Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan proses yang alamiah, tetapi bukannya tanpa resiko dan

merupakan beban tersendiri bagi seorang wanita. Sebagian ibu hamil akan mengalami

kegawat dengan derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

ketidaknyamanan, ketidakpuasan, kesakitan, kecactan bahkan kematian bagi ibu dan

bayinya. Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan pasca persalinan, uri

tertinggal, partus tak maju/partus lama serta infeksi. Komplikasi kehamilan, persalinan

dan nifas merupakan masalah kesehatan yang penting, bila tidak ditanggulangi akan

menyebabkan kematian ibu yang tinggi.

Kelahiran sang buah hati tentunya menjadi waktu yang ditunggu-tunggu

oleh setiap ibu hamil, namun tidak semua kehamilan berakhir dengan persalinan

normal. Hal tersebut harus melihat kondisi ibu maupun janin benar-benar mampu

untuk bersalin normal, apabila terindikasi ataupun terancam jiwa baik ibu maupun

bayi maka persalinan dengan tindakanpun harus dilakukan demi menyelamatkan

keduanya.

Peningkatan angka sectio caesarea terus terjadi di Indonesia. Meskipun

dictum “Once a Caesarean always a Caesarean” di Indonesia tidak dianut, tetapi

1
sejak dua dekade terakhir ini telah terjadi perubahan tren sectio caesarea di

Indonesia. Dalam 20 tahun terakhir ini terjadi kenaikan proporsi sectio caesarea

dari 5% menjadi 20%. Menurut Depkes RI (2010) secara umum jumlah persalinan

sectio caesarea di rumah sakit pemerintah adalah sekitar 20 – 25% dari total

persalinan, sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi, yaitu sekitar

30 – 80% dari total persalinan. Peningkatan ini disebabkan oleh teknik dan

fasilitas operasi bertambah baik, operasi berlangsung lebih asepsis, teknik anestesi

bertambah baik, kenyamanan pasca operasi dan lama perawatan yang menjadi

lebih singkat. Di samping itu morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal

dapat diturunkan secara bermakna (Dewi, 2007).

Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai

6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara  berlahan akan

mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat

perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

(Maritalia, 2012).

2
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan

untukselalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal

dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut

pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari

penyabab kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak

nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan

memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada

ibu akan berimbas juga kepada kesejahtaraan bayi yang dilahirkan karena bayi

tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan

demikian, angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan semakin meningkat

(Sulistyawati, 2009).

Seperti yang diketahui bahwa sectio caesarea adalah suatu persalinan

buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan

dinding rahim dengan syarat dalam keadaan utuhdan berat rahim diatas 500

gram (Saifudin,2002). Melahirkan dengan sectio casearea seharusnya dilakukan

3
dengan jalan operasi. Indikasi medis ada dua faktor janin dan faktor ibu. Faktor

janin terdiri dari bayi terlalu besar, kelainan letak, ancaman gawat janin, janin

abnormal, faktor placenta, kelainan tali pusat, dan bayi kembar, sedangkan

faktor ibu terdiri dari usia, jumlah anak yang dilahirkan (paritas), tulang

panggul, riwayat persalinan yang lalu dengan sectio caesarea.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus

“ASUHAN KEBIDANAN PRE OPERASI DAN POST OPERASI PADA IBU


BERSALIN PATOLOGIS PADA NY. S UMUR 27 TAHUN G2P1A0 UMUR
KEHAMILAN 40 MINGGU DENGAN BEKAS SC”

A. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah yaitu “bagaimanakah
penerapan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan Bekas SC di Rumah Sakit Bhakti
Asih Brebes?”.

B. Tujuan
Dalam tujuan asuhan kebidanan ini mempunyai 2 tujuan yaitu:
a. Tujuan umum
Agar penulis dapat mengetahui bagaimana manajemen pelaksanaan asuhan

kebidanan pada ibu bersalin dengan kehamilan bekas sc di rumah sakit Bhakti Asih

Brebes tahun 2020 melalui pengkajian dan pendekatan proses manajemen kebidanan

melalui data perkembangan SOAP.

b. Tujuan khusus
Tentang perbedaan atau kesenjangan antara teori dengan praktek kebidanan.

4
1. Mampu melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data baik subjektif
maupun objektif secara sistematis untuk mengetahui keadaan persalinan dengan
Bekas SC.
2. Mampu menginterpretasikan data keadaan persalinan patologis tentang Bekas SC.
3. Mampu mengantisipasi diagnosa dan masalah potensial pada ibu bersalin
patologi.
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
di konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain.
5. Mampu merencanakan asuhan keseluruhan yang didukung penjelasan rasional
sebagai dasar untuk mengambil keputusan dan sesuai dengan langkah
sebelumnya.
6. Mampu melaksanakan rencana asuhan yang telah dibuat secara efisien dan aman.
7. Mampu mengevaluasi keefektifan dan asuhan yang sudah diberikan.
8. Mampu membuat dokumentasi asuhan kebidanan ibu bersalin dengan Bekas SC.
9. Mampu menganalisa hasil asuhan kebidanan.

C. Manfaat
Dalam studi kasus ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi:
a. Penulis
Sebagai bahan masukan dan pengalaman dalam menambah wawasan ilmu
pengetahuan serta kemampuan penulis dalam menghadapi kasus pada ibu bersalin
dengan kehamilan Bekas SC.
b. Instansi Pelayanan
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kehamilan Bekas SC di
RS Bhakti Asih Brebes

c. Pasien
Pasien dan keluarga dapat memahami keadaan yang terjadi pada diri dan si pasien,
sehingga dapat berfikir positif atas tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan untuk
kesehatan dan keselamatan pasien.

5
6

Anda mungkin juga menyukai