Anda di halaman 1dari 33

TUGAS KOMPLEMENTER

TERAPI BEBASISKAN BILOGIC : HERBAL DAN MINYAK SERTA


FOOD COMBAINING

Disusun oleh Kelompok I

1. MUHAMMAD IKHSAN

2. IRAWATI

3. EMIZAR

4. YENNI MARTA

5. ADE NOVA SURYANI

6. MASYITAH

7. MIRA WATI

8. SUSI YASMI

STIkes PERINTIS SUMBAR

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada abad ke 21 ini, dunia telah memasuki jaman modern dimana


terjadi globalisasi yang berimbas pada perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi yang semakin pesat.

Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan


komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal
dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya,
bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan
tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan
yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun –
temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia
bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional
atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang
Konvensional. 

Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia


pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah
menjalani pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri,
kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan
komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan
terapi non – konvensional di berbagai media

Pada tahun belakangan ini pengobatan modern ternyata memiliki


efek samping yang dapat memicu munculnya penyakit lain. 
Dalam keperawatan komplementer, mengenal terapi berbasis biologis

2
dengan menggabungkan obat herbal dengan pengobatan konvensional
untuk mengatasi suatu penyakit secara optimal. .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang kami


angkat yaitu :

1. Apa Definisi Komplementer?

2. Apa saja Jenis - Jenis Terapi Komplementer?

3. Bagaimana Dasar Hukumnya?

4. Apa Saja Keperawatan Komplementer Berbasis Biologis?

5. Bagaimana dengan food combaining ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui Keperawatan Komplementer Berbasis Biologis

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian komplementer

b. Untuk mengetahui Jenis - Jenis Terapi Komplementer

c. Untuk mengetahui Dasar Hukum terapi komplementer

d. Untuk mengetahui Keperawatan Komplementer Berbasis Biologis

3
D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang Keperawatan


Komplementer.

2. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang jenis-jenis terapi


komplementer.

3. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang dasar hokum terapi


komplementer.

4. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang keperawatan


komplementer berbasis biologis.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KOMPLEMENTER

Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang


caranya berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang
mengandalkan obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Banyak terapi modalitas yang digunakan pada terapi
komplementer mirip dengan tindakan keperawatan seperti teknik sentuhan,
masase dan manajemen stress. Terapi komplementer merupakan terapi
tambahan bersamaan dengan terapi utama dan berfungsi sebagai terapi
suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan
berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan


komplementer tradisional – alternatif adalah pengobatan non konvensional
yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang
tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam
kedokteran konvensional. Dalam penyelenggaraannya harus sinergi dan
terintegrasi dengan pelayanan pengobatan konvensional dengan tenaga
pelaksananya dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang
memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer tradisional
– alternatif. 

Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan


komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal
dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya,
bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan
tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan

5
yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun –
temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia
bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.

Bagi perawat yang tertarik mendalami terapi komplementer dapat


memulai dengan tindakan – tindakan keperawatan atau terapi modalitas
yang berada pada bidang keperawatan yang dikuasai secara mahir
berdasarkan perkembangan teknologi terbaru.

Jadi, Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawaratan


yang menerapkan pengobatan non konvensional Terapi komplementer
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai
terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan
berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan,
diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan
efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi
belum diterima dalam kedokteran konvensional

B. JENIS – JENIS TERAPI KOMPLEMENTER

6
Jenis pelayanan pengobatan komplementer – alternatif berdasarkan
Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 adalah :

1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) :


Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur,
naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina,
shiatsu, osteopati, pijat urut
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro
nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik,
EEC

National Center for Complementary and Alternatif Medicine of National


Institures Of Health Mengklarifikasikan Pengobatan Komplementer ke
dalam lima Kategori :

1. Sistem Medis Alternatif

Ini merupakan sistem medis alternative dan komprehensif atau


penyembuhan, masing – masing memiliki satu teknik terapi,
praktik, dan sistem keyakinan. Beberapa dibuat dengan budaya
barat seperti pengobatan homeopathic/ homeopathic medicine
(sistem obat – obatan yang berdasarkan konsep “hal serupa akan
menyembuhkan hal serupa”, gejala – gejala diobati dengan dosisi
suatu zat yang biasanya akan produksi gejala yang sama seperti
penyakit yang sedang dirawat dan pengobatan naturapathic (sistem
perawatan kesehatan yang menggunakan sistem diet, herbal dan
metode alami lain untuk mengobati penyakit). Sebagian lagi
dibangun sejak beberappa ribu tahun yang lalu dalam budaya timur

7
seperti obat – obatan tradisional cina dan ayurweda, yang berasal
dari india, dan jamu dari Indonesia, sangat menarik untuk mencatat
bahwa meskipun dianggap sebagai praktik alternative hingga
pengobatan konvensional, banyak dari sistem tersebut terutama
sistem yang berasal dari timur mendahului beberapa ribu tahun dari
sistem medis barat saat ini.

2. Intervensi Pikiran – Tubuh

Praktik dari tubuh dan pikiran ini termasuk berbagai pendekatan


dan terapi, yang telah menerima bukti yang bias diterima
berdasarkan dukungan mereka yang efektif terhadap pengobatan
migraine, rasa nyeri yang kronis, dan gangguan medis lain yang
kemungkinan dipicu oleh stres emosional. Teknik pikiran tubuh
memanfaatkan kemampuan alami pikiran untuk menyembuhkan
dan bertujuan untuk menggunakan kebijaksanaan bawaaan dari
pikiran, untuk mengatur emosi dan tubuh. Metide – metode
tersebut diyakini bekerja dengan mengubah respon biologis yang
terkait dengan stress dan rasa sakit. Emosi dan pemikiran memiliki
peran signifikan dalam semua gangguan medis. Sementara
pengalaman rasa sakit seringkalai dihubungkan dengan berbagai
macam factor emosional, fisik dan social, sangat penting adanya
keahlian yang ditujukan untuk mengurangi atau mengubah stress
menjadi terintegrasi dengan pengobatan migraine atau sakit kepala.
Pendekatan pikiran tubuh memang sangat efektif dalam
mengurangi tingkat ketegangan, depresi, gangguan tidur dan
berbagai reaksi psikologis yang negative, yang terkait dengan
siklus kronis dari episode migraine. Emosi atau reaksi tersebut
seringkalai memperpanjang atau membuat migraine semakin
intens, atau menjaddikan seseorang semakin rentan terkena
serangan migrain. Pendekatan pikiran tubuh juga akan membantu
anda untuk mempelajari bagaiman mengatur respon fisik anda

8
sendiri, seperti tekanan otot yang seringkali dikaitkan dengan
migrain. Pendekatan pikiran tubuh juga akan membantu anda
untuk mempelajari bagaiaman mengatur respon fisik anda sendiri,
seperti tekanan otot yang seringkalai dikaitkan dengan migrain.
Pendekatan pikiran tubuh sangat aman dan diterima dengan luas
sebagai bagian penting dari pengobatan migrain dan sakit kepala.
Contoh dari praktik pikiran tubuh termasuk biofeedback
(penggunaan alat-alat yang memakai listrik untuk mengubah fungsi
tubuh seperti detak jantung, tekanan otot agar mencapai relaksasi),
Meditasi (proses memfokusan perhatian untuk meningkatkan
kesadaran) relaksasi, tehnik pernafasan ( beragam tehniks yang
menggunakan pola bernafas untuk mencapai relaksasi) hypnosis
(ragam tehnik untuk mendorong kondisi kesadaran untuk mencapai
relaksasi dan sugesti diri), gambaran yang terarah (penggunaan
gambar dalam pikiran, visualisasi dan imajinasi untuk
meningkatkan penyembuhan atau perubahan kesehatan emosi dan
prilaku) yoga (sebuah ilmu yang mempromosikan kesehatan fisik,
emosi dan spiritual melalui latihan postur, peregangan, pernafasan,
dan meditasi) dan visualisasi kreatif (penggnaan gambar visual
dalam pikiran untuk meningkatkan relaksasi, penyembuhan, dan
perubahan dalam kesehatan dan prilaku)

3. Terapi Berbasis Biologis

Tidak seperti pendekatan komplomenter dan alternative yang tidak


bersifat invasive, kategori terapi farmakologis ini termasuk
invasive dan menggunakan penggunaan bahan kimia, suplemen
makanan, dan produk herbal. Sementara sebagian bahan – bahan
tersebut, seperti magnesium, obat herbal dari favefew dan minyak
ikan telah memiliki bukti medis sebagai pencegahan atau
pengobatan migrain, sedangkan pengobatan yang lain masih
kurang bias dibuktikan secara ilmiah terkait dengan efektifitas atau

9
keamananya. Resiko efek emrugikan dari praktik ini dianggap
tinggi dibandingkan pendekatan Pengobatan Komplementer
lainnya, sehingga peringatan harus digunakan ketika menggunakan
produk apa pun atau bahan alami tanpa persetujuan dari dokter
anda.

4. Terapi Berdasarkan Tubuh

Terapi berdasarkan tubuh merupakan serangkaian praktik


pengobatan non invasif yang didasarkan pada keyakinan, bahwa
banyak masalah kesehatan dapat dicegah atau diobati melalui
manipulasi atau pergerakan area tubuh, termasuk jaringan halus
dan tulang belakang. Secara umum, terapi ini dimagsudkan sebagai
terapi komplementer terhadap medis konvensional, dan mungkin
dapat membantu pencegahan migrain atau membantu mempercepat
peredaan selama serangan migrain, terutama jika terjadi tekanan
otot pada leher, kulit kepala, bahu, dan punggung bagian atas.
Contoh dari terapi berdasarkan tubuh itu yaitu terapi pijat (tekanan,
pijatan dan manipulasi otot dan jaringan dalam perawatan nyeri
musculiskletal), rofling (bentuk yang dalam mengenai manipulasi
dari otot dan jalurnya terkait dengan nyeri muskuloskletal),
chiropractic (penggunaan manipulasi tulang belakang untuk
memperbaiki keteraturan dari tulang belakang) dan osteopathy
(sekolah kedokteran yang menyediakan perawatan pengobatan
komprehensif dengan perhatian khusus pada sendi, tulang, otot,
dan saraf), shiatsu (bentuk dari acupressure untuk mempertahankan
kesehatan dan relaksasi) acupressure (terapi tradisonal cina
menggunakan tekanan jari pada titik tertentu pada tubuh) dan
cranical-sacral terapy.

5. Terapi Energi

10
Kategori pendekatan ini berdasarkan konsep dari kekuatan energi,
bias berasal dari tubuh manusia ataupun kekuatan spiritual, yang
dapat dimanipulasi atau disalurkan untuk memfasilitasi respon
penyembuhan. Banyak dari konsep tersebut berasal dari dasar
praktik penyembuhan kuno yang mistik. Pendekatan ini semakin
popular dan meskipun ada beberapa risiko merugikan dalam
praktiknya ; efek terapi tersebut seccara spesifik belum bias diukur
secara objektif. Contoh termasuk sentuhan terapeutik,
penyembuhan melalui keyakinan dan spiritual, reiki (bentuk
pengobatan tradisional cina yang berdasarkan pada sentuhan
berbasis energi penyembuhan), Qi gong (terapi energi tradisional
cina dengan menggunakan gerakan, pernafasan, dan meditasi) dan
penggunaan magnet

C. DASAR HUKUM

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan RI


Nomor 1109 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut aturan
itu, pelayanan komplementer-alternatif dapat dilaksanakan secara sinergi,
terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan. Pengobatan itu
harus aman, bermanfaat, bermutu, dan dikaji institusi berwenang sesuai
dengan ketentuan berlaku.

Selain itu, dalam Permenkes RI No 1186/Menkes/Per/XI/1996


diatur tentang pemanfaatan akupunktur pelayanan kesehatan pada
umumnya. Di dalam pasal lain disebutkan bahwa pengobatan tradisional
akupunktur dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
keahlian/keterampilan di bidang akupunktur atau oleh tenaga lain yang
telah memperoleh pendidikan dan pelatihan akupunktur. Sementara
pendidikan dan pelatihan akupunktur dilakukan sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku.

11
Sementara itu, Keputusan Menkes RI No
1076/Menkes/SK/VII/2003 mengatur tentang penyelenggaraan
Pengobatan Tradisional. Di dalam peraturan tersebut diuraikan cara- cara
mendapatkan izin praktek pengobatan tradisional beserta syarat-
syaratnya. Khusus untuk obat herbal, pemerintah mengeluarkan
Keputusan Menkes RI Nomor 121 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Medik Herbal. Untuk terapi SPA (Solus Per Aqua) atau dalam bahasa
Indonesia sering diartikan sebagai terapi Sehat Pakai Air, diatur
dalamPermenkes RI No. 1205/ Menkes/Per/X/2004 tentang pedoman
persyaratan kesehatan pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

D. Keperawatan Komplementer Berbasis Biologis

1. Jamu

a. Definisi Jamu

Obat bahan alam ini yang paling banyak ditemui.


Kita bias mendapatkannya di pasar tradisional, penjual jamu
gendong, ataupun pruduk jamu yang telah diproduksi oleh pabrik.
Beberapa produk jamu yang masih diproduksi secara manual yaitu,
kunir asem, beras kencur, cabe puyang, dan sebagai nya.
Sedangkan produk jamu keluaran pabrik/industri jamu yaitu, Tolak
Angin (PT Sido Muncul), Pil Binari (PT Tenaga Tani Farma),
Curmaxan dan Diacinn (Lansida Herbal), dll.

12
Jamu merupakan bahan obat alam yang sediannya masih berupa
simplisia sederhana, seperti irisan rimpang, daun atau akar kering.
Sedang khasiatnya dan keamanannya baru terbukti setelah
secara empiris berdasarkan pengalaman turun-temurun. Sebuah
ramuan disebut jamu jika telah digunakan masyarakat melewati 3
generasi. Artinya bila umur satu generasi rata-rata 60 tahun, sebuah
ramuan disebut jamu jika bertahan minimal 180 tahun. Sebagai
contoh, masyarakat telah menggunakan rimpang temulawak untuk
mengatasi hepatitis selama ratusan tahun. Pembuktian khasiat
tersebut baru sebatas pengalaman, selama belum ada penelitian
ilmiah yang membuktikan bahwa temulawak sebagai antihepatitis.
Jadi Curcuma xanthorriza itu tetaplah jamu. Artinya ketika
dikemas dan dipasarkan, prosuden dilarang mengklaim temulawak
sebagai obat. Selain tertulis "jamu", dikemasan produk tertera logo
berupa ranting daun berwarna hijau dalam lingkaran. Di pasaran
banyak beredar produksi kamu seperti Tolak Angin (PT. Sido
Muncul), Pil Binari (PT. Tenaga Tani Farma), Curmaxan dan
Diacinn (Lansida Herbal), dll. 

b. Sejarah Jamu

Keanekaragaman hayati Indonesia bisa dikatakan sangatlah


lengkap. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara yang
sangat potensial bagi ditemukannya pengobatan herbal terbaik di
dunia. Di mana berbagai jenis tanaman herbal bisa tumbuh dengan
subur di Indonesia. Tanaman herbal adalah bahan utama dalam
pembuatan jamu. Semua orang Indonesia pastilah mengenal jamu.

Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia,


khususnya masyarakat Jawa. Jamu merupakan ramuan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan alam yang diracik tanpa
menggunakan bahan kimia sebagai aditif (bahan tambahan). Jamu

13
sering disebut sebagai ramuan tradisional karena jamu memang
sudah dikenal sejak jaman nenek moyang sebelum ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan obat-obatan modern masuk
ke Indonesia. Kebanyakan resep racikan jamu berumur puluhan
atau bahkan ratusan tahun dan terus digunakan secara turun
temurun sampai sekarang ini.

Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian tumbuhan


seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit dan batang serta
buah. Sebagai suatu bentuk pengobatan tradisional, jamu
memegang peranan penting dalam pengobatan penduduk negara
berkembang. Diperkirakan 70-80% populasi di negara berkembang
memiliki ketergantungan pada obat tradisional.

Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan


efek samping. Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan
sejarah, serta bukti empiris langsung pada manusia selama ratusan
tahun yang telah menggunakan obat tradisional. Istilah jamu
muncul pada zaman Jawa Baru, dimulai sekitar abad pertengahan
15-16 masehi. Karena jamu identik dengan budaya Jawa maka
pengertian jamu pun di ambil dari bahasa Jawa Kuno.

Menurut ahli bahasa Jawa Kuno, istilah “jamu” berasal dari


singkatan dua kata bahasa Jawa Kuno yaitu “Djampi” dan
“Oesodo”. Djampi berarti penyembuhan yang menggunakan
ramuan obat-obatan atau doa-doa dan ajian-ajian sedangkan
Oesodo berarti kesehatan. Pada abad pertengahan (15-16 M),
istilah oesodo jarang digunakan. Sebaliknya istilah jampi semakin
popular diantara kalangan keraton. Kemudian sebutan “jamu”
mulai diperkenalkan kepada public oleh “dukun” atau tabib
pengobat tradisional. Bukti bahwa jamu sudah ada sejak jaman
dulu dan sering dimanfaatkan adalah dengan adanya relief Candi

14
Borobudur pada masa Kerajaan Hindu-Budha tahun 722 M, di
mana relief tersebut menggambarkan kebiasaan meracik dan
minum jamu untuk memelihara kesehatan. Bukti sejarah lainnya
yaitu penemuan prasasti Madhawapura dari peninggalan Kerajaan
Hindu-Majapahit yaitu adanya profesi “tukang meracik jamu” yang
disebut Acaraki.

Para ahli botani mempublikasikan tulisan-tulisan mengenai ragam


dan manfaat tanaman untuk pengobatan. Sehingga jamu yang
dulunya hanya dinikmati oleh kalangan tertentu saja pada saat
sekarang ini dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat baik
orang tua maupun muda, anak-anak maupun orang dewasa.
Dengan demikian jamu menjadi sangat popular di Indonesia.
Semakin berkembangnya zaman, jamu pun kadang disebut sebagai
obat herbal. Di mana obat herbal adalah obat yang berasal dari
tumbuhan yang diproses/ diekstrak tanpa campuran zat kimia. Pada
saat sekarang ini, dalam usaha menyembuhkan sakitnya orang
lebih tertarik untuk menggunakan jamu/ obat herbal daripada
menggunakan obat-obat sesuai resep dokter. Mereka berpikir jamu/
obat herbal lebih aman karena efek sampingnya tidak merugikan
tapi justru membuat sehat organ tubuh lainnya.

Perbedaan antara jamu/ obat herbal dengan obat modern terletak


pada bahan pembuatnya, di mana jamu menggunakan berbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang langsung diambil dari alam,
sedangkan obat modern dihasilkan dari senyawa bahan-bahan
kimia sintetis. Jamu/ obat herbal pun tidak hanya digunakan untuk
pengobatan, tetapi juga digunakan untuk pencegahan penyakit,
pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan, kebugaran,
kecantikan, supplement harian penambah tenaga dan gairah hidup,
serta meningkatkan kebahagiaan dalam hidup rumah tangga.

15
Bentuk jamu pun tidak hanya bubuk/ powder tapi juga
berkembang, ada yang dibuat dalam bentuk pil. kapsul, kaplet,
maupun cair.

2. Obat Herbal Terstandar (Scientific Based Herbal


Medicine)/OHT

a. Definisi OHT

OHT adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan


keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik da
bahan bakunya telah distandarisasi (BPOM, 2010). Sediaan
yang memenuhi kriteria aman, klaim khasiat dibuktikan secara
ilmiah, telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang
dipergunakan dalam produk jadi, memenuhi persyaratan mutu
yang berlaku. Klaim penggunaan sesuai dengan tingkat
pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan
medium. (Sandhy, ED. 2008)
Kriteria :
1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
2) Klaim khasiat dibuktikan secara alamiah/praklinik
3) Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang
digunakan dalam produk jadi (Humaidi, 2009)
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim
penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat
pembuktian umum dan medium.
Di Indonesia sendiri, telah beredar 17 produk OHT, seperti :
diapet®, lelap®, kiranti®, dll. Sebuah herbal terstandar dapat
dinaikkan kelasnya menjadi fitofarmaka setelah melalui uji
klinis pada manusia.

16
b. Logo Obat Herbal Terstandar :

Logo Obat Herbal


Terstandar harus mencantumkan logo dan tulisan “Obat Herbal
Terstandar” . Logo berupa “Jari-jari Daun (3 Pasang) Terletak
dalam lingkaran”, dan ditempatkan dibagian atas kiri
wadah/pembungkus/brosur; dicetak warna hijau diatas dasar
warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan
warna logo; tulisan “Obat Herbal Terstandar” harus jelas dan
mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam diatas dasar warna
putih atau warna lain yang menyolok.(Muhlis, 2011)

3. Fito Farmaka

a. Definisi Fito Farmaka

Kelas yang lebih tinggi dari OHT adalah


fitofarmaka. Agar suatu obat bahan alam dapat digolongkan
sebagai fitofarmaka, maka obat bahan alam tersebut harus
melewati tahapan uji klinik. Uji klinik merupakan serangkaian
uji yang dilakukan terhadap manusia dengan tujuan untuk
mengetahui efektifitasnya. 
Diharapkan obat fitofarmaka mampu menyaingi efek terapi dan
popularitas dari obat sintetik. Beberapa contoh produk
fitofarmaka yaitu, Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno (PT

17
Dexa Medica), Rheumaneer PT. Nyonya Meneer), Tensigard
dan X-Gra (PT Phapros).
Itulah tiga kriteria produk bahan alam dan tahapan yang harus
dilalui oleh produsen obat bahan alam. Semua uji tersebut
ditempuh sebagai upaya menjamin keamanan konsumen.
Pengertian Fitofarmaka merupakan status tertinggi dari bahan
alami sebagai "obat ".Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan
kelasnya menjadi fitofarmaka setelah melalui uji klinis pada
manusia. Dosis dari hewan coba dikonversi ke dosis aman bagi
manusia. Dari uji itulah dapat diketahui kesamaan efek pada
hewan coba dan manusia. Bisa jadi terbukti ampuh ketika diuji
pada hewan coba, belum tentu ampuh juga ketika dicobakan
pada manusia.
Uji klinis terdiri atas single center yang dilakukan di
laboratorium penelitian dan multicenter di berbagai lokasi agar
lebih obyektif. Setelah lolos uji fitofarmaka, produsen dapat
mengklaim produknya sebagai obat. Namun demikian, klaim
tidak boleh menyimpang dari materi uji klinis sebelumnya.
Misalnya, ketika uji klinis hanya sebagai antikanker, produsen
dilarang mengklaim produknya sebagai anti kanker dan juga
anti diabetes.

b. Kriteria Fito Farmaka


Pada dasarnya sediaan fitofarmaka mirip dengan sediaan jamu-
jamuan karena juga berasal dari bahan-bahan alami, meskipun
demikian jenis sediaan obat ini masih belum begitu populer di
kalangan masyarakat, dibandingkan jamu-jamuan dan herba
terstandar.
Khasiat dan penggunaan fitofarmaka dapat lebih dipercaya dan
efektif daripada sediaan jamu-jamuan biasa, karena telah
memiliki dasar ilmiah yang jelas. Jadi jelaslah

18
deskripsi fitofarmaka menurut ilmu pengobatan yaitu sediaan
jamu-jamuan yang telah tersentuh oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.
Fitofarmaka telah melewati beberapa proses yang panjang
yang  setara dengan obat-obatan modern,
diantaranya Fitofarmaka telah melewati standarisasi mutu, baik
dalam proses pembuatan hingga pengemasan produk, sehingga
dapat digunakan sesuai dengan dosis yang efektif dan tepat.
Selain itu sediaan fitofarmaka juga telah melewati beragam
pengujian yaitu uji preklinis seperti uji toksisitas, uji
efektivitas, dll dengan menggunakan hewan percobaan dan
pengujian klinis yang dilakukan terhadap manusia.

Kriteria Fitofarmaka
Kriteria yang harus dipenuhi Fitofarmaka, diantaranya :
 Standar persyaratan mutu yang berlaku telah terpenuhi
calon fitofarmaka
 Aman dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pada
calon fitofarmaka
 Khasiat yang dikalim pada produk tersebut bisa dibuktikan
secara ilmiah berdasarkan uji klinik pada calon fitofarmaka
 Standarisasi terhadap bahan bakuyang digunakan dalam
produk telah dilakukan pada calon fitofarmaka

Tahap-tahap pengembangan dan pengujian fitofarmaka (Dep.


Kes RI):
1. Tahap seleksi calon  fitofarmaka

19
Proses pemilihan jenis bahan alam yang akan diteliti
sebagai calon fitofarmaka sesuai dengan skala prioritas
sebagai berikut:
 Obat alami  calon fitofarmaka yang diperkirakan dapat
sebagai alternative pengobatan untuk penyakit-penyakit
yang belum ada atau masih belum jelas pengobatannya.
 Obat alami  calon fitofarmaka yang berdasar
pengalaman pemakaian empiris sebelumnya dapat
berkhasiat dan bermanfaat
 Obat alami  calon fitofarmaka yang sangat diharapakan
berkhasiat untuk penyakit-penyakit utama
 Ada/ tidaknya efek keracunan akut (single dose),
spectrum toksisitas jika ada, dan sistem organ yang
mana yang paling peka terhadap efek keracunan
tersebut (pra klinik, in vivo)
 Ada/ tidaknya efek farmakologi calon fitofarmaka yang
mengarah ke khasiat terapetik (pra klinik in vivo)
2. Tahap biological screening calon fitofarmaka :
3. Tahap penelitian farmakodinamik calon fitofarmaka
Tahap ini adalah untuk melihat pengaruh
calon fitofarmaka terhadap masing-masing sistem biologis
organ tubuh,
 Pra klinik, in vivo dan in vitro
 Tahap ini dipersyaratkan mutlak, hanya jika diperlukan
saja untuk mengetahui mekanisme kerja yang lebih
rinci dari calon fitofarmaka.
 Toksisitas ubkronis
 Toksisitas akut
 Toksisitas khas/ khusus

20
4. Tahap pengujian toksisitas lanjut (multiple doses) calon
fitofarmaka
5. Tahap pengembangan sediaan (formulasi) bahan calon calon
fitofarmaka
 Mengetahui bentuk-bentuk sediaan yang memenuhi
syarat mutu, keamanan, dan estetika untuk pemakaian
pada manusia.
 Tata laksana teknologi farmasi dalam rangka uji klinik
 Teknologi farmasi tahap awal
 Pembakuan (standarisasi): simplisia, ekstrak , sediaan
OA
 Parameter standar mutu: bahanbakuOA, ekstrak,
sediaan OA
6. Tahap uji klinik pada manusia
Ada 4 fase yaitu:
 Fase 1 : dilakukan pada sukarelawan sehat
 Fase 2 : dilakukan pada kelompok pasien terbatas
 Fase 3 : dilakukan pada pasien dengan jmlh yang lebih
besar dari fase 2
 Fase 4: post marketing survailence, untuk melihat
kemungkinan efek samping yang tidak terkendali saat
uji pra klinik maupun saat uji klinik fase 1-3.
Beberapa contoh fitofarmaka, yang beredar diindonesia
diantaranya :
1. Rheumaneer® Nyonya Meneer
2. Stimuno® Dexa Medica
3. Nodiar® Kimia Farma
4. Tensigard®Phapros
5. X-Gra ® Phapros

21
Note: Untuk dapat disebut Fitofamaka, obat tersebut harus
melalui uji klinik yang diawali dari uji pre-klinik, uji klinik
fase I  (20-50 orang),  fase II (200-300 orang) some trials
combine Phase I and Phase II, and test both efficacy and
toxicity. Kemudian  fase III (300–3.000 orang), fase 4 disebut
juga post marketing surveillance.

4. Food Suplemen

a. Pengertian

Food suplemen atau dietary suplemen adalah produk kesehatan


yang mengandung satu atau lebih zat yang bersifat nutrisi atau
obat yang dikemas dalam bentuk kapsul, kapsul lunak, tablet,
bubuk atau cairan yang berfungsi sebagai pelengkap kekurangan
zat gizi dalam tubuh. Makanan penunjang ini umumnya terbuat
dari bahan-bahan alami yang diracik tanpa tambahan zat-zat
kimia, meskipun ada beberapa vitamin tertentu dibuat secara
sintetis.. Indonesia, makanan suplemen digolongkan sebagai
nutraceutical (masuk dalam golongan makanan). Itulah sebabnya
oleh pemerintah makanan suplemen boleh dijual secara bebas.
Namun tidak boleh diklaim memiliki khasiat untuk mengobati
penyakit tertentu seperti halnya obat (Kariyadi, 1998)

b. Cakupan Food Suplemen

Cakupan food suplemen meliputi vitamin, mineral, enzim, asam


amino, hormon, herba, antioksidan dan probiotik ( Femi, Syamsir,
dan Iwan, 2006 ).

1) Vitamin Vitamin berfungsi membantu metabolisme tubuh dan


produksi energi. Vitamin terdiri dari vitamin larut lemak ( A,
D, E, K ) dan vitamin tidak larut lemak ( B, C, asam folat,
Biotin ).

22
2) Mineral Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk
proses metabolisme. Mineral dibagi dalam 2 kelompok yaitu
mineral mikro (boron, kromium, kobalt, copper, flourida,
iodin, besi, mangan, molybdenum, selenium, silikon,
vanadium, seng) dan mineral makro (kalsium, fosfor, kalium,
natrium klorida, magnesium, sulfur).

3) Enzim Enzim berperan dalam proses metabolisme tubuh.


Enzim banyak terdapat dalam makanan segar karena enzim
sangat sensitif terhadap panas dan akan rusak dalam proses
pemasakan dan pasteurisasi.enzim adalah biokatalisator
spesifik yang bergabung dengan koenzim ( vitamin dan
mineral ) yang menjalankan roda kehidupan melalui
metabolisme agar tubuh dapat berfungsi dengan baik.

4) Asam Amino Asam amino dapat didefinisikan sebagai


kumpulan besar satuan organik, yang mewakili produk akhir
dari mata rantai protein. Pertumbuhan, perkembangan, dan
fungsi semuanya bergantung pada protein, dan protein sangat
bergantung pada tersedianya asam amino. Asam amino terbagi
dalam 2 kelompok besar yaitu asam amino esensial (asam
amino yang tidak bisa disintesa oleh tubuh) dan asam amino
non esensial (asam amino yang dapat disintesa olah tubuh).

5) Hormon Hormon adalah suatu zat kimia yang diproduksi tubuh


secara spesifik dan berperan mengatur berbagai proses
fisiologis tubuh yang menentukan siapa kita, dimulai dari
pertumbuhan, reproduksi metabolisme yang membuat kita
tetap hidup. Hormon juga membedakan jeni kelamin kita.
Hormon dikelompokkan dalam 3 kategori besar yaitu : (1)
hormon seks (termasuk hormon pertumbuhan dan penuaan),
(2) hormon metabolisme (yang mengatur perubahan makanan
menjadi bahan bakar) dan (3) hormon stres (yang

23
mengendalikan respon tubuh terhadap rangsangan yang kita
terima).

6) Herba Pengobatan herba adalah cara pengobatan yang aman


dan efektif dengan menggunakan bahan – bahan dari tanaman.
Pengobatan herba merupakan sistem pengobatan holistik yang
mengarah pada usaha mengembalikan mekanisme tubuh untuk
menyembuhkan dirinya sendiri.

7) Antioksidan Antioksidan adalah segala bentuk substansi yang


pada kadar rendah secara bermakna dapat mencegah atau
memperlambat proses oksidasi (proses dimana terjadi
pengurangan atau pemindahan jumlah elektron dalam reaksi
kimia). Jenis antioksidan yang beredar di pasaran adalah
vitamin C, vitamin E, koenzim Q10, N-asetilsistein (NAC),
dan beta karoten.

8) Probiotik Probiotik membantu proses pencernaan dengan cara


memecah makanan menjadi komponen – komponen
individualnya seperti lemak, asam amino, karbohidrat, vitamin,
mineral agar bisa diserap oleh tubuh. Probiotik juga
meningkatkan penyerapan mineral, mensintesa mikrontrien
terutama vitamin B2, B6, B12, K, Biotin, dan Asam folat.
Probiotik mengaktifkan sistem kekebalan umum dan yang
penting berperan dalam mencegah dan membatasi
pertumbuhan bakteri patogen yang jahat. ( Vitahealth, 2006 ).

c. Maanfaat Food Suplemen

Secara umum manfaat food suplemen adalah sebagai berikut :

1) Mencegah terjadinya penurunan kualitas nutrisi bagi tubuh

2) Mencegah penurunan kualitas gaya hidup

24
3) Memenuhi kebutuhan tubuh akan komponen utama nutrisi
yang meliputi karbohidrat, lemak, asam lemak esensial,
protein, asam amino, air, vitamin, mineral, enzim, antioksidan,
karotenoid, flavonoid, alkaloid, dan fitoestrogen

4) Menghindarkan kekurangan gizi akibat pola makan tidak


teratur dan tida sehat 5. Membantu mengembalikan vitalitas
tubuh (Vitahealth, 2006 ).

d. Memilih Food Suplemen yang Baik

Food Suplemen di Indonesia sangat beragam jenisnya. Mulai dari


hasil produksi lokal hingga produksi luar negeri. Masing – masing
jenis food suplemen juga memiliki khasiat yang berbeda satu sama
lainnya. Untuk itu konsumen perlu teliti dalam memilih food
suplemen yang baik sehingga tidak merugikan diri sendiri. Cara
memilih food suplemen yang baik adalah sebagai berikut :

1) Di Produksi oleh perusahaan yang sudah berpengalaman


dalam food suplemen dan mengembangkan riset dan
disertifikasi oleh otoritas setempat bahkan Dunia dan diakui.

2) Pastikan Masa kadaluarsa (Expired date) dan label dari


departemen kesehatan, sertifikasi halal, izin edar BPOM atau
FDA ( untuk di Amerika), agar suplemen yang kita pilih
memenuhi standar kesehatan.

3) Pertimbangkan segala aspek terkait yang mempengaruhinya.


Seperti kondisi tubuh, manfaat yang Anda inginkan serta daya
beli Anda. Lupakan alasan gengsi, terbawa trend atau
memenuhi faktor sugesti!

4) Telitilah dengan cermat komposisi dan daftar bahan-bahan


yang terkandung (ingredients). Pastikan tertulis dalam bahasa

25
Inggris atau bahasa Indonesia sehingga terbaca dengan jelas,
juga tercetak dengan menggunakan huruf latin. Sebab, ini bisa
membuktikan bahwa produk tersebut telah melewati ‘sensor'
pemerintah.

5) Perhatikan benar dimana produk tersebut dibuat, karena


pencantuman tersebut dapat menyatakan bahwa lebih dari 50%
bahan dan seluruh proses dilaksanakan di negara yang tertera.

6) Perhatikan simbol pada kemasan yang biasanya terdapat


gambar-gambar tertentu mengandung arti. Seperti : Registered
Trade Mark, dilambangkan dengan huruf R dalam lingkaran
yang menunjukkan bahwa merek dagang tersebut telah
terdaftar di kantor paten negara asal produk. Copy Right,
dilambangkan dengan huruf C dalam lingkaran yang
menujukkan bahwa huruf dan dekoratif yang terdapat pada
label, terdaftar di kantor paten dan telah dilindungi dari
pembajakan. Label Halal, umumnya ditandai oleh tulisan arab
yang berbunyi ‘halal' dalam elips, tetapi sampai sekarang di
Indonesia belum ada standar label halal sehingga beberapa
produk yang menggunakan label halal ada yang belum
mendapatkan sertifikat halal dari pihak yang berwenang.
Kosher, label ini perlu diperhatikan untuk produk-produk yang
berasal dari luar negeri atau lebih dikenal dengan produk
impor. Simbol kosher ini hampir mirip seperti label halal yang
menunjukkan apakah produk tersebut boleh dikonsumsi atau
tidak oleh para pemeluk agama lain selain Islam. (Wahyudi,
2009)

5. Tanaman Obat

a. Pengertian

26
Tanaman obat adalah Jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi
dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan
ataupun maupun mencegah berbagai penyakit, berkhasiat obat
sendiri mempunyai arti mengandung zat aktif yang bisa mengobati
penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif
tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan/ sinergi dari
berbagai zat yang mempunyai efek mengobati.

Penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum,


ditempel, dihirup sehingga kegunaannya dapat memenuhi konsep
kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan.

Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang


sengaja ditanam maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut
digunakan oleh masyarakat untuk diracik dan disajikan sebagai
obat guna penyembuhan penyakit.

Tumbuhan obat merupakan salah satu ramuan paling utama


produk-produk obat herbal. Tanaman obat adalah bahan yang
berasal dari tanaman yang masih sederhana, murni, belum diolah.
tumbuhan obat adalah: Tanaman atau bagian tumbuhan yang
digunakan menjadi bahan obat tradisional atau obat herbal, bagian
tanaman yang dipakai untuk bahan pemula bahan baku obat. 

Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak


tumbuhan tersebut dipakai sebagai obat. Tanaman obat adalah obat
tradisional yang terdiri dari tanaman-tanaman yang mempunyai
khasiat untuk obat atau dipercaya mempunyai khasiat sebagai obat.
Di mana khasiatnya diketahui dari hasil penelitian dan pemakaian
oleh masyarakat.

b. Jenis-jenis Tanaman Obat

27
Disekeliling tempat tinggal kita banyak tumbuh jenis tanaman yang
bermanfaat untuk kesehatan manusia, karena itu masyarakat bisa
mengusahakan sendiri untuk mencoba menanam tanaman tersebut
di pekarangan. Contohnya seperti jenis tanaman sayur-sayuran,
tanaman obat-obatan dan tanaman buah-buahan yang bisa secara
langsung beguna bagi kehidupan masyarakat itu sendiri. 

Ketika membudidayakan berbagai tanaman dalam rangka


mewujudkan apotik hidup yang dapat dikembangkan pada lahan-
lahan pekarangan rumah atau dalam mengembangkannya pada
sebidang tanah yang khusus diperuntukkan tanaman-tanaman yang
dapat digunakan untuk dikonsumsi, seperti sayur, buah-buahan
atautanaman yang berkhasiat obat-obatan, tanaman ini perlu
pengelolaan yang baik supaya memberikan hasil yang baik pula,
baik itu untuk sendiri ataupun yang dibutuhkan oleh masyarakat
untuk dijadikan sebagai obat-obatan. 

Jenis tanaman yang berkhasiat obat antara lain adalah:“gandarusa,


daun ungu, kembang coklat, pegagan, tapak dara, pepaya, greges
otot, peria, cocor bebek, jarak parak, gedung hitam, kayu Aceh,
tebu hitam, iler, kumiskucing, kacar, jambu biji, kayu usin, pandan
wangi, lomba, brotoli, serei, ginseng,rimbang, kayu gambir,
bangle, rimbang, jerango, temu lawak, kunyit,
lempunyang,lengkuas, dan jahe”

Tanaman obat adalah salah satu bahan utama produk-produk jamu,


obattradisional yaitu obat yang berdasarkan pengalaman turun-
menurun dibuat dari bahanatau paduan bahan-bahan tanaman.
menyatakan bahwa:“tanaman obat adalah bahan yang berasal dari
tanaman yang masih sederhana, murni, belum tercampur atau
belum diolah menyatakan jenis tanaman obat adalah:

28
1) Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan
yangdigunakan sebagai jamu.

2) Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan


pemula bahan baku

3) Tanaman atau bagian tanaman yang diektradisi dan


ektratanaman tersebutdigunaka sebagai obat.Bagian tanaman
yang digunakan oleh masyarakat diramu sebagai obatadalah,
seperti daun, bunga, buah, akar dan kulit, sesuai dengan jenis
tanaman.Bagian-bagian tersebut dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk diramu sesuaidengan kebutuhan dan dapat
dijadikan sebagai obat tradisional;

Penggunaan tumbuhan obat bagi masyarakat perlu diketahui


khasiat danmanfaat dari tumbuhan tersebut, jika tidak maka banyak
sekali dijumpai tumbuhanyang berkhasiat obat diabaikan oleh
masyarakat atau tidak dimanfaatkan, sehinggakhasiat dari tanaman
obat tersebut menjadi rendah dikarenakan masyarakat
belummemahami meramu tanaman obat tersebut untuk digunakan
sebagai obat penyebut pada bagian-bagian yang sakit.

c. Manfaat Tanaman Obat 

Banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh komunitas dengan


adanyatumbuhan obat. Tanaman obat dapat dibudidayakan
berbagai jenis tumbuhan seperti,tumbuhan obat-obatan, tumbuhan
hias seperti bunga dan berbagai jenis sayur mayur dan tumbuhan
buah-buahan. Bahkan tumbuhan obat-obatan dapat dimanfaatkan
menjadi obat kuno bagi komunitas.Meskipun kemajuan dalam
bidang teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang pesat,
namun penggunaan tumbuhan menjadi obat kuno oleh komunitas
terus meningkat dan perkembangannya terus semakin maju. Hal ini
dapat dilihat terpenting dengan semakin banyaknya obat kuno dan

29
jamu-jamu yang beredar di komunitas yang diolah oleh industri-
industri. ada beberapa manfaat tumbuhan obat seperti: 

1) Menjaga kesehatan. Fakta keampuhan obat kuno dalam


menunjang kesehatan telah terbukti secara empirik,
penggunaannyapunterdiri dari berbagai lapisan, mulai anak-
anak, remaja dan orang lanjutusia. 

2) Memperbaiki status gizi komunitas. Banyak tumbuhan apotik


hidup yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan dan
peningkatkan gizi,seperti: kacang, sawo dan belimbing wuluh,
sayur-sayuran, buah-buahansehingga kebutuhan vitamin akan
terpenuhi. 

3) Menghijaukan lingkungan, meningkatkan penanaman apotik


hidup salah satu cara untuk penghijauan lingkungan tempat
tinggal. 

4) Meningkatkan pendapatan komunitas. Penjualan hasil


tumbuhanakan menambah penghasilan keluarga.Dari uraian di
atas dapat diketahui bahwa tumbuhan pekarangan rumah
selaindapat digunakan untuk peningkatan gizi keluarga, juga
menjadi pelestarian lingkungandan meningkatkan pendapatan
komunitas. 

Untuk itu pembudidayaan tumbuhan yang bermanfaat bagi


kehidupan komunitas perlu dilestarikan dengan baik.Tanaman
obat yang ditanam di pekarangan rumah penduduk memiliki
banyak manfaatnya, selain dapat dijadikan menjadi obat kuno
yang diramu dan dibuat menjadi obat, tumbuhan tersebut dapat
dimanfaatkan untuk menambah pendapat keluarga. 

Dengan demikian disamping dijadikan menjadi penyembuhan


penyakit,tumbuhan obat-obatan      juga dapat meningkatkan
pendapatan keluarga

30
31
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan


komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal
dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya,
bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan
tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan
yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun –
temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia
bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.

National Center for Complementary and Alternatif Medicine of


National Institures Of Health Mengklarifikasikan Pengobatan
Komplementer ke dalam lima Kategori :

1. Sistem Medis Alternatif


2. Intervensi Pikiran – Tubuh
3. Terapi Berbasis Biologis
4. Terapi Berdasarkan Tubuh
5. Terapi Energi

Dasar Hukumnya dalam keperawatan komplementer yaitu;

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109 Tahun 2007 tentang


penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas
pelayanan kesehatan
2. Permenkes RI No 1186/Menkes/Per/XI/1996 diatur tentang
pemanfaatan akupunktur pelayanan kesehatan pada umumnya.
3. Keputusan Menkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003 mengatur
tentang penyelenggaraan Pengobatan Tradisional

32
4. Keputusan Menkes RI Nomor 121 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Medik Herbal.
5. Permenkes RI No. 1205/ Menkes/Per/X/2004 tentang pedoman
persyaratan kesehatan pelayanan Sehat Pakai Air (SPA)
Macam – macam Keperawatan Komplementer Berbasis Biologis
adalah Jamu, Obat Herbal Tersrandar, Fitofarmaka, Food Suplemen, dan
Tanaman obat.

B. Saran

Saran dalam makalah ini sangat diperlukan untuk memperbaiki


lebih baik dalam proses pembelajaran.

33

Anda mungkin juga menyukai