H DENGAN P2 A0
PARTUS MATURUS DENGAN SC A.I GAGAL DRIP
DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN ZAITUN III
RSUD AL IHSAN BALEENDAH PROVINSI JAWA BARAT
Disusun oleh :
KELOMPOK III
DEVI ARIYANI
HANI HANANIYAH
RENDY HERDIANTO
SAWITRA ADITYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan atas limpahan kasih dan
sayang-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai
Asuhan Keperawatan Postnatal. Tak lupa kami sampaikan shalawat serta salam
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan kita
selaku umatnya.
Penyusunan tugas makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas
Keperawatan Maternitas
dan
keterbatasan.
Hal
ini
dikarenakan
keterbatasan
akan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari serangkaian proses
kehamilan. Oleh karena itu, banyak wanita hamil merasa khawatir, cemas dan
gelisah menanti saat kelahiran tiba. Setiap wanita menginginkan persalinannya
berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi yang sempurna. Seperti yang telah
diketahui, ada dua cara persalinan yaitu persalinan pervaginam yang lebih
dikenal dengan persalinan normal atau alami dan persalinan dengan operasi
Caesar dapat disebut juga dengan bedah sesar atau sectio caesaria.
(digilib.unimus.ac.id, 2012).
Sectio caeseria adalah cara persalinan melalui pembedahan di perut dan
di dinding uterus. Seharusnya keadaan ini dilakukan jika ibu dan janinnya dalam
keadaan darurat dan hanya dapat diselamatkan melalui operasi. Bedah caesar
yang tidak direncanakan biasanya baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung. Pemilihan persalinan melalui operasi dengan alasan
yang beragam antara lain tidak tahan atau takut terhadap nyeri pada saat
melahirkan. Banyak wanita yang tidak tahan memilih untuk menjalani operasi
bahkan ada yang begitu mengetahui dirinya hamil sudah merencanakan untuk
tidak bersalin normal dan melahirkan bayi dengan caesar (Oxorn, 2003).
Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas masih merupakan
masalah besar di negara berkembang termasuk Indonesia. Sekitar 25% 50%
kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas. (Depkes RI, 2011). Tahun 2005 AKI di Dunia
400/100.000 kelahiran hidup, dinegara maju 9/100.000 kelahiran hidup dan
dinegara berkembang 450/150.000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan WHO
2007, pada tahun 2005 AKI di Indonesia 230/100.000 kelahiran hidup,
upaya
pencapaian
dan
tujuan
pembangunan
kesehatan,
B. Rumusan Masalah
Bagaimana melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny. H dengan Sectio
Caesarea atas indikasi gagal drip di Ruang Rawat Inap Kebidanan Zaitun III
RSUD Al Ihsan Baleendah Provinsi Jawa Barat ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengelolaan asuhan keperawatan
pada Ny. H dengan Sectio Caesarea atas indikasi gagal drips di Ruang
dapat
meningkatkan
wawasan
khusunya
dalam
metode
deskriptif
untuk
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Ada beberapa teori tentang definisi Sectio Caesaria (SC), dan masingmasing mempunyai pengertian yang berbeda tetapi makna yang sama yaitu :
Sectio Caesaria adalah cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina; atau seksio
sesarea adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim
(Mochtar, 2000).
Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di
atas 500 g, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh/intact.
(Saifuddin, 2002).
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. (Wiknjosastro, 2005).
Persalinan SC adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen
dan uterus yang masih utuh dengan berat janin > 1000 gram atau UK > 28
minggu. (Manuaba, 2001)
Sectio Caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding rahim (Mansjoer, 2002).
B. Tujuan Sectio Caesarea
Kekurangan :
1) Luka melebar ke kiri, kanan, dan bawah sehingga dapat
menyebabkan pedarahan yang banyak.
2) Keluhan pada kandung kemih postoperative tinggi.
2. Sectio Caesaria Ekstra Peritonealis
Yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian
tidak membuka kavum abdominalis. Sectio Caesaria ekstra peritonealis
dahulu dilakukan untuk mengurangi bahaya infeksi nifas, dengan
kemajuan terhadap terapi infeksi, teknik ini tidak lagi dilakukan karena
tekniknya sulit, juga sering terjadi ruptur peritoneum yang tidak dapat
dihidarkan.
3. Vagina ( Sectio Caesaria Vaginalis )
Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan
sebagai berikut:
a. Sayatan memanjang ( longitudinal ) menurut Kroning
adalah :
Prolong Labour sampai Neglected Labour.
Ruptura uteri iminens.
Fetal distress.
Janin besar melebihi 4000 gram.
Perdarahan ante partum.
Indikasi yang menambah tingginya angka persalinan dengan Sectio
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Caesaria adalah:
Tindakan Sectio Caesaria pada letak sungsang
Sectio Caesaria berulang
Kehamilan prematuritas
Kehamilan dengan resiko tinggi
Pada kehamilan ganda
Kehamilan dengan pre eklamsi dan eklamsi
Konsep well born baby dan well health mother dengan orientasi
persalinan, spontan B, outlet forcep / vakum.
F. Kontra indikasi
persalinan normal.
g. Air ketuban masuk dalam pembuluh darah
Selama sectio caesaria berlangsung, pembuluh darah terbuka. Ini
memungkinkan komplikasi berupa masuknya air ketuban ke dalam
pembuluh darah (embolus). Bila embolus mencapai paru-paru,
terjadilah apa yang disebut pulmonary embolism, jantung dan
pernafasan ibu bisa berhenti secara tiba-tiba. Terjadilah kematian
mendadak.
h. Pembekuan darah
Pembekuan darah dapat terjadi pada urat halus di bagian kaki atau
organ panggul. Jika bekuan ini mengalir ke paru-paru, terjadilah
i.
embolus.
Kematian saat persalinan
Beberapa penelitian menunjukkan, angka kematian ibu pada sectio
caesaria lebih tinggi dibandingkan persalinan normal. Kematian
umumnya disebabkan karena kesalahan pembiusan, atau perdarahan
j.
kelak
dilakukan
sectio
caesaria
lagi,
perlekatan
yang
meliputi
distress
janin,
kegagalan
untuk
melanjutkan
perawatan dirinya
Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena
menjelang
persalinan
dampak
psikologis
klien
terjadi
perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri
Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual
atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses
Biasanya
bentuk
telingga
simetris
atau
tidak,
bagaimana
K. Diagnosa Keperawatan
a. Transisi
perubahan
proses
keluarga
berhubungan
dengan
b. Gangguan
nyaman:
nyeri
akut
berhubungan
dengan
trauma
urin
berhubungan
dengan
trauma/diversi
DX Kep.
Perubahan proses
keluarga
berhubungan
dengan
perkembangan
transisi /
peningkatan
anggota keluarga.
Tujuan
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
diharapkan pasien
dapat menerima
perubahan dalam
keluarga dengan
anggota barunya.
Kriteria hasil:
a). Menggendong bayi,
bila kondisi
Intervensi
a. anjurkan pasien
untuk menggendong,
menyentuh dan
memeriksa bayi,
tergantung pada
kondisi pasien dan
bayi, bantu sesuai
kebutuhan,
b. berikan
Rasional
a. jam pertama
setelah melahirkan
memberikan
kesempatan unik
untuk ikatan
keluarga mterjadi
karena ibu dan bayi
secara emosional
dan menerima
isyarat satu sama
memungkinkan
b). Mendemonstrasikan
prilaku kedekatan dan
ikatan yang tepat.
c). Mulai secara aktif
mengikuti perawatan
bayi baru lahir dengan
cepat.
kesempatan pada
ayah atau pasangan
muntuk menyentuh
dan menggendong
bayi dan bantu
dalam perawatan
bayi sesuai dengan
kemungkinan situasi.
c. observasi dan
catat interaksi
keluarga bayi, dan
perhatikan perilaku
yang dianggap
mengandalkan dan
kedekatan dalam
budaya tertentu.
d. diskusikan
kebutuhan kemajuan
dan sifat interaksi
yang lazin dari
ikatan. Perhatikan
kenormalan dari
variasi respon dari
satu waktu ke waktu.
e. sambut keluarga
dan sibling untuk
kunjungan sifat
segera bila kondisi
ibu atau bayi
memungkinkan.
f. berikan informasi
sesuai kebutuhan,
keamanan kondisi
bayi. Dukungan
pasangan sesuai
kebutuhan.
g. jawab pertanyaan
pasien mengenai
protokol, perawatan
selama periode
pasca kelahiran.
lain,yang memulai
kedekatan dan
proses pengenalan.
b. membantu
memudahkan
ikatan/ kedekatan
diantara ayah dan
bayi. Memberikan
kesempatan untuk
ibu memvalidasi
realita situasi dan
bayi baru lahir.
c. pada kontak
pertama dengan
bayi, ibu
menunjukan pola
progresif dari
perilaku dengan
cara menggunakan
ujung jari
d. membantu
pasien dan
pasangan
memahami makna
pentingnya proses
dan memberikan
keyakinan bahwa
perbedaan
diperkirakan
e. meningkatkan
kesatuan keluarga
dan membantu
sibling memulai
proses adaptasi
positif terhadap
peran baru dan
memasukan
anggota baru ke
dalam struktur
keluarga.
f. membatu
pasangan untuk
memproses dan
mengevaluasi
informasi yang
diperlukan,
khususnya bila
priode pengenalan
awal telah
terlambat.
Ketidaknyamanan
: nyeri, akut
berhubungan
dengan trauma
pembedahan
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
diharapkan
ketidaknyamanan; nyeri
berkurang atau hilang.
Kriteria hasil:
a). Mengungkapkan
kekurangan rasa nyeri
b). Tampak rileks
mampu tidur.
c). Skala nyeri 1-3
a. tentukan lokasi
dan karakteristik
ketidaknyamanan
perkatikan isyarat
verbal dan non
verbal seperti
meringis.
b. berikan informasi
dan petunjuk
antisipasi menganai
penyabab
ketidaknyamanan
dan intervensi yang
tepat.
c. evaluasi tekanan
darah dan nadi:
perhatikan
perubahan perilaku.
d. perhatikan nyeri
tekan uterus dan
adanya atau
karakteristik nyeri.
e. ubah posisi
pasien, kurangi
rangsangan
berbahaya dan
berikan gososkan
punggung dan
gunakan tehnik
g. informasi
menghilangkan
ansietas yang
dapat menggangu
ikatan atau
mengakibatkan
absorpsi daripada
perhatian terhadap
bayi baru lahir.
a. pasien mungkin
tidak secara verbal
melaporkan nyeri
dan
ketidaknyamanan
secara langsung.
Membedakan
karakteristik khusus
dari nyeri
membantu
membadakan nyeri
pasca oprasi dari
terjadinya
komplikasi.
b. meningkatkan
pemacahan
masalah,
membantu
mengurang nyeri
berkenaan dengan
ansietas.
c. pada banyak
pasien, nyeri dapat
menyebabkan
gelisah, serta
tekanan darah dan
nadi meningkat.
Analgesia dapat
menurunkan
tekanan darah.
pernafasan dan
relaksasi dan
distraksi.
f. lakukan nafas
dalam dengan
menggunakan
prosedur-prosedur
pembebasan dengan
tepat 30 menit
setelah pemberian
analgesik.
g. anjurkan ambulasi
dini. Anjurkan
menghindari
makanan dan cairan
berbentuk gas :
misalnya: kacangkacangan, kol,
minuman karbonat.
h. palpasi kandung
kemih, perhatikan
adanya rasa penuh.
Memudahkan
berkemih periodik
setelah
pengangkatan
kateter indweling.
d. selama 12 jam
pertama pasca
partum, kontraksi
uterus kuat dan
teratur dan ini
berlanjut 2-3 hari
berikutnya,
meskipun frekuensi
dan intensitasnya
dikurangi faktorfaktor yang
memperberat nyeri
meliputi multipara,
over distersi uterus.
e. merilekkan otot
dan mengalihkan
perhatian dari
sensasi nyeri.
Meningkatkan
kenyamanan dan
menurunkan
distraksi tidak
menyenangkan,
meningkatkan rasa
sejahtera.
f. nafas dalam
meniningkatkan
upaya pernafasan.
Pembebasan
menurunkan
regangan dan
tegangan area
insisi dan
mengurangi nyeri
dan ketidak
nyamanan
berkenaan dengan
gerakan otot
abdomen.
g. menurunkan
pembentukan gas
dan meningkatkan
peristaltik untuk
menghilangkan
ketidak nyamanan
karena akumulasi
gas.
h. kembali fungsi
kandung kemih
normal memerlukan
4-7 hari dan oper
distensi kandung
kemih menciptakan
perasaan dan
ketidaknyamanan.
3
Ansietas
berhubungan
dengan krisis
situasi, ancaman
pada konsep diri
tranmisi atau
kontak
interpersonal,
kebutuhan tidak
terpenuhi.
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
diharapkan ansietas
dapat berkurang atau
hilang.
Kriteria hasil :
a). Mengungkapkan
perasaan ansietas
b). Melaporkan bahwa
ansietas sudah
menurun
c). Kelihatan rileks,
dapat tidur / istirahat
dengan benar.
a. Dorong
keberadaan atau
partisipasi
pasangan.
b. Tentukan tingkat
ansietas pasien dan
sumber dari masalah
Rasional Mendorong
pasien atau
pasangan untuk
mengungkapkan
keluhan atau
harapan yang tidak
terpenuhi dalam
proses
ikatan/menjadi orang
tua. Bantu pasien
atau pasangan
dalam
mengidentifikasi
mekanisme koping
baru yang lazim dan
perkembangan
strategi koping baru
jika dibutuhkan.
c. Memberikan
informasi yang
akurat tentang
keadaan pasien dan
bayi
d. Mulai kontak
antara
pasien/pasangan
dengan baik
sesegera mungkin.
a. memberikan
dukungan
emosional; dapat
mendorong
mengungkapkan
masala.
b. membantu
memfasilitasi
adaptasi yang
positif terhadap
peran baru,
mengurangi
perasaan ansietas.
c. khayalan yang
disebabkan
informasi atau
kesalahpahaman
dapat
meningkatkan
tingkat ansietas.
d. mengurangi
ansietas yang
mungkin
berhubungan
dengan
penanganan bayi,
takut terhadap
sesuatu yang tidak
diketahui, atau
menganggap hal
yang buruk
berkenaan dengan
keadaan bayi.
4.
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
diharapkan pasien tidak
lagi mengungkapkan
perasaan negatif diri
dan situasi
Kriteria hasil :
a. Tentukan respon
emosional pasien /
pasangan terhadap
kelahiran sesarea.
b. Tinjau ulang
partisipasi
pasien/pasangan
a. kedua anggota
pasangan mungkin
mengalami reaksi
emosi negatif
terhadap kelahiran
sesarea meskipun
bayi sehat,
Risiko tinggi
terhadap infeksi
berhubungan
dengan trauma
jaringan / kulit
rusak.
a). Mengungkapkan
pemahaman mengenai
faktor individu yang
mencetuskan situasi
saat ini.
b). Mengekspresikan
diri yang positif.
a. Anjurkan dan
gunakan teknik
mencuci tangan
dengan cermat dan
pembuangan
pengalas kotoran,
pembalut perineal
dan linen
terkontaminasi
dengan tepat.
b. Tinjau ulang
hemogolobin /
hematokrit
pranantal ;
perhatikan adanya
kondisi yang
mempredisposisikan
pasien pada infeksi
orangtua sering
berduka dan
merasa kehilangan
karena tidak
mengalami
kelahiran pervagina
sesuai yang
diperkirakan.
b. respon berduka
dapat berkurang
bila ibu dan ayah
mampu saling
membagi akan
pengalaman
kelahiran, sebagai
dapat membantu
menghindari rasa
bersalah.
c. pasien dapat
merubah
persepsinya
tentang
pengalaman
kelahiran sesarea
sebagaiman
persepsinya
tentang
kesehatannya /
penyakitnya
berdasarkan pada
sikap professional.
a.membantu
mencegah atau
membatasi
penyebaran infeksi.
b. anemia, diabetes
dan persalinan
yang lama sebelum
kelahiran sesarea
meningkatkan
resiko infeksi dan
memperlambat
penyembahan.
c. pasien yang
berat badan 20%
dibawah berat
badan normal atau
yang anemia atau
yang malnutrisi,
pasca operasi.
c. Kaji status nutrisi
pasien. Perhatikan
penampilan rambut,
kuku jari, kulit dan
sebagainya
Perhatikan berat
badan sebelum
hamil dan
penambahan berat
badan prenatal.
d. Dorong masukkan
cairan oral dan diet
tinggi protein,
vitamin C dan besi.
e. Inspeksi balutan
abdominal terhadap
eksudat atau
rembesan. Lepasnya
balutan sesuai
indikasi.
f. Inspeksi insisi
terhadap proses
penyembuhan,
perhatikan
kemerahan odem,
nyeri, eksudat atau
gangguan
penyatuan.
g. Kaji lokasi dan
kontraktilitas uterus ;
perhatikan
perubahan involusi
atau adanya nyeri
tekan uterus yang
ekstrem.
lebih rentan
terhadap infeksi
pascapartum dan
dapat memerlukan
diet khusus.
d. mencegah
dehidrasi ;
memaksimalkan
volume, sirkulasi
dan aliran urin,
protein dan vitamin
C diperlukan untuk
pembentukan
kolagen, besi
diperlukan untuk
sintesi hemoglobin.
e. balutan steril
menutupi luka pada
24 jam pertama
kelahiran sesarea
membantu
melindungi luka
dari cedera atau
kontaminasi.
Rembesan dapat
menandakan
hematoma.
f. tanda-tanda ini
menandakan
infeksi luka
biasanya
disebabkan oleh
steptococus.
g. Setelah kelahiran
sesarea fundus
tetap pada
ketinggian
umbilikus selama
sampai 5 hari, bila
involusi mulai
disertai dengan
peningkatan aliran
lokhea,
perlambatan
involusi
meningkatkan
resiko endometritis.
Perkembangan
nyeri tekan ekstrem
menandakan
kemungkinan
jaringan plasenta
tertahan atau
infeksi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1.
PENGKAJIAN
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama
Ny. H.
Umur
34 tahun
Pendidikan
SMP
Pekerjaan
IRT
Suku/Bangsa
Sunda/Indonesia
Agama
Islam
Alamat
Diagnosa medis
Tanggal Masuk
31-10-2014
Tanggal Pengkajian
03-11-2013
No. RM
368697
44 Tahun
Pendidikan
D3
Pekerjaan
Karyawan Swasta
Suku /Bangsa
Sunda / Indonesia
Agama
Islam
Alamat
Suami Klien
b. Status Kesehatan
1)
2)
3)
4)
Riwayat Menstruasi
Menarche
: 14 tahun
Siklus
: 28 hari
Lamanya
: 7 hari
Disminorhe
: Tidak ada
Keputihan
: Tidak ada
Banyaknya
: 2 x ganti pembalut/hari
HpHt
: 16-01-2014
Teksiran Persalinan
: 23-10-2014
2)
Riwayat perkawinan
Umur klien pada saat menikah adalah 20 tahun , suami 30
tahun. Lamanya pernikahan 15 tahun,
ini merupakan
Riwayat KB
Klien
mengatakan
setelah
anak
pertama
lahir
klien
N
o
J
k
Bb
Pb
Keada
an
3500
gr
51c
m
Sehat
Usia
Anak
Sekara
ng
Usia
Kehamil
an
Tempat
Persalin
an
Jenis
Persalin
an
Penolo
ng
Penyu
lit
Masa
Nifas
13
Tahun
Aterm
Bidan
Spontan
Bidan
Tidak
Ada
Tidak
Ada
APGAR SCORE
Appereance
1 MENIT
1
5 MENIT
2
10 MENIT
2
Pulse
Grimace
Activity
Respirasi
JUMLAH
1
6
2
9
2
10
c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
: Compos Mentis
2. Tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
: 36 C
Respirasi
: 20 x/menit
: 110 / 80 mmHg
: 90 x/menit
3. Rambut
Warna rambut hitam, distribusi merata, pada kulit kepala tidak ada
lesi dan alopesia, kebersihan cukup baik
4. Mata
Konjungtiva warna merah muda, sclera anikterik, terdapat lingkran
hitam pada palbera, pucat karena kelelahan dan kurang tidur, fungsi
penglihatan normal
5. Hidung
Bentuk simetris, septum simetris, tidak terdapat secret, tidak nampak
pernafasan cuping hidung, fungsi penciuman baik
6. Mulut
Bibir simetris atas dan bawah, bibir kering berwarna pucat, jumlah
gigi lengkap 32 buah, fungsi pengecapan baik
7. Telinga
Simetris kiri dan kanan, kalix sejajar dengan pina, secret tidak
didapatkan, fungsi pendengaran baik
8. Leher
Tidak didapatkan pembesaran vena jugalaris, kelenjar tyroid dan
kelenjar getah bening
9. Dada
Simetris, suara nafas vesikuler, tidak terdengar adanya ronchi dan
wheezing. Payudara : tidak didapatkan pembengkakan, areola warna
hitam, putting susu menonjol, tidak ada lecet, colostrum belum keluar,
tidak tampak adanya strie.
10. Abdomen
Terdapat strie garividarum, terdapat luka operasi melintang di bagian
bawah perut, kontraksi uterus baik, tinggi fundus uteri dua jari di
bawah pusat, diastasis rektus abdominus teraba, letak uterus central
tidak terdapat pembesaran hepar dan lien, terdapat nyeri tekan pada
daerah perut, bising usus 8x/menit. dan vesika urinaria kosong
11. Extremitas
Atas : dapat menahan tahanan yang diberikan oleh perawat, otot kuat
dan kenyal, respon pergerakan ada (bisep dan trisep), tidak ada
oedema, crt kembali dalam 2 detik, kuku pendek dan bersih.
Bawah : Dapat menahan tahanan yang diberikan oleh perawat, otot
kuat dan kenyal, reflek partela dan babinsky ada. Tidak ada oedema
dan varices, tanda houman tidak ada.
12. Genetalia
Pada vulva tidak ada oedema dan varises, terdapat pengeluaran
lochea, bau amis, jenis rubra bercampur darah 50 cc da nada sedikit
bekuan darah hitam.
13. Anus
Bersih, tidak ada haemoroid atau fistula ani
d.
N
O
DATA POLA
Pola nutrisi
2
Pola
eliminasi
SMT DI RUMAH
SEBELUM HAMIL
SETELAH HAMIL
SAAT DIRAWAT
(POST PARTUM)
Frekuensi 4x sehari,
tidak teratur
Makanan pokok nasi,
ditambah lauk pauk
berupa ikan, daging
sapi atau ayam, tempe
dan tahu,
sayuran
seperti asem, bayam,
kangkung, katuk, buahbuahan, jeruk, pisang,
apel, dll
Tidak ada pantangan
dan keluahan
Frekuensi 4-6x/hari
Frekuensi 5x/hari,
jenis air putih, pada pagi
dan sore 1 gelas susu,
jumlah + 3000 cc
Frekuensi 4x/hari
Warna kuning jernih
Bau khas
Bau khas
Jumlah + 1300 cc
BAB
Pola
Istirahat
Tidur
Personal
hygiene
6
Pola
seksualitas
Pola aktivitas
Frekuensi 2x/hari
Warna kuning tengguli
Bau khas
Digunakan
untuk
membersihkan
rumah, masak, bantu
suami, nonton TV
Tidur siang
12.30-14.00
Tidur malam
21.00-05.00
pukul
Frekuensi 3-10x/hari
Warna kuning jernih
Bau khas
Jumlah + 3000 cc
Frekuensi 1x/hari
Warna kuning tengguli
Bau khas
Nyeri tidak ada
Dapat
melakukan
kegiatan sehari-hari
tanpa ada hambatan
Jumlah + 1300 cc
Frekuensi 1x/hari
Kuning tengguli
Bau khas
Nyeri
Ibu tampak tirah baring
di tempat tidur
Digunakan
untuk
membersihkan rumah,
masak, bantu suami,
nonton TV
pukul Tidur
siang
12.30-13.30
Tidur malam
21.00-05.00
Mandi 2x/hari
Gosok gigi 3x/hari
Gunting
kuku
1x/minggu
Keramas 2x/minggu
2-3x seminggu
pukul
pukul
Mandi 2x/hari
Gosok gigi 3x/hari
Gunting kuku 1x/mg
Keramas 2x/minggu
Mandi 2x/hari
Gosok gigi 3x/hari
Gunting
kuku
1x/minggu
Keramas 2x/minggu
Belum melakukan
Dalam
melakukan
aktivitas dibantu oleh
keluarga dan perawat
selama 1 hari post
partum karena adanya
luka post op
Kegiatan
sehari-hari
dikurangi,
terutama
untuk pekerjaan yang
berat
dan
dapat
membahayakan
kehamilan.
e.
Klien berada dalam perubahan psikologis fase taking in.Hal ini dapat
dilihat dari ketergantungan klien terhadap pertolongan perawat atau
anggota keluarganya, fokus klien terhadap diri sendiri, serta perlunya
motivasi dari petugas kesehatan terhadap klien untuk merawat diri
dan bayinya secara mandiri. Klien mengatakan senang dengan
kelahiran anak keduanya.
2. Persepsi dan pola pikir
Klien merasa nyeri karena luka post op sc sehingga klien tidak bisa
beristirahat. Klien mengatakan belum mengetahui tentang perawatan
setelah masa nifas seperti perawatan payudara, vulva dan luka
jahitan di daerah abdomen karena walaupun ini merupkan persalinan
kedua bagi klien, klien sudah merasa lupa karena jarak kehamilan
yang jauh.
3. Konsep diri
a. Body Image
Klien mengatakan tidak ada gangguan pada penampilannya,
klien merasa bahagia dengan kelahiran anaknya
b. Peran Diri
Perannya sebagai ibu telah lengkap dengan kehadiran anaknya
yang kedua.
c. Ideal Diri
Klien berharap anaknnya selalu sehat dan tumbuh dengan baik
d. Identitas Diri
Klien seorang istri dan klien adalah anak ke-1 dari 4 bersaudara.
e. Harga Diri
Klien bangga dengan perannya sebagai seorang isteri dan
seorang ibu bagi anak-anaknya.
4. Aspek Sosial
Pola Komunikasi
Klien berespon dengan baik saat perawat mengajukan dan dapat
menjawab dengan baik, hubungan interaksi dengan keluarga baik.
5. Data Spiritual
seorang
yang
sangat
berpegang
teguh
pada
f. Data Penunjang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 01 November 2014:
Pemeriksaan Darah
Haemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
g.
Tindakan Pengobatan
Therapy
:
Opimox
Hasil
10, 5
14.400
3, 48
30, 5
310.000
Nilai Normal
12,0 16,0
3800 10600
3,6 5,8
35 47
150.000 440.000
Satuan
Gr/dl
Sel/UL
Juta/UL
%
Sel/UL
22 )
Pronalges
: 2 x1 Kapsul Peroral ( Pukul 08 20 )
Refadroxyl
: 2 x1 Tablet Peroral ( Pukul 08 20 )
Asam Mefenamat
: 3x1 Tablet Peroral ( Pukul 08 13 20 )
Lactafit
: 2x1 Taplet Peroral ( Pukul 08 - 20 )
Feritrin
: 2x1 Tablet Peroral (( Pukul 08 20 )
ANALISA DATA
No
Data Fokus
Etiologi
Masalah
1.
DS:
-
DO:
Klien tampak meringis saat
bergerak/berubah posisi
Terdapat jahitan di Abdomen
Skala Nyeri 3 (1-5)
Tanda-tanda Vital
TD: 110/80mmHg
N : 92x/menit
R : 22x/menit
S : 36C
DS :
2.
Proses melahirkan ( SC )
Insisi
Medulla spinalis
Tractus spinotalamicus
Thalamus
Cortex cerebri
Nyeri dipersepsikan
Nyeri
Proses melahirkan ( SC )
insisi
Gangguan
rasa
nyaman:
nyeri
Resiko
tinggi
infeksi
2.
DS:
Klien
mengatakan
belum
mengetahui perawatan luka di
daerah abdomen, perawatan
payudara
dan
perawatan
bayinya
DO :
Klien terlihat bingung
Klien sering bertanya tentang
perawatan dirinya.
Jarak anak sebelumnya 13
tahun
ASI belum keluar
Taking in
Pemahaman terbatas
Kurang pengetahuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan
perineum yang di tandai klien meringis saat bergerak, skala nyeri 3 (1-5),
terdapat luka episiotomy.
2. Resiko tinggi infeksi b/d terdapat daerah perlukaan di daerah abdomen di
tandai dengan klien tidak mengerti perawatan luka.
3. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri b/d
kurangnya paparan
Kurang
pengetahu
an tentang
perawatan
diri
b.d
kurangnya
informasi
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Gangguan rasa Nyeri berkurang sampai
nyaman:
nyeri hilang
setelah
diberikan
berhubungan
intervensi
keperawatan
dengan
selama 2 x 24 jam, dengan
terputusnya
kriteria hasil:
kontinuitas
Klien mengatakan nyeri
jaringan perineum
berkurang
Klien tidak meringis saat
bergerak/berubah posisi
Skala nyeri berkurang
menjadi 1-2 dari (1-5)
Tanda-tanda vital dalam
batas normal (nadi 60100 x/menit; pernapasan
16-24 x/menit)
Perencanaan
Intervensi
1. Observasi tanda-tanda vital
1.
Rasional
Nyeri
dapat
merangsang
sekresi
adrenalin yang akan meningkatkan kerja
organ-organ vital sehingga meningkatkan
nadi dan TD.
Mengidentifikasi skala nyeri dapat
menentukan intervensi selanjutnya yang
akan diberikan. Klien mungkin tidak
secara verbal melaporkan nyeri dan
ketidaknyamanan secara langsung.
Dapat menunjukkan trauma berlebihan
pada
jaringan
perineal
dan/atau
terjadinya komplikasi yang memerlukan
intervensi lanjut.
Mengungkapkan
perasaan
dapat
memberikan kelegaan dan meningkatkan
rasa nyaman
Meningkatkan
kenyamanan
dan
mengurangi ketegangan atau penekanan
berlebihan di daerah perineum
Melakukan
nafas
dalam
dapat
meningkatkan relaksasi dan mengalihkan
pikiran dari nyeri yang dirasakan
Mengurangi nyeri
2.
Resiko
tinggi Tidak terjadi infeksi setelah
infeksi
b/d diberikan
intervensi
terdapat daerah keperawatan selama 3 x 24
perlukaan
di jam, dengan kriteria hasil:
daerah abdomen Tanda-tanda vital dalam
batas normal (nadi 60100 x/menit; pernapasan
16-24
x/menit;
suhu
36,6C)
Tidak terdapat pus pada
bagian luka jahitan
1. Observasi TTV
Kurang
Pengetahuan
klien
pengetahuan
bertambah setelah diberikan
tentang
intervensi
keperawatan
perawatan
diri selama 2 x 24 jam, dengan
berhubungan
kriteria hasil:
dengan
Klien
mengatakan
kurangnya
memahami
cara
paparan informasi
perawatan dirinya dan
cara merawat jahitan
episiotomi
Klien
mengatakan
memahami
cara
melakukan
perawatan
terhadap bayi
Klien
mengatakan
memahami keuntungan
dan efek samping KB dan
2. Berikan
informasi
tentang
perawatan
diri,
termasuk
perawatan perineal dan higiene;
perubahan
fisiologis,
dan
kemajuan normal dari lokhea.
3. Koaborasi pemberian antibiotik
3. Berikan
informasi
tentang
perawatan
diri,
termasuk
perawatan luka dan higiene;
perubahan
fisiologis,
dan
kemajuan normal dari lokhea.
3. Antibiotik
dapat
membunuh
mengurangi bakteri dalam luka
dan
jenis-jenisnya
4. Membantu
ASI
melancarkan
pengeluaran
menjamin
suplai
susu
7. Latihan
membantu
tonus
otot,
meningkatkan
sirkulasi
darah,
menghasilkan tubuh yang seimbang, dan
meningkatkan
perasaan
sejahtera
secara umum.
8. Membantu meningkatkan kemandirian
dan kepercayaan diri klien dalam
perawatan bayi
9. Klien mungkin memerlukan kejelasan
mengenai metoda kontrasepsi dan
kenyataan bahwa kehamilan dapat
terjadi.
10. Intervensi
mencegah
komplikasi
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TGL
03 Nov 2014
03 Nov 2014
IMPLEMENTASI
DP 1 & 2
Mengobservasi TTV:
Mengobservasi nyeri: lokasi & skala: nyeri
dirasakan di daerah jahitan di abdomen dengan
skala 3.
Memberikan kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaan mengenai nyeri yang
dirasakan: klien mengatakan meningkat saat
bergerak atau berubah posisi, berkurang saat
istirahat.
Memberikan posisi yang nyaman sesuai
keinginan klien: klien nyaman dengan posisi
semi fowler.
Mengajarkan dan menganjurkan
klien
melakukan teknik napas dalam saat dan setelah
bergerak/berubah posisi
DP 3
Mengobservasi kesiapan klien dan motivasi
untuk belajar: klien mengatakan ingin bisa
merawat dirinya sendiri.
Memberikan informasi tentang perawatan luka
dan higiene; perubahan fisiologis, dan kemajuan
normal dari lokhea.
Memberi penjelasan tentang manfaat breast
care: klien mengatakan ingin dilakukan breast
care.
Membantu klien untuk mengatur posisi yang
EVALUASI
DS:
Klien mengatakan nyeri pada daerah
luka jahitan.dengan skala nyeri 3 (1-5)
DO:
Klien tampak meringis saat
bergerak
TD: 110/80 mmHg,
N :90 x/menit,
S : 36 C
RR : 20x/menit
Klien tampak mau mengikuti
anjuran dari perawat
Skala nyeri 3 (1-5)
DS:
Klien mengatakan memahami cara
perawatan dirinya dan cara merawat
luka
DO :
Klien tampak mau mengikuti anjuran
dari perawat
Paraf
04 Nov 2014
04 nov 2014
5. CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl
05 Nov 2014
DX Kep
1
Catatan
S : Klien mengatakan Nyeri berkurang dengan skala 1 (1-5)
O:
Klien tampak tidak ragu dalam bergerak
Klien dapat ke kamar mandi sendiri walau perlahan
Vital sign dalam batass normal
TD : 110/70mmHg
Paraf
05 Nov 2014
05 Nov 2014
N : 84 X/Mnt
R : 20 X/Mnt
S : 36 C
A : Masalah Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
S : Klien mengatakan mengerti tentang tanda-tanda infeksi dan mengerti
tentang cara merawat luka di daerah abdomennya
O :
Klien melakukan hal yang di ajarkan perawat
Klien mengganti perbannya 1x/hari
Tanda-tanda infeksi tidak ditemukan
Vital sign dalam batas normal
A : Masalah Terastassi
P : Intervensi Di Hentikan
S : Klien mengatakan mengerti tentang perawatan diri dan bayinya
O : Klien tampak mengerti tentang apa yang di jelaskan perawat. Klien
mampu menjelaskan kembali hal-hal yang telah disampaikan perawat.
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi Di Hentikan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan pada ibu post partum dapat memenuhi kebutuhan gizinya
serta kebersihan