Luka perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran bayi baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat.Penyebab dari terjadinya rupture perineum adalah paritas, berat badan bayi, pimpinan persalinan tidak sebagaimana mestinya, perineum yang kaku, ekstraksi cunam, ekstraksi fakum, trauma alat dan episiotomy. Luka perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya.Perdarahan yang berasal dari jalan lahir harus selalu dievaluasi, yaitu sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi.Robekan yang terjadi bisa ringan (lecet atau laserasi), luka episiotomy, rupture uteri, robekan perineum spontan derajat 1 sampai derajat IV (spingter ani) terputus, robekan pada dinding vagina, fornix uteri, serviks, daerah sekitarklitoris dan uretra Ibu bersalin yang mengalami robekan perineum dapat meningkatkan risiko komplikasi yang dapat terjadi seperti perdarahan hebat yang dapat menyebabkan ibu menjadi tidak berdaya, lemah, tekanan darah turun, bahkan anemia. Komplikasi lain yang mungkin dapat terjadi akibat ruptur perineum adalah fistula, hematoma, dan infeksi.(oxorn, 2018) World Health Organization (WHO) menyebutkan terjadi 2,7 juta kasus luka perineum pada ibu bersalin. Prevalensi ibu bersalin yang mengalami luka perineum di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun yaitu 24% dan pada usia 32-39 tahun sebesar 62% (Afandi, 2014). Pada tahun 2013 terjadi 57% ibu mendapat jahitan perineum (28% karena episiotomi dan 29% karena robekan spontan) (Depkes RI, 2013 dalam Rohmin, 2017). Di Indonesia 81% wanita menjalani pertolongan persalinan secara normal dan 15% mengalami luka perineum sedangkan yang mengalami infeksi 5% (Boobak, 2008). Menurut Campion dalam Bascom (2011) Kejadian ibu bersalin yang mengalami robekan perineum di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun yaitu 24%, dan pada umur 32-39 tahun sebesar 62% Hal ini diperkuat oleh hasil studi Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bandung, yang melakukan penelitian dari tahun 2009-2010 pada beberapa propinsi di Indonesia didapatkan bahwa satu dari lima ibu bersalin yang mengalami luka perineum akan meninggal dunia dengan proporsi 21,74% (Siswono dalam Bascom, 2011). Di Indonesia laserasi perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan pervaginam. Pada tahun 2017 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan perineum (28% karena episiotomi dan 29% karena robekan spontan) (Depkes RI, 2017) Berdasarkan data yang didapatkan di sumatera selatan pada tahun 2015 28,3% ibu bersalin mengalami luka perineum. Ibu yang sembuh luka perineum ≤7 hari sebanyak 83,6% dan yang sembuh >7 hari sebanyak 16,3%. (Rohmin, 2017). Di kota Lubuklinggau berdasarkan data yang didapat dari catatan rekam medic Rumah Sakit RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau menunjukkan bahwa angka kejadian persalinan normal pada ibu dengan kelahiran primipara masih cukup tinggi dalam 1 tahun terakhir yaitu pada tahun 2020 berjumlah 250 orang. Nyeri perineum merupakan nyeri yang diakibatkan oleh robekan yang terjadi pada perineum, vagina, serviks, atau uterus dapat terjadi secara spontan maupun akibat tindakan manipulatif pada pertolongan persalinan.(Prawirohardjo, 2006). Nyeri perineum sebagai manifestasi dari luka bekas penjahitan yang dirasakan pasien akibat ruptur perineum pada kala pengeluaran. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pervaginam baik itu robekan yang disengaja dengan episiotomi maupun robekan secara spontan akibat dari persalinan, robekan perineum ada yang perlu tindakan penjahitan ada yang tidak perlu. Dari jahitan perineum tadi pasti menimbulkan rasa nyeri (Chapman, 2006). Mengatasi rasa nyeri dapat dilakukan dengan metode farmakologi dan nonfarmakologi. Metode farmakologi yang yang sering digunakan untuk meredakan nyeri luka perineum pada ibu nifas biasanya adalah analgesik. Analgesik yang diberikan pada ibu nifas akan menyebabkan pengaruh pada proses laktasi ibu selama masa nifas. Metode sederhana yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri yang secara alamiah yaitu dengan memberikan kompres dingin pada luka, ini merupakan alternatif pilihan yang alamiah dan sederhana yang dengan cepat mengurangi rasa nyeri selain dengan memakai obat-obatan. (Kozier & Erb, 2003). 1.2Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah tingkat nyeri pada ibu dengan luka perineum setelah dilakukan intervensi pemberian kompres dingin di RS Siti Aisyah Lubuklinggau Tahun 2021 A. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui penerapan kompres dingin pada pasien dengan luka perineum untuk mengurangi rasa nyeri di RS Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2021 2. Tujuan Khusus 1) Diketahui pengkajian keperawatan pada klien post partum Diruang Rawat Inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun 2021. 2) Diketahui diagnosa keperawatan pada klien post partum Diruang Rawat Inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun 2021. 3) Diketahui perencanaan keperawatan pada klien post partum Diruang Rawat Inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun 2021. 4) Diketahui pelaksanaan intervensi keperawatan pada klien post partum Diruang Rawat Inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun 2021. 5) Diketahui implementasi keperawatan pada klien post partum Diruang Rawat Inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun 20121. 6) Diketahui evaluasi keperawatan pada klien post partum. Diruang Rawat inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun 2021. B. Manfaat Studi Kasus 1. Manfaat Bagi Penulis Untuk menambah wawasan dan informasi yang diperoleh serta memberikan pengalaman dan kemampuan bagi peneliti dalam melakukan suatu penelitian sesuai dengan metodelogi yang benar. 2. Manfaat Bagi Poltekkes Palembang Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi institusi pendidikan tinggi serta dapat menambah bahan perpustakaan sehingga dapat menambah informasi pengetahuan yang membaca. 3. Manfaat Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau panduan untuk meningkatkan kinerja para tenaga medis dalam menagani klien dengan luka perineum pada post partum episiotomi.
Hubungan Pemberian Teknik Akupressur Dengan Frekuensi Kontraksi Uterus Untuk Kemajuan Persalinan Pada Persalinan Kala Ii Di Puskesmas Aikmel Lombok Timur