NUTRISI &
BIOCHEMISTRY
MASA NIFAS
Part II
2021
Kebutuhan nutrisi Status gizi ibu nifas Status gizi secara Masalah gizi ibu
ibu nifas dg keadaan khusus biokimia & secara Nifas
klinis
REFERENSI
Tamaria, Netty. Penilaian Status Gizi, PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2017
Ambarwati, E., Wulandari, D,. 2009, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Mitra Cendekia, Yogyakarta
Zat kapur : Untuk pembentukan tulang, sumbernya : susu, keju, kacang–kacangan dan sayuran
berwarna hijau.
Fosfor : Dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak, sumbernya : susu, keju dan
daging.
Zat besi ; Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan untuk
menaikkan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel darah merah (Hb) sehingga daya
angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi antara lain kuning telur, hati, daging,
kerang, ikan, kacang–kacangan dan sayuran hijau.
Yodium : Sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan mental dan kerdil fisik yang
serius, sumbernya: minyak ikan, ikan laut dan garam beryodium.
Kalsium: Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi anak, sumbernya: susu
dan keju
VITAMIN A
Pemberian Vitamin A pada ibu nifas, yang diberikan segera setelah bayi dilahirkan
sampai usia bayi 6 minggu. Terbukti dapat menaikan status vitamin A bayi pada usia
2 bulan sampai bayi berusia 6 bulan. Sehingga dengan pemberian suplementasi
vitamin A pada ibu nifas dapat menurunkan resiko terjadinya gangguan kesehatan
akibat kekurangan vitamin A, seperti buta senja.
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, Vitamin A juga berfungsi untuk kekebalan
tubuh, sehingga dengan terpenuhinya Vitamin A pada ibu nifas dapat berdampak
positif pada bayi yang dilahirkan, karena kemungkinan bayi akan mempunyai
kekebalan tubuh yang berasal dari Vitamin A.
VITAMIN B
Vit B1 (Thiamin) : Dibutuhkan agar kerja syaraf dan jantung normal, membantu metabolisme
karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu makan yang baik, membantu proses pencernaan
makanan, meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mengurangi kelelahan.
Sumber : hati, kuning telur, susu, kacang–kacangan, tomat jeruk nanas dan kentang.
Vit B2 (Riboflavin) : dibutuhkan u/ pertumb, vitalitas, nafsu makan, pencernaan, system urat
syaraf, jaringan kulit & mata. Sumber: hati, kuning telur, susu, keju, kacang’an, sayuran hijau
Vit B3 (Niacin) : Disebut juga Nitocine Acid, dibutuhkan dalam proses pencernaan, kesehatan
kulit, jaringan syaraf dan pertumbuhan. Sumber : susu, kuning telur, daging, kaldu daging, hati,
daging ayam, kacang-kacangan beras merah, jamur dan tomat.
Vit B6 (Pyridoksin) : Dibutuhkan u/ pembentukan sel darah merah kesehatan gigi dan gusi.
Sumber : gandum, jagung, hati dan daging.
Vit B12 (Cyanocobalamin) : Dibutuhkan u/ pembentukan sel darah merah & kesehatan jaringan
Folic Acid : u/ pertumb pembentukan sel darah merah & produksi inti sel. Sumber : hati,
daging, ikan dan sayuran hijau.
Vitamin C : u/ pembentukan jaringan ikat & bahan semu jaringan ikat (untuk penyembuhan
luka), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan terhadap infeksi, serta memberikan
kekuatan pada pembuluh darah. Sumber: jeruk, tomat, melon, brokoli, jambu biji, mangga,
pepaya dan sayuran.
Vitamin D : u/ pertumbuhan, pembentukan tulang dan gigi serta penyerapan kalsium dan
fosfor. Sumbernya antara lain : minyak ikan, susu, margarine dan penyinaran kulit dengan
sinar matahari pagi.
Sayuran dan minyak biji penting sebagai sumber Vitamin E.
Vitamin K : u/ mencegah perdarahan agar proses pembekuan darah normal. Sumber vitamin
K adalah kuning telur, hati, brokoli, asparagus dan bayam.
PORSI NUTRISI IBU NIFAS
STATUS GIZI IBU NIFAS DG KEADAAN KHUSUS
Pada kondisi khusus pada kelompok usia tertentu terjadi perubahan postur tubuh ; seperti tdk bisa berdiri
karena sakit/ cedera kaki, bungkuk sulit diperoleh ukuran tubuh secara valid Untuk itu
diperlukan informasi atau data lain yang dapat digunakan untuk sebagai bahan estimasi ;
a. Tinggi Badan
b. Berat badan
c. Tinggi lutut
d. Panjang Depa (Demispan)
e. Panjang Ulna
STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA & SECARA KLINIS
Metode penilaian status gizi secara biokimia dibahas mengenai status besi, protein, dan lipid.
Sedangkan metode secara klinis digunakan dengan melihat sign & symptom dari beberapa
masalah gizi
Penilaian status gizi secara biokimia pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, seperti darah, urine,
tinja, jaringan otot, hati.
Penggunaan metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan
terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan
gizi yang spesifik.
Penilaian secara biokimia mrp salah satu metode penilaian status gizi secara langsung
Metode lain adalah antropometri, pemeriksaan klinik, survei konsumsi, faktor ekologi, dan
statistik vital. Antropometri digunakan untuk melihat kekurangan status gizi makro.
Pada umumnya yang dinilai dalam penilaian status gizi secara biokimia antara lain, yaitu: zat
besi, vitamin, protein, dan mineral. Contoh sampel berupa serum darah, urine, rambut (untuk
melihat Zn), serta feces.
Plasma darah dapat menghasilkan komponen darah yang didapatkan dari darah yang di-
centrifuge menjadi serum yang lebih sensitive dibanding plasma dan sel-sel darah.
Pemeriksaan biokimia digunakan untuk menilai status gizi sehingga hasilnya memberikan
gambaran lebih tepat, objektif, dan hanya dilakukan orang yang terlatih. Hasil pemeriksaan
biokimia tersebut dibandingkan dengan standar normal yang telah ditetapkan.
MASALAH GIZI IBU NIFAS
Kebutuhan gizi ibu nifas (kuantitas & Faktor sosial budaya &
kualitas) Sangat penting bagi bufas lingkungan dalam masyarakat
& menyusui
Faktor kepercayaan &
Pengaruh sosial budaya
pengetahuan budaya konsep
Adat istiadat daerah pantangan makanan, hub sebab
Budaya pantang makan makanan akibat makanan dengan sehat &
tertentu dan minuman sakit, kebiasaan, ketidaktahuan
Dampak negatif
MASALAH GIZI DI INDONESIA