Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

DI PELAYANAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN


RUMAH SAKIT BHAKTI ASIH JATIBARANG
TAHUN 2019

1. PENDAHULUAN
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang
berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam
perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan rumah sakit
tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek
keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya, karena muara dari
pelayanan rumah sakit adalah pelayanan jasa.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan
sistematik untuk memantau dan menilai mutu serta kewajaran asuhan terhadap
pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan pasien dan
memecahkan masalah-masalah yang terungkap (Jacobalis S, 1989).
Perbaikan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) adalah keseluruhan upaya
dan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang menyangkut input, proses
dan output secara objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu
dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, dan memecahkan masalah-masalah
yang terungkapkan sehingga pelayanan yang diberikan berdaya guna dan berhasil
guna.

2. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks,
padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di
rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian,
serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit
harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis
medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu,
rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu
dan keselamatan pasien di semua tingkatan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan
penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada
tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus melakukan berbagai

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 1


standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Rumah sakit dipicu untuk dapat
menilai diri (self assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu
ada alat ukur yang lain, yaitu instrumen mutu pelayanan rumah sakit yang
menilai dan memecahkan masalah pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil
kinerja rumah sakit tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang baik
telah menghasilkan output yang baik pula. Indikator rumah sakit disusun
bertujuan mengukur kinerja rumah sakit secara nyata sesuai standar yang
ditetapkan.

3. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Mendorong pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada pasien yang memenuhi
standar pelayanan, keselamatan pasien dan memeberikan kepuasan kepada
pasien.
b. Tujuan Khusus:
1) Memastikan bahwa pelayanan diberikan sesuai dengan standar pelayanan
medis dan keperawatan
2) Menjamin pemberian pelayanan sesuai dengan standar pelayanan medik,
keselamatan pasien dan dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan
kebutuhan pasien.
3) Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
melalui peningkatan kemampuan pemberian pelayanan kesehatan.
4) Tersusunnya sistem monitoring pelayanan RS. Bhakti Asih Jatibarang
melalui indikator mutu pelayanan rumah sakit
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan Tim Peningkatan Mutu RS. Bhakti Asih Jatibarang dilakukan melalui
Pemantauan dan Peningkatan Indikator Klinis dan keselamatan pasien.
a. Pemantauan Indikator Klinis
Pemantauan indikator klinis adalah kegiatan pencatatan output suatu
pelayanan. Metode pengukuran ini lebih mencerminkan mutu hasil pelayanan.
Indikator klinis yang dipantau untuk menilai mutu pelayanan antara lain :
1) Asesment terhadap area klinik
2) Pelayanan laboratorium
3) Pelayanan radiologi dan diagnostik imaging

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 2


4) Prosedur bedah
5) Penggunaan antibiotika dan obat lainnya
6) Kesalahan medis (medication error) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
7) Anestesi dan penggunaan sedasi
8) Penggunaan darah dan produk darah
9) Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan medis
10) Pencegahan dan kontrol infeksi, surveilans dan pelaporan

Lokasi pemantauan indikator klinis adalah sebagai berikut :


NO. INDIKATOR KLINIS UNIT PELAYANAN
1 Asesment terhadap area klinik Ruang rawat inap
Penggunaan darah dan produk darah Kamar operasi
Pencegahan dan kontrol infeksi, surveilans dan Kebidanan
pelaporan Laboratorium
Kesalahan medis (medication error) dan Apotik
Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
Pelayanan laboratorium
Penggunaan antibiotika dan obat lainnya
2 Prosedur bedah Kamar operasi
Anestesi dan penggunaan sedasi
3 Angka ketidaklengkapan pengisian catatan Rekam Medik
medis
4 Pelayanan radiologi dan diagnostic imaging Radiologi

Indikator Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien untuk pelayanan


administrasi dan manajemen di rumah sakit sesuai dengan
KEPMENKES RI NOMOR 129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit adalah :
1. Tindak lanjut penyeleseian hasil pertemuan direksi
2. Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja
3. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
4. Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala
5. Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun
6. Cost recovery
7. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 3


8. Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
9. Ketepatan waktu imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu

Adapun indikator yang RS Bhakti Asih Jatibarang tetapkan untuk pelayanan


administrasi adalah :
1. Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi
2. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
3. Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun
4. Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap

Indikator Mutu Nasional :


1. Kepatuhan cuci tangan
Indicator Mutu Area Manajemen :
1. Manajemen keuangan
Kepatuhan terhadap Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
1. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


Indikator Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien untuk pelayanan
administrasi dan manajemen di rumah sakit sesuai dengan KEPMENKES
RI NOMOR 129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk pemantauan indikator tersebut
adalah :
1. Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi
Indikator Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan
tingkat direksi
Dimensi mutu Efektifitas
Tujuan Tergambarnya kepedulian direksi terhadap upaya
perbaikan pelayanan di rumah sakit
Definisi operasional Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan
tingkat direksi adalah pelaksanaan tindak lanjut
yang harus dilakukan oleh peserta pertemuan
terhadap kesepakatan atau keputusan yang telah
diambil dalam pertemuan tersebut sesuai dengan

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 4


permasalahan pada bidang masing-masing
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Hasil keputusan pertemuan direksi yang
ditindaklanjuti dalam satu bulan
Denominator Hasil keputusan pertemuan direksi yang
ditindaklanjuti dalam satu bulan
Sumber data Notulen rapat
Standar 100%
Penanggung jawab Direktur rumah sakit

2. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat


Indikator Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja
Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kepedulian administrasi rumah
sakit dalam menunjukkan akuntabilitas kinerja
pelayanan.
Definisi operasional Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan
kewajiban rumah sakit untuk mempertanggung
jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
misi organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan melalui
pertanggungjawaban secara periodik. Laporan
akuntabilitas kinerja yang lengkap adalah
laporan kinerja yang memuat pencapaian
indikator-indikator yang ada pada SPM
(Standar Pelayanan Minimal), indikator-
indikator kinerja pada rencana strategik bisnis
rumah sakit dan indikator-indikator kinerja
yang lain yang dipersyaratkan oleh pemerintah
daerah. Laporan akuntabilitas kinerja minimal 3
bulan sekali.

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkap dan
dilakukan minimal 3 bulan dalam satu tahun
Denominator Jumlah laporan akuntabilitas yang seharusnya

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 5


disusun dalam satu tahun
Sumber data Bagian Tata Usaha
Standar 100%
Penanggung jawab Direktur rumah sakit

3. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat


Indikator Ketepatan waktu pengusulan kenaikan
pangkat
Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap
tingkat kesejahteraan pegawai.
Definisi operasional Usulan kenaikan pangkat pegawai dilakukan
dua periode dalam satu tahun yaitu bulan April
dan Oktober

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu
sesuai periode kenaikan pangkat dalam satu
tahun.
Denominator Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya
diusulkan kenaikan pangkat dalam satu tahun.
Sumber data Sub bagian kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Bagian Tata Usaha

4. Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap


Indikator Kecepatan waktu pemberian informusi tentang
tagihan pasien rawat inap
Dimensi mutu Efektifitas, kenyamanan
Tujuan tergambarnya kecepatan pelayanan informasi
pembayaran pasien rawat inap
Definisi operasional Informasi tagihan pasien rawat inap meliputi
semua tagihan pelayanan yang telah diberikan.
Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan
pasien rawat inap adalah waktu mulai pasien

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 6


dinyatakan boleh pulang oleh dokter sampai
dengan informasi tagihan diterimma oleh pasien.
Frekuensi pengumpulan 1 bulan
data
Periode analisis 3 bulan
Sumber data Hasil pengamatan
Standar ≤ 2 jam
Penanggung jawab Bagian keuangan

Indikator Mutu Nasional :


1. Kepatuhan cuci tangan
Judul indikator Kepatuhan cuci tangan
Definisi operasional Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala
usaha yang dilakukan untuk membersihkan
tangan kotoran yang secara kasat mata terlihat
dan pengangkatan mikroorganisme yang tinggal
sementara di tangan dengan menggunakan sabun
dan air mengalir (hand wash) atau dengan cairan
berbasis alkohol (handrub) dalam 6 langkah
(WHO, 2009).
Audit kebersihan tangan adalah prosedur
penilaian kepatuhan petugas melakukan
kebersihan tangan sesuai 5 indikasi dari WHO
yaitu sebelum kontak dengan pasien, setelah
kontak dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak
dengan cairan tubuh dan setelah kontak dengan
lingkungan dengan menjalankan 6 tahap teknik
melakukan kebersihan tangan.
Lima indikasi kebersihan tangan :
1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu
sebelum masuk ruangan perawatan pasien
2. Kontak dengan pasien meliputi menyentuh
tubuh pasien, baju atau pakaian
3. Prosedur aseptik, contoh : tindakan

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 7


transfusi, perawatan luka, pemasangan
kateter urin, suctioning, perawatan daerah
tindakan invasif
4. Tindakan invasif contohnya pemasangan
kateter intravena (vena pusat/ vena perifer),
kateter arteri
5. Cairan tubuh pasien seperti muntah, darah,
nanah, urin, feces, produksi drain, dll
6. Menyentuh lingkunagan meliputi :
menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar
pasien atau peralatan lain yang digunakan
pasien, kertas/ lembar untuk menulis yang
ada di sekitar pasien.
Enam langkah teknik melakukan kebersihan
tangan sesuai WHO :
1. Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua
telapak tangan
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan
kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling
mengunci
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam
genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
6. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari
tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya, telapak tangan kiri dan
sebaliknya
Petugas yang dinilai mencakup semua
petugas yang bertugas di ruangan (dokter,
perawat, peserta didik, pekarya, cleaning
service)
Tujuan Terwujudnya layanan kesehatan yang

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 8


berorientasi pada standar keselamatan pasien
untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
Dimensi mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan
5. Fokus kepada pasien
6. Kesinambungan
Dasar pemikiran PMK No. 11 Th. 2017 tentang keselamatan
pasien
Numerator Total kebersihan tangan yang dilakukan
Denominator Peluang kebersihan tangan
Metodologi 1. Retrospektif
pengumpulan data 2. Konkuren
Cakupan data 1. Inklusi : semua peluang kebersihan tangan
2. Eksklusi :
Frekuensi pengumpulan 1. Bulanan
data 2. 3 Bulan
3. 6 Bulan
4. Tahunan
5. Lainnya
Frekuensi analisa data 1. Bulanan
2. 3 Bulan
3. 6 Bulan
4. Tahunan
5. Lainnya
Metodologi analisa
Sumber data 1. Rekam medik
2. Rekap harian
3. Lembar laporan
4. Laporan kepuasan
5. Checklist
Penanggungjawab Komite PPI
pengumpul data

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 9


Standar ≥85%
Publikasi data 1. Internal
2. Eksternal
Metodologi analisa
Sumber data 1. Rekam medik
2. Rekap harian
3. Lembar laporan
4. Laporan kepuasan
5. Checklist
Penanggungjawab Ka. Instalasi/ Unit Pelayanan
pengumpul data
Standar >80% atau ≥85%
Publikasi data 1. Internal
2. Eksternal

Indikator Mutu Area Manajemen :


1. Manajemen keuangan
Judul indikator Cost Recovery Rate
Definisi operasional Cost recovery rate adalah jumlah pendapatan
fungsional dalam periode waktu tertentu dibagi
dengan jumlah pembelanjaan operasional dalam
periode waktu tertentu
Tujuan Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan di
rumah sakit
Dimensi mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan
5. Fokus kepada pasien
6. Kesinambungan
Dasar pemikiran
Numerator Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan
Denominator Jumlah pembelanjaan operasinal dalam periode
waktu tertentu

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 10


Metodologi 1. Retrospektif
pengumpulan data 2. Konkuren
Cakupan data
Frekuensi 1. Bulanan
pengumpulan data 2. 3 Bulan
3. 6 Bulan
4. Tahunan
5. Lainnya
Frekuensi analisa data 1. Bulanan
2. 3 Bulan
3. 6 Bulan
4. Tahunan
5. Lainnya
Metodologi analisa
Sumber data 1. Rekam medik
2. Rekap harian
3. Lembar laporan
4. Laporan kepuasan
5. Checklist
Penanggungjawab Ka. Bagian Keuangan
pengumpul data
Standar
Publikasi data 1. Internal
2. Eksternal

Kepatuhan terhadap Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)


1. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Judul indikator Kepatuhan cuci tangan
Definisi operasional Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala
usaha yang dilakukan untuk membersihkan tangan
kotoran yang secara kasat mata terlihat dan
pengangkatan mikroorganisme yang tinggal
sementara di tangan dengan menggunakan sabun
dan air mengalir (hand wash) atau dengan cairan

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 11


berbasis alkohol (handrub) dalam 6 langkah
(WHO, 2009).
Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian
kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan
sesuai 5 indikasi dari WHO yaitu sebelum kontak
dengan pasien, setelah kontak dengan pasien,
sebelum melakukan tindakan invasif dan aseptik,
setelah kontak dengan cairan tubuh dan setelah
kontak dengan lingkungan dengan menjalankan 6
tahap teknik melakukan kebersihan tangan.
Lima indikasi kebersihan tangan :
1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum
masuk ruangan perawatan pasien
2. Kontak dengan pasien meliputi menyentuh
tubuh pasien, baju atau pakaian
3. Prosedur aseptik, contoh : tindakan transfusi,
perawatan luka, pemasangan kateter urin,
suctioning, perawatan daerah tindakan invasif
4. Tindakan invasif contohnya pemasangan
kateter intravena (vena pusat/ vena perifer),
kateter arteri
5. Cairan tubuh pasien seperti muntah, darah,
nanah, urin, feces, produksi drain, dll
6. Menyentuh lingkunagan meliputi : menyentuh
tempat tidur pasien, linen yang terpasang di
tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien atau
peralatan lain yang digunakan pasien, kertas/
lembar untuk menulis yang ada di sekitar
pasien.
Enam langkah teknik melakukan kebersihan
tangan sesuai WHO :
7. Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua
telapak tangan
8. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri
dengan tangan kanan dan sebaliknya

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 12


9. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
10. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling
mengunci
11. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman
tangan kanan dan lakukan sebaliknya
12. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari
tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya, telapak tangan kiri dan sebaliknya
Petugas yang dinilai mencakup semua petugas
yang bertugas di ruangan (dokter, perawat, peserta
didik, pekarya, cleaning service)
Tujuan Terwujudnya layanan kesehatan yang berorientasi
pada standar keselamatan pasien untuk
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan
Dimensi mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan
5. Fokus kepada pasien
6. Kesinambungan
Dasar pemikiran PMK No. 11 Th. 2017 tentang keselamatan pasien
Numerator Total kebersihan tangan yang dilakukan
Denominator Peluang kebersihan tangan
Metodologi 1. Retrospektif
pengumpulan data 2. Konkuren
Cakupan data 1. Inklusi : semua peluang kebersihan tangan
2. Eksklusi :
Frekuensi 1. Bulanan
pengumpulan data 2. 3 Bulan
3. 6 Bulan
4. Tahunan
5. Lainnya

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 13


Frekuensi analisa data 1. Bulanan
2. 3 Bulan
3. 6 Bulan
4. Tahunan
5. Lainnya
Metodologi analisa
Sumber data 1. Rekam medik
2. Rekap harian
3. Lembar laporan
4. Laporan kepuasan
5. Checklist
Penanggungjawab Komite PPI
pengumpul data
Standar ≥85%
Publikasi data 1. Internal
2. Eksternal

6. Sasaran
Sasaran program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang akan dicapai
adalah sebagai berikut:
a. Tercapainya 40 % cost recovery
b. Tercapainya 100 % kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan
pasien rawat inap + 2 jam
c. Tercapainya kepatuhan cuci tangan > 85%
d. Tercapainya kepuasan pasien dan keluarga > 80% atau > 85%
e. Tercapainya harapan dan kepuasan pasien dan keluarga > 80% atau > 85%

7. Pelaporan dan Evaluasi


Pelaporan dan Evaluasi indikator mutu dan keselamatan pasien adalah
untuk menilai indikator mutu dan keselamatan pasien sehingga mutu pelayanan
dapat meningkat. Dalam pelaksanaannya agar data tercatat dengan baik maka
setiap ruang disediakan formulir, antara lain :

Jenis Formulir Kegunaan Pelaksana


Formulir Formulir sensus harian Petugas

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 14


1) Petugas pencatat adalah penanggung jawab pada unit pelayanan yang
sudah ditunjuk;
2) Pada akhir bulan penanggung jawab unit menyerahkan hasil formulir
sensus harian kepada Kepala Unit yang kemudian diteruskan ke Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien;
3) Laporan insiden keselamatan pasien diserahkan langsung ke koordinator
KPRS RS Bhakti Asih Jatibarang minimal 2 X 24 jam setelah insiden;
4) Data dikumpulkan dan direkapitulasi oleh Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien;
5) Hasil rekapitulasi kemudian dilaporkan kepada Komite Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien RS;
6) Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RS membuat analisa
dan memberikan rekomendasi-rekomendasi. Selanjutnya melaporkan hasil
rekapitulasi tersebut berikut analisanya kepada Direktur RS Bhakti Asih
Jatibarang;
7) Agar data pada laporan tersebut dapat lebih mudah dibaca serta dapat
melihat kecenderungannya dari tingkat mutu yang diukur, maka dibuat
dalam bentuk tabel dan grafik.

8. Penutup
Demikian telah disusun program kerja peningkatan mutu dan keselamatan
pasien RS. Bhakti Asih Jatibarang. Diharapkan dengan program kerja ini, dapat
digunakan sebagai pedoman kerja dalam meningkatkan mutu pelayanan.

Jatibarang, ...........................................

Mengetahui,
Direktur Ketua Komite Mutu
RS. Bhakti Asih Jatibarang RS. Bhakti Asih Jatibarang

dr. Fitri Widyasari dr. Rani Sempana Mentari


NIK. 19871031 2020 002

| Program PMKP di Pelayanan Administrasi 15

Anda mungkin juga menyukai