Anda di halaman 1dari 43

PEDOMAN PENDIDIKAN BIDAN

BERKELANJUTAN
(CONTINUING PROFESSIONAL
DEVELOPMENT)

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia


2016
Definisi Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
( Pasal 1 UU No. 36 Tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan )
Jenis Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan dikelompokkan kedalam :
a. Tenaga Medis ( dokter dan dokter gigi)
b. Tenaga Psikologi Klinik
c. Tenaga Keperawatan
d. Tenaga Kebidanan
e. Tenaga Kefarmasian
f. Tenaga Kesehatan Masyarakat
g. Tenaga Kesling
h. Tenaga Gizi
i. Tenaga Keterapian fisik
j. Tenaga Keteknisian Medik
k. Tenaga Teknik Biomedika
l. Tenaga Kesehatan Tradisional
m. Tenaga Kesehatan lain
( Pasal 11 UU No. 36 Tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan )
Kewenangan Tenaga Kesehatan
1. Tenaga Kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan.
2. Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sebagaimana di maksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki
3. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah
Bidan :
Seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan
yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah negara RI serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktek
kebidanan.
(AD/ART IBI 2013-2018)
LINGKUP KEWENANGAN BIDAN

Permenkes 1464 tentang


Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan

 Pelayanan Kesehatan ibu


 Pelayanan Kes anak balita & pra sekolah
Bidan dapat praktek
 Pelayanan Kesehatan Reproduksi & KB
di setiap tatanan
pelayanan kesehatan
PERAN BIDAN (Mandiri, Kolaborasi
Sebagai Pelaksana Pelayanan Tim kes
Sebagai Pengelola Pelayanan
Kepmenpan
Sebagai Pendidik 001/2007 ttg
Sebagai Peneliti KEPMENKES Jafung
369/2007 ttg Bidan Terampil
UU Nakes &Ahli
Standar Profesi
36/2014
 Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari
pemerintah
 Untuk memperoleh izin tersebut, bidan harus Ter-
Registrasi (memiliki STR).
 Salah satu persyaratan untuk mendapatkan STR
adalah memiliki Sertifikat Kompetensi atau
Sertifikat Profesi
Sertifikat Kompetensi adalah Surat tanda pengakuan
terhadap kompetensi tenaga kesehatan untuk dapat
menjalankan praktik di seluruh Indonesia setelah lulus uji
kompetensi bagi lulusan pendidikan vokasi.

Sertifikat Profesi adalah Surat tanda pengakuan untuk


melakukan praktik profesi yang diperoleh setelah lulus uji
kompetensi bagi lulusan pendidikan profesi.
Registrasi
Adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yg
telah memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat
profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya
serta mempunyai pengakuan hukum untuk menjalankan
praktik.

Surat Tanda Registrasi


Bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah/konsil
kepada tenaga kesehatan yang telah diregistrasi.
UU No.36 / 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
PROSES REGULASI BIDAN
Pengaturan tenaga bidan dilakukan melalui:
 Sertifikasi Bidan
 Registrasi Bidan
 Proses Lisensi / Perizinan praktek Bidan
Sertifikasi Bidan
 Sertifikasi - Proses pemberian bukti formal (sertifikat)
sebagai bukti pengakuan atas kemampuan yang dicapai
seorang bidan dikaitkan dengan jenis dan jenjang atau
kualifikasinya - mengukur pengetahuan, keterampilan, dan
sikap tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi.
 Resertifikasi/Sertifikasi Ulang - Pengakuan terhadap
kemampuan seorang bidan berdasar penilaian terhadap
kegiatan dan proses pengembangan diri yang diikutinya
Sertifikat Kompetensi
Sertifikat Kompetensi :
 Valid selama 5 tahun dan akan diperpanjang untuk 5
tahun ke depan
 Sertifikat Kompetensi adalah dasar untuk mendapat
STR
 Sertifikat Kompetensi diperoleh bagi peserta yang
dinyatakan lulus melalui uji kompetensi.
 Surat Tanda Registrasi akan berlaku sepanjang Sertifikat
Kompetensi masih berlaku.
Perpanjangan Sertifikat Kompetensi

 Diperoleh melalui Kegiatan Pengembangan


Keprofesian
 Memenuhi Syarat SKP
 Minimal 25 SKP/5 tahun
 SKP ditentukan oleh Organisasi Profesi
SKP ditentukan oleh Organisasi Profesi,
Berdasarkan :

 Materi Kegiatan
 Jumlah jam/hari
 Peran : Peserta atau Penyaji/Narasumber
 Level Kegiatan : Nasional, Regional, atau Internasional
Alur Regulasi melalui Uji Kompetensi
Alur Re-Registrasi melalui portopolio
KOMPONEN PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BIDAN
1. Pelaksanaan kegiatan Praktik Profesi
2. Kegiatan Pendidikan Berkelanjutan
3. Kegiatan Pengabdian Masyarakat/Profesi
4. Kegiatan Pengembangan Profesi
5. Kegiatan Publikasi Ilmiah
Kegiatan Praktik Profesi
Kegiatan praktik Profesi mencakup kegiatan pelayanan kebidanan pada
praktik mandiri dan atau institusi pelayanan kesehatan
 Pelayanan ibu hamil, ibu bersalin dan BBL, ibu nifas
 Pelayanan imunisasi pada bayi, anak balita
 Pelayanan anak pra sekolah serta pelayanan Kespro &
KB.
Kegiatan Pendidikan Berkelanjutan
 Kegiatan yang wajib dikuti untuk meningkatkan dan
memelihara pengetahuan dan keterampilan
profesionalnya berupa; simposium, seminar, pertemuan
ilmiah tahunan dan pelatihan (workshop/course),
baik pelatihan klinis maupun non klinis.
Pendidikan Berkelanjutan

 Kegiatan peningkatan pengetahuan (Kognitif) Kegiatan


peningkatan pengetahuan (kognitif ) merupakan suatu
kegiatan/proses memperoleh dan memahami pengetahuan
tertentu
 simposium, seminar, pertemuan ilmiah tahunan (mis.: sidang
ilmiah dalam rapat kerja dan Kongres Nasional IBI), dapat
berperan sebagai peserta, pembicara, moderator, panitia dalam
forum ilmiah, baik lokal, nasional maupun internasional.
 peningkatan pengetahuan dapat dilakukan melalui pembelajaran e-
learning. Adapun perolehan nilai kredit mengikuti ketentuan yang
berlaku
Pengabdian Masyarakat
 Kegiatan Pengabdian Masyarakat/Profesi mencakup
kegiatan
 Menjadi panitia/pengurus di organisasi profesi
 Menjadi tim kesehatan dalam tanggap darurat bencana,
penyuluhan kesehatan, dan
 Kegiatan sosial kemasyarakatan yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan
 Tim penilai jabatan fungsional
 Audit Maternal Perinatal
 Supervisi fasilitatif
Pengembangan Keprofesian
 Pendidikan/pembimbing klinik
 Penelitian,
 Penyusunan pedoman
 standar, modul, reviewer secara terstruktur,
 Pembimbing dan penguji Laporan Tugas Akhir (KTI, Skripsi,
tesis dan disertasi)
 Clinical Instruktur
Publikasi Ilmiah
Kegiatan pubikasi ilmiah meliputi publikasi karya
ilmiah yang diterbitkan pada jurnal atau majalah tingkat
lokal, nasional dan internasional yang terakreditasi
maupun tidak terakreditasi, serta , penyusunan
buku/monograf baik yang bersifat ilmiah maupun
populer di bidang kesehatan/kebidanan.
 Kegiatan peningkatan kemampuan dan keterampilan
(psikomotor) dapat berupa: pelatihan (workshop/course),
baik pelatihan klinis maupun non klinis.
 Pelatihan klinis yang wajib diikuti oleh bidan adalah pelatihan
tentang Midwifery Update (Asuhan persalinan dan Pertolongan
pertama kegawatdaruratan Obstetri Neonatal).
 Pelatihan Non Klinis misalnya; pelatihan tentang manajerial dan
kepemimpinan, kewirausahaan, KIP/K dan lain-lain
Jenjang Pelaksanaan Pendidikan Berkelanjutan
 Kegiatan ditingkat Internasional ,
pembicara,peserta, antar negara, Akreditasi dari
PP IBI
 Kegiatan di tingkat Regional/Nasional (peserta
antar wilayah, pembicara nasional) akreditasi PP
IBI
 Kegiatan ditingkat wilayah (prop/kab/kota)
akreditasi PD IBI
Penyelenggara
 Pelatihan non klinis
 Dilaksanakan oleh PP/PD/PC IBI atau lembaga lain yg relevan
 SKP diperoleh dari PP/PD IBI
 Tersedia fasilitas sarana prasarana yang terstandar
 Tersedia SDM/pelatih yang ahli di bidangnya
 Kurikulum/modul pelatihan yang diakui oleh IBI
 Pelatihan Klinis Kebidanan
 Dilaksanakan oleh PP/PD/PC IBI dan dpt bekerja sama dengan pihak
terkait (Pusdiklat Aparatur, JNPK/P2KT/P2KS, P2KP) ,RS atau lembaga
lain yg relevan, SKP dari OP
 Tersedia fasilitas sarana prasarana yang terstandar
 Tersedia SDM/pelatih yang terstandar dan tersertifikasi
 Kurikulum/modul pelatihan yang terstandar diakui oleh IBI
Penghargaan Satuan Kredit Profesi
A. PELAKSANAAN KEGIATAN PROFESI/PRAKTIK PROFESI
JENIS KEGIATAN KREDIT KETERANGAN

 Memberikan pelayanan pada ibu Hamil

100 – 150 kunjungan ibu hamil 1 per tahun


151- 200 kunjungan ibu hamil 2 per tahun
>200 kunjungan ibu hamil 3 per tahun
 Memberikan pelayanan pada ibu bersalin dan BBL
12 - 24 ibu bersalin 1 per tahun
25 – 50 ibu bersalin 2 per tahun
> 50 3 per tahun
 Memberikan pelayanan pada ibu nifas
12 - 24 ibu nifas 1 per tahun
25 – 50 ibu nifas 2 per tahun
> 50 ibu nifas 3 per tahun

 Memberikan pelayanan imunisasi pada bayi, anak balita dan anak sekolah

12 - 24 bayi/balita/anak sekolah 1 per tahun


25 – 50 bayi/balita/anak sekolah 2 per tahun
> 50 bayi/balita/anak sekolah 3 per tahun
 Memberikan pelayanan keluarga berencana (KB baru dan KB Ulangan)

12 - 24 kunjungan akseptor 1 per tahun


25 – 50 kunjungan akseptor 2 per tahun
> 50 kunjungan akseptor 3 per tahun

Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi (pemeriksaan IVA dan imunisasi calon pengantin)

12 - 24 pasien 1 per tahun


25 – 50 pasien 2 per tahun
> 50 ibu pasien 3 per tahun
B.Tabel 1.2 Penghitungan SKP dalam pendidikan berkelanjutan

Keterangan :
* untuk setiap makalah
** untuk satu kegiatan pendidikan berkelanjutan
B.Tabel 1.2 Penghitungan SKP dalam pendidikan berkelanjutan
Penghargaan Satuan Kredit Profesi
C. KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT/PROFESI

JENIS KEGIATAN KREDIT KETERANGAN

 Kepanitiaan / kepengurusan (terkait dgn pelayanan kebidanan/kesehatan) 0,25 per kegiatan

 Pengurus IBI ranting/cabang/daerah/pusat 2 Per periode

 Kelompok kerja (POKJA) 0,25 per kegiatan

 Bakti sosial Bidan 1 per kegiatan

 Tim penanggulangan bencana/tanggap darurat 1 per kegiatan

 Tim Audit Maternal Perinatal 1 Per kegiatan

 Penyuluhan kesehatan masyarakat 0,25 per kegiatan

 Mendapat penghargaan
 Tingkat kabupatenKota/Propinsi/ 0,5 Per kegiatan
 Tingkat nasional 1 Per kegiatan
 Tingkat internasional 2 Per kegiatan

 Tim Penilai Jabatan Fungsional 1 Per kegiatan

 supervisi bidan koordinator 1 Per kegiatan

 Supervisi Fasilitatif 1 Per kegiatan


Penghargaan Satuan Kredit Profesi.
D. KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI
JENIS KEGIATAN KREDIT KETERANGAN
Bimbingan mahasiswa (Laporan Tugas Akhir, Skripsi, tesis dan disertasi)

 DIII 1 Minimal 6 orang mahasiswa


 D IV/S1 Profesi 2 Minimal 6 orang mahasiswa
 S2 2 Per 1 orang mahasiswa
 S3 3 Per 1 orang mahasiswa
Menguji mahasiswa (LTA, Skripsi, Tesis dan Disertasi

 DIII 1 Minimal 6 orang mahasiswa


 D IV/S1 Profesi 2 Minimal 6 orang mahasiswa
 S2 2 Per 1 orang mahasiswa
 S3 3 Per 1 orang mahasiswa
 Penyusunan pedoman 2 per paket kegiatan
 Penyusunan standar 2 per buku/jurnal
 Penyusunan modul, 3
 Sebagai reviewer jurnal/buku 2

 Penguji Praktik Klinik Kebidanan 2 per paket kegiatan/semester


 Clinical instruktur 2 per paket kegiatan praktik klinik /semester
Penghargaan Satuan Kredit Profesi.
E. KEGIATAN PUBLIKASI ILMIAH
JENIS KEGIATAN KREDIT KETERANGAN
 Jurnal/Majalah Bidan
o Penelitian 2 (penulis utama 60%, anggota, 40%) per artikel

o Laporan kasus/menulis artikel 1 (penulis utama 60%, anggota, 40%) per kasus

 Jurnal lain terakreditasi 3 (penulis utama 60%, anggota, 40%) per artikel

 Jurnal tidak terakreditasi 2 (penulis utama 60%, anggota, 40%) Per artikel

 Jurnal ilmiah internasional 3 (penulis utama 60%, anggota, 40%) per artikel

 Menulis buku/menerjemahkan buku kebidanan 3 (penulis utama 60%, anggota, 40%) Per buku

 Mengedit buku 3 (penulis utama 60%, anggota, 40%) Per buku

 Karya ilmiah populer 2 (penulis utama 60%, anggota, 40%) per artikel

 Mengasuh rubrik di media massa 2 per tahun


Keterangan: Seluruh bukti fisik yang digunakan dalam pemenuhan SKP tersebut di atas dapat menggunakan bukti fisik kegiatan yang dilakukan
untuk pemenuhan kredit jabatan fungsional.
PELATIHAN MIDWIFERY UPDATE
Merupakan Pelatihan Wajib bagi seluruh anggota IBI yang akan melakukan Re
Sertifikasi Kompetensi dan Re Registrasi (Perpanjangan Serkom dan Perpanjangan
STR).
Tujuan Pelatihan
1. Meningkatkan kompetensi bidan sesuai dengan perkembangan pelayanan
kebidanan
2. Memberikan penyegaran
3. Mempertahankan Kompetensi
 Pelaksana/Penyelenggara : di Tingkat PP IBI atau PD IBI atau PC IBI.
 Pelatih yang telah mengikuti ToT di PPIBI
 Sertifikat diterbitkan dan ditandatangan oleh PP/PD IBI dengan Akreditasi 2 SKP
 Lama Pelatihan 20 JPL
 Materi Midwifery Update : ANC, INC, Emergency Maternal & Neonatal dan CTU, eltika
dll
RE-REGISTRASI

 Re-registrasi adalah proses perpanjangan STR


sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Nilai SKP
yang diperoleh anggota IBI pada setiap kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan bidan
diperlukan untuk re-registrasi (Perpanjangan STR)
– 25 SKP
PERSYARATAN RE-REGISTRASI
Persyaratan permintaan perpanjangan STR yang diajukan setiap 5 (lima) tahun
sekali adalah sebagai berikut :
a. Fotokopi kartu anggota IBI yang masih berlaku
b. Fotokopi STR sebelumnya
c. Sertifikat kompetensi yg baru (Resertifikasi)
c..Borang Data Diri Pemohon (buku Log)
d. Foto terbaru ukuran 4 x 6 berwarna latar merah sebanyak l7 lembar
lembar
e. Borang re-registrasi selama 5 tahun :
 Kinerja Kegiatan Profesi/Praktik Profesi
 Kinerja Pendidikan Berkelanjutan (lihat buku Log)
 Kinerja Pengabdian Masyarakat/Profesi (lihat buku Log)
 Kinerja Pengembangan Keilmuan (lihat buku Log)
 Kinerja Publikasi Ilmiah (lihat buku Log)
Tata Cara pengajuan
 Anggota IBI mengajukan perpanjangan STR ke Pengurus
Ranting
 Pengurus ranting melakukan validasi dan verifikasi
keabsahan data anggota IBI dan melanjutkan permohonan
ke PC IBI
 PC IBI menilai kecukupan SKP dan bukti pendukung
 Bila belum terpenuhi, PC menyampaikan kekurangannya
ke anggota
Tata Cara pengajuan
 Bila sudah terpenuhi, PC mengusulkan permohonan rekomendasi
perpanjangan STR ke PD IBI
 PD IBI memberikan rekomendasi perpanjangan STR
 PD IBI mengusulkan perpanjangan STR ke MTKP dengan tembusan ke
PP IBI
 MTKP mengusulkan perpanjangan STR ke MTKI
 MTKI menerbitkan STR dan menyerahkan ke MTKP
 MTKP menyerahkan ke PD IBI dan selanjutnya diserahkan ke anggota
IBI
PENILAIAN DAN PENGHITUNGAN SKP
RE - REGISTRASI

 Jumlah SKP yang harus dipenuhi oleh setiap anggota IBI untuk
mendapatkan Perpanjangan STR adalah minimal 25 SKP dalam 5
tahun.

 Pengajuan permohonan re-registrasi harus sudah dilakukan paling


lambat 6 bulan sebelum masa berlaku STR habis.

 Kegiatan re-registrasi bidan dilakukan melalui proses pengumpulan


bukti dokumen/sertifikat (portofolio) dari perolehan SKP yang telah
dikumpulkan selama 5 tahun.
Re-Registrasi
Perhitungan dan Penilaian SKP
Penghitungan Perolehan Satuan Kredit Profesi untuk Re-Registrasi (Perpanjangan STR Bidan)

 SKP yang dihargai adalah SKP yang diterbitkan oleh PP/PD IBI
 SKP yang diakui pada Pelatihan Yang diselenggarakan oleh JNPK/P2KT/P2KP/P2KS
tergantung lamanya kegiatan
Contoh perhitungan A
Bidan B bertugas di BPM, telah mengikuti seminar dan workshop selama 5 tahun dengan total 20
SKP, pelatihan CTU 1 kali (2 SKP), imunisasi (2 SKP), Manajemen laktasi (2 SKP), tidak pernah
mengikuti pelatihan Midwifery Update. Selain itu sebagai bidan praktisi ia melakukan pelayanan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB sebanyak 20 SKP selama 5 tahun. Bidan
tersebut sebagai pengurus ranting IBI, menjadi pembimbing klinik. Mengikuti bakti sosial IBI dalam
rangka HUT IBI, Namun ia tidak melakukan kegiatan publikasi ilmiah. Maka nilai SKP yang diperoleh
oleh bidan tersebut adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Nilai SKP, memenuhi batas jumlah SKP minimal namun tidak memenuhi persyaratan perpanjangan
STR karena ada kegiatan wajib yang tidak dipenuhi (Midwifery Update)
Contoh perhitungan B

Bidan C bertugas di PKM, telah mengikuti seminar dan workshop selama 5 tahun dengan total 20
SKP, pelatihan CTU 1 kali (2 SKP), imunisasi (2 SKP), Manajemen laktasi (2 SKP), tidak pernah
mengikuti pelatihan Midwifery Update. Selain itu sebagai bidan praktisi ia melakukan pelayanan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB sebanyak 20 SKP selama 5 tahun. Bidan
tersebut sebagai pengurus ranting IBI, menjadi pembimbing klinik. Mengikuti bakti sosial IBI
dalam rangka HUT IBI, Namun ia tidak melakukan kegiatan publikasi ilmiah. Maka nilai SKP yang
diperoleh oleh bidan tersebut adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Nilai SKP, memenuhi batas jumlah SKP minimal namun tidak memenuhi persyaratan perpanjangan
STR karena ada kegiatan wajib yang tidak dipenuhi ( Tidak ada pelat klinis)
Contoh perhitungan C

Bidan C bertugas sebagai Dosen :

Berdasarkan Nilai SKP, memenuhi batas jumlah SKP minimal dan memenuhi persyaratan perpanjangan STR karena
kegiatan wajib telah dipenuhi

Anda mungkin juga menyukai