Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Luka perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran
bayi baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat.Penyebab dari
terjadinya rupture perineum adalah paritas, berat badan bayi, pimpinan persalinan
tidak sebagaimana mestinya, perineum yang kaku, ekstraksi cunam, ekstraksi
fakum, trauma alat dan episiotomy. Luka perineum terjadi pada hampir semua
persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan jalan
lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi
banyaknya.Perdarahan yang berasal dari jalan lahir harus selalu dievaluasi, yaitu
sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi.Robekan yang terjadi bisa
ringan (lecet atau laserasi), luka episiotomy, rupture uteri, robekan perineum
spontan derajat 1 sampai derajat IV (spingter ani) terputus, robekan pada dinding
vagina, fornix uteri, serviks, daerah sekitarklitoris dan uretra Ibu bersalin yang
mengalami robekan perineum dapat meningkatkan risiko komplikasi yang dapat
terjadi seperti perdarahan hebat yang dapat menyebabkan ibu menjadi tidak
berdaya, lemah, tekanan darah turun, bahkan anemia. Komplikasi lain yang
mungkin dapat terjadi akibat ruptur perineum adalah fistula, hematoma, dan
infeksi.(oxorn, 2018)
World Health Organization (WHO) menyebutkan terjadi 2,7 juta kasus luka
perineum pada ibu bersalin. Prevalensi ibu bersalin yang mengalami luka perineum
di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun yaitu 24% dan pada usia 32-39 tahun
sebesar 62% (Afandi, 2014). Pada tahun 2013 terjadi 57% ibu mendapat jahitan
perineum (28% karena episiotomi dan 29% karena robekan spontan) (Depkes RI,
2013 dalam Rohmin, 2017).
Di Indonesia 81% wanita menjalani pertolongan persalinan secara normal
dan 15% mengalami luka perineum sedangkan yang mengalami infeksi 5%
(Boobak, 2008). Menurut Campion dalam Bascom (2011) Kejadian ibu bersalin
yang mengalami robekan perineum di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun
yaitu 24%, dan pada umur 32-39 tahun sebesar 62% Hal ini diperkuat oleh hasil
studi Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bandung, yang melakukan
penelitian dari tahun 2009-2010 pada beberapa propinsi di Indonesia didapatkan
bahwa satu dari lima ibu bersalin yang mengalami luka perineum akan meninggal
dunia dengan proporsi 21,74% (Siswono dalam Bascom, 2011).
Di Indonesia laserasi perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan
pervaginam. Pada tahun 2017 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan
pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan perineum (28% karena episiotomi dan 29%
karena robekan spontan) (Depkes RI, 2017)
Berdasarkan data yang didapatkan di sumatera selatan pada tahun 2015
28,3% ibu bersalin mengalami luka perineum. Ibu yang sembuh luka perineum ≤7
hari sebanyak 83,6% dan yang sembuh >7 hari sebanyak 16,3%. (Rohmin, 2017).
Di kota Lubuklinggau berdasarkan data yang didapat dari catatan rekam
medic Rumah Sakit RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau menunjukkan bahwa
angka kejadian persalinan normal pada ibu dengan kelahiran primipara masih
cukup tinggi dalam 1 tahun terakhir yaitu pada tahun 2020 berjumlah 250 orang.
Nyeri perineum merupakan nyeri yang diakibatkan oleh robekan yang
terjadi pada perineum, vagina, serviks, atau uterus dapat terjadi secara spontan
maupun akibat tindakan manipulatif pada pertolongan persalinan.(Prawirohardjo,
2006). Nyeri perineum sebagai manifestasi dari luka bekas penjahitan yang
dirasakan pasien akibat ruptur perineum pada kala pengeluaran. Robekan perineum
terjadi pada hampir semua persalinan pervaginam baik itu robekan yang disengaja
dengan episiotomi maupun robekan secara spontan akibat dari persalinan, robekan
perineum ada yang perlu tindakan penjahitan ada yang tidak perlu. Dari jahitan
perineum tadi pasti menimbulkan rasa nyeri (Chapman, 2006).
Mengatasi rasa nyeri dapat dilakukan dengan metode farmakologi dan
nonfarmakologi. Metode farmakologi yang yang sering digunakan untuk
meredakan nyeri luka perineum pada ibu nifas biasanya adalah analgesik.
Analgesik yang diberikan pada ibu nifas akan menyebabkan pengaruh pada proses
laktasi ibu selama masa nifas. Metode sederhana yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri yang secara alamiah yaitu dengan memberikan kompres dingin
pada luka, ini merupakan alternatif pilihan yang alamiah dan sederhana yang
dengan cepat mengurangi rasa nyeri selain dengan memakai obat-obatan. (Kozier
& Erb, 2003).
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ Bagaimanakah tingkat nyeri pada ibu dengan luka perineum
setelah dilakukan intervensi pemberian kompres dingin di RS Siti Aisyah
Lubuklinggau Tahun 2021
A. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan kompres dingin pada pasien dengan luka
perineum untuk mengurangi rasa nyeri di RS Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau Tahun 2021
2. Tujuan Khusus
1) Diketahui pengkajian keperawatan pada klien post partum Diruang Rawat
Inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun 2021.
2) Diketahui diagnosa keperawatan pada klien post partum Diruang Rawat
Inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun 2021.
3) Diketahui perencanaan keperawatan pada klien post partum Diruang Rawat
Inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun 2021.
4) Diketahui pelaksanaan intervensi keperawatan pada klien post partum
Diruang Rawat Inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun
2021.
5) Diketahui implementasi keperawatan pada klien post partum Diruang Rawat
Inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun 20121.
6) Diketahui evaluasi keperawatan pada klien post partum. Diruang Rawat inap
di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun 2021.
B. Manfaat Studi Kasus
1. Manfaat Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan informasi yang diperoleh serta memberikan
pengalaman dan kemampuan bagi peneliti dalam melakukan suatu penelitian
sesuai dengan metodelogi yang benar.
2. Manfaat Bagi Poltekkes Palembang
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi institusi pendidikan tinggi
serta dapat menambah bahan perpustakaan sehingga dapat menambah informasi
pengetahuan yang membaca.
3. Manfaat Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau panduan untuk
meningkatkan kinerja para tenaga medis dalam menagani klien dengan luka
perineum pada post partum episiotomi.

Anda mungkin juga menyukai