Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


DEFISIT PERAWATAN DIRI

OLEH

1. I KADEK JUNIANTARA SAPUTRA (16E11569)


2. I KETUT SUAMBA ADI PUTRA (16E11600)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
DENPASAR
2017
LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Tinjauan teori perawatan diri


1. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Depkes, 2000).
Menurut Poter.Perry 2005, perawatan diri adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis.
2. Jenis-jenis kekurangan perawatan diri
Menurut NANDA,2015-2017 menyatakan ada beberapa jenis- jenis
perawatan diri adalah sebagai berikut:
a. Kurang perawatan diri : Mandi atau kebersihan
Adalah hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas mandi secara mandiri
b. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian atau berhias
Adalah hambatan kemampuan
c. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri
3. Patofisiologi
a. Etiologi
Menurut Depkes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah :
1) Faktor predisposisi
a) Perkembangan, keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan insiatif terganggu.
b) Biologis, penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c) Kemampuan realitas turun, klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidak
pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d) Sosial, kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2) Faktor presipitasi
a) Body image, gambaran idividu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri, misalnya dengan adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
b) Praktik sosial, pada anak-anak selalu dimanjakan dalam
kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pada
personal hygiene.
c) Status sosial ekonomi, memerlukan uang untuk menyediakan
alat dan bahan.
d) Pengetahuan, pengetahuan sangat penting untuk personal
hygiene, karena semakin baik pengetahuan dapat meningkatkan
kesehatan.
e) Budaya, di beberapa masyarakat jika individu sakit tidak boleh
mandi.
f) Kebiasaan seseorang, ada kebiasaan orang yang menggunakan
produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun
dll.
g) Kondisi fisik atau psikis.
3) Faktor yang berhubungan dengan defisit perawatan menurut
NANDA, 2015-2017 adalah sebagai berikut :
a) Ansietas
b) Gangguan fungsi kognitif
c) Gangguan musculoskeletal
d) Gangguan neuromuskular
e) Gangguan persepsi
f) Kelemahan
g) Keletihan
h) Kendala lingkungan
i) Ketidaknyamanan
j) Nyeri
k) Penurunan motivasi
4. Manifestasi Klinis
a. Tanda dan Gejala
1) Fisik
a) Badan bau,pakaian kotor.
b) Rambut dan kulit kotor.
c) Kuku panjang dan kotor.
d) Kuku kotor disertai mulut bau.
e) Penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif.
b) Menarik diri, isolasi diri.
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3) Sosial
a) Interaksi kurang.
b) Kegiatan kurang.
c) Tidak mampu berprilaku sesuai norma.
d) Cara makan tidak teratur BAK & BAB disembarang tempat,
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri. (Rusdi.deden.
2013).
b. Rentan Respon Kognitif
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat
merawat diri adalah:
1) Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
a) Bina hubungan saling percaya.
b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
2) Membimbing dan menolong klien merawat diri
a) Bantu klien merawat diri.
b) Ajarkan ketrampilan secara bertahap.
c) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari.
3) Ciptakan lingkungan yang mendukung
a) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
b) Dekatkan peralatan mandi agar mudah dijangkau oleh klien.
c) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien,
misalnya kamar mandi yang dekat dan tertutup.
c. Mekanisme Koping
1) Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrase,
pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah
klien bias memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2) Mekanisme koping maladaptive
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cendrung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
1. Definisi
a. Defisit perawatan diri adalah Kondisi ketika individu mengalami suatu
kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan
kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima aktivitas perawatan
diri (Carpenito, Lynda Jual 2013).
b. Defisit Perawatan Diri Mandi adalah Hambatan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikann mandi/aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri
(NANDA, 2015-2017).
c. Defisit perawatan diri eleminasi adalah hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi mandiri (NANDA, 2015-
2017).
d. Defisit perawatan diri makan adalah hambatan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitans makan sendiri (NANDA, 2015-2017).
e. Defisit perawatan diri berpakaian adalah hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaiakn aktivitas berpakaian secara mandiri (NANDA,
2015-2017).

A. PENGKAJIAN
1. Defisit Keperawatan Diri : Mandi
a. Data Subyektif
1). Pasien merasa lemah
2). Malas untuk beraktivitas
3). Merasa tidak berdaya
b. Data Obyektif
1). Rambut kotor, acak – acakan
2). Badan kotor dan bau
3). Mulut dan gigi bau.
4). Kulit kusam dan kotor
5). Kuku panjang dan tidak terawat
(NANDA, 2012-2014)
2. Defisit keperawatan diri : makan
a. .Data subyektif
1). Pasien merasa mual saat makan
2). Pasien makan dibantu oleh keluarga
3). Psien tidak mampu menelan makanannya
b. Data objektif
1). Pasien tampak mual dan tidak mau makan
2). Pasien tampak dibantu makan oleh keluarganya
3). Pasien dipasangi selang NGT karena tidak bisa menelan
4). Pasien tampak tidak bisa menelan makanan
3. Defisit perawatan diri : Eleminasi
a. Data subjektif
1) Pasien mengatakan tidak bisa kekamar mandi dengan sendiri tapi
dibantu oleh keluarga.
2) Pasien mengatakan eleminasinya dibantu oleh keluarga di tempat
tidur dengan menggunakan diapers.
3) Pasien mengatakan tidak bisa eleminasi dengan sendiri dan dibantu
oleh keluarga.
b. Data objektf
1) Pasien tampak tidak bisa melakukan toileting sendiri dan dibantu
oleh keluarga.
2) Eleminasi pasien dilakukan ditempat tidur dan paien tampak
dipasangi diapers.
3) Pasien tampak dibantu eleminasinya oleh keluarga pasien.
4. Defisit perawatan diri : Berpakaian
a. Data subjektif
1) Pasien mengatakan tidak bisa mengenakan pakaiannya dan dibantu
oleh keluarganya.
2) Pasien mengatkana tidak bisa mengenakan pakaiannya karena ada
alat bantu.
3) Pasien mengatakan tidak bisa mengambil pakaiannya sendiri karena
tidak bisa bangun dari tempat tidurnya.
b. Data objektif
1) Pasien Nampak dibantu oleh keluarga pasien untuk mengenakan
pakaian.
2) Pasie Nampak tidak mampu mengenakan pakaiannya karena
dipasang alat bantu kesehatan.
3) Pasien tidak bisa mengambil pakaiannya karena mengalami
beddress total.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut NANDA 2015-2017, Defisit perawatan diri berhubungan dengan :

1. Ansietas
2. Gangguan fungsi kognitif
3. Gangguan muskuloskletal
4. Gangguan neuromuskular
5. Gangguan persepsi
6. Kelemahan
7. Kendala lingkungan
8. Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh
9. Ketidakmampuan merasakan hubungan spasial
10. Nyeri
11. Penurunan motivasi (NANDA, 2015-2017).

C. PERENCANAAN
a. Rencana Tujuan: Setelah dberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan pasien mampu melakukan personal hygene secara mandiri dengan
kriteri hasil :
1) Pasien tidak lemah
2) Pasien bersemangat untuk beraktivitas
3) Rambut bersih dan rapi
4) Badan tidak bau
5) Mulut dan gigi bersih
6) Kulit bersih
7) Kuku pendek dan bersih

b. Rencana tindakan
NO Rasional
1 Mandikan pasien setiap hari sampai Agar badan menjadi segar, melancarkan
pasien mampu melaksanakan sendiri peredaran darah dan meningkatkan
serta cuci rambut dan potong kuku kesehatan
pasien
2 Berikan HE pada pasien dan Agar pasien dan keluarga dapat termotivasi
keluarganya tentang pentingnya untuk menjaga personal hygiene
kebersihan diri
3 Tingkatkan motivasi pasien untuk Agar pasien lebih kooperatif untuk
membersihkan diri merawat diri
4 Bimbing keluarga pasien untuk Agar keterampilan dapat diterapkan
memandikan pasien

5 Bersihkan dan atur posisi serta tempat Klien merasa nyaman dengan tenun yang
tidur pasien bersih serta mencegah terjadinya infeksi

(Carpenito,2013)

D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat sebelumnya.
(Carpenito)

E. EVALUASI
1) Pasien tidak lemah
2) Paisen bersemangat untuk beraktivitas
3) Rambut pasien bersih dan rapi
4) Badan bersih dan tidak bau
5) Mulut dan gigi bersih
6) Kulit pasien bersih
7) Kuku pasien pendek dan bersih
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. Lynda Juall. (2013).Diagnosa Keperawatan. Edisi 6. Jakarta:EGC

Marilyn E. Doengoes (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 13. Jakarta : EGC

Nanda Internasional, 2012-2014. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :


EGC

Tarwoto dan Wartonah. (2000). KDM dan Aplikasi Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai