PENDAHULUAN
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
kematian neonatal hingga 12 per 1000 kelahiran hidup dan kematian balita
2016, kematian ibu sebanyak 799. Jumlah kematian ibu dengan proporsi
kematian pada ibu hamil 183 orang (19,9/100.000), pada ibu bersalin 224
orang (24,47/100.000 KH), dan pada ibu nifas, 289 orang (31,57/100.000
1
2
berkisar antara 5-10% dari semua kelahiran. Ketuban Pecah Dini preterm
terjadi 1% dari semua kehamilan dan 70% kasus Ketuban Pecah Dini
terjadi pada kehamilan aterm. Pada 30% kasus Ketuban Pecah Dini
Ketuban Pecah Dini di indonesia berkisar antara 4,5% sampai 7,6% dari
pecah dini di Jawa Barat berkisar antara 8-10% dari semua kehamilan.
persalinan justru pecah sebelum saat persalinan tiba (Arantika & Fatimah,
2012).
3
Terhadap ibu. Ibu akan merasa lelah karena terbaring ditempat tidur,maka
partus akan menjadi lama,suhu tubuh naik, nadi cepat dan nampak gejala-
gejala infeksi. Hal-hal diatas bisa meninggikan angka kematian dan angka
morbiditas pada ibu. Dampak yang ditimbulkan pada ibu yaitu partus
lama, perdarahan post partum, atonia uteri, dan infeksi nifas. Terhadap
melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan uterus (Reeder,
ketidaknyamanan seperti nyeri dari insisi abdominal dan efek samping dari
sosial, spritual dan memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.
SUKABUMI”.
A... Dengan Post Sectio Caesarea hari ke-0 atas Indikasi Ketuban Pecah
Sukabumi”.
1.3 Tujuan
Ny.X P..A.. Dengan Post Sectio Caesarea hari ke-0 Atas Indikasi
masalah.
1) Manfaat Teoritis
2) Manfaat Praktis
1) Bagi Klien/Keluarga
pecah dini.
5) Bagi Penulis
post sectio caesarea atas indikasi ketuban pecah dini secara teori
TINJAUAN TEORIS
sebagai berikut :
normal.
7
8
a) Uterus
2018).
9
c) Lochea
persalinan. Disamping itu, rasa takut buang air besar karena takut
a) Oksitosin
b) Prolaktin
a) Suhu
b) Nadi
c) Tekanan Darah
preeklamsia postpartum.
d) Pernafasan
suhu tubuh dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal,
minggu ketiga.
periode taking in, periode taking hold, dan periode letting go.
1. Periode Taking In
akan tubuhnya.
3. Periode Letting Go
Sofian, 2012 dalam Amin & Hardi, 2016). Sectio Caesarea atau
2017).
abnormal.
2. Ibu
atau infeksi berat (yaitu, virus herpes simplek tipe II atau herpes
3. Janin
bokong.
4. Plasenta
hal ini karena obat – obat anastesi bersifat mendepresi kerja organ –
organ vital.
1. Anastesi Umum
maka ibu akan terlelap, saat ibu tidak sadar disisipkan sebuah
2. Anastesi Spinal
3. Anastesi Lokal
singkat.
Penyebab pasti dari KPD ini belum jelas, ada beberapa keadaan
sebagai berikut :
seksual.
polihidromnion.
bakteri vagina.
19
terlalu tipis.
yang tidak kuat akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi akan
sectio caesarea.
Bagan 2.1
Proses
pengeluaran
janin melalui
dinding uterus
20
Rangsangan ke Gangguan
mediator kimia pola tidur
Ketidakefektifan
menyusui
Merangsang Stress
kehipotalamus kelelahan pada
post sc
nyeri Nyeri
Gangguan
dipersepsikan
ADL
Sumber : Babak, 2004 : 802, Doengoes, 2001 : 415-448 dalam
Maria, 2017.
1. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau
1. Terhadap ibu
2. Terhadap janin
4. Oligohidramnion
atau tanpa komplikasi harus dirujuk kerumah sakit. Bila janin hidup
dan terdapat prolaps tali pusat, pasien dirujuk dengan posisi panggul
perlu kepala janin didorong ke atas dengan 2 jari agar tali pusat tidak
infeksi saat rujukan atau ketuban pecah lebih dari 6 jam, berikan
kehamilan lebih dari 36 minggu, bila ada his pimpin meneran dan
akselerasi bila ada inersia uteri. Bila tidak ada his, lakukan induksi
persalinan bila ketuban pecah kurang dari 6 jam dan skor pelvik
kurang dari 5 atau ketuban pecah lebih dari 6 jam dan skor pelvik lebih
5, sectio caesarea bila ketuban 5 jam dan skor pelvik kurang dari 5
2.4.1 Pengkajian
caesarea
a) Riwayat menstruasi
25
b) Riwayat perkawinan
bagi klien.
c) Keluarga Berencana
d) Riwayat Obstetri
4. Data Biologis
a. Pola Nutrisi
b. Pola Eliminasi
keluhan.
d. Pola Aktivitas
untuk bedrest.
e. Personal Hygiene
mandi, gosok gigi, cuci rambut dan gunting kuku. Pada ibu
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
pada saat pertama kali perawat mengkaji klien. Pada klien post
hanya mobilisasi miring kanan dan miring kiri saja. Pada klien
selama 24 jam.
b. Pemeriksaan Persistem
homen sign.
REEDDHA.
akibat stress.
pembedahan.
kelenjar thyroid.
6. Data Psikososial
a. Fase talking-in
dirinya sendiri.
b. Fase talking-hold
32
bayinya dirumah
c. Fase letting-go
7. Data Spritual
8. Data penunjang
Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan darah lengkap meliputi
pemeriksaan hemoglobin (Hb), hematokrit (HTC), leukosit, dan
trombosit.
3. Pengumpulan Data Bayi
a. Keadaan umum
Klinis 0 1 2
A : Apperent (warna kulit) Pucat atau biru Tubuh merah, Seluruhnya merah
tangan dan kaki
33
biru
Keterangan :
1. Asfiksia berat (nilai 0-3) yaitu memerlukan resusitasi
normal.
b. Kepala
c. Wajah
d. Mata
dan blinking.
e. Hidung
f. Telinga
puncak telinga.
g. Mulut
h. Leher
i. Dada
j. Abdomen
k. Punggung
35
l. Ekstremitas
m. Genetalia
pertama.
9. Analisa Data
pembedahan
pengetahuan
2.4.3 Intervensi
37
pembedahan
b. Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1. Kaji tanda-tanda vital 1. Pada banyak klien nyeri dapat
menyebabkan gelisah serta tekanan
darah dan nadi meningkat.
2. Kaji skala nyeri yang dirasakan 2 Skala nyeri dapat menunjukan kualitas
klien (0-10) secara bertahap nyeri yang dapat dirasakan klien.
seetiap 2 jam .
3. Tentukan karakteristik dan 3. klien mungkin tidak secara verbal
lokasiketidaknyamanan,perhatika melaporkan nyeri dan ketidaknyamanan
nn isyarat verbal dan non verbal secara langsung.membedakan
seperti meringis,kaku, gerakan karakteristik dari nyeri, membantu
melindungi atau terbatas membedakan nyeri pasca operasi dari
terjadi komplikasi.
4. Ajarkan klien untuk melakukan 4. Teknik relaksasi nafas dalam dapat
teknik relaksasi nafas dalam. menurunkan rasa nyeri dan
meningkatkan koping individu.
5. Ubah posisi klien, kurangi 5. Merileksasikan otot dan mengalihkan
38
Intervensi Rasional
1. Kaji status nutrisi sesuai BB,TB, 1. Mengetahui status nutrisi klien dan
pola makan yang lalu dan melakukan intervensi yang tepat.
makanan yang disukai atau tidak.
b. Kriteria hasil :
penyembuhan
Intervensi Rasional
1. Pantau ttv dengan rutin dan sesuai 1. Peningkatan nadi dan suhu 24 jam
indikasi; catat tanda-tanda pertama sangat menandakan infeksi,
menggigil,anoreksia, dan malaise peningkatan suhu sampai 38 c pada 2
hari dari 10 hari pertama pasca
melahirkan adalah bermakna.
2. Anjurkan dan gunakan teknik 2. Mencegah dan membatasi
mencuci tangan dengan cermat penyebaran infeksi.
dan benar setiap kontak dengan
klien
3. Bersihkan luka menggunakan 3. Melindungi klien dari sumber infeksi
prinsip aseptic dan antisptic sehingga akan terhindar dari terjadinya
dengan mengganti balutan 2 kali infeksi.
sehari.
4. Kaji daerah luka post operasi 4. Membantu menghilangkan media
terhadap adanya tanda-tanda pertumbuhan bakteri, meningkatkan
infeksi. hygiene.
5. Diskusikan dengan klien 5. Membantu mencegah penyebaran
pentingnya kontinuitas tindakan infeksi.
keperawatan yang baik dan benar
setelah pulang.
6. Berikan informasi tentang 6. protein membantu meningkatkan
makanan pilihan tinggi protein, penyembuhan dan regenerasi jaringan
vitamin C dan zat besi. baru, zat besi perlu untuk sintesis HB,
vitamin C memfasilitasi absorpsi besi
dan untuk sintesis dinding sel.
7. Kolaborasi pemberian antibiotik 7. Mencegah terjadinya infeksi.
sesuai dosis
b. Kriteria hasil :
3) Kekuatan otot
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
pengetahuan
41
efektif
Intervensi Rasional
hipotermia.
Intervensi Rasiomal
1. Pertahankan suhu lingkungan dalam 1. Dalam respon terhadap suhu
zona termoneral yang ditetapkan lingkungan yang rendah, bayi cukup
dengan mempertimbangkan berat bulan meningkat suhu tubuhnya
badan neonatus usia gestasi dan dengan menangis atau meningkatkan
pakaian yang biasa diberikan. akitifitas motoric. Karena
mengkonsumsi energi lebih banyak
(simpanan glukosa) dan meningkatkan
kebutuhan O2 mereka. Sebaliknya
kegagalan untuk mempertahankan
suhu lingkungan dalam batas diatas
dengan konsumsi O2 dehidrasi,
hipotensi, kejang dan hipotermi.
2. Pantau aksila bayi (abdomen) atau 2.Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi
suhu timpanik dan lingkungan sedikit sampai 8-12 jam setelah lahir,
setiap 35-60 menit selama periode kecepatan konsumsi O2 dan
stabilisasi, atau lebih sering. metabolisme minimal bila suhu kulit
dipertahankan diatas 36.5 C. Suhu
diukur diatas abdomen adalah indikator
awal dan lebih dapat dipercaya dari
stress karena dingin, karena suhumya
akan menurun sebagai respon terhadap
vasiokonetriksi perifer.
3. Kaji frekuensi pernafasan, perhatikan 3.Bayi menjadi takipnea dalam respon
takipne ( frekuensi lebih besar dari terhadap peningkatan kebutuhan O2
60 /menit yang dihubungkan dengan stress
dingin dan upaya mengeluarkan
kelebihan karbon dioksida untuk
menurunkan oksidosid respiratori.
4. Mandikan bayi dengan cepat untuk 4.Mengurangi kemungkinan kehilangan
menjaga supaya bayi tidak panas melalui evaporasi dan konveksi
kedinginan, hanya membuka bagian membantu menghemat energi
tubuh tertentu dan mengeringkannya
43
Intervensi Rasional
1. Anjurkan pada orang tua untuk 1. Mencuci tangan yang benar adalah
mencuci tangan sebelum memegang faktor penting dalam melindungi bayi
bayi. barulahir dari infeksi.
2. Kaji tali pusat dan area pada dasar tali 2.Meningkatkan pengeringan dan
pusat setiap hari dari adanya pemulihan, meningkatkan nekrosis dan
kemerahan, bau dan rabas. pengelupasan normal dan
menghilangkan medis lembab untuk
pertumbuhan bayi.
3. Inspeksi mulut bayi terhadap adanya 3.Bercak putih yang tidak dapat
plak putih pada mukosa oral, gusi dan dihilangkan cenderung berdarah dan
lidah. disebabkan oleh candida albicans.
4. Inspeksi kulit setiap hari terhadap 4.mencegah invasi patogen
ruam atau kerusakan integritas kulit
5. Pelihara peralatan individual dan 5.Membantu mencegah kontaminasi silang
bahan-bahan persediaan untuk setiap terhadap bayi melalui kontak langsung
bayi atau droplet.
2.4.4 Implementasi
2.4.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan menurut Kozier (2010) adalah fase kelima atau
struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu
pada hipotesa yang telah dibangun. Pemilihan desain yang tepat sangat
Pada sub bab ini mendeskripsikan tentang karakteristik kasus yang akan
keluarganya. Subyek yang digunakan adalah klien dan atau keluarga dengan
masalah keperawatan dan diagnosis medis post sectio caesarea atas indikasi
Asuhan keperawatan pada Ny. X P..A.. Dengan Post Sectio Caesarea Hari
Ke-0 Atas Indikasi Ketuban Pecah Dini Di Ruang Raden Dewi Sartika
Asuhan keperawatan pada Ny. X P..A.. Dengan Post Sectio Caesarea Hari
Ke-0 Atas Indikasi Ketuban Pecah Dini. Sectio caesaria adalah suatu cara
46
47
dinding depan perut. (Amru Sofian, 2012 dalam Amin & Hardi, 2016).
Studi kasus ini dilakukan dirumah sakit lama waktu sejak klien
pertama kali masuk rumah sakit sampai pulang dan atau klien yang
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
3.6.1 Wawancara
3.6.2 Observasi
Analisis data disebut juga dengan pengolahan dan penafsiran data. Analisis
data menurut Nasution adalah “proses menyusun data agar dapat ditafsirkan,
Nasution yang dikutip Sugiyono “analisa telah mulai sejak merumuskan dan
dalam pola serta dengan hubungan antar konsep dan merumuskannya dalam
hubungan antara unsur – unsur lain agar mudah dimengerti dan dipahami.
Reduksi data pada tahap ini dilakukan pemilihan tentang relevan atau
Verification)
penelitian.
kerentanan (vulnerability).
kasus.
DAFTAR PUSTAKA
Jamille, N. (2017) Kesehatan Ibu & Bayi Baru Lahir Pedoman Untuk Perawat
dan Bidan. Jakarta : Erlangga
Hartati, Suryani. (2015) Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Sectio Caesarea.
Jakarta : CV. Trans Info Media
Bobak, at all. (2012) Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi IV. Jakarta :
EGC
Sibagariang, E. et. al. (2010) Kesehatan Reproduksi Wanita . Jakarta : CV. Trans
Info Media
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Barat . Jawa Barat
Betty Nir Susanti, Atik Kridawati, Tri Budi Wahyuni Raharjo. 2018. Aanlysis
Incidence Of Premature Rupture Of Membranes On Maternity Mother At
Pratama Melania Clinic, Pademangan, North Jakarta. Jurnal Formil (Forum
Ilmiah) KesMas Respati, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018.
Ulfa Maria. (2017) Asuhan Keperawatan Pada Ny. S P1 A0 Post Sectio Caesarea
Hari Ke-0 Atas Indikasi Ketuban Pecah Dini Di Ruang Mawar Merah Rsud. R.
Syamsudin, S.H Kota Sukabumi. KTI STIKES Sukabumi