oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
POST SECTIO CAESAREA OLIGOHIDRAMNION
oleh : Yudha Ferdian Firmansyah,
S.Kep NIM 212311101136
a. Pengertian
b. Epidemiologi
Mayoritas wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya.
Penyebab oligohydramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin
dan bocornya kantung/ membran cairan ketuban yang mengelilingi janin
dalam rahim. Sekitar7% bayi dari wanita yang mengalami oligohydramnion
mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena
jumlah urin yang diproduksi janin berkurang. Oligohidramnion berhubungan
dengan keterbelakangan pertumbuhan dalam rahim dan pada 60 persen
kasus. Penyebab oligohidramnion lain adalah absorpsi atau kehilangan cairan
yang meningkat ketuban pecah dini menyebabkan 50 % kasus
oligohidramnion (Rukiyahdan Yulianti, 2010:232).
c. Etiologi
e. Patofisiologi
f. Penatalaksanaan
1. Tirah baring
2. Perbaiki nutrisi gizi seimbang
3. Hidrasi dengan adanya kecukupan cairan
4. Infuse amnion
5. Pemantauan Kesejahteraan janin, seperti penghitungan pergerakan janin,
NST, dan Bpp (Profil biofisik)
6. Pemeriksaan Penunjang USG dengan melihat volume cairan amnion
7. Induksi persalinan atau kelahiran SC
g. Komplikasi
Adanya komplikasi yang terjadi pada ibu hamil proses maternal dan janin
yang mengalami oligohidramnion diantaranya meliputi (Aspiani, 2017):
Bentuk dari tulang kepala janin tidak bulat, leher janin akan sangat
menekuk atau miring, tali pusat kaki akan mengalami terpelintir keluar
dan terjadi deformitas ekstermitas
a. Pengertian
b. Klasifikasi
Pada cectio cacaria klasik ini di buat kepada korpus uteri, pembedahan ini
yang agak mudah dilakukan,hanya di selenggarakan apabila ada halangan
untuk melakukan section cacaria transperitonealis profunda. Insisi
memanjang pada segmen atas uterus (Sholikhah, 2018).
c. Indikasi
1. Riwayat SC
2. Kelainan letak
3. Gagal induksi
4. KPD
5. Preeklamsia
6. Gawat janin
7. Plasenta previa
8. Gemelli
9. Riwayat obstruksi buruk
10. Bayi besar
11. Syarat VE tidak terpenuhi
12. Oligohidramnion
13. Ruptur uteri imenen
14. Eklampsia
15. Solusio plasenta
16. Serotinus
17. Prolaps pusat
d. Komplikasi Pasca SC
e. Perawatan Pasca SC
b. Periode
1. Puerpureum dini
2. Intermedial puerpureum
3. Remote puerpureum
Remote puerpureum adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna (Machmudah, 2015).
c. Adaptasi Fisiologis
d. Adaptasi Psikologis
1. Fase talking in, ibu perperilaku tergantung pada orang lain, perhatian
berfokus pada diri sendiri berlangsung pasif. Belum ingin kontak dengan
bayinya, berlangsung sampai 1-2 hari. Gangguan fisiologis yang mungkin
dirasakan ibu pada fase ini: kekecewaan karena tidak mendapatkan apa
yang diinginkan tentang bayinya, ketidaknyamanan sebagai akibat
perubahan fisik, misalnya rasa mulas dan payudara bengkak, rasa
bersalah karena
belum bisa menyusui bayinya. Suami atau keluarga yang mengkritik ibu
tentang cara merawat bayinya dan cenderung melihat saja tanpa
membantu.
2. Fase taking hold, adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu merasa kawatir atas ketidakmampuannya dan
rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.Ibu memiliki perasaan yang
sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah.Tugas
sebagai tenaga kesehatan adalah mengajarkan cara merawat bayi, cara
menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan, mengajarkan senam
nifas, memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu.
3. Fase letting go, merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah
dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta kepercayaan
dirinya sudah meningkat. Pendidikan yang kita berikan pada fase
sebelumnya akanbermanfaat bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi
kebutuhan diri dan bayinya.Dukungan dari suami dan keluarga masih
sangat diperlukan ibu.Suami dan keluarga dapat membantu dalam merawat
bayi, mengerjakan urusan rumah tangga sehingga tidak terlalu terbebani.
e. Komplikasi
1. Penyakit kardiovaskular
2. Kondisi medis lain, sering kali mencerminkan penyakit yang sudah ada
sebelumnya
3. Infeksi atau sepsis
4. Pendarahan yang berlebihan setelah melahirkan (hemorrhage)
5. Kardiomiopati
6. Penyumbatan di salah satu arteri pulmonalis di paru-paru yang sering
disebabkan oleh gumpalan darah yang mengalir ke paru-paru dari kaki
(emboli paru trombotik)
7. Stroke
8. Hipertensi pada kehamilan
9. Eemboli cairan ketuban
10. Komplikasi anestesi
Riwayat SC, Kelainan letak, Gagal induksi, KPD, Preeklamsia, Gawat
3. Pohon Masalah janin, Plasenta previa, Gemelli, Riwayat obstruksi buruk, Bayi besar,
Syarat VE tidak terpenuhi, Oligohidramnion, Ruptur uteri imenen,
Eklampsia, Solusio plasenta, Serotinus, Prolaps pusat
Sectio Casearea
Bayi susah
Risiko cedera bergerak Oligohidramnion Sectio Casearea
Luka Post SC
Nifas
Post anastesi spinal
Penurunan saraf
otonom Jaringan terputus Jaringan terbuka Adaptasi
Adapta
Uterus Fisiologis
si
Merangsang area Proteksi kurang
Penurunan
sensorik dan motorik Involusi uterus
peristaltik usus
Invasi bakteri
Kurangnya
Ketidaknyamanan pengetahuan
Risiko Konstipasi Pasca Partum
Nyeri Resiko Infeksi
Gangguan
Mobilitas
4. Konsep Asuhan Keperawatan
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji menurut Karjatin (2016) adalah
sebagai berikut :
1) Sistem pernapasan
Kaji tingkat pernafasan : setiap 15 menit pada jam pertama, setiap 30 menitpada
jam kedua,setiap 4 jam selama 22 jam berikutnya dan setiap shift setelah 24 jam
pertama.
2) Sistem kardiovaskuler
Apakah ada peningkatan risiko hipotensi ortostatik, penurunan tekanandarah
secara tiba–tiba ketika ibu berdiri, karena menurun resistensi pembuluh darah di
panggul. Kebanyakan ibu yang habis melahirkan akan mengalami episode merasa
dingin dan gemetar pada jam–jam pertama setelah melahirkan, selain itu kaji
kehilangan darah yang berlebihan, peningkatan denyut nadi, trombosis vena,
Homans sign pada kaki untuk nyeri betis dan sensasi kehangatan, suhu, bila suhu
tinggi dan menggigil kemungkinan infeksi, berikan pendidikan kesehatan
mengukur suhu jika menggigil
3) Sistem reproduksi
(a)Uterus
- Kaji lokasi, posisi dan kontraksi uterus, setelah kala 3 persalinan, kaji uterus
setiap 15 menit untuk satu jam pertama, 30 menit selama satu jam kedua, 4
jam selama 22 jam berikutnya, setiapshift setelah 24 jam pertama, lebih
sering jika ditemukan ada tanda–tanda di luar batas normal. Sebelum
pengkajian menginformasikan bahwa ibu dapat meraba uterusnya, jelaskan
prosedur, menjaga privasi dan posisi terlentang kaji tinggi fundus uteri.
- Untuk menekan segmen bawah rahim satu tangan diletakkan di atasfundus,
tangan lainnya diletakkan di atas simfisis pubis, menyangga uterus ketika
dimasase. Kontraksi uterus keras ataulembut, jika kontraksi uterus kurang
baik lakukan: a) Pijat fundus dengan telapak tangan. b) Berikan oksitosin
sesuai anjuran medis.
- Tentukan posisi rahim, sebelumnya ibu dianjurkan untuk BAK.
- Ukur jarak antara fundus dan umbilikus dengan menggunakan jari (setiap
luasnya jari tangan sama dengan 1 cm).
- Simpulkan keadaan tinggi fundus uteri, segera setelah plasenta lahir fundus
berada setinggi pusat dan 24 jam setelah plasenta lahir fundus berada 1 cm
di bawah umbilicus
(b)Endometrium
Kaji lochia setiap kali memeriksa tinggi fundus uteri
Lihat pembalut yang digunakan dan tentukan jumlah lochia yangkeluar
9) Pengkajian khusus
a) Perdarahan
- Untuk mengurangi resiko, kita dapat melihat dokumen riwayatprenatal
dan intranatal (anemia, partus lama, episiotomi).
- Kaji tanda–tanda awal komplikasi
b) Atonia uteri
- Fundus uteri lembek
- Pembalut penuh darah dalam waktu 15 menit
- Perdarahan lambat dan stabil tiba–tiba besar, ada gumpalan darah
- Conjungtiva pucat dan kulit dingin.
- Kecemasan dan kebingungan.
c) Laserasi perineum
- Rahim berada diatas garis tengah.
- Perdarahan dengan gumpalan.
- Takikardia.
- Hipotensi
5. Diagnnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang munkin muncul pada ibu dengan post sectio
casaerae oligohidramnion, menurut SDKI (2017) antara lain :
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri, ekspresi wajah
meringis,berposisi meringankan nyeri, tekanan darah meningkat.
2. Ketidaknyamanan pasca partum b.d kondisi pasca persalinan d.d mengeluh
tidaknyaman, tampak meringis, terdapat kontraksi uterus, tekanan darah
meningkat, nadi meningkat, keringat berlebih
3. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d mengeluh nyeri saat bergerak, merasa
cemas saat bergerak, kekuatan otot menurun, gerakan terbatas, fisik lemah
4. Ansietas b.d kurang terpapar informasi d.d merasa bingung, sulit
berkonsentrasi, tampak gelisah
5. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasive
6. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah
yang dihapadi
6. Intervensi Keperawatan
Diagnosis Keperawatan
No Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
1 D.0077 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
Nyeri akut b.d agen pencedera keperawatan selama 1x24 jam Observasi
fisik d.d mengeluh nyeri, diharapkan nyeri melahirkan pada 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
ekspresi wajah meringis, pasien dapat menurun dengan kriteria fekueni, kualitas dan intensitas nyeri
berposisi meringankan nyeri, hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
tekanan darah meningkat. Tingkat Nyeri (L.08066) 3. Indentifikasi respon nyeri non verbal
1. Meringis menurun (5) 4. Indentifikasi factor yang memperberat dan
2. Sifat Protektis menurun (5) memperingan nyeri
3. Gelisah menurun (5) 5. Indentifikasi pengetahuan dan keyakinan
4. Kesulitan tidur menurun (5) tentang nyeri
5. Anoreksia menurun (5) 6. Berikan teknik non farmakologis untuk
mengadaptasikan pasien dengan rasa nyeri
(misalnya TENS, hypnosis, akupressur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
imajinasi terbimbimbing, kompres
hangat/dingin)
7. Control lingkungan yang memperberat nyeri
(mis. Suhu, ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
8. Fasilitasi istirahat dan tidur
9. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan startegi meredakan nyeri
2 D.0075 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
Ketidaknyamanan pasca partum keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Observasi lokasi, karakteristik, frekuensi,
b.d kondisi pasca persalinan d.d diharapkan tingkat kenyamanan klien skala dan kualitas nyeri
mengeluh tidaknyaman, tampak dapat meningkat dengan kriteria hasil : 2. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
meringis, terdapat kontraksi Status Kenyamanan Pasca mengurangi rasa nyeri
uterus, tekanan darah meningkat, Partum (L.07061) 3. Jelaskan penyebab atau pemicu nyeri
nadi meningkat, keringat 1. Keluhan tidak nyaman menurun (5) 4. Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
berlebih 2. Luka episiotomy menurun (5)
3. Kontraksi uterus menurun (5) Kompres dingin (I.08234)
4. Payudara bengkak menurun (5) 5. Periksa frekuensi nadi, tekanan darah dan
5. Meringis menurun (5) suhu sebelum dan sesudah terapi
6. Ciptakan lingkungan yang nyaman
7. Sediakan kompresan yang tersedia atau
mudah ditemui
8. Jelaskan tujuan dan manfaat terapi relaksasi
kompres dingin
9. Demonstrasi dan latih teknik kompres dingin
10. Anjurkan untuk mengulang terapi
3 D.0054 Setelah dilakukan intervensi Dukungan Mobilisasi (I.05173)
Gangguan mobilitas fisik b.d keperawatan selama 1 x 24 jam, maka 1. Identifikasi adanya nyeri dan keluhan fisik
nyeri d.d mengeluh nyeri saat mobilitas fisik meningkat dengan lainnya
bergerak, merasa cemas saat kriteria hasil : 2. Monitor kondisi umum selama mobilisasi
bergerak, kekuatan otot Mobilitas Fisik (L.05042) 3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
menurun, gerakan terbatas, fisik Pergerakan ekstremitas meningkat (5) bantu
lemah Nyeri menurun (5) 4. Fasilitasi melakukan pergerakan
Kecemasan menurun (5) 5. Libatkan keluarga dalam membantu klien
Kelamahan fisik menurun (5) 6. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
7. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan
4 D.0080 Setelah dilkukan tindakan selama Reduksi Ansietas (1.09314)
Ansietas b.d kurang terpapar 3x24 jam di harapkantingkat 8. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
informasi d.d merasa bingung, ansietas menurun dengan 9. Identifikasi tanda-tanda ansietas (verbal atau
sulit berkonsentrasi, tampak kriteria hasil : Tingkat Ansietas nonverval)
gelisah (L.09093) 10.Ciptakan suasana terapeutik untuk
1. Verbalisasi kebingungan menumbuhkan kepercayaan
menurun (5) 11.Pahami situasi yang membuat ansietas
2. Verbalisasai khawatiw akibat dengarkan dengan penuh perhatian
kondisi yang dihadapi menurun 12.Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
(5) 13.Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
3. Perilaku gelisah menurun (5) ketegangan
4. Perilaku tegang menurun (5) 14.Latih teknik relaksasi
5. Konsentrasi meningkat (5) 15.Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika
6. Pola tidur membaik (5) perlu
5 D.0142 Setelah dilakukan tindakan Perawatan pasca persalinan
Risiko infeksi b.d efek prosedur keperawatan selama 2 x 24 jam, (I.07225)
invasive diharapkan tingkat infeksi klien 1. Monitor keadaan lokia (warna, bau, jumlah
menurun dengan kriteria hasil : dan bekuan)
Tingkat Infeksi (L.14137)
1. Bengkak menurun (5) 2. Kosongkan kandung kemih sebelum
2. Cairan berbau busuk menurun (5) pemeriksaan
3. Nyeri menurun (5) 3. Periksa perineum dan robekan
4. Kemerahan menurun (5) 4. Latih mobilisasi dini untukmempercepat
5. Kebersihan tangan meningkat (5) pengeluaranlokia
6. Kebersihan badan meningkat (5) 5. Fasilitasi sitz bath air hangat
Nurfitriani. 2017. Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Post Sectio Caesarea Dalam
Mobilisasi Dini. Jurnal Psikologi Jambi. 2(2):2528–2735.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan Edisi 1. Jakarta: PPNI.
Walyani, E. S. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press