PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan dilanjutkan dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi sampai dengan
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke- 13 sampai ke-27) dan trimester
2010).
indikasi ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini (KPD) atau sering disebut
Ketuban pecah dini sering menyebabkan dampak yang serius pada morbiditas
dan mortalitas ibu serta bayinya, terutama dalam kematian perinatal yang cukup
30% dari semua kelahiran dan 15-20% lainnya disebabkan oleh persalinan
Indonesia sebanyak 35% penyebab kematian ibu pada tahun 2014 disebabkan
1
2
data AKI untuk Kalimantan Timur berkisar sekitar 100 kasus kematian ibu
Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37
2 komplikasi yang sering terjadi pada KPD, yaitu : pertama, infeksi, karena
kedua adalah kurang bulan atau prematur, karena KPD sering terjadi pada
kehamilan kurang bulan. Masalah yang sering timbul pada bayi yang kurang
bulan adalah gejala sesak nafas atau respiratory Distress Syndrom (RDS) yang
menyebabkan penyulit pada persalinan bahkan kematian. Infeksi pada ibu bisa
terjadi pada masa antenatal, intranatal dan postnatal. Salah satu penyebab infeksi
adalah pada masa nifas yang dapat terjadi karena pertolongan persalinan yang
tidak bersih dan aman, partus lama, ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
(Prawiroharjo, 2018).
keperawatan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi serta mencegah terjadinya
komplikasi pasca persalinan. Oleh sebab itu asuhan keperawata ibu post partum
dengan ketuban pecah dini dilakukan dengan tujuan dengan keyakinan bahwa
kesejahteraannya
daan anak di Flamboyan C Data yang di peroleh pada tanggal 15 januari 2020
ada sebanyak 8 kasus post partum dengan ketuban pecah dini pada bulan
4
Oktober sampai dengan Desember 2019, dan 4 kasus pada bulan Januari sampe
karya tulis ilmiah berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Indikasi Ketuban
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
asuhan keperawatan pada klien post partum indikasi ketuban pecah dini
Tujuan Khusus
pada klien post partum indikasi ketuban pecah dini yang di rawat di
rumah sakit
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai
terletak di dalam rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan
7
8
Stuktur eksterna
(Gambar 2.1)
a. Vulva : Nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata ini
b. Mons pubis : Jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan
arah bawah dari bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett.
dan anus,
Struktur interna
(Gambar 2.2)
gerakan peristaltis.
mirip buah pir yang terbalik. Tiga fungsi uterus adalah siklus
persalinan.
d. Vagina : Suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas
3. Etiologi
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
2) Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan
plasenta.
11
c) Faktor Ibu
d) Faktor Janin
(1) Berat Badan Bayi Baru lahir : Berat janin pada waktu
janin.
(Syaifuddin, 2009).
4. Patofisiologi
a. Adaptasi Fisiologi
oksitosin.
b. Adaptasi psikologis
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan
dilakukan kembali.
15
5. Manifestasi klinik
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir
keempat kehamilan.
a. Sistem reproduksi
teratur.
desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Lochea alba bisa
bayi lahir.
b. Sistem endokrin
hami.
7) Sistem kardiovaskuler
lahir.
6. Komplikasi
sebagai berikut:
mmHg
d) Lain-lain
tetap terbuka
(2) Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas
kecil
h. Post partum depresi : ibu bingung dan merasa takut pada dirinya.
antara lain :
1. Pengertian
kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. Ketuban pecah
pembukaan 5 cm.
2. Anatomi Fisiologi
pada hamil cukup bulan 1000-1500 ml: warna agak keruh, serta
mempunyai bau yang khas, agak amis. Cairan ini dengan berat jenis
anorganik serta bahan organic dan bila di teliti benar, terdapat rambut
22
lanugo (rambut halus berasal dari bayi). Protein ini ditemukan rata-
Plasenta pencampuran darah antara lain antara janin dan ibu dengan
serviks membuka.
23
3. Etiologi
predesposisi adalah:
24
curetage).
disertai infeksi.
4. Patofisiologi
melalui vagina, aroma air ketuban berbau, berwarna pucat, cairan ini
(Sunarti,2017).
6. Komplikasi
oligohidramnion.
infeksi. Setelah ketuban pecah, baik ibu dan janin beresiko infeksi
hal ini terjadi karena setelah ketuban pecah maka akan ada jalan
yang ketiga adalah ruptur uteri karena air ketuban habis, sehingga
tidak ada pelindung antara janin dan uterus jika ada kontraksi
7. Penatalaksannan Medis
yaitu :
b) Bila janin hidup dan terdapat prolaps di tali pusat, ibu dirujuk
c) Jika perlu kepala janin didorong ke atas dengan dua jari agar tali
dilapisi plastik
tokolisis.
ketuban pecah kurang dari 6 jam dan skor pelvik kurang dari 5
atau ketuban pecah dini lebih dari 6 jam dan skor pelvik lebih dari
5.
1) Induksi
(Wikipedia, 2018).
3) Sectio caesarea.
dalam rahim.
28
Konserpatif
pada ibu maupun pada janin) dan harus di rawat dirumah sakit.
minggu.
e. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi,
24 jam.
f. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan
lakukan induksi.
uterin).
Aktif
persalinan diakhiri.
1. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
berusia satu jam yang lahir pa da usia kehamilan 37-42 minggu dan
lingkar dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut
terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan
testis sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi
perempuan vagina dan uretra berlubang serta adanya labia minora dan
30
kulit merah muda / pink, kulit diliputi verniks caseosa, lanugo tidak
severapa lagi hanya pada bahu dan punggung, pada dahi jelas
jaringan lemak di bawah kulit cukup, tulang rawan pada hidung dan
telinga sudah tumbuh jelas, kuku telah melewati ujung jari, menangis
dalam skrotum dan pada bayi perempuan labia minora ditutupi oleh
2013).
dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu
Melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu
RI, 2013).
e. Pencegahan perdarahan
f. Pemberian imunisasi
minuman tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika
33
1. Definisi
4. Pathway
Bagan 2.1
Penyebab :
neoplasma)
fisik berlebihan)
1) Mayor
menuntaskan aktivitas
2) Minor
Penyebab :
1) Gejala penyakit
5) Gangguan adaptasi
1) Mayor
b) Objektif : Gelisah
2) Minor
mengeluh lelah.
atau menangis.
1) Mayor
37
b) Objektif :-
2) Minor
a) Subjektif : -
persiapan persalinan
d. Ansietas (D.0080):
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
ancaman.
Penyebab :
1) Krisis situasional
3) Krisis maturasional
1) Mayor
2) Minor
berdaya
waktunya)
Penyebab :
1) Keteratasan kognitif
1) Mayor
terhadap Masalah.
2) Minor
a) Subjektif : -
Penyebab :
Fisiologis
3) Disfungsi neuromuskuler
8) Proses infeksi
9) Respon alergi
Situsional
1) Merokok aktif
2) Merokok pasif
3) Terpajan Polutan
1) Mayor
a) Subjektif :-
2) Minor
nafas berubah.
adekuat.
41
Penyebab
pernafasan)
5) Gangguan neuromuscular
7) Imaturitas Neurologis
8) Penurunan energy
9) Obesitas
15) Kecemasan
Gejala Dan
Kriteria
1) Mayor
a) Subjektif : Dispnea
42
abnormal(mis.takipnea,bradipnea,hiperventilasi,kussmaul,chey
ne-stokes)
2) Minor
a) Subjektif : Ortopnea
i. Hipotermia (D.0131):
tubuh. Penyebab
1) Kerusakan Hipotalamus
2) Konsumsi Alkohol
6) Malnutrisi
9) Tidak beraktivitas
11) Trauma
43
1) Mayor
a) Subjektif :-
2) Minor
a) Subjektif :-
Faktor Risiko
dalam praktik keperawatan terdiri atas lima tahap yang berurutan dan
Pengkajian Keperawatan
berikut :
a) Saluaran Pernafasan
vital paru
paru
paru
h) Distres respiratori
(1) Ansietas
(1) Kakeksia
(2) Malnutrisi
(1) Injuri
mempengaruhi
48
dalam mulut
asupan
49
(8) Posisi tubuh yang terganggu pada saat makan dan minum
dan tulang
(1) Konstipasi-diare
c) Perubahan pola
keringat
f) Lingkungan
(1) Jamban
(2) Sanitari
lingkungan
b) Tingkat kelelahan
c) Gangguan pergerakan
d) Pemeriksaan fisik
(3) Ekstremitas
(1) Halusinasi
(3) Kelesuan
(4) Ilusi
(3) Imobillisasi
Diagnosa Keperawatan
diagnosa mengacu pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan
Diagnosa Ibu
(D.0070).
informasi (D.0111).
Diagnosa Bayi
(D.0001).
53
(D.0032).
Intervensi Keperawatan
Diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang dari yang
Intervensi ibu
fisiologis Tujuan :
Kriteria Hasil :
2) Meringis menurun
3) Gelisah menurun
nyeri Terapeutik
nyeri Edukasi
nyeri Kolaborasi
kehamilan Tujuan
Kriteria Hasil :
2) Gelisah menurun
Observasi
2) Timbang berat
badan Terapeutik
vagina Edukasi
2) Ajarkan teknik
relaksasi Kolaborasi
sehat Tujuan :
Kriteria hasil:
1) Nausea menurun
2) Muntah menurun
3) Tekanan darah
I.12437 :
Observasi
Terapeutik
bertanya Edukasi
Tujuan :
56
Kriteria hasil :
Observasi
ansietas Terapeutik
meyakinkan Edukasi
2) Latih teknik
relaksasi Kolaborasi
waktunya Tujuan :
Kriteria hasil :
1) Demam menurun
57
2) Nyeri menurun
I.14539:
Observasi
Terapeutik
lingkungan pasien
Edukasi
benar Kolaborasi
sumber informasi
Tujuan :
Kriteria hasil :
topic meningkat
Observasi
Terapeutik
kesepakatan Edukasi
Intervensi bayi
nafas Tujuan
Kriteria hasil :
Observasi
3) Monitor sputum
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
perlu
Tujuan :
Kriteria hasil :
1) Dipsnea menurun
3) Kedalaman nafas
I.01011 :
Observasi
3) Monitor sputum
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
60
perlu
rendah Tujuan :
Kriteria hasil :
1) Menggigil menurun
Observasi
2) Identifikasi penyebab
hipotermi Terapeutik
ruangan, incubator)
kangguru)
Edukasi
Tujuan :
Kriteria hasil :
I.03119 :
Observasi
Implementasi Keperawatan
akan ada respon hasil dari pasien setiap harinya. keperawatan ini
Evaluasi Keperawatan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
evaluasi.
B. Subyek Penelitian
Adapun subyek penelitian yang akan di teliti berjumlah dua kasus yang
Kriteria Inklusi
C. Definisi Operasional
melahirkan yang terjadi pada saat akhir kehamilan maupun jauh sebelumnya.
evaluasi.
Pada studi kasus ini dilakukan di balikpapan pada tanggal 15 April s.d 8
mei 2020.
E. Prosedur Penelitian
dengan pembimbing.
kedua subyek.
63
G. Keabsahan Data
menghasilkan validitas data yang sesuai. Keabsahan data pada penelitian ini
secara komprehensif.
H. Analisa Data
Analisia data pada literature review yaitu data yang dikumpulkan sesuai
dengan kriteria inklusi dikaitkan dengan konsep teori, prinsip yang relevan
Pada BAB ini akan diuraikan tentang hasil penelitian Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Post partum dengan Ketuban pecah dini bentuk review kasus yang telah
sebanyak 2 klien. Guna membahas tentang keterkaitan dan kesenjangan antara teori
dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien post partum dengan ketuban pecah
menyesuaikan hasil diagnosa yang diambil dengan model konseptual self care Orem
A. Hasil
1. Gambaran Lokasi case rewiev
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 9 Mei 2019 hingga 11 Mei 2019
64
65
a. Pengkajian
Tabel 4.1. Hasil Anamnesis Identitas dan data fokus Klien post partum
dengan ketuban pecah dini di Instalasi Rawat Inap RSKD
Dr.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Identitas klien Klien 1 Klien 2
Nama Ny.R Ny. C
Umur 29 Tahun 40 Tahun
Pendidikan SMA SLTA
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan Menikah Menikah
Pernikahan ke Pertama Pertama
Lama pernikahan 8 tahun 20 Tahun
Agama Islam Kristen
Suku Jawa Batak
Sumber informasi Klien dan RM Klien
Tanggal pengkajian 9 Meil 2019 27 Juni 2019
Data Subjektif Klien 1 Klien 2
DX medis G2 P1 A0 dengan G3 P2 A0 dengan
Ketuban pecah dini ketuban pecah dini
Alasan masuk DS : Klien DS : Klien mengatakan
mengatakan keluar perut terasa nyeri dan
rembesan air di kencang dan juga
kemaluannya dan keluar rembesan air
mengatakan nyeri di DO : Klien tampak
bagian perutnya. meringis
DO : Klien tampak
meringis menahan
nyeri
Riwayat penyakit DS : Klien DS : Klien mengatakan
sekarang mengatakan Pada Datang ke rumah sakit
malam hari terasa tanggal 26 juni jam
keluar seperti cairan 04.00 WITA dengan
dari vagina dan perut keadaan perut tersds
trasa sakit abikat kencang dan nyeri
kontraksi dan juga keluar rembesan
langsung dilariakn ke air DO : Pasien
IGD tampak meringis
DO : Paien tampak
Meringis
66
warna: kekuningan
keluhan: Tidak Ada
Istirahat dan tidur DS : klien mengatakan DS : klien mengatakan
Tidur siang 1 jam, Tidur siang 4 jam, tidur
tidur malam 7-8 jam malam 6 jam
Klien mengatakan Klien mengatakan nyeri
nyeri berkurang jika berkurang jika istirahat
istirahat Klien mengatakan
DO : klien mudah lelah
mengatakan mudah Klien mengatakan
lelah myeri hilang dengan
Klien sering istirahat istirahat dan tidur
untuk mengurangi Klien mengatakan
nyeri keterbatasan gerak.
Klien memiliki keter- DO : Klien sering
batasan gerak istirahat untuk
Tidak ada edema pada mengurangi nyeri
ekstremitas Tidak ada nyeri sendi
Tidak ada edema pada
ekstremitas
Interaksi sosial Ds : klien mengatakan Ds : klien mengatakan
memiliki sahabat dan memiliki sahabat dan
teman untuk berbagi teman untuk berbagi
masalah dan masalah dan
kebahagia-an kebahagiaan
Klien mengatakan Klien mengatakan
suami dan orang tua suami adalah orang
adalah orang yang yang sangat diperlukan
sangat diperlukan saat saat sakit
sakit Klien mengatakan
Klien mengatakan berinteraksi baik
bidan adalah orang dengan tetangga
yang dipercayai untuk Klien mengatakan
menentukan per- petugas kesehatan
tolongan kesehatan adalah orang yang
DO : Tampak suami dipercayai untuk
mendampingi klien menentukan
pertolongan kesehatan
DO : Tampak suami
dan keluarga
mendampingi klien
Pencegahan DS : klien mengatakan DS: klien mengatakan
ANC tidak teratur ANC teratur
DO : klien menyusui Klien mengatakan
on demand minum tablet besi
teratur
Klien mengatakan
70
riwayat GDM
karena kehamilan
GDM sebagai DS : Klien meng- DS : Klien mengatkan
penyakit keturunan katakan tidak mem- tidak mempunyai GDM
punyai GDM sebagai penyakit
sebagai penyakit keturun-an
keturunan DO : tidak ada riwayat
DO : tidak ada ri- GDM keturunan
wayat GDM
penyakit keturunan
KPD karena sexinter- DO : Klien DO : Klien mengatakan
couse mengata-kan tidak tidak mengalami KPD
mengalami KPD karena sexintercouse
karena sexinter- DS : tidak ada riwayat
couse KPD
DS : Data tidak
mendukung
Health deviation selfcare requisites
Adherence to medical regimen
Klien 1 Klien 2
Menyampaikan ke- DS : Klien DS :Klien
luhan yang di RS menyampai-kan menyampaikan keluhan
pada nakes keluhan nyeri pada nyeri pada nakes
nakes DO : Tampak klien me-
DO : Tampak klien nyampaikan keluhan
me-nyampaikan ke-pada perawat
keluhan ke-pada
perawat
Kooperatif dalam DS : Klien DS : Klien mengatakan
pe-ngobatan dan mengatakan mau mau mengikuti selama
pe-rawatan mengikuti selama pengobatan dan
pengobatan dan perawatan
perawat-an DO : Tampak klien mau
DO : Tampak klien mengikuti semua
mau mengikuti semua perawa-tan
pera-watan
Ketakutan dengan DS : Klien DS : Klien mengatakan
efek samping obat mengatakan percaya percaya dengan
dengan penjelas-an penjelasan perawat saat
perawat saat mem- memberikan obat
berikan obat DO : tampak klien mau
DO : tampak klien meminum obat yang di-
mau menerima terapi berikan
obat yang diberikan
Membeli semua DS : Klien DS : Klien mengatakan
resep yang mengatakan membeli membeli semua resep
diberikan semua resep yang yang diberikan
73
anaknya anaknya
Adjustment of lifestyle to accommodate changes in the health
status and medical regimen
Klien 1 Klien 2
Mengerti DS : Klien DS : Klien mengatakan
dilakukan- mengatakan mengerti mengerti dilakukan
nya SC/episiotomy/ dilakukan induksi induk-si
vakum/forcep/induk DO : Tampak luka DO : Tampak luka
si jahitan jalan lahir jahitan jalan lahir
Adaptasi terhadap DS : Klien DS : Klien mengatakan
nyeri mengatakan nyeri di nyeri di luka jahitan
daerah lika jahitan DO : klien tampak me-
DO : klien tampak nahan nyeri
me-nahan nyeri
Menerima DS : Klien DS : Klien mengatakan
perubahan tubuh mengatakan menerima menerima perubahan
perubahan tubuh yang tubuh yang penting
penting anaknya sehat anaknya sehat
DO : tampak klien DO : tampak klien me-
me-nerima perubahan nerima perubahan yang
yang dialaminya dialaminya
Menerima DS : Klien DS : Klien mengatakan
perubahan peran mengatakan senang senang menjadi ibu
karena telah menjadi untuk anaknya
ibu DO : Klien tampak mau
DO : Klien tampak menyusui anaknya
mau menyusui
anaknya
Medical problem and plain
Hasil Lab Klien 1 Klien 2
Pemeriksaan darah Data tidak mendukung Data tidak mendukung
Penatalaksanaan Data tidak mendukung Data tidak mendukung
medis
Pemeriksaan Fisik
Klien 1 Klien 2
Data tidak mendukung Data tidak mendukung
Data Fokus
Klien 1 Klien 2
DS : DS :
a) Klien mengatakan pada a) Klien mengatakan dating
malam hari sebelum ke RS tanggal 26 juni jam
masuk rumah sakit terasa 04.00 WITA dengan
keluar seperti cairan dari keadaan perut terasa
vagina dan perut terasa kencang dan nyeri serta
saki alibat kontraksi dan keluar rempesan air dari
langsung di bawa ke IGD jalan lahir
76
Interperetasi data :
yaitu klien 1 bernama Ny.R dan klien 2 bernama Ny.C. klien 1 berusia 29
tahun dan klien 2 berusia 40 tahun. klien 1 dan 2 sama sama sebagai ibu
pada klien 1 sekitar 8 tahun dan klien 2 sekitar 20 tahun. Klien 1 beragama
klien 2 pada tanggal 27 juni 2019, dengan sumber informasi dari pengkajian
A0 dengan ketuban pecah dini. Alasan masuk rumah sakit klien ditemukan
bagian perut terasa kencang serta keluar rembesan air pada jalan lahir,
hari sebelum ke RS terasa keliar cairan dari vagina dan perut terasa sakit
Riwayat persalinan yang lalu dan saat ini klien 1 Anak pertama
Anak kedua laki-laki, PB/BB 48cm/3300 gram kondisi sekarang Sehat, usia
Bidan.
sedangkan
persamaan yaitu Turgor kulit baik dan Kulit tidak kering, terpasang infuse.
BAB 1 kali di RS. Klien mengatakan ganti pembalut perhari 3-4 kali/hari.
sedangkan klien 2 mengatakan BAK 4 kali sehari dan BAB 1 kali di RS,
Klien mengatakan ganti pembalut perhari 3 kali. Pada klien 1 dan Klien 2
mengganggu istirahat
82
dan klien 2 mampu makan dan BAK sendiri. Perbedaan pada kedua klien
b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.2 Diagnosa Keperawatan klien post partum dengan ketuban pecah
dini di Instalasi Rawat Inap RSKD Dr.Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan
Klien 1 Klien 2
No Hari/ Hari/
Diagnosa Diagnosa
. tanggal tanggal
Keperawatan Keperawatan
ditemukan ditemukan
1 Kamis 9 Dx.1 Nyeri akut Kamis, 27 Dx.1 Nyeri
mei 2019 ber-hubungan Juni 2019 Akut
dengan peregangan berhubungan
perineum dan dengan agen
involusi uteri pencedera fisik
DS : Klien meng- DS : Klien
katakan nyeri meng-katakan
pasca melahirkan nyeri pada luka
DO : klien jahitan tera-sa
tampak meringis seperti tertusuk
Tampak jahitan tusuk. Nyeri
pada perineum ber-tambah jika
Pengkajian ber-gerak dan
PQRST ber-kurang jika
P : nyeri ber-istirahat
Q : seperti DO : Klien tam-
tertusuk-tusuk pak berhati-hati
R : di perineum akan
S:4 pergerakannya
T : bertambah jika Skala nyeri 4
bergerak dan Tampak jahitan
berkurang jika pada perineum
beristirahat Pengkajian
PQRST
P : nyeri
Q : seperti ter-
tusuk- tusuk
R : di luka jalan
83
lahir
S:4
I T:Bertambah
jika bergerak
n dan
berkurang
t jika
beristirahat
I Tanda-tanda
vital
n TD :
110/80mmHg
t N : 93 x
/menit
e S : 37,0 C̊ R
: 20 x /menit
2 p Kamis, Dx.2 Resiko Kamis, 27 Dx.2 Resiko in-
09 Mei infeksi Juni 2019 feksi dibuktikan
r 2019 berhubungan dengan efek
dengan trauma prosedur infasif
I jalan lahir DS : Data tidak
DS:Klien meng- mendukung
n atakan darah DO : Terdapat
cukup banyak dan luka jahitan
t sering mengganti pada perineum
pembalut
I DO : Data tidak
mendukung
n
tepretasi data :
yang muncul pada klien 2 adalah nyeri akut berhubungan dengan agen
84
infasif.
c. Perencanaan
Tabel 4.3 Perencanaan klien post partum dengan ketuban pecah dini di
Instalasi Rawat Inap RSKD Dr.Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan
Hari/ Dx Tujuan dan Kriteria Perencanaan
Tanggal Keperawatan Hasil
Klien 1
Kamis, Nyeri akut Setelah dilakukan Kaji secara
9 Mei ber-hubungan tindakan komprehensif terhadap
2019 dengan keperawatan nyeri dengan PQRST
peregangan selama 1x 8 jam
perineum dan diharapkan nyeri Kaji kontraksi uterus, proses
involusi uteri berkurang dengan involusi uteri
Kriteria hasil: Anjurkan Klien untuk
1. Tanda Tanda membasahi perineum
vital dalam batas dengan air hangat sebelum
normal berkemih.
2. Pasien Jelaskan pada ibu
menunjukkan tentang teknik merawat
peningkatan luka perineum dan
aktivitas mengganti pembalut
3. Nyeri dapat secara teratur setiap 3x
dikontrol sehari
Kolaborasi dengan
dokter tentang
pemberian analgetik jika
skla nyeri 7 keatas
Kamis, Resiko Setelah dilakukan Pantau tanda tanda vital
9 mei Infeksi b.d tindakan
2019 trauma jalan keperawatan Kaji pengeluaran lochea,
lahir selama 1x8 jam warna, bau, dan jumlah
diharapkan infeksi Kaji luka perineum, dan
tidak terjadi keadaan jahitan
Kriteria hasil: Anjurkan klien
membasuh vulva setiap
a) Tidak ada tanda habis berkemih dengan cara
infeksi yang benar, dan anjurkan
b) Luka episiotomy mengganti pembalut 3x /
kering dan bersih hari atau setiap kali
c) Takut berkemih pengeluaran lochea banyak
dan BAB tidak Pertahankan teknik
ada
85
Interpretasi data :
pada klien.
86
d. Pelaksanaan
Tabel 4.4 Pelaksanaan klien 1 dan 2 post partum dengan ketuban pecah
dini di Instalasi Rawat Inap RSKD Dr.Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan
Waktu pelaksanaan Tindakan keperawatan Evaluasi
Klien 1
Kamis Melakukan pengkajian DS : pasien
10.00 monitor ttv mengatakan nyeri
pasca melahirkan
DO :
TD : 110/70
mmHg
N : 82 x/menit
R : 18 x/menit
S : 36,6 ̊ C
DS: pasien
mengatakan tidak ada
keluahan
DO: pasien tampak
rilex
88
Klien 2
Waktu pelaksanaan Tindakan keperawatan Evaluasi
JUM’AT, Melakukan pengkajian DS : klien mengeluh
16.10 2.3 pantau tanda tanda nyeri
vital DO :
TD : 110/80
mmHg
N : 93
x/menit S :
37,0 ̊C
R : 20 x/menit
16.30 1.1 mengkaji
karakteristik nyeri DS : klien mengeluh
2.1 mengkaji keadaan nyeri
luka observasi tanda DO :
inveksi - terdapat 10
jahitan pada
luka
- Tidak ada
tanda
kemerahan
- Tidak ada
edema
- Skala nyeri 4
- Tidak ada
edema
Interpretasi Data :
berdasarkan dari rencana atau intervensi yang telah dibuat, tujuan melakukan
e. Evaluasi
Tabel 4.5 Evaluasi klien 1 dan 2 post partum dengan ketuban pecah dini di
Instalasi Rawat Inap RSKD Dr.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Waktu (tgl/jam) Diagnosa Evaluasi (SOAP)
keperawatan
Klien 1
Sabtu, 11 Mei 2019 Nyeri akut S : pasien mengatakan
berhubungan dengan nyeri pasca melahiran
agen peregangan sudah menghilang
perineum involusi O : Pasien tampak rilex
uteri A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
S : pasien mengatakan
paham bagaimana cara
Resiko Infeksi membasuk vulva yang
berhubungan dengan benar dan mengganti
Trauma jalan lahir pembalut dengan benar
O : pasien tampak
rileks
A : Masalah Teratasi
P : hentikan Intervensi
Klien 2
Hari ke- Diagnosa Evaluasi (SOAP)
keperawatan
Hari ke-1 Nyeri akut S : klien mengatakan
Jum’at , berhubungan dengan nyeri
28 Juni 2019 agen pencedera fisik O : tampak ada jahitan
pada luka
A : Masalah belum
tertasi
P : Lanjutkan
intervensi
Resiko infeksi
berhubungan dengan S:-
efek prosedur infasif O : tidak ada tanda
kemerahan , tidak ada
edema
A : Masalah sebagian
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
91
Interpretasi Data :
perineum dan involusi uteri, Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan
lahir.
B. Pembahasan
1. Pengkajian
pengkajian klien 1 dan klien 2 memiliki keluhan yang sama yaitu pada
klien 1 mengatakan pada malam hari terasa keluar seperti cairan di vagina
aroma air ketuban berbau, berwarna pucat, cairan ini tidak akan berhenti
Sementara itu, demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut
sebagai nyeri ringan, sedang, atau berat dan T=Timing /seberapa sering
93
bergerak dan berkurang ketika istirahat, Pada klien 2 Ny.c ditemukan data
berisistirahat
ibu akan mengejan dan mendorong bayi keluar dari rahim, vagina dan
perineumnya akan mengalami tekanan yang sangat kuat. Hal ini berisiko
tinggi menyebabkan luka robekan pada vagina dan perineum yang dapat
normal.
Orem, data dari Ny.R dan Ny.C setelah dianalisis dapat memenuhi aspek
dini menurut penulis tanda dan gejala yang di raasakan sudah sesuai
2. Diagnosa Keperawatan
Hasil analisa data pada kedua klien post partum dengan ketuban
mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-100% untuk
validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan gejala yang
ketuban pecah dini menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) diagnosa
keperawatan yang muncul pada ibu yaitu nyeri akut D.0077, gangguan
teori pada klien 1 dan klien 2 post partum dengan ketuban pecah dini yaitu
diangkat adalah agen pencedera fisik /trauma, dan diagnosa resiko infeksi,
Data Objektif klien tampak meringis, klien tampak gelisah, diagnosa nyeri
untuk validasi diagnosis dan terdapat tanda minor: tanda/gejala tidak harus
pada klien 1 dan klien 2 post partum dengan ketuban pecah dini yaitu
klien didapatkan data subjektif sama sama mengeluarkan cairan dari jalan
pecah sebelum waktunya, dan kondisi klinis terkait salah satunya ialah
primer.
3. Perencanaan
keperawatan.
akut dapat teratasi dengan kriteria hasil : keluhan nyeri menurun, meringis
pada klien 1 dan klien 2 menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018):
diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil : tidak terjadi demam,
peneliti pada klien 1 dan klien 2 menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018): Observasi (Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik),
98
Teraupetik (cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
dan gejala infeksi, ajarkan cara mencuci tangan dengan benar) Kolaborasi
Februanti, 2019.
Mei 2019 hingga 11 Mei 2019 dan klien 2 dari tanggal 27 juni 2019
mengatasi masalah pertama yaitu nyeri akut terhadap klien 1 dan klien
masalah resiko infeksi pada klien 1 dan klien 2 sesuai dengan intervensi
yaitu monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik, cuci tangan
100
jika perlu.
5. Evaluasi
kesehatan lainnya.
Hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada klien 1, pada post
akut, dan resiko infeksi. Pada diagnosa nyeri akut, masalah dapat
masalah dapat teratasi ditandai dengan klien tidak ada mengalami tanda
Hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada klien 2, pada post
akut dan resiko infeksi. Pada diagnosa nyeri akut, masalah dapat
teratasi
101
A. Kesimpulan
klien dengan Post partum dengan ketuban pecah dini peneliti dapat
intervensi yang sudah dibuat, sesuai dengan kebutuhan kedua klien post
tersebut dapat dilakukan dan berjalan dengan baik berkat kerja sama dari
temukan dua masalah keperawatan yaitu nyeri akut dan resiko infeksi
102
103
B. Saran
1. Bagi peneliti
Pecah Dini.
dengan post partum dengan ketuban pecah dini di harpakan dapat menjadi
nahan informasi bagi perawat maupun pihak rumah sakit untuk dapat
pada Ibu post partum dengan ketuban pecah dini secara komprehensif
dini.
104
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/proses-induksi-untuk-mempercepat-persalinan
Dewi. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Heldayani. (2009). Laporan asuhan keperawatan pada ibu dengan sectio caesarea.
Banjar Baru.
Kesehatan RI.
Kesehatan RI.
105
Marmi. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Nuha Medika.
Sarwono, P. (2000). Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Neonatal. Jakarta.
https://www.who.int/bulletin/volumes/88/1/08-062554/en/
Pustaka.
Yunita. (2019). Yuk intip, apa saja syarat persalinan normal ? Retrieved from
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3623230/yuk-intip-apa-saja-
syarat- persalinan-normal