DISUSUN OLEH
IRAWATI
1914201328
DOSEN PEMBIMBING :
Ns.MERA DELIMA,M.Kep
Konsep manajemen keperawatan pada suatu perencanaan berupa sebuah rencana strategi
melalui pendekatan yaitu pengumpulan data, analisa SWOT dan menyusun langkah-langkah
perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam suatu pelaksanaan metoda
asuhan keperawatan, melakukan pengawasan dan pengadilan serta dokumentasi yang
lengkap.
4. Gillies (1994)
Manajemen Keperawatan adalah salah satu proses kerja setiap perawat untuk memberikan
pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah untuk
merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan
sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada
pasien.
5. Anonim (2011)
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk dapat
merencanakan, mengatur dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan
keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan.
Agar dapat memberikan suatu pelayanan keperwatan sebaik-baiknya kepada pasien,
diperluikan suatu standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol
pelayanan tersebut.
6. Suyanto (2009)
Manajemen Keperawatan adalah salah satu manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen
asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalah suatu pelayanan di rumah
sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen
puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau
supervisor), dan juga manajemen bawah (kepala ruang perawatan).
4. Kontrol
Dalam proses manajemen keperawatan termasuk suatu budget keperawatan, evaluasi
penampilan kerja perawat, standar prosedur, dan akreditasi.
5. Umpan Balik
Proses manajemen keperawatan berupa laporan finansial dan suatu hasil audit keperawatan.
Perencanan yang diperlukan dalam manajemen keperawatan ini bertitik tumpu pada tujuan
apa yang ingin dicapai. Selain itu juga persiapan-persiapan tindakan yang perlu diambil untuk
suatu keadaan-keadaan tertentu nantinya. Tujuannya agar tindakan perawat nanti dapat
terarah dengan baik.
Tanda manajemen keperawatan yang berhasil ialah saat mampu menggerakkan orang – orang
supaya mau atau suka bekerja. Manajemen keperawatan ini juga harus mampu menciptakan
suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri,
termotivasi secara internal.
Karena tugasnya adalah untuk dapat mengelola maka agar tujuan dapat tercapai sesuai
dengan rencana harus dilakukan pangawasan pada pelaksanaannya, apakah orang–orangnya,
cara dan waktunya tepat. Pengendalian ini juga berfungsi supaya kesalahan yang terjadi dapat
segera diperbaiki.
9. Pengembangan staf penting untuk dapat dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat –
perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk dapat
meningkatkan pengetahuan karyawan.
10. Pengendalian yakni salah satu elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian
tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan sebuah
prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan.
Keperawatan merupakan disiplin praktik yang klinis. Manajer keperawatan yang efektif
selayaknya dapat memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari
tiga tingkatan manajerial, yaitu sebagai berikut :
B.Pengertian Kepemimpinan
Ada beberapa pengertian tentang kepemimpinan menurut para ahli, antara lain :
1. Stogdill
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau
sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan.(Russel C Swansburg, 2000, Hal : 267 )
2. Ordway Ted
Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga
orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan
dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya.
3. Georgy R. Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki
seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Paul Hersay, Ken Blanchord
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu
situasi tertentu. ( H. Zaidin Ali, 2000. Hal :3-5 )
Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa kepemimpinan akan muncul apabila ada
seseorang yang karena sifat - sifat dan perilakunya mempunyai kemampuan untuk
mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan
apa yang diinginkannya.
1. Kriteria Pemimpin
Mengatur
Melakukan pekerjaan : belajar mengerti proses politik, kelompok-kelompok penting,
masyarakat, dan kejadian tertentu,
Menyusun perbedaan pendapat yang bersifat memancing untuk mencocokan target
peserta dengan mengajukan pembatalan biaya, dukungan politik, kejujuran dan
keadali,
Mendukung dan memperkuat kedudukan pembuat keputusan yang tidak mantab,
Menghimpun kekuatan,
Merangsang perdebatan masyarakat,
Membuat kedudukan perawat dimedia massa,
Memilih suatu strategi utama yang paling efektif
Bertindak pada saat yang tepat,
Mempertahankan kegiatan,
Memelihara format desentralisasi organisasi,
Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik untuk menunjang
posisi masing-masing,
Mempelajari pengalaman,
Jangan menyerah tanpa mencoba.
Teori Kepemimpinan
1. Georgy R. Terry
1. Teori Keadaan
Kepemimpinan yang bersifat fleksibel, yang selalu menyesuaikan terhdap situasi.
2. Teori Supportif/ Partisipatif/ Demokratik
Pimpinan memberikan support kepada bawahan untuk bekerja baik.
3. Teori Sosiologi
Pemimpin membantu aktivitas pengikut dan menyelesaikan konflik organisasi dan
pengikut.
4. Teori Psikologis
Pemimpin dengan berjalannya kepemimpinan meningkatkan motivasi pengikut atau
bawahan.
5. Teori Otokratis
Pemimpin dengan berjalannya kepemimpinan memberikan perintah, paksaan dan
tindakan ( arbiater ).
6. Teori Kelakuan Pribadi Pemimpin
Dapat ditandai dengan kontinum kepemimpinan
2. Ki Hajar Dewantara
a) Ordway Tead
a) Jhon D. Millet
c) George R. Terry
1. Cerdas ( intelligence )
2. Inisiatif
3. Kekuatan atau pendorong ( energy or drive )
4. Kematangan emosi ( emotional maturity )
5. Meyakinkan ( persuasive )
6. Kemahiran berkomunikasi ( communicate skill )
7. Percaya diri ( self-assurance )
8. Cerdik ( perceptive )
9. Kreatif ( creativity )
10. Berperan serta dalam pergaulan social ( social participation ).
o Tegas ( Firm )
Selalu menegakkan peraturan dengan tegas, member hadiah ( reword ) bagi yang
berpartisipasi dan hukuman ( pinishmat ) bagi yang bersalah / melanggar peraturan.
o Adil ( Fair )
Selalu berlaku adil terhadap bawahan sesuai dengan beban kerja dan beban tanggung
jawabnya.
o Sikap berteman ( Friendly )
Bersikap keterbukaan, kebersamaan, kekeluargaan dan keakraban antara pimpinan
dan bawahan. ( H. Zaidin Ali, SKM, 2000, Hal : 7-11 )
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai penampilan atau karakteristik khusus dari suatu
bentuk kepemimpinan . Ada 4 (empat) gaya kepemimpinan yang telah dikenal yaitu:
otokratis, demokratis, partisipatif dan laissez faire (Gillies, 1996).
Keuntungan : kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak, sehingga
untuk sementara mungkin produktivitas dapat naik.
Kerugian : suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat lebih
lanjut timbulnya ketidak puasan.
Keuntungan : berupa keputusan serta tindakan yang lebih objektif, tumbuhnya rasa ikut
memiliki, serta terbinannya moral yang tinggi.
Kelemahan : keputusan serta tindakan kadang – kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang,
keputusan yang dibuat bukan merupakan keputusan yang terbaik.
Gaya kepemimpinan laisses faire dapat diartikan sebagai gaya “membebaskan” bawahan
melakukan sendiri apa yang ingin dilakukannya. Dalam hal ini, pemimpin melepaskan
tanggung jawabnya, meninggalkan bawahan tanpa arah, supervisi atau koordinasi sehingga
terpaksa mereka merencanakan, melakukan dan menilai pekerjaan yang menurut mereka
tepat.
Selanjutnya dapat dikemukan bahwa keempat gaya kepemimpinan di atas memiliki kelebihan
dan kekurangan tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan bisa efektif dalam situasi tertentu
tetapi tidak efektif dalam situasi lainya.
Menurut (Gillies, 1996) Faktor yang menetukan efektifitas gaya kepemimpinan secara
situasional meliputi:
Keuntungan : para anggota atau bawahan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
Kelemahan : kekacauan karena tiap pejabat bekerja menurut selera masing- masing.
Menutur Depkes RI 1994, “ Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat profersional yang
diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di
satu ruang rawat.”
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran kepala ruangan
harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan keperawatan,
bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang berkualitas, dan
menghindari terjadinya kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling
melempar kesalahan.
Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya meliputi:
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut:
Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan meliputi:
Kesimpulan
Keperawatan adalah profesi yang terus mengalami perubahan, fungsinya lebih luas, baik
sebagai pelaksana asuhan, pengelola, ahli, pendidik, maupun peneliti keperawatan. Melihat
fungsinya yang luas sebagaimana tersebut di atas, maka perawat profesional harus
dipersiapkan dengan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang kepemimpinan.
Pemimpin keperawatan dibutuhkan baik sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik,
manajer, ahli, dan bidang riset keperawatan.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok
orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Seorang pemimpin yang efektif tidak akan menggunakan kelebihannya untuk menaklukkan
orang lain, namun justru digunakan untuk mendorong bawahannya dalam mencapai tujuan
sesuai dengan kemampuan yang ada.
Saran
Dalam proses manajemen keperwatan seharusnya melibatkan seluruh personil bukan hanya
berpusat pada pemimpin atau manajer.
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Suarli S dan Bahtiar ,Yanyan. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta:
Erlangga