Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK RETARDASI MENTAL

DOSEN PENGAMPU

VENNY VIDYANTI.,S.Kep.,Ns

OLEH

KELOMPOK I

KELAS A6.2

1. MARIA JULIETA ESPERANCA NAIBILI (09130055)


2. ELISABETH NOVIA INA REGI (09130058)
3. SUPENI RAMBU PIRAS (09130059)
4. HASRY KURNIATY SAMBE RUMANGUN
RUMANGU N (09130061)
5. HERMAN SYS INDRAJAYA (09130065)
6. JUWITA VESBARIANA NAHAK (09130067)
7. MARIA ERLINDA SERAN (09130072)
8. ANDI INTAN (09130079)
9. AMIRIL MUKMININ
MUKMIN IN (09130081)
10. MARIA PAULINA NAHAK (09130086)
(09130086)
11. SILVANUS ROGA MISI (09130088)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahma-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Anak dengan Retardasi Mental”.

Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan,motivasi,dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak.Untuk itu,penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihakyang telah
turut membantu dalam menyusun makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari peranan berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan kepada penulis. Untuk itu,dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima
kasih kepada :

1. Tim Dosen pengampu mata kuliah asuhan keperawatan perkembangan anak.


2. Teman-teman yang telah membantu dan berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak
banyak terdapat kekurangan untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik guna memperbaiki penyusunan asuhan
keperawatan berikutnya.
Akhir kata,semoga makalah asuhan keperawatan pada anak retardasi mental ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Yogyakarta,Januari 2011

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………
Judul………………………………………………………
……………………………………………………i
…………………………i..

Kata Pengantar………………………………
Pengantar…………………………………………………………
………………………………………………….ii
……………………….ii

Daftar Isi………………………………………………………………………………………..iii

Bab I Pendahuluan…………………………………
Pen dahuluan………………………………………………………………
…………………………………………..1
……………..1

A. Latar Belakang………………………………………………………………………….
B. Tujuan penulisan……………………………
penulisan………………………………………………………
…………………………………………..
………………..

Bab II Tinjauan Teori……………………………


Teori…………………………………………………………
………………………………………………
…………………

A. Pengertian Retardasi Mental……………………………


Mental………………………………………………………
……………………………….
…….
B. Klasifikasi Retardasi
R etardasi Mental…………………………
Mental………………………………………………………
………………………………..
…..
Retarda si Mental…………………………
C. Etiologi Retardasi Mental……………………………………………………
…………………………………..
………..
D. Diagnosis dan Gejala klinis…………………………………………………………….
klinis…………………………………………………………….
E. Pemeriksaan Penunjang…………………………………
Penunjang……………………………………………………………
………………………………
……
F. Penatalaksanaan………………………………………………………………………..
G. Pencegahan…………………………………………………………………………….

Bab III Pembahasan………………………………


P embahasan………………………………………………………………
……………………………………………
……………

Bab IV Penutup……………………………
Penutup………………………………………………………
…………………………………………………
………………………

A. Kesimpulan……………………
Kesimpulan…………………………………………………
………………………………………………………
…………………………
B. Saran…………………………
Saran………………………………………………………
………………………………………………………
…………………………..
..

Daftar Pustaka…………………………………
Pustaka……………………………………………………………
………………………………………………
……………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara
berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0,3 % dari seluruh
populasi , dan hamper 3% mempunyai IQ dibawah 70. Sebagai sumber daya manusia tentunya
mereka tidak bisa dimanfaatkan,karena 0,1% dari anak-anak ini memerlukan
perawatan,bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya (Swaiman KF,1989).Sehingga
retardasi mental masih merupakan dilemma,sumber kecemasan bagi keluarga dan masyarakat.
Demikian pula dengan diagnosis,pengobatan dan pencegahannya masih merupakan masalah
yang tidak kecil.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat dan mengaplikasikan proses pemberian asuhan
keperawatan pada anak retardasi mental.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian retardasi mental
b. Mengetahui klasifikasi retardasi mental
c. Mengetahui etiologi retardasi mental
d. Mengetahui diagnosis dan gejala klinis
e. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada pasien retardasi mental
f. Mengetahui penatalaksanaan pada pasien retardasi mental
g. Mengetahui pencegahan terjadinya retardasi mental
h. Memahami asuhan keperawatan komprehensif pada anak dengan retardasi
mental
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Retardasi Mental

Menurut WHO (dikutip dari Menkes 1990),retardasi mental adalah kemampuan mental yang
tidak mencukupi.

Carter CH(dikutip dari Toback C.) mengatakan retardasi mental adalah suatu kondisi yang
ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk 
belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.

Menurut Crocker AC 1983,retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang
rendah,yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku,dan gejalanya timbul pada
masa perkembangan.

Menurut Melly Budhiman,seseorang dikatakan retardasi mental,bila memenuhi kriteria sebagai


berikut :

a. Fungsi intelektual umum dibawah normal


b. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif social
c. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah usia 18 tahun

B. Klasifikasi Retardasi Mental

Menurut nilai IQ-nya maka intelegensi seseorang dapat digolongkan sebagai berikut
(dikutip dari Swaiman 1989) :

Nilai IQ
Sangat superior 130 atau lebih
Superior 120-129
Diatas rata-rata 110-119
Rata-rata 90-110
Dibawah rata-rata 80-89
Retardasi mental borderline 70-79
Retardasi mental ringan(mampu didik) 52-69
Retardasi mental sedang (mampu latih ) 36-51
Retardasi mental berat 20-35
Retardasi mental sangat berat Dibawah 20

Yang disebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70,retardasi mental tipe ringan
masih mampu didik,retardasi mental tipe sedang mampu latih,sedangkan retardasi
mental tipe berat dan sangat berat memerlukan pengawasan dan bimbingan seumur
hidupnya.Bila ditinjau dari gejalanya,maka Melly Budhiman membagi :

a. Tipe Klinik 
Pada retardasi mental tipe klinik ini mudah dideteksi sejak dini,karena
kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat penyebabnya sering kelainan
organic,kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus-menerus dan
kelainan ini dapat terjadi pada kelas social tinggi ataupun yang
rendah.Orangtua dari anak yang menderita retardasi mental tipe klinik ini
cepat mencari pertolongan oleh karena mereka melihat sendiri kelainan pada
anaknya.

b. Tipe sosio budaya


Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat
mengikuti pelajaran.Penampilannya seperti anak normal,sehingga disebut juga
retardasi enam jam karena begitu mereka keluar sekolah mereka dapat
bermain seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal
dari golongan social ekonomi rendah. Para orangtua dari anak tipe ini tidak 
melihat adanya kelainan pada anaknya mereka mengetahui kalau anaknya
retardasi dari gurunya atau psikolog,karena anaknya gagal beberapa kali tidak 
naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan
borderline dan retardasi mental ringan.
C. EPIDEMOLOGI

Sekitar 3% populasi umum mempunyai kuotien intelegensi (IQ) kurang dari 2 simpang
baku dibawah mean. Telah diperkirakan bahwa 80-90% individu dalam populasi dengan
retardasi mental berfungsi dalam kisaran ringan, sementara hanya 5% populasi dengan
retardasi mental yang gangguannya berat sampai sangat berat. Prevalensi retardasi mental
ringan berbanding terbalik dengan status sosial ekonomi, sementara ketidakmampuan
sedang sampai berat terjadi dengan frekuensi yang sama pada hampir semua kelompok 
pendapatan. Karena diagnosis retardasi mental didasarkan pada penilaian perilaku
penyesuaian diri dan tidak hanya pada IQ, maka epidemiologinya juga bervariasi sejalan
dengan siklus hidup. Insiden retardasi yang pada mulanya dilaporkan meningkat sejalan
dengan usia, jumlahnya meningkat dengan tajam pada awal tahun-tahun sekolah dan
menurun pada akhir masa remaja ketika individu dengan gannguan ringan menyelesaikan
 pendidikan formalnya dan berasimilasi kedalam kehidupan dewasa “normal”.
“n ormal”. Identifikasi
anak dengan retardasi ringan pada masa pra sekolah paling lazim dipercepat dengan
perhatian pada perkembangan bahasanya.

D. Etiologi dan Patologi Retardasi Mental

Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental,penyebab dari retardasi
mental sangat kompleks dan multifaktorial.Namun,ada beberapa factor potensial
berperanan dalam terjadinya retardasi mental yang dinyatakan oleh Taft LT (1983)
dan Shonkoff JP (1992) antara lain

Faktor-Faktor yang potensial sebagai penyebab


p enyebab retardasi mental

1) Non-organik 
a. Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis
b. Faktor sosiokultural
c. Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik 
d. Penelantaran anak 

2) Organik 
2.1. Faktor Prakonsepsi
a. Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolic,kelainan
neurocutaneos)
b. Kelainan kromosom (X-linked,translokasi,fragile-X)  – sindrom
 – sindrom polygenic
 familial

2.2.Faktor Pranatal
a. Gangguan pertumbuhan otak trimester I
b. Kelainan kromosom (trisomi,mosaic)
c. Infeksi intrauterine,misalnya TORCH,HIV ( Human Immunodeficiency
virus )
d. Zat-zat teratogen (alcohol,radiasi,kokain,logam berat)
e. Disfungsi plasenta
f. Kelainan congenital dari otak (idiopatik)
g. Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
h. Ibu:diabetes mellitus,PKU(Phenylketonuria)
i. Toksemia gravidarum
 j. Ibu malnutrisi

2.3.Faktor Perinatal
a. Sangat premature
b. Asfiksia neonatorum
c. Trauma lahir : Perdarahan Intakranial
d. Meningitis
e. Kelainan metabolic : Hipoglikemia,Hiperbilirubinemia
2.4.Faktor postnatal
a. Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
b. Neuro toksin,misalnya logam berat
c. CVA (Cerebrovascular accident)
d. Anoksia,misalnya tenggelam
e. Metabolic
f. Gizi buruk 
g. Kelainan hormonal,misalnya hipotiroid,pseudohipoparatirid
h. Aminoaciduria,misalnya PKU (phenyl ketonuria)
i. Kelainan metabolism karbohidrat,galaktosemia
 j. Polisakaridosis,misalnya sindrom Hurler
k. Cerebral lipidosis (Tay Sachs),dengan hepatomegali (Gaucher)
l. Penyakit degeneratif /metabolic lainnya
m. Infeksi
n. Meningitis,ensefalitis
o. Subakut sklerosing panesefalitis

Penentu kemampuan pada setiap individu adalah kompleks dan banyak faktor. Tanpa
memandang tingkat kemampuannya, kemampuan setiap anak dipengaruhi oleh status integritas
maupun maturasi sistem saraf dan oleh sifat serta kualitas pengalaman hidupnya. Bebearap anak 
terus menerus mangalami gangguan neurologis yang berarti dan kemampuannya berkembang
normal. Yang lain menampakan gangguan kognitif berat meskipun tidak ada tanda-tanda
neurologis setempat yang dapat dikenali atau bukti adanya riwayat faktor resiko disfungsi sistem
saraf sentral yang bermakna. Sebab-sebab neurologis retardasi mental mungkin terdapat pada
berbagai faktor seperti malformasi struktural otak, kelainan metabolik, dan defisoit sistem saraf 
sentral yang terkait dengan infeksi, malnutrisi atau jejas hipoksik-iskemik. Berdasarkan
pengalaman tanda-tanda retardasi dapat dikenali dengan adanya riwayat disfungsi penyedia
perawatan yang terkait dengan psikopatologi orangtua, disorganisasi keluarga yang ekstrim, atau
kesulitan ekonomi. Anak yang hidup dalam kemiskinan biasanya rentan terhadap beban stres
sosial yang kumulatif maupun kerentanan biologis yang lebih besar yang terkait dengan faktor-
faktor resiko lebih tinggi seperti komplikasi perinatal dan defisiensi nutrisi.
Faktor-faktor potensial yang berperan menyebabkan patogenesis Retardasi Mental:

Gangguan Prakonsepsi
Kelainan gena tunggal (misalnya: kesalahan metabolisme bawaan, gangguan neurokutan)
Kelainan kromosom (misanya: gangguan terkait-X, translokasi, X fragile)
Sindrom poligenik familial.
Gangguan Embrio Awal
Gangguan kromosom (misalnya: trisomi, mosaiks)
Infeksi (misanya: sitomegalovirus, rubella, toksoplasmosis, virus imunodefisiensi manusia)
Teratogens (misalnya: alkohol, radiasi)
Disfungsi plasenta
Malformasi sistem saraf sentral kongenital (idiopatik)
Gangguan Otak Janin
Infeksi (misanya: virus imunodefisiensi manusia, toksoplasmosis, sitomegalovirus, herpes
simpleks)
Toksin (misalnya: alkohol, kokain, timah hitam, fenilketonuria pada ibu)
Insufisiensi plasenta /malnutrisi intrauteri
Kesukaran Perinatal
Prematur ekstrim
Jejak hipoksik  – iskemik 
 – iskemik 
Perdarahan intrakranium
Gangguan metabolik (misalnya : hipoglikemia, hiperbilirubinemia)
Infeksi misalnya herpes simpleks, meningitis bakteria)
Gangguan Otak Pascahlahir
Infeksi (misalnya ensefalitis, meningitis)
Trauma (misalnya jejas kepala berat)
Asfiksia (misalnya hampir tenggelam, apneu lama, tercekik)
Gangguan metabolisme (misalnya hipoglikemia, hepernatremia,)
Toksin (misalnya : tima hitam)
Perdarahan intrakranium
Malnutrisi
Gangguan Berdasarkan Pengalaman Pascahlahir
Kemiskinan dan disorganisasi keluarga
Disfungsi interaksi penyedia perawatan
Psikopatologi orang tua
Orang tua yang menyalahgunakan obat
Pengaruh –  pengaruh yang belum diketahui
Behrman, dkk.1999

Tabel di atas merupakan daftar faktor  –  faktor yang berpotensi turut menimbulkan patogenesis
retardasi mental dari prakonsepsi sampai awal tahun  – tahun
 – tahun masa kanak  – 
kanak  – kanak.
kanak. Hanya sedikit
faktor etiologi yang termasuk dalam tabel ini, namun memberikan kejelasan sempurna mengenai
fenomena retardasi pada setiap individu agaknya ketidakmampuan perkembangan
menggambarkan interaksi yang kompleks antara berbagai faktor risiko dan faktor protektif.

E. Diagnosis dan Gejala Klinis Retardasi Mental

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan
fisik yang merupakan stigmata congenital,yang kadang-kadang gambaran stigmata
mengarah ke suatu sindrom penyakit tertentu.Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan
gejala yang sering disertai retardasi mental yaitu (Swaiman,1989):
1. Kelainan pada mata
1.1. Katarak 
a. Sindrom Cockayne
b. Sindrom Lowe
c. Galaktosemia
d. Sindrom down
e. Kretin
f. Rubella prenatal
1.2. Bintik cherry-merah pada daerah macula
a. Mukolipidosis
b. Penyakit niemann-pick 
c. Penyakit Tay-Sachs

1.3. Korioretinitis
a. Lues Kongenital
b. Penyakit sitomegalo virus
c. Rubela prenatal

1.4.Kornea keruh
a. Lues Kongenital
b. Sindrom Hunter
c. Sindrom Hurler
d. Sindrom Lowe

2. Kejang
2.1.Kejang umum tonik klonik 
a. Defisiensi glikogen shintetase
b. Hiperlisinemia
c. Hipoglikemia,terutama yang disertai glycogen storage disease
I,III,IV,VI
d. Phenyl ketonuria
e. Sindrom malabsorbsi methionin

2.2.Kejang pada masa neonatal


a. Arginosuccinic asiduria
b. Hiperammonemia I dan II
c. Laktik asidosis
3. Kelainan kulit
Bintik  café-au-lait 
Ataksia – telengiektasia
a. Ataksia – telengiektasia
b. Sindrom Bloom
c. Neurofibromatosis
d. Tuberous sclerosis
4. Kelainan rambut
4.1.Rambut rontok 
a. Familial laktik asidosis dengan necrotizing ensefalopatik 
4.2.Rambut cepat memutih
a. Atrofi progresif serebral hemisfer
b. Ataksia telangiektasia
c. Sindrom malabsorbsi methionin
4.3.Rambut halus
a. Hipotiroid
b. Malnutrisi

5. Kepala
a. Mikrosefali
b. Makrosefali
c. Hidrosefalus
d. Mucopolisakaridase
e. Efusi subdural

6. Perawakan pendek 
a. Kretin
b. Sindrom Prader-wili

7. Distonia
a. Sindrom Hallervorden-spaz
Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya adalah sebagai berikut :

1. Retardasi mental ringan


Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka
ini termasuk dalam tipe social budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali
tidak naik kelas.Golongan ini termasuk mampu didik,artinya selain dapat diajar baca tulis
bahkan bisa sampai kelas 4-6 SD,juga bisa dilatih ketrampilan tertentu sebagai bekal
hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal.Tetapi pada
umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress,sehingga tetap membutuhkan
bimbingan dari keluarganya.

2. Retardasi mental sedang


Kelompok ini kira-kira 12 % dari seluruh penderita retardasi mental,mereka ini mampu
latih tetapi tidak mampu didik.Taraf kemampuan intelekualnya hanya dapat sampai kelas
2 SD saja,tetapi dapat dilatih menguasai suatu ketrampilan tertentu misalnya
pertukangan,pertanian dan apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan,mereka
 juga perlu
perlu dilatih bagaimana
bagaimana mengurus
mengurus diri sendiri.Kelompok
sendiri.Kelompok ini juga kurang
kurang mampu
menghaadapi stress dan kurang dapat mandiri,sehingga memerlukan bimbingan dan
pengawasan.

3. Retardasi mental berat


Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah
ditegakkan secara dini,karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan
keluhan dari orangtua dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan
perkembangan motorik dan bahasa,kelompok ini termasuk tipe klinik mereka dapat
dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana,tidak dapat dilatih
ketrampilan kerja dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.

4. Retardasi mental sangat berat


Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalm tipe klinik.Diagnosis dini mudah dibuat
karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas.Kemampuan berbahasanya sangat
minimal mereka ini seluruh hidupnya tergantung pada orang disekitarnya.
Anak dengan temuan-temuan fisik yang menunjukan sindrom-sindrom yang dapat dikenali yang
disertai dengan retardasi mental harus diidentifikasi pada saat lahir atau selama awal masa bayi.
Sindrom down dan mikrosefali primer merupakan contoh keadaan- keadaan demikian. Namun,
gangguan ini mewakili sebagian kecil anak kecil dengan gangguan intelektual. Sebagian besar
anak diidentifikasi karena kegagalannya dalam memenuhi harapan  –  harapan sesuai dengan
umurnya.

F. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemerisaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi
mental yaitu ( Shonkoff JP,1992):

1. Kromosom kariotipe
a. Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
b. Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
c. Terdapat beberapa kelainan congenital
d. Genitalia abnormal
2. EEG (Elektro Ensefalogram)
a. Gejala kejang yang dicurigai
b. Kesulitan mengerti bahasa yang berat
3. CT(Cranial Computed Tomography) atau MRI(Magnetic Resonance Imaging )
a. Pembesaran kepala yang progresif 
b. Tuberous sklerosis
c. Dicurigai kelainan otak yang luas
d. Kejang local
e. Dicurigai adanya tumor intrakranial
4. Titer virus untuk infeksi congenital
a. Kelainan pendengaran tipe sensorineural
b. Neonatal hepatosplenomegali
c. Petechie pada periode neonatal
d. Chorioretinitis
e. Mikroptalmia
f. Kalsifikasi intracranial
g. mikrosefali
5. Serum asam urat (uric acid serum)
a. Choreoatetosis
b. Gout
c. Sering mengamuk 
6. Laktat dan piruvat darah
a. Asidosis metabolic
b. Kejang mioklonik 
c. Kelemahan yang progresif 
d. Ataksia
e. Degenerasi retina
f. Ophtalmoplegia
g. Episode seperti stroke yang berulang
7. Plasma asam lemak rantai sangat panjang
a. Hepatomegali
b. Tuli
c. Kejang dini dan hipotonia
d. Degenerasi retina
e. Opthalmoplegia
f. Kista pada ginjal
8. Serum seng (Zn)
a. Acrodermatotis
9. Logam berat dalam darah
a. Anamnesis adanya pika
b. anemia
10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
a. Gerakan yang involunter
b. Sirosis
c. Cincin Kayser-Fleischer
11. Serum asam amino atau asam organic
a. Kejang yang tidak diketahui penyebabnya
b. Gagal tumbuh
c. Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit
d. Warna rambut yang tidak biasa
e. Mikrosefali
f. Asidosis yang tidak diketahui sebabnya
12. Plasma ammonia
a.Muntah-muntah dengan asidosis metabolik 
13. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit
a. Kehilangan fungsi motorik dan kognitif 
b. Atrofi N.Optikus
c. Degenerasi retina
d. Serebelar ataksia yang berulang
e. Mioklonus
f. Hepatosplenomegali
g. Kulit yang kasar dan lepas-lepas
h. Kejang
i. Pembesaran kepala yang dimulai setelah umur 1 tahun
14. Urin mukopolisakarida
a. Kiposis
b. Anggota gerak yang pendek 
c. Badan yang pendek 
d. Hepatosplenomegali
e. Kornea keruh
f. Gangguan pendengaran
g. Kekakuan pada sendi
15. Urin reducing substance
a. Katarak 
b. Hepatomegali
c. kejang
16. Urin ketoacid 
a. Kejang
b. Rambut yang mudah putus
17. Urin asam vanililmandelik 
a. Muntah-muntah
b. Isapan bayi pada saat menyusu yang lemah
c. Gejala disfungsi autonomic
G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan sangat individual
oleh sebab itu sebaiknya :
a. Dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual
untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal mungkin
b. Melibatkan psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama
kemampuan kognitifnya,dokter anak untuk memeriksa fisik anak,menganalisis
penyebab,dan mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada,pekerja social
diperlukan untuk menilai situasi keluarganya.
c. Melibatkan ahli saraf bila anak juga menderita epilepsi,cerebral palsy
d. Melibatkan psikiater bila anak menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila
orangtuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga
e. Melibatkan ahli rehabilitasi medis bila diperlukan untuk merangsang
perkembangan motorik dan sensoriknya
f. Melibatkan ahli terapi wicara untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk 
merangsang perkembangan bicaranya serta diperlukan guru pendidikan luar biasa
untuk anak-anak yang retardasi mental.
g. Bagi orang tuanya perlu diberi penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya
dan apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan serta diperlukan
kerjasama yang baik antara guru dengan orang tuanya,agar tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam strategi penanganan anak di sekolah dan di
rumah,anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar anak tidak 
diejek atau dikucilkan
h. Masyarakat perlu diberikan penerangan tentang retardasi mental agar mereka
dapat menerima anak tersebut dengan wajar
i. Diberikan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan taraf IQ-nya mereka
digolongkan yang mampu didik untuk golongan retardasi mental ringan dan yang
mampu dilatih untuk anak dengan retardasi mental sedang,
 j. Sekolah khusus untuk anak retardasi mental adalah SLB-C di sekolah ini
diajarkan juga keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat mandiri
dikemudian hari diajarkan pula tentang baik buruknya suatu tindakan tertentu
sehingga mereka diharapkan tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji sperti
mencuri,merampas,kejahatan seksual
k. Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti
pemeriksaan kesehatan yang rutin,imunisasi,dan monitoring terhadap tumbuh
kembangnya.
l. Masalah nutrisi juga perlu mendapat perhatian

Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental bersifat multidimensi dan sangat


individual. Walaupun harus dipikirkan perlunya upaya multidisiplin yang sangat
terspesialisasi, namun tidak semua anak dengan retardasi mental ditangani paling
baik dengan sederetan pelayanan dan profesional yang kompleks. Keputusan yang
bijaksana mengenai sumber kebutuhan adalah paling mungkin terjadi bila mereka
diberikan informasi mengenai perkembangan rencana yang
yang diindividualisasikan
diindividuali sasikan
tujuan dan objektif yang timbul dari perkembangan yang cermat mengenai risiko
faktor  – faktor
tertentu dan faktor –  faktor protektif yang ada dalam diri anak dan keluarga.
Salah satu peran yang penting dan paling utama yang dilakukan dokter
mencakup sintesis awal dan penyajian temuan  –  temuan diagnostik kepada
keluarga penderita. Proses ini melibatkan interaksi sensitif yang rinciannya sering
diingat dan diceritakan kata demi kata oleh para orang tua selama bertahun  – 
tahun kemudian. Klinis yang terampil memberikan informasi lengkap dan akurat
mengenai apa saja yang diketahui menyangkut sifat dan kemungkinan penyebab
kecacatan anak, mengidentifikasi daerah kemampuan relatif dan perilaku adaptif,
memberikan dukungan emosional, bekerja sama dengan keluarga untuk 
menentukan tujuan dan sasaran tertentu dan merumuskan strategi untuk 
menajemen lebih lanjut, memberikan cukup kesempatan pada orangtua untuk 
mengenali kebutuhan-kebutuhannya sendiri terhadap informasi yang lebih lanjut,
dan berespon secara jujur terhadap pertayaan-pertayaan yang tidak dapat dijawab.
Bila ditangani dengan baik, wawancara awal yang penuh informasi dapat
memberikan dasar yang kuat untuk kerja sama terus menerus antara orangtua dan
para ahli.
Pelayanan pendidikan dan terapeutis yang terspesialisasi merupakan unsur
pokok dalam penanganan secara multi disiplin pada anak dengan retardasi mental.
Selama tahun-tahun masa remaja berbagai masalah yang terkait dengan
seksualitas, pelatihan kerja, dan kehidupan bermasyarakat menjadi lebih menonjol
daripada stadiun sebekumnya. Peran dokter perlu bervariasi sesuai dengan
kebutuhan anak dan keluarganya. Semua anak harus dipastikan mendapat
pelayanan rumatan kesehatan rutin yang meliputi imunisasi, pemantauan
pertumbuhan, dan pengobatan segera umtuk penyakit-penyakit minor. Komplikasi
medis tertentu yang terjadi dengan frekuensi yang lebih besar pada anak dengan
kecacatan perkembangan (misalnya, gangguan kejang-kejang, gangguan
penglihatan dan pendengaran dan masalah nutrisi) memerlukan diagnosis yang
tepat dan manajemen yang cepat. Pengawasan kesehatan terus menerus harus
didasari dengan pengetahuan mengenai risiko relatif gangguan tertentu yang
terkait (misanya, gangguan pendengaran sensorineural yang progresivitasnya
lambat pada anak dengan infeksi CMV kongenital, atau perkembangan
hipotiroidisme, ketidakstabilan atlantoaksial, tuli konduktif atau penyakit seliakus
pada anak dengan sindrom Down). Akhirnya, dokter mempunyai tanggung jawab
penting untuk memastikan adanya konseling genetik yang canggi kapanpun
diagnosis gangguan yang dapat diwariskan dipikirkan.
Kerjasama antara dokter puskesmas dan sistem pelayanan intervensi awal
sangat penting pada manajemen anak dengan gangguan perkembangan pada usia
tahun-tahun pertama. Identifikasi dini dan rujukan segera menjamin adanya jadi
individualisasi untuk anak bersama pelayanan pendukung fleksibel untuk 
keluarganya. Pelayanan demikian disampaikan paling baik bila mereka
memfokuskan pada keluarga sebagai sistem yang dinamis dan memandang
adaptasi anak dan keluarga sebagai sesuatu yang saling tergantung dan sama-sama
dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka tinggal. Meskipun keterbatasan
metodologi secara bermakna menurunkan kemampuan untuk melakukan evaluasi
yang adekuat terhadap kisaran pengaruh program intervensi awal pada anak kecil
yang cacat, penelitian yang besar menunjukkan adanya manfaat positif jangka-
pendek pada skor uji perkembanagan yang telah distandarisasi. Pengaruh jangka-
panjang intervensi awal pada kemampuan sosial anak dan adaptasi keluarga
sebagian besar belum diketahui

H. Pencegahan Terjadinya Retardasi Mental


Karena penyembuhan dari retardasi mental ini boleh dikatakan tidak ada,sebab kerusakan
dari sel-sel otak tidak mungkin fungsinya dapat kembali normal.
Maka diperlukan :
a. Pencegagan primer yaitu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dengan memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang
potensial dapat mengakibatkan retardasi mental misalnya melalui imunisasi
b. Konseling perkawinan,pemeriksaan kehamilan yang rutin, nutrisi yang baik 
selama kehamilan dan bersalin pada tenaga kesehatan yang berwenang maka
dapat membantu menurunkan angka kejadian retardasi mental
c. Demikian pula dengan mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan
kerja,memberikan pendidikan yang baik,memperbaiki sanitasi
lingkungan,meningkatkan gizi keluarga akan meningkatkan ketahanan terhadap
penyakit
d. Dengan adanya program BKB (Bina Keluarga dan Balita) yang merupakn
stimulasi mental dini dan bisa juga dikembangkan juga deteksi dini,maka dapat
mengoptimalkan perkembangan anak 
e. Diagnosis dini sangat penting dengan melakukan skrining sedini mungkin
terutama pada tahun pertama maka dapat dilakukan intervensi yang dini
pula.misalnya diagnosis dini hipotiroid dapat memperkecil kemungkinan retardasi
mental
Meskipun sebagian besar mekanisme patogenetik tetap belum diketahui namun
gangguan yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan diagnostik prenatal, seperti
ultrasonografi, amniosentesis, atau biopsi villus korion, jumlahnya semakin
bertambah. Penyediaan informasi yang lengkap dan manajemen pengobatan yang
sensitif karenanya sangat penting untuk memastikan keputusan keluarga yang
telah diberi informasi mengenai semua pilihan intervensi prenatal yang tersedia,
termasuk penbedahan janin eksperimental (seperti penempatan pirau (shunt)
intrakranial dalam rahim) dan penghentian kehamilan secara elektif. Bila tersedia
penanganan dini tertentu pada bayi dengan gangguan metabolik (seperti
fenilketonuria) atau kelainan strukrural (seperti hidrosefalus), pencegahan yang
berhasil memerlukan diagnosis segera dan manajemen yang canggih. Sebaliknya,
gangguan metabolik yang dapat diidentifikasi tetapi terapi spesifiknya belum
tersedia, seperti mukopolisakharidosis, harus menunggu kemajuan biologi
molekular lebih lanjut sebelum upaya pencegahan yang efektif dapat
direalisasikan.
Tema utama yang umum dijumpai pada semua upaya pencegahan
retardasi mental adalah meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan
penyediaan pengasuhan dan lingkungan yang merangsang pertumbuhan. Karena
mayoritas populasi individu dengan retardasi mental adalah retardasi ringan, dan
karena retardasi ringan secara tidak seimbang lazim dijumpai pada kelompok 
sosioekonomi rendah, banyak upaya pencegahan harus memfokuskan pada
kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak yang hidup dalam
kemiskinan. Dalam hal ini, perawatan prenatal, pengawasan kesehatan reguler,
dan pelayanan dukungan keluarga merupakan srategi pencegahan utama
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Anak X berusia 7 tahun kelas 2 SD mengalami gangguan perkembangan.Berdasarkan keluhan


dari orangtua dimana anak sejak awal usia 3 tahun sudah terdapat keterlambatan perkembangan
motorik,keterlambatan
motorik,keterlamba tan dalam bicara dan bahasa serta kendala dalam penyesuaian perilaku
maupun intelegensi yang rendah,menurut orangtuanya Anak X baru diketahui setelah Anak X
masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran dan pada akhirnya tidak naik kelas
karena An.X tidak dapat membaca dan berhitung. Padahal kedua orangtuanya sudah berusaha
melatih anak dalam belajar berhitung dan membaca namun An.X tidak memahami apa yang
diajarkan oleh kedua orangtuanya.Berdasarkan pemeriksaan dan pengkajian pada An.X
diperoleh tingkat intelengensia 51 termasuk dalam retardasi mental sedang.
A. PENGKAJIAN

Nama Mahasiswa :Bria Kleuk 

Tempat Praktek :RS Respati Ruang Melati IV

Tanggal Praktik :

I. IDENTITAS DATA
Pasien Penanggung Jawab
Nama : An.X Nama : Tn.D

Umur : 7 Tahun Umur : 24 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMA

Pekerjaan :- Pekerjaan :

Alamat : Janti,Jl.adisucipto
Janti,Jl.adi sucipto 56 Alamat : Janti,Jl.adisucipto
Janti,Jl. adisucipto 56

Yogyakarta Yogyakarta

Hubungan dengan Klien : Orangtua

Diagnosa Medis :RM(Retardasi Mental)

II. KELUHAN UTAMA


Pusing
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ibu An.X mengatakan bahwa anaknya tiba-tiba menjerit kesakitan pada kepala sambil
menangis dan menurut ibunya hal ini muncul ketika anak X hendak belajar.Oleh
karena,An.X selalu menjerit kesakitan pada kepala dan pusing maka ibunya berhenti
untuk melatih anaknya dalam membaca dan berhitung.Selain itu menurut Ibunya,
An.X juga tampak lemah,lelah setelah ia merasa sakit kepala dan pusing.Ibu An.X
mengatakan bila tiap kali hendak diajarkan atau setelah diajarkan An.X selalu
mengeluh pusing dan kesakitan pada kepala sehingga bila diajak untuk belajar An.X
tidak ada keinginan untuk belajar dan lebih suka menarik diri.

IV. RIWAYAT MASA LAMPAU


1. Prenatal
Ibu An.X mengatakan selama Ia mengandung pada usia kehamilan 5 bulan Ibu
An.X menderita penyakit malaria Falciparum selama 1 minggu dan Ia meminum
obat klorokuin yang diperoleh di POLINDES.
Ibu An.X juga mengatakan selama masa kehamilannya Ia makan 2x sehari pada
siang dan malam dengan nasi tanpa lauk oleh karena status ekonomi mereka yang
rendah.
Ibu An.X juga jarang memeriksa kehamilannya pada pelayanan kesehatan dengan
alasan tidak mempunyai uang untuk mengontrol kehamilannya.
2. Natal ( tindakan persalinan, obat-obatan, tempat persalinan )
Ibu An.X melahirkan An.X dengan persalinan yang normal,Ia melahirkan di
rumahnya sendiri di bantu oleh bidan desa namun An.X dilahirkan belum cukup
bulan,Ibu klien mengatakan ia melahirkan pada usia kehamilan 7 bulan.
3. Postnatal
Ibu klien mengatakan ia melahirkan An.X dengan BB 3,5 kg dan PBL : 75 cm
4. Penyakit waktu kecil
Ketika An.X berusia 4 Tahun An.X pernah mengalami demam yang tinggi selama
1 minggu,dan ibu klien hanya membeli termorex untuk menurunkan demam
An.X,”tutur Ibu An.X”
5. Pernah dirawat di RS
Ibu An.X mengatakan bahwa Ia dan keluarganya tidak pernah berobat di Rumah
Sakit dan ini merupakan pertama kali Ibu klien datang membawa anaknya ke
Rumah sakit Respati.
6. Obat-obatan yang digunakan
Ibu Klien mengatakan bahwa bila An.X sakit kepala atau pusing dan demam Ibu
An.X biasa membeli termorex untuk menurunkan demam An.X.
7. Allergi
Ibu klien mengatakan bahwa An.X lebih menyukai makan daging ayam karena
An.X mengalami allergi bila makan ikan,kulit An.X bila mengkonsumsi ikan
terasa gatal dan tampak kemerahan,”tutur Ibu An.X”
8. Kecelakaan
Ibu klien mengatakan ketika An.X berusia 3 tahun,An.X mengalami kecelakaan
lalu lintas bersama Ayahnya dan kecelakaan tersebut An.X mengalami benturan
yang sangat keras pada trotoar,namun tidak keluar darah dalam benturan
tersebut.Penanganan yang dilakukan oleh ayah dan ibunya terhadap An.X yaitu
berobat di POLINDES.

9. Imunisasi
Ibu klien mengatakan An.X sudah menerima imunisasi lengkap di POLINDES
yaitu campak,polio,BCG,Hepatitis.
V. RIWAYAT KELUARGA ( disertai genogram )

Keterangan :

: Wanita : Garis keturunan

: Pria : Garis pernikahan

: An.X : Tinggal serumah

X: Meninggal

Riwayat yang pernah, sedang diderita keluarga, baik yang berhubungan dan tidak 
berhubungan dangan penyakit yang diderita klien. Gambar Genogram dengan
ketentuan yang berlaku ( symbol dan 3 generasi )
VI. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh dan alasannya
Ibu Klien mengatakan bila Ia dan suaminya bekerja(memotong rumput untuk 
ternak)mereka menitipkan An.X pada neneknya dari pagi hingga sore hari.
2. Pembawaan secara umum
An.X adalah seorang anak perempuan yang pendiam dan pemalu,An.X
mempunyai kebiasaan menghisap jarinya.
3. Lingkungan rumah
Ibu An.X mengatakan rumahnya sederhana,dan selalu dibersihkan dan ditata
dengan rapi,nyaman.Sebelum berangkat bekerja Ibu An.X selalu mengecek 
kembali keadaan rumah seperti kompor,listrik.

VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa medis : Retardasi Mental sedang
2. Tindakan operasi: -
3. Obat-obatan :
kemampuan anak belajar : glutamic acid , pyrithioxine
konvulsi : luminal, dilantin
hiperkinetik : tranquilizer,
neuroleptik: haldol
antidepressant : imipramin
4. Tindakan keperawatan : pendidikan kesehatan
5. Hasil laboratorium
6. Hasil Rontgen
7. Data tambahan

VIII. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON


1. Persepsi dan pola manajemen kesehatan
a. status kesehatan anak sejak lahir
b. pemeriksaan kesehatan secara rutin, imunisasi
c. Penyakit yang menyebabkan anak absen dari sekolah
d. Praktek pencegahan kesehatan ( pakaian, menukar popok, dll)
e. Apakah orang tua merokok ?, didekat anak ?
f. Mainan anak/bayi (aman?) keamanan kendaraan ?
g. Praktek keamanan orang tua (produk rumah tangga, menyimpan obat-obatan ,
dll)

2. Nutrisi  –  Pola Metabolic


An.X
a. Pemberian ASI/PASI, perkiraan jumlah minum, kekuatan menghisap (
bagi yang masih bayi )
b. Selera makan, makanan tidak disukai/disukai
c. Masukan makanan selama 24 jam ? makanan tambahan ? vitamin ?
d. Kebiasaan makan
e. Alat makan yang digunakan
f. Berat badan lahir? Berat badan saat ini?
g. Masalah kulit : rash, lesi, dll
Orang tua
- status nutrisi orang tua/keluarga? Masalah?

3. Pola Eliminasi
a. Pola defekasi (gambarkan: frekuensi, kesulitan, kebiasaan ada darah/tidak)
b. Mengganti pakaian dalam/diapers ( bagi bayi )
c. Pola eliminasi urin (gambarkan : berapa kali popok basah/hari, perkiraan
 jumlah , kekuatan
kekuatan keluarnya
keluarnya urin, bau, warna)
warna)
Orang tua
- Pola eliminasi ? masalah ?

4. Aktivitas  –  Pola Latihan


a. Rutin mandi ? ( kapan, bagaimana, dimana, menggunakan sabun apa?)
b. Kebersihan rutin ( pakaian, dll)
c. Aktivitas sehari-hari dirumah, bermain, tipe mainan yang digunakan, teman
bermain, penampilan anak saat bermain, dll)
d. Level aktivitas anak/bayi secara umum, tolerans
e. Persepsi anak terhadap kekuatan ( kuat atau lemah )
f. Kemampuan kemandirian anak ( mandi, makan, toileting, berpakaian, dll )
Orang tua
- Aktivitas/pola latihan, pemeliharaan anak, pemeliharaan rumah ?

5. Pola Istirahat  –  Tidur


a. Pola istirahat/tidur anak, perkiraan jam, dll
b. Perubahan pola istirahat, mimpi buruk, nocturia ?
c. Posisi tidur anak? Gerakan tubuh ?
Orang tua
- Pola tidur orang tua

6. Pola Kognitif  – 
 –  Persepsi
a. Responsive anak secara umum
b. Respons anak untuk berbicara, suara, object, sentuhan ?
c. Apakah anak mengikuti object dengan matanya ? respon untuk meraih mainan
d. Vokal suara, pola bicara, mainan, dsb
e. Kemampuan anak untuk mengatakan nama, waktu, alamat, nomor telepon,
dsb
f. Kemampuan anak untuk mengatakan kebutuhan : lapar, haus, nyeri, tidak 
nyaman ?
Orang tua
- Masalah dengan penglihatan, pendengaran, sentuhan ,dsb
- Kesulitan membuat keputusan, judgments ?
7. Persepsi Diri  –  Pola Konsep Diri
a. status mood bayi/anak ( iritabilitas )
b. Pemahaman anak terhadap identitas diri, kompetyensi,dll
Anak/Bayi :
a. Status mood?
b. Banyak teman / seperti yang lainnya / 
c. Persepsi diri (”baik” umumnya waktu, sulit untuk menjadi ”baik” )
d. Kesepian ?
e. Takut ?
Orang tua
- Persepsi diri sebagai orang tua
- Pendapat umum tentang identitas, kompetensi ?

8. Pola Peran  –  Hubungan


a. struktur keluarga
b. Masalah / Stressor keluarga
c. Interaksi antara anggota keluarga dan anak 
d. Respon anak/bayi terhadap perpisahan
e. Anak : ketergantungan?
f. Anak : pola bermain / 
g. Anak : temper tantrum ? masalah disiplin / penyesuaian sekolah ?
Orang tua :
- Peran ikatan ? kepuasan ?
- Pekerjaan/ sosial / hubungan perkawinan ?

9. Sexualitas
a. Perasaan sebagai laki-laki/perempuan ?
b. Pertanyaan sekitar sexuality ? bagaimana respon orang tua ?
Orang tua
- Jika mungkin riwayat reproduksi ?
- Kepuasan sexual / masalah ?
10. Koping  –  Pola Toleransi Stress
a. Apa yang menyebabkan stress pada anak? level stress? Toleransi ?
b. Pola penanganan masalah, support system ?

11. Nilai  –  Pola Keyakinan


a. Perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen / 
b. Keyakinan akan kesehatan, keyakinan agama
Orang tua
- sesuatu yang bernilai dalam hidupnya ( spirituality) semangat untuk 
masa depan ?
- Keyakianan akan kesembuhan, dampak penyakit dan tujuan ?

IX. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan Umum :
Kesadaran : Compos mentis (CM)
Vital Sign : TD : mmHg
Nadi : Frekuensi : x/mnt
Irama : reguler ireguler
Kekuatan/isi : kuat sedang lemah

Respirasi : Frekuensi :x/mnt


Irama : reguler ireguler
o
Suhu :……………. C

Nyeri : Palliative/Profokatif :……………………………/…………………….


:……………………………/…………………….
Quality : hilang timbul terus menerus
Region :
Depan Belakang

Scale :
Time :

b. Kepala :

Kulit : Normal Hematoma Lesi kotor

Rambut : Normal kotor rontok kering/kusam

Muka : Normal bells palsy hematom lesi

Mata : konjungtiva : Normal Anemis Hiperemis

Sclera : Normal ikterik 


i kterik 

Pupil : isokor anisokor

Palpebra : normal hordeolum oedema

Lensa : normal keruh

Visus : normal ka/ki miopi ka/ki

hipermetropi ka/ki astigmatisme ka/ki

Kebutaan ka/ki

Hidung : normal septum defiasi polip epistaksis

Gangguan indra penghidu

Mulut : gigi : normal caries dentis, di :…………

Gisi palsu, di:………..

Bibir : normal kering stomatitis sianosis


c. Leher : Normal Pembesaran thyroid Pelebaran JVP

kaku kuduk Hematom Lesi

Tenggorokan : Normal Nyeri telan Hiperemis

Pembesaran tonsil

d. Dada : Bentuk : Normal Barrel chest Funnel chest

Pigeon chest

Pulmo : Palpasi : Fremitus taktil ka/ki :…………….


:…………….

Perkusi : ka/ki
k a/ki :………………………………

Auskultasi : vesikuler ka/ki whezing ronkhi

Cor : Palpasi : Ictus cordis :…………………………


:……………………………

Perkusi : batas jantung :…………………………...

Auskultasi : Bunyi jantung I (SI):……………………..

Bunyi jantung II (SII) :……………………

Bunyi jantung III (SIII):…………………..


(SIII):…………………..

Murmur :…………………………
:…………………………….
….

e. Abdomen : Bentuk : normal ascites

Palpasi : normal hepatomegali splenomegali

Tumor

Perkusi : normal Hypertimpani pekak 

Auskultasi : Peristaltik : …………………x/mnt


f. Genetalia : Pria : Normal Hypospadia Epispadia

hernia Hydrocell Tumor

Perempuan : normal kondiloma prolapsus uteri

Perdarahan keputihan

g. Perkemihan : frekuensi BAK :…………………x/hr 

Jumlah urine :……………………cc/hr 


:……………………cc/hr 

Warna : normal hematuria seperti teh

Keluhan : nokturia retensi urine inkontinensia urine

h. Rectum : Normal Hemoroid Prolaps Tumor

i. ka/k i :……………………..
Ektremitas : atas : kekuatan otot ka/k i

ROM ka/ki :………………………


:……………………………..
……..

capilary refile :…………………………


:…………………………..
..

 bawah : kekuatan otot ka/ki :……………………..

ROM ka/ki :………………………


:……………………………..
……..

Capillary refile :………………………….

 X. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN ( Penilaian berdasarkan format


DDST/Denver II ) bagi anak usia 0  –  6 tahun
1. kemandirian dan bergaul
2. Motorik halus
3. Kognitif dan bahasa
4. Motorik kasar
Bagi anak diatas 6 tahun, maka ditanyakan tumbuh kembang secara umum sbb:
a. Berat badan lahir, 6 bulan, 1 tahun dan saat ini
b. Pertumbuhan gigi
- usia tumbuh gigi
-  jumlah
- masalah dengan pertumbuhan gigi
c. Usia mulai menegakkan kepala, duduk, berjalan, kata-kata pertama
d. Perkembangan sekolah, lancar ? masalah apa ?
e. Interaksi dengan peers dan orang dewasa
 f. Partisipasi dengan kegiatan organisasi ( kesenia, OR, dsb )

XI. INFORMASI LAIN

XII. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN


A. Analisa Data

Nama klien : An.X No.Register : 656107

Umur : 7 tahun Diagnosa medis :

Ruang Rawat : Melati IV Alamat :Janti,Jl.adisucipto


:Janti,Jl .adisucipto 56

Tanggal/Jam Data Fokus Etiologi Problem


Senin,20/12/ 2010 DS : Orangtua klien Efek dari kecacatan Gangguan
Pukul 09.00 mengatakan bahwa fisik  pertumbuhan dan
klien kesulitan dalam perkembangan
membaca dan
berhitung
DO :
An.X lambat dalam
berbicara
An.X lama memberi
respon ketika
berkomunikasi

Senin,20/12/ 2010 DS : Orangtua klien Kondisi fisiologis Hambatan


Pukul 09.00 mengatakan An.x komunikasi verbal
bila berkomunikasi ia
sulit dalam memilih
perhatian pada orang
yang mengajak ia
berbicara
DO :
An.X kesulitan
dalam berbicara atau
mengungkapkan
dengan kata-
kata,bicara gagap
dan pelo

Senin,20/12/ 2010 DS : - Kerusakan mobilitas Risiko cedera


Pukul 09.00 DO : fisik 
An.X mengalami
ganggan
pendengaran (tuli)
dan gangguan
penglihatan
Senin,20/12/ 2010 DS : Orangtua An.X Hambatan Hambatan interaksi
Pukul 09.00 mengatakan komunikasi sosial
DO :

Senin,20/12/ 2010 DS : Pergeseran peran Perubahan proses


Pukul 09.00 DO: keluarga keluarga

Senin,20/12/ 2010 DS : Hambatan Defisit perawatan diri


Pukul 09.00 DO: perkembangan berhubungan dengan
An.X belum bisa perubahan mobilitas
mandi sendiri fisik/kurangnya
An.X belum bisa kematangan
mengenakan pakaian perkembangan
sendiri

B. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1.

1. Tanda dan gejala :


a. Mengenali sindrom seperti adanya DW atau mikrosepali
b. Adanya kegagalan perkembangan yang merupakan indikator : RM seperti anak RM
berat biasanya mengalami kegagalan perkembangan pada tahun pertama keidupannya
,terutama psikomotor; RM sedang memperlihatkan penundaan pada kemampuan
bahasa dan bicara ,dengan kemampuan motorik normal-lambat ,biasanya terjadi pada
usia 2-3 tahun;RM ringan biasanya terjadi pada usia sekolah dengan memperlihatkan
kegagalan anak untuk mencapai kinerja yang diharapkan.

 Gangguan neurologis yang progresif 


 Tingkatkan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan;sadock dan Grebb,1994)

1. Ringan (IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)

Karakteristik :

a. Usia prasekolah tidak nampak sebagai anak RM,tetapi terlambat


kemampuan berjalan,bicara,makansendiri.
b. Usia sekolah dapat melakukan ketrampilan membaca dan aritmati
dengan pendidik khusus diarahkan pada kemampuan aktivitas social.
c. Usia dewasa,melakukan ketrampilan social dan vokasional
diperbolehkan menikah tidak dianjurkan memiliki anak.
Ketrampilan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi.

2. Sedang (IQ 35-40 hingga 50-55;umur mental 3-7 tahun)

Karakteristik :

a. Usia prasekolah,kelambatan terlihat pada perkembangan


motorik,terutama bicara,respon saat belajar dan perawatan diri.
b. Usia sekolah,dapat mempelajari komunikasi sederhana,dasar
kesehatan,perilaku aman,serta ketrampilan mulai sederhana,tidak 
ada kemampuan membaca dan berhitung.
c. Usia dewasa,melakukan aktivitas latihan tertentu,berpartisipasi
dalam rekreasi,dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yang
dikenal,tidak biasa membiayai sendiri.

3. Berat (IQ 20-25 s.d. 35-40;umur mental<3 tahun)

Karakteristik :

a. Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik,


kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada,bisa berespon
dalam perawatan diri tingkat dasar seperti makan.
b. Usia sekolah,gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan
,memahami sejumlah komunikasi/berespon ,membantu bisa dilatih
sistematis.
c. Usia dewasa,melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang perlu
arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan,kemampuan bicara
minimal,menggunakan gerak tubuh.

4. Sangat Berat(IQ dibawah 20-25;umur mental seperti bayi)

Karakteristik :

a. Usia Prasekolah retardasi mencolok,fungsi sensorimotor


minimal,butuh perawatan total.
b. Usia sekolah,kelambatan nyata disemua area
perkembangan,memperlihatkan respon emosional
dasar,ketrampilan latihan kaki,tangan dan rahang.Butuh pengawas
pribadi.Usia mental bayi muda.
c. Usia dewasa,mungkin bisa berjalan ,butuh perawatan
total,biasanya diikuyi dengan kelainan fisik.
B. Pemeriksaan Fisik 
s
1. Kepala : mikro/makrosepali,plagiosepali(bentuk kepala tidak simetris)
2. Rambut : pusar ganda,rambut jarang/tidak ada ,halus,mudah putus dan cepat berubah
3. Mata :mikroftalmia,juling,nistagmus,dll
4. Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar,ukuran kecil,cuping melengkung ke
atas dll
bentuk “V’ yang terbalik dari bibir atas,langit-langit
5. Mulut : bentuk atas,langit-langit lebar/melengkung tinggi
6. Geligi : odontogenesis yang tidak normal
7. Telinga : keduanya letak rendah,dll
8. Muka : panjang filtrum yang bertambah ,hipoplasia
9. Leher :pendek;tidak mempunyai kemampuan yang gerak sempurna.
10. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing ,ibu jari gemuk dan
lebar,klinodaktili dll.
11. Dada dan abdomen : terdapat beberapa putting buncit dll
12. Genetalia : mikropenis,testis tidak turun,dll
13. Kaki : Jari kaki saling tumpang tindih,panjang dan tegap/panjang kecil meruncing
diujung nya,lebar,besar,gemuk.

C. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Kromosom
2. Pemeriksaan urin,scrum atau titer virus
3. Test Diagnostik seperti :EEG,CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan
 jaringan otak,injury
otak,injury jaringan otak atau trauma
trauma yang mengakibatkan
mengakibatkan perubahan.
perubahan.

D. Diagnosa

1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kelainan fungsi


kognitif 
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kelainan fungsi kognitif 
3. Risiko cedera berhubungan dengan perilaku agresif/ketidakseimbangan mobilitas
fisik 
4. Gangguan interaksi social berhubungan dengan kesulitan bicara/kesulitan adaptasi
social.
5. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan memiliki anak RM
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan mobilitas fisik/kurangnya
kematangan perkembangan

E. Intervensi

1. Kaji factor penyebab gangguan perkembangan anak 


2. Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi perkembangan anak 
yang optimal
3. Berikan perawatan yang konsisten
4. Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil
5. Berikan instruksi berulang dan sederhana
6. Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak 
7. Dorong anak melakukan perawatan sendiri
8. Manajemen perilaku anak yang sakit
9. Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok 
10. Ciptakan lingkungan yang aman

F. Implementasi

Pendidikan pada orangtua :


a. Perkembangan anak untuk tiap tahap usia
b. Dukung keterlibatan orangtua dalam perawatan anak 
c. Bimbingan antisipasi dan manajemenmenghadapi perilaku anak yang sulit
d. Informasikan sarana pendidikan yang ada dan kelompok 
G. Evaluasi

a. Anak berfungsi optimal sesuai tingkatannya


b. Keluarga dan anak mampu menggunakan koping terhadap tantangan karena adanya
ketidakmampuan
sumber – sumber
c. Keluarga mampu mendapatkan sumber – 
sumber sarana komunitas

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Retardasi mental dapat didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kecerdasan
yang mengganggu adaptasi normal terhadap lingkungan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Soetjininsih.1995. Tumbuh Kembang Anak .Jakarta
.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai