Anda di halaman 1dari 3

BAB II

METODE PENGELOLAAN KASUS

3.1 Desain penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan


studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksploitasi masalah “Asuhan
keperawatan pada Lansia Tn/ny.x dengan Rheumatoid arthritis wilayah kerja
puskesmas selabatu kota sukabumi.”

3.2 Batasan istilah

“Asuhan keperawatan pada keluarga tn/ny.x dengan Rheumatoid arthritis


wilayah kerja puskesmas selabatu kota sukabumi.” Maka penyusun studi kasus harus
menjabarkan konsep penyakit rheumathoid arthritis, konsep keperawatan lansia dan
proses asuhan keperawatan lansia pada klien rheumatoid arthritis. Batasan istilah di
susun secara naratif dan apabila

3.3 partisipan/responden/subjek penelitian

Subjek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah 1 keluarga dengan
anggota keluarga mengalami masalah keperawatan rheumatoid arthritis

3.4 lokasi dan waktu penelitian

Pada studi kasus ini pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah,
sumber data primer, teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi,
wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan teori tersebut,. Maka teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah :

3.5.1 wawancara

Peneliti melakukan wawancara terstruktur tujuannya yaitu untuk menentukan


permasalahan secara lebih terbuka. Hasil dari wawancara ataupun anamnesa yaitu
berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit lansia, pola nutrisi klien, data sosial spiritual klien
dan lain-lain. Sumber data yaitu dari klien, keluarga ataupun dari perawat.

3.4.2 observasi

Melalui observasi peneliti dapat belajar tentang perilaku dan makna dari
perilaku tersebut. Jenis observasi yang dilakukan pada studi kasus ini dukomen yang
digunakan untuk mendukung data hasil wawancara adalah hasil dari pemeriksaan
diagnostik dan data lain yang relavan
3.6 Uji keabsahan data

Uji keabsahan data yang dimaksudkan untuk menguji kualitas data atau
informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi.
Disamping intergritas studi kasus (karena peneliti menjadi instrument pertama) , uji
keabsahan data dilakukan dengan 1) memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan
2) sumber informasi ditambahkan menggunakakn triangulasi dan 3 sumber data yaitu
klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang diteliti

3.7 Analisa data

1. Analisa data didasarkan pada data yang terkumpul dengan cara wawancara,
observasi dan studi dokumentasi. Selanjutnya data tersebut di bandingkan dengan
teori yanga da sebagian bahan untuk direkomendasikan dalam intervensi, hasil data
yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan satu dalam bentuk
transkip dan dikelompokan menjadi data subjektif dan objektif untuk menunjang
penentuan masalah keperawatan.

2. Analisa data pada study kasus menggunakan pendekatan PES (problem, etiologi,
simptom) yang dituangkan dalam bentuk bagan sedangkan pada pendekatan
terapan digunakan analisis deskriptif

3. Penyampaian data

Penyimpanan data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks
naratif, kerahasiaan klien di jamin dengan jalan mengaburkan identitas dari klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-
hasil study terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Perilaku
kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.

Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,


dan evaluasi.

3.8 Etik penelitian

Di cantumkan etika mendasarkan penyusunan study kasus, tediri dari:

1. informedconsent (persetujuan menjadi klien)

Tujuan dari inform consen yaitu agar partisipan mengetahui maksud lain dan
tujuan studi kasus serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Lembar
persetujuan diberikan kepada partisipan dan disertai judul studi kasus. Jika subyek
bersedia untuk menjadi partisipan. Maka harus mendatngkan lembar persetujuan
untuk partisipan. Jika subyek tidak bersedia menjadi partisipan, maka peneliti tidak
memaksa dan tetap menghargai hak-hak mereka.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan


nama pada pengolah data penelitian, tapi hanya memberikan inisial dan kode
tertentu.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan dari hasil studi kasus baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah di kumpulkan di jamin
kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok tertentu yang akan di laporkan
sebagai hasil studi kasus

Anda mungkin juga menyukai