibandingkan dibandingkan persalinan pervaginam
persalinan pervaginam dengan indikasi dengan indikasi ketuban pecah dini
gagal induksi (11,8%) yaitu sebesar 16,8%
6. Kelainan ketuban (ketuban Marlina, (2016), menyebutkan
pecah dini/KPD, Air Ketuban ada hubungan yang signifikan antara
keruh, Oligohidramnion, usia ibu, Ketuban Pecah Dini (KPD),
Polihidramnion) paritas, berat janin dan letak pasenta
Kelainan ketuban (ketuban dengan kejadian persalinan dengan
pecah dini/KPD, Air Ketuban keruh, sectio caesarea. Sementara itu,
Oligohidramnion, Polihidramnion) Wulandari et.,al (2015) juga
merupakan indikasi relatif Sectio menyebutkan ada hubungan yang
Caesarea. Ibu yang melahirkan dengan signifikan antara Cephalo Pelvik
mengalami Kelainan ketuban (ketuban Disproportion (CPD), Preeklampsia
pecah dini/KPD, Air Ketuban keruh, Berat (PEB), Ketuban Pecah Dini
Oligohidramnion, Polihidramnion) (KPD), bayi besar (makrosomia),
tidak bisa melahirkan dengan cara kelainan letak, gemeli dan hambatan
normal. Hasil dari analisis distribusi jalan lahir dengan kejadian persalinan
frekuensi, diperoleh data penyebab dengan sectio caesarea.
persalinan Sectio Caesarea 7. Penyakit ibu (PER, PEB/eklamsi,
berdasarkan kelainan ketuban menurut Asma, Anemia)
Ismaulidia et.,al (2016) yaitu ketuban Seorang wanita yang
pecah dini dan (Rinukti & Djanah, mempunyai penyakit atau riwayat
2011) yaitu Oligohidramnion. penyakit seperti hipertensi,
Ketuban pecah dini merupakan preeklamsi/eklamsi, penyakit jantung,
suatu kejadian dimana ketuban pecah diabetes melitus (DM) tipe II,
sebelum proses persalinan berlangsung, HIV/AIDS, malaria. Termasuk dalam
yang disebabkan karena berkurangnya kategori ibu risiko tinggi, salah satu
kekuatan membran atau meningkatnya dari beberapa riwayat penyakit
tekanan dalam rahim. Dapat juga tersebut yang paling banyak menjadi
disebabkan oleh kombinasi kedua rujukan tindakan bedah caesar yaitu
faktor tersebut. Berkurangnya pre eklamsi/eklamsi
kekuatan membran disebabkan oleh Secara fisiologis seorang ibu
adanya infeksi yang dapat berasal dari hamil mengalami peningkatan volume
vagina dan servik. Kondisi ini plasma darah, vasodilatasi, penurunan
membuat air ketuban merembes ke resistensi vaskuler, peningkatan curah
luar sehingga air ketuban menjadi jantung dan penurunan tekanan
sedikit lalu lama kelamaan menjadi osmotik koloid. Pada pre
habis. Ketika air ketuban habis maka eklamsi/eklamsi volume plasma yang
pada keadaan tersebut janin harus beredar justru menurun sehingga
segera dilahirkan karena terjadi hemokonsentrasi, keadaan ini
dikhawatirkan mengalami fetal menyebabkan perfusi organ maternal
distress yang dapat mengancam janin menurun termasuk perfusi
(Prawirohardjo.S, 2010). uteroplasenta ke janin, sehingga yang
Penelitian (Schemann et al., dikhawatirkan adalah janin kurang
2015) hasil penelitiannya menyatakan mendapatkan oksigen oleh sebab
bahwa di 81 rumah sakit Australia terjadinya vasospasme akibat
kegagalan masuknya trofoblas (bagian menularkan atau menurunkan
dari sel telur/ovum yang akan penyakitnya pada bayi jika melakukan
berkembang menjadi plasenta) lapisan persalinan dengan normal untuk itu
otot pembuluh darah dari uterus ibu. lebih di saran kan pada ibu positif HIV
jika hal tersebut berlangsung terus untuk melakukan persalianan secara
menerus dan tidak segera ditangani sectio caesarea.
hingga terjadi hipoksia (kekurangan 8. Gawat Janin
oksigen berat) janin, maka akan Hasil dari analisis distribusi
menyebabkan sindroma distres napas. frekuensi, diperoleh data penyebab
Sindroma distres napas sendiri persalinan Sectio Caesarea menurut
merupakan keadaan darurat dimana Dhakal et.,al (2018) dan
janin harus dilahirkan segera sehingga (Lieskusumastuti Dewi.a, 2016) yaitu
bedah caesar biasanya menjadi salah Gawat janin, (Rinukti & Djanah, 2011)
satu tindakan upaya penyelamatan dan (Lieskusumastuti Dewi.a, 2016)
terhadap janin dan ibu (Becher dan yaitu letak lintang, (Rinukti & Djanah,
Stokke, 2013). 2011) yaitu tali pusat menumbung,
Ibu dengan HIV+ hal ini Ismaulidia, (2016), Lieskusumastuti
berkaitan dengan penyakit penyerta Dewi.a, (2016) yaitu janin besar dan
pada ibu hamil sama hal nya dengan (Bergholelt T. et all, 2013) yaitu BB
penyakit penyerta lainya yang dapat janin rendah.
membahayakan ibu dan janin yang ada Normalnya detak jantung janin
di dalam kandungan seperti DM, berkisar 120-160 kali/menit. Disebut
jantung, asma, dan juga Hipertensi. gawat janin bila ditemukan denyut
Hal ini di perkuat teori (Sofian.A, jantung janin diatas 160 kali/menit
2012). Yang menyatakan persalinan atau dibawah 100 kali/menit, denyut
SC bila dilakukan harus jantung tidak teratur, atau keluarnya
mempertimbangkan kematuran ibu mekonium yang kental pada awal
dan janin dalam kandungan. Untuk persalinan. Penyebabnya bisa
menganalis hubungan antara penyakit bermacam-macam seperti pre
penyerta dengan tindakan SC dapat eklamsi/eklamsi, partus lama, infeksi,
dilihat besarnya 83,3% dari 60 dll. Keadaan tersebut menyebabkan
responden yang dilakukan SC, berarti janin harus segera dilahirkan, maka
terdapat hubungan yang signifikan bedah caesar adalah tindakan yang
antara penyakit penyerta sebelumnya biasanya dipilih untuk mengakhiri
dengan tindakan SC. 80% responden kehamilan.
menderita hipertensi, 15% menderita Penelitian yang dilakukan oleh
dabetus militus (DM) dan 5% HIV +, Yaeni.M, (2013) yang menyatakan
jantung, Atsma dan penyakit penyerta bahwa proporsi kasus gawat janin
lainya. sebesar 23,3% hal ini membuktikan
Penyakit penyerta seperti DM bahwa terdapat hubungan yang
akan beresiko dilakukan tindakan SC bermakna antara gawat janin dengan
karena indikasi mutlak janin seperti metode persalinan sesar. Cunningham
akromegali sedangkan penyakit (2010) menyatakan bahwa semakin
hipertensi akan beresiko terjadi pre canggihnya teknologi yang digunakan
eklamsi yang merupakan indikasi dalam dalam pemantauan untuk
dilakukanya tindakan SC. Ibu dengan mendeteksi gawat janin semakin
HIV+ akan berpontensi besar banyak digunakan. Sehingga kejadian
gawat janin dapat dideteksi secara memberi kontribusi pada CSR yakni
segera saat dilakukan pemeriksaan gawat janin, indikasi distosia dan
kehamilan. Hal tersebut semakin malpresentase oleh Cunningham, et al
meningkatkan angka terjadinya sesar (2012).
terutama secara elektif. Indikasi janin 9. Indikasi sosial
yang ke dua adalah kelainan letak, Hal Indikasi sosial berdasarkan
tersebut serupa dengan penelitian yang APS (atas permintan sendiri) hal ini
dilakukan oleh Dengah (2011) yang biasanya di lakukan atas permintaan
memiliki proporsi kasus ibu yang pasien sendiri berdasarkan rasa cemas
mengalami kelainan letak yaitu dan takut utuk melakukan persalinan
sebesar 55,17%. Angka kematian pada pervaginam, hal ini sebenarnya
bayi pada letak sungsang lebih tinggi bukanlah suatu indikasi untuk
dibandingkan dengan letak kepala. dilakukan sectio caesarea. Alasan yang
Disamping itu angka kesakitan juga spesifik dan rasional harus
tinggi karena kemungkinan terjadinya dieksplorasi dan didiskusikan,
fraktur humerus atau klavikula. beberapa alasan ibu meminta
Proporsi kejadian kelainan dilakukan persalinan sectio caesarea,
letak tertinggi juga diperoleh dari antara lain: ibu yang melahirkan
penelitian yang dilakukan oleh Putra berdasarkan pengalaman sebelumnya,
(2016) dengan proporsi kasus kelainan ibu yang ingin sectio caesarea secara
letak 78,3% Hasil yang diperoleh elektif karena takut bayinya
untuk uji hubungan kelainan letak mengalami cedera atau asfiksia selama
dengan pemilihan metode persalinan persalinan, namun keputusan pasien
sectio caesarea adalah ada hubungan harus tetap dihargai dan perlu ditawari
yang bermakna antara kelainan letak pilihan cara melahirkan yang lainnya.
dengan pemilihan metode persalinan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
sectio caesarea. Dari hasil penelitian oleh Andayasari (2014) diperoleh
juga diketahui bahwa nilai Risk angka persalinan sesar secara elektif
Prevalens adalah sebesar 2,004. Hal sebesar 59,2% sedangkan sesar secara
tersebut sejalan dengan penelitian emergency sebanyak 40,8%. Lang
yang dilakukan oleh Aprina (2015) (2011) mengatakan bahwa persalinan
yang menyatakan terdapat hubungan dengan metode sesar seharusnya
yang bermakna antara kelainan letak menjadi pilihan alternatif ketika
dengan metode persalinan sesar. metode persalinan alamiah sudah tidak
Menurut Liu, Y., et al (2014), Di Cina dapat dilakukan. Cunningham (2012)
tingkat keseluruhan persalinan sectio juga memaparkan bahwa terdapat
caesarea pada tahun 2011 yakni beberapa indikasi dilakukannya
sebesar 54,9%. Indikasi persalinan persalinan sectio caesarea antara lain
sectio caesarea tertinggi di rumah sakit Cephalopelvic Disproportion, partus
yakni dengan indikasi permintaan ibu tidak maju, dan gawat janin, kelainan
(28,43%), CPD (14,08%), gawat janin letak dan riwayat sesar sebelumnya.
(12,46%), persalinan sectio caesarea Jadi dapat disimpulkan bahwa masih
sebelumnya 10,25%), malpresentasi adanya persalinan sesar secara elektif
dan presentasi sungsang (6,56%), yang mengindikasikan persalinan
makrosomia (6,10%) dan indikasi alamiah tidak dilakukan terlebih
lainnya (22,12%). Indikasi persalinan dahulu. Tindakan pembedahan pada
sectio caesarea yang paling banyak sesar secara elektif lebih sulit
dilakukan karena segmen bawah rahim adherent placenta. Sekitar 90%
belum terbentuk dengan baik. Oleh morbiditas pasca operasi disebabkan
sebab itu, Cunningham (2012) oleh Infeksi Luka Operasi (ILO). ILO
menyatakan bahwa percobaan merupakan salah satu komplikasi
persalinan setelah sesar, dan pasca operasi serta merupakan
membatasi pelahiran sesar pada CPD masalah serius karena dapat
dan partus lama penting untuk meningkatkan morbiditas dan lama
dilakukan agar bisa menurunkan rawat yang berdampak pada
angka persalinan secara sesar. peningkatan biaya perawatan dan
Sedangkan komplikasi dari mengakibatkan cacat bahkan kematian.
persalinan melalui sectio cesarea dari 10 Resiko ILO dari tindakan sectio
artikel yang sudah di analisis terdapat juga caesarea tersebut dapat diturunkan
komplikasi sectio cesarea yaitu : dengan adanya pemberian antibiotik.
1. Infeksi puerperal Pemberian antibiotik dapat
Menurut penelitian Susilawati menurunkan resiko endometritis
(2019) terdapat identifikasi infeksi sebesar 60-70% dan menurunkan
yang di alami ibu nifas post SC resiko ILO sebesar 30-65%.
diantaranya adalah ILO post SC 2. Perdarahan
34,3%, Dehisiensi luka SC 28,6%, Beberapa komplikasi yang
Dehisiensi luka episiotomy 2,9% dan serius pasca tindakan sectio caesarea
Lain-lain (Infeksi paru dengan adalah pendarahan karena atonia uteri,
Oedema pulmo, Rehecting, pelebaran insisi uterus, kesulitan
Endometriosis, CAP, UTI, Sepsis mengeluarkan plasenta dan hematoma
puerperalis dan Febris (Suspect etc) ligamentum latum Oxorn dan Forte
17,1% ). hal ini sejalan dengan (2010). Perdarahan paska melahirkan
penelitian yang di lakukan oleh biasanya didefinisikan sebagai
Wardoyo et al (2014) tentang hilangnya darah lebih dari 500 ml
terjadinya Infeksi Luka Oprasi (ILO) setelah kelahiran normal tanpa
post operasi juga disebabkan oleh komplikasi atau 1000 ml setelah
beberapa hal yaitu, indeks masa tubuh kelahiran sesar. Perdarahan paska
yang besar, usia yang terlalu tua, melahirkan dapat berlangsung dini (24
kehilangan darah banyak saat prosedur jam) atau akhir (antara 14 jam dan 6
operasi, metode penutupan luka minggu setelah kelahiran) Johnson
operasi dan prosedur operasi SC yang (2014). berdasaarkan penelitian yang
kategori emergency. Sedangkan telah di lakukan oleh Lowdermilk dkk
infeksi nifas yang bukan kategori ILO (2013) mengkonsumsi makanan yang
post operasi disebabkan karena adanya mengandung vitamin C dan zat besi
infeksi sebelumnya yang menyertai heme akan mempercepat absorbsi
saat sebelum persalinan dan saat suplemen besi,Jika kadar Hb kurang
proses persalinan sehingga menjadikan dari 7 g/dl dianggap sebagai anemia
infeksi tersebut dalam kategori infeksi berat maka harus segera dilakukan
masa nifas. Sesuai dengan penelitian transfusi darah untuk mengantikan
yang di lakukan oleh Mutmainah, darah yang hilang saat di lakukan
Setyati and Handasari (2014) Ada Sectio Caesarea sebagai pembawa
beberapa resiko dari sectio caesarea oksigen yang hilang dan untuk
antara lain infeksi, pendarahan, mengembalikan volume sirkulasi agar
komplikasi bedah dan morbidly tidak terjadi perdarahan.
3. Komplikasi pada bayi diatasi dan dalam jangka waktu yang
Komplikasi pada bayi yang lama dapat mengakibatkan kematian
dilahirkan dengan sectio caesarea terhadap ibu. Selain itu, perdarahan
tergantung dengan alasan dapat juga terjadi pada sectio caesarea
dilakukannya sectio caesarea. Menurut karena adanya atonia uteri, pelebaran
statistik di negara-negara dengan insisi uterus, kesulitan mengeluarkan
pengawasan antenatal dan intranatal plasenta dan hematoma ligamentum
yang baik, kematian perinatal pasca latum (Indiarti, 2011).
sectio caesarea berkisar antara 4-7% KeterbatasanNarrativeReview
Oxorn dan Forte (2010). Hal ini sesuai Keterbatasan dalam penelitian ini
dengan penelitian yang di lakukan yaitu peneliti hanya memfokuskan pada
oleh Yona (2015) Penelitian indikasi persalinan sectio caesarea dan
menunjukkan adanya hubungan antara komplikasi pasca persalinan sectio
Ketuban Pecah Dini (KPD) dan caesarea hal ini mengakibatkan banyaknya
persalinan Sectio caesarae dengan perbedaan antara indikasi dan komplikasi
kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. yang terjadi dalam satu penelitian dengan
KPD bisa menyebabkan terjadinya penelitian lainya. Penggunaan Narrative
hipoksia dan asfiksia akibat dari reviews hanya sebatas mereviews/
oligohidramnion, yaitu suatu keadaan menyimpulkan kembali jurnal-jurnal yang
dimana air ketuban kurang dari normal, sudah ada sehingga menjadi suatu landasan
yaitu kurang dari 300cc. teori bukan mengembangkan penelitian
Oligohidramnion juga menyebabkan tersebut ataupun menghasilkan sesuatu
terhentinya perkembangan paruparu yang baru.
(paru-paru hipoplastik), sehingga pada
saat lahir, paru-paru tidak berfungsi SIMPULAN DAN SARAN
sebagaimana mestinya Nugroho Simpulan
(2011). Berdasarkan hasil narrative review
4. Komplikasi lain-lain didapatkan bahwa :
Beberapa komplikasi yang Indikasi persalinan section caesarea
paling banyak dari operasi adalah yang di sebabkan oleh factor ibu meliputi
akibat tindakan anastesi, jumlah darah umur beresiko, riwayat SC, partus tak maju,
yang dikeluarkan oleh ibu selama posdate (usia kehamilan lebih dari hari
operasi berlangsung, luka kandung perkiraan lahir), induksi gagal, Kelainan
kemih, embolisme paru, dan ketuban (ketuban pecah dini/KPD, Air
sebagainya jarang terjadi, komplikasi Ketuban keruh, Oligohidramnion,
penyulit, endometriosis, Polihidramnion), penyakit ibu (PER,
tromboplebitis (pembekuan darah PEB/eklamsi, Asma, Anemia), gawat janin
pembuluh balik), embolisme Komplikasi pasca persalinan section
(penyumbatan pembuluh darah paru- caesarea yaitu meliputi Infeksi puerperal,
paru) dan perubahan bentuk serta letak perdarahan, komplikasi pada bayi dan
rahim menjadi tidak sempurna komplikasi lainnya.
Prawirohardjo (2014). Kurang lebih Saran
90% dari kematian pasca operasi Bidan diharapkan dapat melakukan
disebabkan oleh komplikasi seperti skrining pada masa kehamilan dilihat dari
infeksi rahim, infeksi kandung kemih, faktor risiko yang ada pada ibu hamil agar
infeksi usus dan infeksi luka bekas dapat memberikan penanganan yang tepat
operasi. Apabila infeksi tidak segera saat terjadi indikasi persalinan sectio
caesarea, dan berhati-hati dalam yang Berhubungan dengan Seksio
memberikan asuhan persalinan pada Sesarea di Jakarta. Buletin Penelitian
ibuyang memiliki faktor risiko komplikasi Kesehatan, Vol. 43, No. 2, Juni 2015,
pasca persalinan sectio caesarea dan pp 105 – 116
memberikan asuhan sesuai dengan standar
operasional prosedur yang ada. Andriani Dewi. 2012. Faktor-Faktor Yang
Petugas medis diharapkan dan Mempengaruhi Tindakan Seksio
tempat pelayanan kesehatan agar Sesarea. Skripsi Fakultas Kesehatan
melakukan pelayanan secepat mungkin Masyarakat Peminatan Kebidanan
dengan mendeteksi indikasi-indikasi yang Komunitas Universitas Indonesia
terjadi secara dini pada ibu hamil untuk
dilakukan tindakan yang tepat untuk Aprina, dan Puri Anita. 2015. Faktor-
membantu seorang ibu melahirkan ibu dan faktor yang berhubungan dengan
bayinya dapat selamat. Persalinan Sectio Caesarea di RSUD
Ibu Hamil, diharapkan dapat DR. H Abdul Moeloek Provinsi
dijadikan pengetahuan,referesi dan Lampung. Skripsi Stikes Tanjung
masukan bagi ibu hamil ketika melahirkan Karang Lampung :
dengan cara sectio caesarea.
Saran bagi peneliti selanjutnya Becher, L., & Stokke, S. (2013).
agar bisa menyusun narrative review yang Indications for Cesarean Section in
berkaitan dengan sectio caesarea atau St. Joseph Medical Hospital Moshi,
bahkan mengembangkan penelitian dengan Tanzania. University of Oslo, Oslo.
menggunakan metode lainnya. Selain itu
menambahkan penelitian dalam jumalh Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth,
yang cukup besar, ruang lingkup. Rouse, & Spong. (2012). Obstetri
Williams (23, Vol. 2). Jakarta: EGC
DAFTAR PUSTAKA Medical.
Afriani, Anggy., Desmiwarti., Kadri,
Husnil. 2013. Kasus Persalinan Dengah. 2011. Gambaran Persalinan Letak
Dengan Bekas Seksio Sesarea Sungsang di BLU RSUP Prof. dr. R.
Menurut Keadaan Waktu Masuk di D. Kandou Manado periode 1 Januari
Bagian Obstetri dan Ginekologi 2010 – 31 Desember 2011. Skripsi
RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Universitas Sam Ratulangi Manado
Kesehatan Andalas Vol 2, No 3
(2013), pp 116-121 Dhakal, Keshar Bahadur., Dhakal,
Sulochana., Bhandari, Saroj. 2018.
Al Rowaily, Mohammed A., Alsalem, Profil Seksio sesarea di Rumah Sakit
Fahad A., Abolfotouh, Mostafa A. Regional Bagian Barat di Nepal. J
2014.Cesarean section in a high- Nepal Health Res Counc 2018 Jan-
parity community in Saudi Arabia: Mar; 16 (38): 84-8
clinical indications and obstetric
outcomes. BMC Pregnancy and Ehtisham, S., & Akhtar Hashmi, H. 2014.
Childbirth 2014, 14:92, pp 1-10 Determinants of caesarean section in
a tertiary hospital.. JPMA (The
Andayasari, Lelly., Mulyati,Sri., Journal of the Pakistan Medical
Sihombing, Marice., et al. (2014). Association) Vol.64 (10), 1175–1178
Proporsi Seksio Sesarea dan Faktor
Estu Rinukti, Sujiyatini, Nur Djanah. 2011. Mutmainah, Nurul., Setyati, Puri.,
Gambaran Indikasi Ibu Bersalin Handasari, Niken. 2014. Evaluation
Dengan Tindakan Seksio Caesarea of the Use and Effectiveness of
(). Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak, Antibiotics for Prophylactic in
Vol.7 (1). pp. 10-14. ISSN 2302- Patients with Cesarean Section at
6014 Hospitals in Surakarta in 2010.
Indonesian Journal of Clinical
Johnson, Joyce Y.. (2014). Keperawatan Pharmacy June 2014 3(2), pp 44-49
Maternitas Demystified. (D. H. Arie
Prabawati, Ed.) (edisi 1). Yogyakarta: Nugroho, T. (2012). Obstetri dan
Rapha Publishing. Gynekologi untuk kebidanan dan
keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Juliarti, Widya., Ariani, Yuli. 2017. Medika.
Gambaran Faktor Indikasi Ibu
Bersalin Sectio Ceasarea Di RSUD Nurjannah, dkk. (2013). Asuhan
Arifin Achmad Tahun 2013. JOMIS Kebidanan Postpartum. Jakarta :
(Journal Of Midwifery Science) Vol Reflika Aditama
1. No.2, Juli 2017 P-ISSN : 2549-
2543 E-ISSN : 2579-7077, pp 66-73 Nurvembrianti, Ismaulidia., Anwar, Moch.,
Muhartati, Mei. 2016. Indikasi
Kusmarjadi, D. 2010. Kehamilan Possterm. Persalinan Sectio Caesarea Di
Jakarta : EGC Rumah Sakit Pemerintah Dan Rumah
Sakit Swasta. Jurnal Ilmiah Umum
Lang, J. and Rothman, K.J. 2011. Field Dan Kesehatan Vol.1 No 2
Test Results of The Motherhood Desember 2016.
Method to Measure Maternal
Mortality. Indian J Med Res, 133, pp Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010.
64-69 Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi
Persalinan. Yogyakarta : Yayasan
Lieskusumastuti, Anita Dewi., Setyorini, Essentia Medica
Catur. 2017. Studi Deskriptif
Persalinan Sectio Caesarea Di Rsu Prawihardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan.
Pku Muhammadiyah Delanggu Jakarta: Tridasa Printer.
Klaten. Jurnal Kebidanan Indonesia
Vol 8, No 2 2017. Putra, Bonatua, Eddy Suparman, dan
Hermie Tendean. 2016. Gambaran
Lowdermilk, D.L, S.E & Cashion, K. Persalinan Letak Sungsang di RSUP
(2013). Keperawatan Maternitas. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Jakarta:. Salemba Medika Skripsi Universitas Sam Ratulangi
Manado
Marlina. (2016). Faktor Persalinan Secsio
Caesarea di Rumah Sakit Imanuel Retnaningsih, Heni. 2018. Pengaruh Jenis
Bandar Lampung. Jurnal Kesehatan Induksi Persalinan Terhadap
Volume VII, Nomor 1, April 2016 E- Keberhasilan Persalinan Pervaginam
ISSN 2548-5695 P-ISSN 2086-7751, Pada Ibu Hamil Postterm Di RSUD
pp 57-65. Wonosari Tahun 2017.Skripsi Prodi
Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Yogyakarta

Rustam, Mochtar. 2011 . Sipnosis Obstetri.


Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Saifuddin. (2010). Buku Acuan Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Srwono Prawirohardjo.

Sobhy, Soha MD., David Arroyo-Manzano


MSc3Nilani Muregesu Bsc,
1Gayathri Karthikeyan MD, 4 Vinod
Kumar MS, 4 Inderjeet Kaur MSc, 5
Evita Fernandez MD, 6 Ana Pilar
PhD, 7 Khalid Khan MSc, 1,2Javier
Zamora PhD *, 1,2,3 Shakila
Thangaratinam PhD1. 2019.
Kematian ibu dan perinatal dan
komplikasi yang terkait dengan
operasi caesar di negara-negara
berpenghasilan rendah dan
menengah: Tinjauan sistematis 12
juta kehamilan

Susilawati, Fepi., Halim, Abdul. 2018.


Pengaruh Pemberian Aroma Terapi
Rose dan Akupresur pada Ibu
Menyusui Pasca Saesar Caesarea
terhadap Kecukupan ASI pada Bayi.
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik
September 2018 14(1):59

Wiknjosastro. 2010. Buku panduan Praktis


Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Edisi 1. Cet. 12. Jakarta :
Bina Pustaka.

Yaeni, Muhammad. (2013). Analisa


Indikasi Dilakukan Persalinan Sectio
Caesarea di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten. Naskah
Publikasi Program Studi S1
Keperawatan Universitas
Mhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai