DOSEN PEMBIMBING:
DI SUSUN OLEH :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah Agama.
Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Hubungan Moral Dengan Etika dan Praktik
Kebidanan dalam Masalah KB” kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi
dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Reno O M.Ag selaku
dosen Agama kami, atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami.
Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya-
Allah sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan
semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan Manfaat dan pengetahuan bagi kita
semuanya. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……..…............................................................................................... I
DAFTAR ISI............................................................................................................. Ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………….. 1
D. Kepemimpinan……………………………………………….. 1
0
………………………………..
B. 1
Saran....................................................................................................................................... 3
Assalamu’alaikum wr.wb,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berisi tentang ”PENGEMBANGAN DIRI
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN” sebagai tugas mata kuliah Etiket dan Pengembangan
Diri
Dalam penulisan makalah ini kami bayak menerima bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini ,kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Trisna Yuni
Handayani, SST, M.P.H
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab profesi bidan
dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan kaum
perempuan khususnya ibu dan anak-anak.Pelayanan kebidanan yang tepat akan meningkatan
keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayinya.
Karena dalam kehidupan manusia sebagai individu ataupun makhluk social, kepribadian
senantiasa mengalami warna-warni kehidupan.Ada kalanya senang, tentram, dan gembira.Akan
tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia juga kadang-kadang mengalami hal-hal
yang pahit, gelisah, frustasi dan sebagainya.Ini menunjukan bahwa manusia mengalami
dinamika kehidupan.
Kepribadian sangat mmencerminkan perilaku seseorang. Kita bisa tahu apa yang sedang
diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan dpengalamn diri kita sendiri. Hal ini
karena dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Oleh karena itu kita membutuhkan
sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang
lain. Kita harus memahami definisi kepribadian serta bagaiman kepribadian itu terbentuk.Untuk
itu kita membutuhkan teori-teori tingkah laku, teori kepribadian agar gangguan-gangguan yang
biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Batasan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini hanya mengenai:
2. Pengertian Kepribadian
3. Makna Kepribadian dalam Kehidupan Sehari-hari
4. Definisi Kepribadian menurut Psikologi
5. Aspek-aspek Kepribadian
6. Ciri-ciri Kepribadian
7. Faktor-faktor Penentu Kepribadian
8. Sifat-sifat Kepribadian
9. Cara Identifikasi Kepribadia
10. Menilai Kepribadian
11. Sifat Kepribadian Utama yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi
12. Peran Kecerdasan Emosional pada Pembentukan Pribadi Bidan
C.TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu kepribadian
2. Untuk mengetahui makna kepribadian dalam kehidupan sehari-hari
3. Untuk mengetahui definisi kepribadian menurut psikologi
4. Untuk mengetahui aspek-aspek kepribadian
5. Untuk mengetahui ciri-ciri kepribadian
6. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu kepribadian
7. Untuk mengetahui sifat-sifat kepribadian
8. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi kepribadian
9. Untuk mengrtahui cara menilai kepribadian
10. Untuk mengetahui sifat kepribadian utama yang mempengaruhi perilaku organisasi
11. Untuk mengetahui peran kecerdasan emosional pada pembentukan pribadi bidan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepribadian
1. Pengertian kepribadian
Kepribadian adalah ciri atau karateristik atau gaya atau sifat khas dari diri sesorang yang
bersumber dari bentukan bentukan yang diterima dari lingkungan,misalnya keluarga pada masa
kecil dan juga bawaan,dan juga bawaan seseorang sejak lahir.(Sjarkawi,2008:11).
Kepribadian adalah khas bagi setiap pribadi, sedangkan gaya kepribadian bisa dimiliki oleh
orang lain yang juga menunjukan kombinasi yang berulang-ulang secara khas dan dinamis dari
ciri pembawaan dan pola kelakuan yang sama. (Sjarkawi, 2008: 13).
Berdasarkan psiokologi Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi
(berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi,
kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan,
kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Tempramen , yaitu diposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap
rangsangan rangsangan yang dating dari lingkungan.
Stabilitas emosi, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan.
Seperti mudah tidaknya tersinggung,sedih,marah atau putus asa
Responsibilitas (tanggung jawab), yaitu kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau
perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau
melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat
pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Kecerdasan emosional adalah intelegensi dunia perasaan seorang individu. Seorang pakar
mengartikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan individu untuk mengenali emosi
(perasaan) diri sendiri dan emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi itu dengan
baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain (Goleman, 1999 dalam Ramli,
2001).
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan
menghadapi frustasi, mengadakan dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan,mengatur
suasana hati, dan menjaga agar beban stress (tekanan mental) tidak melumpuhkan kemampuan
berpikir, punya empati dan banyak berdoa.(Daniel Goleman,1999).
Kecerdasan Emosional (EQ) tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak lahir hingga
meninggal dunia. Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga, dan contoh-contoh
yang didapat seseorang sejak lahir dari orang tuanya. Kecerdasan Emosi menyangkut banyak
aspek penting, yang agaknya semakin sulit didapatkan pada manusia modern, yaitu:
Shapiro (1999) kecerdasan emosional sangat berhubungan dengan berbagai hal yaitu perilaku
moral, cara berfikir yang realistik, pemecahan masalah, interaksi sosial, emosi diri, dan
keberhasilan baik secara akademik maupun pekerjaan. Secapramana (1999) mengemukakan
kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenali, mengolah dan mengontrol
emosi agar seseorang mampu berespon sepositif terhadap setiap kondisi yang merangsang
unculnya emosi-emosi tersebut.
Penemuan diri (self invention) adalah menyangkut konsep diri yang berkaitan erat
dengan individu termasuk ide, pikiran, kepercayaan, perasaan, serta keyakinan yang diketahui
dan dipahami oleh individu tentang diri. Setiap orang akan membandingkan, merespon dan
mempresepsi serta bentuk perilaku sesuai dengan konsep dirinya. Di dalam kepercayaan diri dan
keyakinan diri terdapat penemuan diri. Penemuan diri tidak hanya terjadi sejak lahir yang secara
bertahap mengalami perubahan seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu.
Akan tetapi penemuan diri juga terjadi melalui interaksi, komunikasi dan belajar pengalaman
orang lain.
Alasan paling penting mengapa manajer perlu mengetahui cara menilai kepribadian adalah
karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat
keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan calon terbaik
untuk suatu pekerjaan.
1. Survei mandiri, (yang diisi sendiri oleh individu) adalah cara paling umum yang
digunakan untuk menilai kepribadian. Kekurangan dari survei jenis ini adalah individu
mungkin berbohong atau hanya menunjukkan kesan yang baik. Hal ini benar-benar
menjadi masalah ketika hasil survei tersebut dijadikan dasar penerimaan karyawan.
Kekurangan lain dari survei jenis ini adalah akurasi.
2. Survei peringkat oleh pengamat dikembangkan untuk memberikan suatu penilaian bebas
mengenai kepribadian. Oleh karena itu, daripada dilakukan sendiri oleh individu seperti
dalam kasus survei mandiri, survei ini mungkin dapat dilakukan oleh rekan kerja (bias
dengan sepengetahuan individu yang dinilai, bias tidak). Meskipun survei mandiri dan
survei peringkat oleh pengamat sangat berkaitan, penelitian mengungkapkan bahwa
survei peringkat oleh pengamat murupakan dasar pertimbangan yang lebih baik atas
keberhasilan suatu pekerjaan
Ukuran proyeksi (Rorschach Inkblot test dan Thematic Apperception Test). Dalam Rorschach
Inkblot test, individu diminta untuk menyatakan menyerupai apakah inkblot yang disediakan.
TAT adalah serangkaian gambar (lukisan atau foto) pada kartu. Individu yang diuji diminta
menuliskan kisah dari setiap gambar yang dilihatnya. Dengan Rorschach dan TAT, para ahli
kemudian menilai respons-respons tersebut telah terbukti sebagai suatu tantangan karena seorang
ahli acap kali menilai hasil-hasil tersebut secara berbeda satu sama lain. Dengan demikian, tidak
mengejutkan jika penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ukuran proyeksi sangat tidak efektif.
Untuk alasan ini, ukuran proyeksi jarang digunakan.
Potensi sendiri menyangkut kemampuan dasar inteligensi, logika, dan sikap kerja. Walaupun
demikian, tidak ada manusia sempurna yang memiliki kelebihan dalam segala hal dibandingkan
orang lain. Disinilah kita memahami bagaimana kedudukan manusia sebagai makhluk sosial,
yaitu makhluk yang tidak mungkin memenuhi segala kebutuhan hidupnya tanpa bantuan atau
pertolongan orang lain.
Secara umum, Budiyanto (2006:3) menyebutkan bahwa potensi diri setiap manusia terdiri atas:
1. Potensi Berfikir
Manusia memiliki potensi berfikir. Sering kali Allah menyuruh manusia untuk berfikir,
maka berfikir. Logikanya orang hanya disuruh berfikir karena ia memiliki potensi
berfikir. Maka dapat dikatakan bahwa setiap manusia memiliki potensi untuk belajar
informasi-informasi baru, menghubungkan berbagai informasi, serta menghasilkan
pemikiran baru.
2. Potensi Emosi
Potensi yang lain ialah potensi dalam bidang afeksi/emosi. Setiap manusia memiliki
potensi cita rasa, yang dengannya manusia dapat memahami orang lain, memahami suara
alam, ingin mencintai dan dicintai, memperhatikan dan diperhatikan, menghargai dan
dihargai, cenderung kepada keindahan.
3. Potensi Fisik
Potensi Fisik (Psychomotoric) adalah potensi fisik manusia yang dapat diberdayakan
sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup.
Misalnya mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, telinga untuk mendengar dan lain-lain.
4. Potensi Sosial
Potensi Sosial Emosional (Emotional Quotient) adalah potensi kecerdasan yang ada pada
otak manusia (terutama otak sebelah kanan). Fungsinya antara lain untuk mengendalikan
amarah, bertanggungjawab, motivasi dan kesadaran diri.
Potensi Mental Intelektual (Intellectual Quotient) adalah potensi kecerdasan yang ada
pada otak manusia (terutama otak sebelah kiri). Fungsi potensi tersebut adalah untuk
merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis.
Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient) adalah potensi kecerdasan yang bertumpu
pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan jiwa sadar atau kearifan di
luar ego. Secara umum Spiritual Quotient merupakan kecerdasan yang berhubungan
dengan keimanan dan akhlak mulia.
Potensi Daya Juang (Adversity Quotient) adalah potensi kecerdasan manusia yang bertumpu
pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan keuletan, ketangguhan dan daya
juang tinggi. Melalui potensi ini, seseorang mampu mengubah rintangan dan tantangan
menjadi peluang.
Ciri orang yang memahami potensi dirinya bisa diukur atau dilihat dalam sikap dan perilakunya
sehari-hari dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut La Rose “Sugiharso
dkk, 2009:126-127” menyebutkan bahwa orang yang berpotensi memiliki ciri-ciri:
5.Pemimipin
Pemimpin yang melayani adalah sebagian dari tugas atau karakteristik yang harus dimiliki
seorang pemimpin untuk melayani bawahanya, berikut adalah sikap seorang pemimpin yang harus
dimiliki:
Foresight adalah sebuah karakteristik seorang pemimpin yang melayani untuk memahami
pelajaran dari masa lalu, realitas saat ini dan kemungkinan konsekuensi dari sebuah keputusan
untuk masa depan.
Bidan adalah suatu profesi yang memiliki kompetensi, serta memiliki pengaruh besar
dalam bidang kesehatan. Sedangkan kepemimpinan adalah cara seseorang mempengaruhi orang
lain sehingga orang tersebut dapat melakukan sesuatu yang diinginkan sehingga tercapainya
suatu tujuan, kepemimpinan juga adalah unsur fundamental dalam menghadapi gaya atau prilaku
seseorang
Dari hal itu seseorang yang memiliki karakter seorang pemimpin akan mampu membuat
orang lain mengikuti apa yang dikehendaki. Bidan merupakan suatu profesi yang harus memiliki
sifat/karakter seorang pemimpin agar mempermudah pekerjaannya dalam mengkoordinasikan
seluruh aspek yang dikelolanya. Contohnya; seorang bidan yang memiliki RB, ia harus memiliki
sikap seorang pemimpin agar segala sesuatu yang dikerjakan didalamnya akan menunjang
pencapaian suatu tujuan organisasi yang dikelolanya. Ada dua (2) hal yang sangat menunjang
kesuksesan seorang bidan dalam profesinya, yaitu :
a) Memiliki impian yang kuat
Impian merupakan sesuatu yang dapat mendorong terwujudnya tujuan tertentu, dengan impian
seseorang akan dapat menentukan arah, jika memiliki suatu impian seseorang tidak akan jenuh
menjalankan pekerjaannya. Hal ini harus diperhatikan bagi seorang bidan.
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Seperti yang kita ketahui kepribadian memilki definisi dan ciri ciri yang sudah disebutkan diatas,
maka untuk dapat meningkatkan kinerja dalam prilaku organisasi kita hendaknya tahu betul apa
itu pengertian ciri manfaat serta memahami apa itu kepribadian seseorang sehingga dalam
proses pengorganisasian tidak terjadi kesalahan dalam perekrutan di dunia kerja nantinya.
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat dan bisa menjadi panduan
dalam mengembangkan kepribadian seseorang. Kamipun menyadari masih banyak kekurangan,
saran dan kritik sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA