PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan penulisan laporan kasus
ini yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penulisan.
Appendisitis atau biasa juga dikenal masyarakat luas dengan usus buntu.
Appendisitis adalah salah satu penyakit saluran percernaan yang paling umum
ditemukan dan yang paling sering memberikan keluhan abdomen yang akut
(acut abdomen) (wijaya & putri, 2013). Appendisitis dapat ditemukan pada
semua umur, Insidens tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu
menurun. Insidens pada pria dengan perbandingan 1,4 lebih banyak dari pada
besar pada remaja dan dewasa muda. Insidens apendisitis di negara maju lebih
tinggi dari pada negara berkembang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
konsumsi makanan berserat pada diet harian dan lebih memilih kepada
makanan siap saji, 70% kasus appendisitis disebabkan oleh kurangnya asupan
1
2
memiliki risiko appendisitis yang lebih tinggi, maka dari itu apendiktomi
Jong, 1997).
datang sampai pasien sehat kembali (Potter & Perry, 2006). Preoperasi
seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu) perasaan takut
Kecemasan merupakan perasaan tidak pasti dan keadaan tidak berdaya yang
menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Pada
3
jam/hari diakibatkan cemas dan rasa nyeri dan lain-lain termasuk sesak nafas,
berkeringat, perut kembung, udara panas atau dingin dan tidak nyaman.
2015).
terapi murottal Al-Qur’an yang diberikan adalah lewat audio visual yaitu
proses pada pusat emosi manusia yaitu bagian otak akan bertanggung jawab
rileks dan mengalihkan perhatian dari rasa takut cemas dan tegang,
4
bat pernafasan detak jantung, denyut nadi dan metabolisme tubuh yang
Firman Allah dalam Al QuranNya : “Dan tidaklah kami mengutus para Rasul
Maka barangsiapa yang beriman dan berbuat baik, bagi mereka tidak ada ke-
khawatiran (kecemasan) dan tidak (pula) berduka cita dan bersedih hati
bersikap lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamulah orang-
orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orng yang beriman” (Q.S.
sebuah judul dalam bentuk sebuah katya tulis ilmiah yaitu “Penerapan Terapi
masalah keperawatan dan diagnosa medis yang sama serta terapi yang sama di
Auditori ayat suci Al- Quran (Terapi Murotal) terhadap penurunan tingkat
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
preoperatif apendektomi.
b. Tujuan Khusus
Metro.
Metro.
1.4 Manfaat
b. Bagi pasien
preoperatif apendiktomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang konsep dasar penyakit
2.1.1 Definisi
2.1.2 Etiologi
6
7
eksternal usus akibat adesi, Infeksi organisme yersinia (Black & Hawks,
maka tekanan lumen akan meningkat yang kemudian keadaan ini akan
2.1.3 Patofisiologi
dengan nekrosis dan invasi pada dinding usus. Jika proses terjadi secara
(kandung kemih, usus halus, sigmoid, dan sekum) (Black & Hawks, 2014).
dilakukan apendiktomi.
dengan rasa mual, muntah, dan pada umumnya nafsu makan menurun.
Kemudian dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran kana bawah,
ke titik Mc Burney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya,
2.1.6 Komplikasi
perforasi dan peritonitis (wijaya & Putri, 2013), namun komplikasi utama
pada membran mukosa pada ruang abdomen dan organ viscera peritonium
C-Reactive Protein (CRP) adalah sintesis dari reaksi fase akut oleh
3. Pemeriksaan USG
4. Pemeriksaan CT Scan
2.1.8 Penatalaksanaan
2013).
menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih sedikit, pemulihan yang lebih
cepat dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah. Akan tetapi
waktu oprasi. Laparoskopi itu dikerjakan untuk diagnosa dan terapi pada
pasien dengan akut abdomen terutama pada wanita (Nurarif & Kusuma,
2015).
autonom (yaitu sumber seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
11
dengan perasaan khawatir tidak nyata, tidak masuk akal, tidak cocok yang
a. Teori Psikoanalisis
emosional antara dua elemen kepribadian, yakni id, Ego, dan Superego.
pertahanan ego.
12
b. Teori Interpersonal
kecemasan berat.
c. Teori Perilaku
d. Teori Biologis
mengatur kecemasan.
1. Respon Fisiologis
13
Respon sistem saraf otonom terhadap rasa takut dan kecemasan dapat
guna menyokong jantung, otot, dari sistem saraf pusat. Ketika bahaya
2. Respon Psikologis
dapat menjadi hal yang positif dan membantu individu beradaptasi dan
secara berurutan dari kepali hingga kaki dan pernafasan lambat dan
sakit kepala akibat ketegangan, sindrom nyeri dan respon terkait stres
1. Kecemasan Ringan
naiknya tekanan darah dan nadi, muka berkerut, bibir bergetar dan
secara efektif. Adapun respons prilaku dan emosi dari orang yang
15
HARS : 14-20)
2. Kecemasan sedang
lingkugan menurun dan memfokuskan diri pada hal-hal penting saat itu
yang mengalami ansietas sedang adalah sering nafas pedek, nadi dan
gelisah.
tangan, sulit tidur, dan perasaan tidak aman (nilai score pengukuran
HARS 21-27).
3. Kecemasan Berat
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain.
dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur.
28-41).
4. Panik
nafas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat, hipotensi, dan koordinasi
penderita panik adalah lapangan persepsi yang sangat sempit sekali dan
Skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) yang Diciptakan oleh Max
kecemasan dan satu kategori prilaku saat wawancara yang terdiri dari skala
ukur HARS (Hamilton anxiety rate scale) Stuart (2015) dalam Jatmiko,
scale) masing-masing gejala diberi penilaian angka (skor) antara 0-4 dari
tidak adanya gejala sampai gejala berat masing-masing tertera pada kolom
sebagai berikut :
nilai skor perhitungan derajat kecemasan seseorang, total hasil nilai skor
2) 14 – 20 : Kecemasan ringan
3) 21 – 27 : Kecemasan sedang
4) 28 – 41 : Kecemasan berat
5) 42 – 56 : Kecemasan panik
18
diri sendiri atau pasien (orang lain) dengan diulangi beberapa kali sampai
Terapi murottal Al Qur’an yang diberikan adalah lewat audio visual yaitu
rambut di koklea melaui saraf koklearis menuju otak, pada kondisi ini
fungsi endokrin tubuh seperti halnya banyak aspek perilaku emosional, dan
penyalur impuls menuju serat otonom. Serat saraf tersebut mempunyai dua
sistem saraf yaitu saraf simpatis dan saraf para simpatis, kedua saraf
aktivitas dan stabilitas otak. Juga memiliki pengaruh pada detak jantung dan
membuat otak lebih aktif dan hidup. Dan karna itu lebih mampu
Sel-sel otak merespon secara dramatis jika terkena suara dengan irama yang
seimbang.
Oleh karna itu terapi murottal sama halnya dengan terapi musik, yang
mempunyai dua poin penting yaitu memiliki irama yang indah dan juga
musik, hanya memiliki satu poin saja yaitu memiliki nada yang indah.
setelah terapi musik selesai, pasien dihadapkan lagi oleh kenyataan akan
a. Persiapan alat
b. Persiapan pasien
3. Pasien di minta untuk tenang, tidak berbicara dan berfokus pada suara
d. Tahap pelaksanaan
musik.
kecemasan pasien dan tanda vital sebelum operasi itu adalah percobaan
dan kontrol. Subjek dalam kelompok musik dan kitab suci Alquran
tanda vital diukur sebelum dan sesudah intervensi dalam tiga kelompok.
dengan qori’ Ahmad Saud melalui MP3 player yang dilakukan sebelum
Appendisitis Akut
. Preoperatif
Terapi murottal
Sistem limbik
Membentuk koping baru dan kualitas
kesadaran seseorang terhadap tuhan
akan meningkat Peningkatan dan pelemapasan
Hormon Endorfin
METODOLOGI PENULISAN
3.1 Desain
Desain karya tulis ilmiah ini menggunakan desain study kasus, yaitu study
kasus yang di ambil adalah pasien pre operasi apendiktomi yang mengalami
kecemasan yang kemudian dilakukan intervensi therapi murottal untuk
menurunkan tingkat kecemasan.
26
27
Intervensi yang akan dilakukan di Ruang Bedah RSUD Jenderal Ahmad Yani
Metro, waktu penulisan sampai dengan selesai yaitu pada bulan April –
Penerapan Karya tulis Ilmiah ini menggunakan data primer dari hasil lembar
observasi dan data sekunder dari rekam medis responden di Ruang Bedah
1. Prosedur Administratif
c. Mendapatkan izin dari kepala Diklat dan Kepala Ruang Bedah RSUD
2. Prosedur Teknis
b. Meminta izin kepala diklat RSUD Jend. Ahmad Yani Metro untuk
responden
menit dengan volume suara (<60 desibel) dan kondisi pasien dalam
murottal.
30
prinsip etik dasar, diatas segalanya yang tidak boleh membahayakan maupun
Resiko yang mungkin terjadi pada saat pemberian terapi, seperti volume >60
agar resiko yang mungkin akan terjadi pada saat penerapan dapat di atasi.
BAB IV
4.1 Hasil
Yani Metro. Berdasarkan data rekam medis pada bulan Juni tahun 2017
sebagai berikut :
o
1 Identitas pasien Nama : Ny. M Nama : Tn. P
Agama : islam
31
32
o
Suku : jawa Suku : jawa
Alamat : 15 A polos, Alamat : jabung
Metro Jam operasi : 11.00 WIB
Jam operasi : 10.00
WIB
2 Kondisi pasien saat Pasien mengatakan pasien mengatakan nyeri
ini bahwa saat ini sejak ± 5 hari yang lalu
mengalami nyeri pada kemudian disertai mual,
perutnya yang sulit BAB, perut
berpindah pindah dan kembung dan kurang
timbul secara sepontan nafsu makan. Klien
dan terasa tertusuk sudah ± 5 hari dirawat
tusuk, skala nyeri yang dirumah kemudian di
dirasakan yaitu 5. bawa ke rumah sakit
pasien juga untuk mendapat
mengeluhkan mual perawatan, pada saat
kurang nafsu makan, pengkajian didapati hasil
sulit tidur, badan TD: 130/80 mmHg N:
terasa sakit semua,sulit 87x/menit RR:
BAB sejak 3 hari yang 20x/menit S: 36,5◦c
lalu, pasien
mengatakan
sebelumnya belum
pernah dilakukan
operasi maka dari itu
pasien mengatakan
merasa cemas sebelum
dilangsungkannya
operasi. Pada saat
pengkajian didapati
hasil TD: 140/80
mmHg N: 94x/menit
33
RR: 24x/menit S:
36,7◦c
N Karakteristik Subjek 1 Subjek 2
o
3 Riwayat kesehatan Pasien mengatakan Pasien mengatakan
sebelumnya bahwa memiliki sebelumnya tidak pernah
riwayat terserang memiliki riwayat
stroke kurang lebih 3 penyakit apapun
tahun yang lalu
kemudian pasien juga
memiliki riwayat
hipertensi dan diabetes
4 Riwayat operasi Pasien mengatakan Pasien mengatakan
dan perawatan bahwa belum pernah bahwa sebelum sakit
mendapatkan seperti ini pasien belum
perawatan dirumah pernah dirawat yang
sakit, pada saat pasien disebabkan karna
terserang stroke itupun penyakit yang lain.
pasien rawat jalan di
rumah dan di rawat
oleh keluarga, dan
pasien belum pernah
menjalani operasi
sebelumnya.
Penerapan study kasus ini dilakukan pada dua pasien yang mengalami
Grafik 4.1 Skor HARS sebelum dan sesudah penerapan terapi murottal di
Ruang Bedah RSUD Jend. Ahmad Yani 2017
50
45
40
35
SKOR HARS
30
25
20
15
10
5
0
Subjek 1 Subjek 2
Grafik 4.1 menunjukkan bahwa subjek 1 skor HARS yang diproleh sebelum
menjadi 14. Pada subjek 2 skor HARS yang diperoleh sebelum diberikan
terapi murottal yaitu 47 dan setelah diberikan terapi murottal menjadi 29.
4.2 Pembahasan
dan juga merupakan kasus gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi
seperti perforasi dan peritonitis (Wijaya & Putri, 2013), dalam hal itu perlu
sulit konsentrasi, dan rasa takut (Potter & Perry, 2006, Videbeck, 2008).
Dalam hal ini peran perawat sangat dibutuhkan dalam menetapkan strategi
yaitu berupa suara ayat-ayat Al Quran yang di lagukan oleh seorang pembaca
melaui saraf koklearis menuju otak, pada kondisi ini tercipta imajinasi
berat sekali, hal ini terjadi pada masing-masing pasien yang belum pernah
oleh ayat-ayat Al Quran, dimana perubahan yang bekerja pada otak yang
terdorong rangsangan dari luar yang kemudian otak memproduksi zat kimia.
Dimana molekul ini akan menyangkutkan resepor yang ada pada tubuh yang
16,64 pada saat dilakukan postest. Pengaruh yang terjadi pada pasien di
akibatkan karna, keitka Al Quran dibacakan maka akan terjadi proses pada
pusat emosi menusia yaitu bagian otak akan bertanggung jawab terhadap
rileks dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang (Phutra,
2016).
Karya Tulis Ilmiah ini memiliki keterbatasan dalam penulisan yaitu adanya
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Bagi pasien
DAFTAR PUSTAKA
Ajorpaz, M, N, Dkk. (2011). The effects of music and Holy Quran on patient’s
anxiety and vital signs before abdominal surgery.
http://ebcj.mums.ac.ir/article_3765.html. diakses 28 Mei 2017.
Al-Kaheel, D. (2013). Pengobatan Qur’ani,Manjurnya Berobat dengan Alquran.
Jakarta : Amzah
Black, M & Hawks, H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 buku 2.
Singappura : CV Pentasada Media Edukasi
Chang, E, Daly, J & Elliott, D. (2010). Patofisiologi Aplikasi pada praktik
keperawatan. Jakarta : EGC
Fajar, J. (2015). Pemberian Terapi Murottal Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pra Oprasi Fraktur Humerus Pada Asuhan Keperawatan
Tn.M Di Ruang Flamboyan RSUD Sukoharjo.
www.stikeskusumahusada.ac.id/digilib/download.php?id=638. Di Akses
15 februari 2017.
Firman Faradisi. (2012). Efektivitas Terapi Murotal dan Terapi Musik Klasik
terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi di
Pekalongan. https://ar.scribd.com/doc/190861872/7-11-1-SM. Di akses
24 maret 2017.
Gunarsa, S, D & Gunarsa, Ny, S, D. (2008). Psikologi keperawaan. Jakarta :
Gunung Mulia
Herdman, H & kaimitsuro. (2015). Nanda internasional inc diagnosa
keperawatan ,definisi dan klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Huda, M, A. (2016). Pengaruh prmberian therapi murottal terhadap tingkat
kecemasan preoprasi katarak. repository.unej.ac.id bitstreamhandle
12345678975718Akhmad%20Miftahul%20Huda
%2020122310101061%20-1pdfsequence=1. Di akses 27 Mei 2017
Humaera, R. The corelation between fibre insufficiency to the case of appendicitis
in bandar lampung. http://id.123dok.comdocumentdownloadmyjr3amz.
Di akses pada 27 Mei 2017
Katona. C, Cooper. C & Robertson. M. (2012). At A Glance Psikiatri Edisi ke
empat. Jakarta: Erlangga
Lusianah. & Suratun (2010). Asuhan Keperawatan gangguan sistem
Gastrointestinal. Jakarta: TIM
40
Majidi, SA. (2004) Recitation Effect of Holy Quran on Anxiety of Patients Before
Undergoing Coronary Artery Angiography. SA Majidi - Journal of
Guilan University of Medical Sciences, 2004 - journal.gums.ac.ir. di
akses 28 Mei 2017
Muttaqin. A & Sari. K. (2013). Gangguan Gastrointestinal,Aplikasi asuhan
keperawatan medikal bedah. Jakarta: Salemba Medika
Hamid, S. (2015). Buku ajar riset keperawatan konsep, etika, instrumentasi edisi
2. Jakarta: EGC
Nugroho, T. (2011). Asuhan keperawatan maternitas, anak, bedah, penyakit
dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Nurliana. (2011). Efektivitas Perangsangan Auditori Ayaat Suci Al Qur’an
Terhadap Kecemasan Ibu Yang Sedang Dilakukan Kuret Di RSUD
Dr.Pirngadi Medan. http://text-id.123dok.com. Di Akses 18 maret 2017
Potter, A & Perry, G. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan
konsep,proses,dan praktik. Jakarta : EGC
Pieter. Z, Janiwarti. B & Saragih. M. (2011). Pengantar psokopatologi untuk
keperawatan. Jakarta : Kencana
Phutra, H dkk. (2016). Pengaruh terapi murottal Al quran terhadap tingkat
kecemasan pasien pre operasi di rumah sakit PKU Muhamadiyah
yogyakartra.di akses pada 28 Mei 2017
Sobur. A. (2011). Psikologi umum dalam lintas sejarah. Bandung : CV Pustaka
setia
Saam. Z & Wahyuni. S. (2012). Psikologi Keperawatan. Jakarta : PT raja
grafindo persada
Setyoadi & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas keperawatan pada klien
psikogeriatri. Jakarta : Salemba Medika
Sudarma,M. (2008). Sosiologi untuk kesehatan. Jakarta :Salemba Medika
Sjamsuhidajat, R & Jong, D, W. (1997). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC
O’brien. G dkk. (2014). Keperawatan kesehatan jiwa psikiatrik, teori dan praktik.
Jakarta : EGC
Viedebck, L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC