NIM : 223221357
KELAS : B15
1. Uraikan secara singkat dan jelas pendapat saudara tentang peran dan fungsi edukasi perawat
dalam keperawatan komplementer ! (bobot Nilai 20%)
2. Uraikan pendapat saudara terkait ruang lingkup : teknik, alat, bahan, keluhan, perbedaan
setelah menjalani terapi komplementer dari pengalaman sendiri atau pengalaman
rekan/keluarga yang pernah menerima pelayanan komplementer ! (bobot Nilai 20%)
3. Sebut dan uraikan : karakteristik terapis, teknik, bahan yang digunakan pada terapis
komplementer maupun terapi alternatif yang ada di sekitar daerah saudara ! (bobot Nilai 20%)
4. Uraikan pendapat saudara tentang analisis salah satu bahan obat Herbal Indonesia dengan
salah satu evidencebase (jurnal) terkini! (bobot Nilai 20%)
5. Uraikan pendapat saudara tentang analisis salah satu terapi fisik komplementer (Massage,
Akupunkture, Bekam, Hipnosis lima jari dsbnya) dengan dukungan salah satu
evidencebase/jurnal! (bobot Nilai 20%)
JAWABAN:
1. Menurut pendapat saya peran dan fungsi edukasi perawat dalam keperawatan
komplementer yaitu Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang
terapi komplementer diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti,
pemberi pelayanan langsung, koordinator dan sebagai advokat. Sebagai konselor
perawat dapat menjadi tempat bertanya, konsultasi, dan diskusi apabila klien
membutuhkan informasi ataupun sebelum mengambil keputusan. Dalam keperawatan,
edukasi merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu
klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya memalui kegiatan pembelajaran,yang didalamnya perawat berperan
sebagai perawat pendidik. Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer
selain dokter dan praktisi terapi. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada
pasien dalam fungsinya secara holistik dengan memberikan advocate dalam hal
keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada pasien.
Edukasi dalam terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan
penyakit ataupun rehabilitasi. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat
pencegahan primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun
kelompok. Upaya pendidikan kesehatan di tingkat komunitas penting dilakukan dengan
beberapa alasan yaitu : individu akan mudah mengadopsi perilaku sehat apabila
mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya terutama dari keluarga , intervensi
di tingkat komunitas dapat mengubah struktur sosial yang kondusif terhadap program
promosi kesehatan, unsur – unsur di dalam komunitas dapat membentuk sinergi dalam
upaya promosi kesehatan.
Edukasi dalam keperawatan komplementer dapat berupa penyuluhan kepada
masyarakat. Pada dasarnya ketiga metode edukasi dapat digunakan dalam keperawatan
komplementer. Namun diperlukan pendekatan sesuai jumlah sasaran serta media yang
tepat agar tujuan edukasi dapat dicapai secara optimal.
2. Pengobatan komplementer adalah praktik atau perawatan yang telah terbukti secara
medis sebagai pelengkap dari terapi atau pengobatan utama. Terapi ini dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup pasien dan membuat pasien merasa lebih sehat. Namun,
terapi komplementer tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan medis.
Namun, terapi komplementer bukanlah pengobatan alternatif karena tidak bisa
menggantikan pengobatan konvensional. Terapi komplementer justru digunakan
sebagai pendukung pengobatan yang bertujuan untuk membantu pasien merasa lebih
baik atau mengatasi efek samping yang muncul akibat pengobatan konvensional. Salah
satu contoh nya yaitu terapi komplementer yang satu ini menggunakan minyak esensial,
baik dengan cara dihirup maupun dioleskan ke kulit, untuk mendapatkan manfaat
terapeutik. Saat dihirup, aroma minyak esensial akan memengaruhi pusat emosional di
otak. Aromaterapi dipercaya dapat mengatasi beragam kondisi, seperti kecemasan,
depresi, mual, insomnia, dan menurunnya nafsu makan. Selain itu, minyak esensial juga
dapat digunakan sebagai minyak pijat untuk melemaskan otot-otot yang tegang.
▪ Titik hati 3 yaitu titik yang berada bagian lunakan dari ibu jari kaki dan jari kaki
kedua pada kaki
▪ Titik usus besar yaitu titik yang berada dijari tangan ,posisinya dibagian lunakan
tarajari telunjuk dan ibu jari
▪ Titik limpa 6 yaitu titik yang berada sekitar tiga jari diatas pergelangan kaki,
tepatnya pada bagian lunak atau otot betis bagian bawah.
Insomnia pada lansia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor status kesehatan,
penggunaan obat-obatan, kondisi lingkungan, stres psikologis, diet/nutrisi, gaya hidup
menyumbangkan insomnia pada usia lanjut (Prananto, 2016).Insomnia pada lansia juga
dihubungkan dengan penurunan memori, konsentrasi terganggu dan perubahan kinerja
fungsional. Perubahan yang sangat menonjol yaitu terjadi penurunan gelombang alfa
dan meningkatnya frekuensi terbangun di malam hari atau meningkatnya fragmentasi
tidur karena seringnya terbangun (Darmojo, 2015). Penanganan yang dapat digunakan
untuk mengatasi insomniaantara lain terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi.
Terapifarmakologi dapat dilakukan dengan pemberian obat tidur, tetapi penggunaan
jangka panjang dapat mengganggu tidur danmenyebabkan masalah yang lebih serius
seperti ketergantungan akan obat, penurunan metabolisme pada lansia, penurunan
fungsi ginjal dan menyebabkan kerusakan fungsi kognitif (Aziz, 2014). Penanganan
Terapi non farmakologi yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia pada
lansiaantara lain terapi rekreasi, terapi musik, massage kaki, pijat, yoga, relaksasi
progresif, meditasi dan aromaterapi (Rahmawati, 2015). Massage kaki merupakan
terapi non farmakologis, hanyalah menggunakan tangan manusia dan dapat dilakukan
sendiri tanpa menggunakan bantuan fisik dari orang lain, dalam melakukan massage
pada otot – otot kaki maka dapat memperlancar sirkulasi darah mengalir ke jantung
(Pamungkas,2015). Massage kaki adalah stimulasi pada kulit dan jaringan dibawahnya
dengan menggunakan berbagai tingkatan tekanan tangan untuk mengurangi nyeri,
membuat rileks atau meningkatkan sirkulasi.
Abstrak
Salah satu masalah yang sering terjadi pada lansia adalah insomnia yaitu ketidak
mampuan untuk tidur walaupun ada keinginan untuk melakukannya. Dampak Insomnia
pada lansia yaitu mengantuk berlebihan di siang hari, gangguan atensi dan memori,
mood, depresi, sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang tidak semestinya dan
penurunan kualitas hidup. Pada tahap ini tentunya lansia membutuhkan terapi , salah
satunya dengan di berikan massage kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Massage Kaki terhadap penurunan insomnia pada Lansia di Banjar Temesi
Desa Temesi Kabupaten Gianyar. Penelitian ini menggunakan rancangan desain pre
eksperimental one group pre test–post test. Sampel terdiri dari 15 orang diambil secara
Purposive Sampling. Hasil didapatkan sebelum diberikan massage kaki pada lansia
mengalami insomnia sedang sebanyak 9 orang (60%), sesudah diberikan massage kaki
menjadi insomnia rendah 13 responden (86,7%). Berdasarkan uji statistik wilcoxon
didapatkan hasil bahwa nilai P + value + 0,001 yang berarti P< α (0,05) berarti ada
pengaruh massage kaki terhadap penurunan insomnia pada lansia di Banjar Temesi
Desa Temesi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan agar massage kaki
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam menurunkan insomnia pada lansia.