Anda di halaman 1dari 7

Konsep Modalitas Penyembuhan Complementary Alternative Medicine (CAM) yang

kemudian disinergiskan dengan tindakan komplementer keperawatan adalah


serangkaian tindakan yang dapat berfungsi sebagai pelengkap dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Jenis tindakan ini merupakan strategi holistik yang dapat
diterapkan oleh perawat untuk membantu pemulihan organ-organ vital pasien yang
mengalami gangguan kesehatan. Dalam pengelolaan tindakan ini memerlukan
keterampilan khusus, maka seorang perawat dapat mempelajari dari para pakar ahli
dalam pendidikan dan sertifikasi terapi komplementer tersebut. Perawat tidak
diperkenankan melakukan tindakan yang tidak didasari dengan konsep keilmuan,
ataupun menjadikan pasien sebagai obyek percobaan dalam melakukan tindakan
tersebut.

Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer dikategorikan


menjadi 5 bagian, yaitu:

Biological Based Practice: herbal, vitamin, dan suplemen lain

Mind-body techniques: meditasi

Manipulative and body-based practice: pijat, refleksi

Energy therapies: terapi medan magnet

Ancient medical systems: obat tradisional china, aryuveda, akupuntur.

Beberapa tindakan dari komplementer sebenarnya telah dilakukan oleh para


perawat baik di pelayanan kesehatan maupun oleh kunjungan perawat (home care).
Tindakan keperawatan sehari hari di sarana pelayanan kesehatan (Rumah Sakit,
Puskesmas, Poliklinik) seperti Humor therapy, touch therapy dan aromatherapy
seringkali dilakukan oleh perawat kepada klien secara sadar maupun tidak disadari.
Sebagai contoh, dalam melayani pasien dengan kasus hipertensi di rumah sakit,
perawat dalam melakukan pengkajian menemukan data dari klien. Kemudian
mendapatkan terapi dan obat-obatan dari dokter. Saat melakukan terapi misalnya
mengukur tekanan darah pasien maka perawat seringkali menanyakan keluhan
yang dirasakan oleh pasien dengan memegang tangan pasien atau dengan
memberikan senyuman simpul kepada pasien. Ketika pasien tegang dan cemas
terhadap penyakit yang dideritanya tersebut, mka seorang perawat kadang
melakukan pendekatan komunikasi terapeutik dengan menyisipkan sedikit humor
untuk pasien guna mengurangi ketegangan dan kecemasan pasien. Dari contoh
tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perawat telah melakukan beberapat
tindakan komplementer atau pelengkap dalam pemberian asuhan keperawatan
sehari-hari.

Modalitas penyembuhan adalah metode penyembuhan yang digunakan bersama


dengan pengobatan berbasis obat dan tindakan pembedahan sebagai upaya
pemenuhan pelayanan holistik. Tindakan komplementer tersebut bukanlah satu-
satunya terapi untuk menangani penyakit yang diderita pasien. Konsep tersebut
dapat disimpulkan bahwa tindakan komplementer berfungsi sebagai pelengkap dari
tindakan medik konvensional.
Definisi Terapi Komplementer

Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu
misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya,
jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung
kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan
Medis yang Konvensional.
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75
80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Di Indonesia
sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa
diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan iklan terapi non konvensional di berbagai media

Jenis Jenis Terapi Komplementer

1. Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.


2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3. Homeopati atau jamu-jamuan.
4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral

Fokus Terapi Komplementer

1. Pasien dengan penyakit jantung.


2. Pasien dengan autis dan hiperaktif
3. Pasien kanker

Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer

1. Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan praktisi terapi.
2. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik
dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada
pasien.

Teknik Terapi Komplementer


Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu
sebagai berikut :
Akupuntur
Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya. Metode yang
berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi
kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan
mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu
pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem
tubuh.
Terapi hiperbarik,
Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan
yang memiliki tekanan udara 2 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1
atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca,
minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara
Terapi herbal medik,
Terapi herbal medic yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal
terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar
yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap
keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk mengatasi
berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing
masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri sendiri. Terapi hiperbarik misalnya,
umumnya digunakan untuk pasien pasien dengan gangren supaya tidak perlu dilakukan
pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun
tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau
mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual
dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.

Persyaratan Dalam Terapi Komplementer

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :


Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki kompetensi.
Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus menerus
KEPERAWATAN KOMPLEMENTER SAAT INI
A. DEFINISI KOMPLEMENTER
Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari pengobatan
konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan operasi, yang dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas yang digunakan pada terapi
komplementer mirip dengan tindakan keperawatan seperti teknik sentuhan, masase dan
manajemen stress. Terapi komplementer merupakan terapi tambahan bersamaan dengan terapi
utama dan berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas
hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer tradisional
alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh
melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional.
Dalam penyelenggaraannya harus sinergi dan terintegrasi dengan pelayanan pengobatan
konvensional dengan tenaga pelaksananya dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang
memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer tradisional alternatif.
Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu
misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya,
jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Bagi perawat yang tertarik mendalami terapi komplementer dapat memulai dengan tindakan
tindakan keperawatan atau terapi modalitas yang berada pada bidang keperawatan yang dikuasai
secara mahir berdasarkan perkembangan teknologi terbaru.
Jadi, Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawaratan yang menerapkan
pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif
untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap
penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan
kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi
belum diterima dalam kedokteran konvensional
B. JENIS JENIS TERAPI KOMPLEMENTER
Dari hasil penelitian pendapat mahasiswa perawat tentang terapi komplementer yang
direkomendasikan untuk perawat adalah : masase, terapi musik, diet, teknik relaksasi, vitamin
dan produk herbal Di Amerika terapi komplementer kedokteran dibagi empat jenis terapi :
Chiropractic , teknik relaksasi, terapi masase dan akupunktur,
Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer dikategorikan menjadi 5,
yaitu : Biological Based Practice : herbal, vitamin, dan suplemen lain Mind-body
techniques : meditasi Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi Energy
therapies : terapi medan magnet Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic,
akupuntur
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu
sebagai berikut :
1. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat
dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri).
Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai
komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang
banyak berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah
ruangan yang memiliki tekanan udara 2 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer
normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh
membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan
udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal
terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar
yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap
keamanan maupun efektivitasnya.
Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki
kompetensi.
Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus menerus.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk mengatasi
berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing
masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri sendiri. Terapi hiperbarik misalnya,
umumnya digunakan untuk pasien pasien dengan gangren supaya tidak perlu dilakukan
pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun
tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau
mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual
dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.
Jenis pelayanan pengobatan komplementer alternatif berdasarkan Permenkes RI Nomor :
1109/Menkes/Per/2007 adalah :
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi, mediasi,
penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati,
aromaterapi, ayurveda
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik, EEC
C. DASAR HUKUM
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109 Tahun 2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut
aturan itu, pelayanan komplementer-alternatif dapat dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan
mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan. Pengobatan itu harus aman, bermanfaat, bermutu, dan
dikaji institusi berwenang sesuai dengan ketentuan berlaku.
Selain itu, dalam Permenkes RI No 1186/Menkes/Per/XI/1996 diatur tentang pemanfaatan
akupunktur pelayanan kesehatan pada umumnya. Di dalam pasal lain disebutkan bahwa
pengobatan tradisional akupunktur dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
keahlian/keterampilan di bidang akupunktur atau oleh tenaga lain yang telah memperoleh
pendidikan dan pelatihan akupunktur. Sementara pendidikan dan pelatihan akupunktur dilakukan
sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
Sementara itu, Keputusan Menkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003 mengatur tentang
penyelenggaraan Pengobatan Tradisional. Di dalam peraturan tersebut diuraikan cara- cara
mendapatkan izin praktek pengobatan tradisional beserta syarat- syaratnya. Khusus untuk obat
herbal, pemerintah mengeluarkan Keputusan Menkes RI Nomor 121 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Medik Herbal. Untuk terapi SPA (Solus Per Aqua) atau dalam bahasa Indonesia sering
diartikan sebagai terapi Sehat Pakai Air, diatur dalamPermenkes RI No. 1205/
Menkes/Per/X/2004 tentang pedoman persyaratan kesehatan pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
D. KONSEP KEILMUAN
Pada dasarnya, terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem
tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh, agar tubuh dapat menyembuhkan
dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan respon
dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat. Ada banyak jenis
metode dalam terapi komplementer ini, seperti akupuntur, chiropractic, pijat refleksi, yoga,
tanaman obat/ herbal, homeopati, naturopati, terapi polaritas atau reiki, teknik-teknik relaksasi,
termasuk hipnoterapi, meditasi, visualisasi, dan sebagainya. Obat- obat yang digunakan bersifat
natural/ mengambil bahan dari alam, seperti jamu-jamuan, rempah yang sudah dikenal (jahe,
kunyit, temu lawak dan sebagainya), sampai bahan yang dirahasiakan. Pendekatan lain seperti
menggunakan energi tertentu yang mampu mempercepat proses penyembuhan, hingga
menggunakan doa tertentu yang diyakini secara spiritual memiliki kekuatan penyembuhan.
Lalu, amankah berbagai terapi komplementer tersebut? Para ahli berpendapat bahwa terapi
komplementer relatif aman karena menggunakan cara- cara alami yang jauh dari bahan- bahan
kimia yang jelas-jalas banyak memberikan efek samping pemakainya. Namun, walaupun alami
tetap harus dikaji dan diteliti tingkat keefektifan dan keamanannya. Memang penelitian tentang
terapi komplementer masih jarang, dikarenakan belum memiliki standar yang baku. Terapi ini
tidak selalu dirancang untuk mengobati penyakit tertentu, beberapa terapi alternatif merawat
orang secara keseluruhan, bukan suatu penyakit tertentu. Terapi ini mungkin dapat
mengembalikan keselarasan, keseimbangan, atau menormalkan aliran energi. Penelitian ilmiah
sangat mahal biayanya. Pembuat terapi alternatif seringkali tidak mampu membayar untuk
sebuah penelitian ilmiah. Pemerintah lebih cenderung untuk mendanai penelitian obat-obatan
barat karena dipandang lebih efektif. Dengan hak paten, para produsen dapat memperoleh
keuntungan yang membantu mendanai penelitian. Sedangkan kebanyakan terapi komplementer
tidak dapat dipatenkan. Namun halangan-halangan ini bukan berarti tidak ada terapi
komplementer yang secara sukses diteliti, beberapa terapi telah teruji dan terbukti
kemanjurannya

Anda mungkin juga menyukai