PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
plasenta, atonia uteri dan perlukaan jalan lahir. Perlukaan pada jalan lahir
banyak terjadi karena ruptur perineum yang dialami selama proses melahirkan
keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal apa bila prosesnya terjadi
pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit atau
merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi berupa janin dan plasenta dari Rahim melalui
jalan lahir, pada periode pasca persalinan, sulit untuk menentukan terminologi
berdasarkan batasan kala persalinan yang terjadi dari kala I sampai kala IV.
1
perdarahan karena atonia uteri, retensio plasenta, dan rupture perineum
( Sigalingging, 2019).
Ruptur perineuma dalah robekan pada jalan lahir secara spontan, ruptur
Perlukaan pada perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa meluas
bila persalinan teralu cepat dan ukuran bayi yang semakin besar (Prawitasari
Pada tahun 2015 terjadi kasus ruptur perineum pada ibu bersalin yang
dimana terdapat 2,7 juta kasus ruptur perineum pada ibu bersalin di seluruh
dunia, dimana angka ini diperkirakan akan mencapai 6,3 juta pada tahun
banyak dalam masyarakat, 50% dari kejadian ruptur perineum di dunia terjadi
pada golongan umur 25-30 tahun yaitu 24%, sedangkan pada ibu bersalin usia
32-39 tahun sebesar 62% pada 3 minggu terakhir bulan juli 2016 kejadian
(Risnawati,2016).
2
Health Organization (WHO), penyebab langsung kematian ibu terjadi saat
Di Indonesia, angka kematian ibu dari data tahun 2015 dari susenas
masih cukup tinggi dengan 305 per 100.000 penduduk dan angka kematian
bayi pada tahun 2017 sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup. Kesehatan ibu
dan anak sangat penting dan termasuk ke dalam salah satu faktor yang
dunia mendorong target penurunan angka kematian ibu harus di bawah 70 per
Juni 2021).
penyumbang angka kematian ibu dan bayi di Indonesia pada tahun 2017 yaitu
jumlah kematian ibu di tahun 2017 lalu mencapai 115 kasus, sedangkan
Ruptur perineum yang sering terjadi dalam persalinan terdiri dari berbagai
tingkatan antara lain ruptur perineum derajat satu yaitu mengenai mukosa
vagina dan jaringan ikat, tingkat dua mengenai kulit perineum dan otot
perineum, tingkat tiga mengenai sfingter ani dan tingkat 4 mengenai sampai
mukosa rectum. Ruptur yang luas lebih sering terjadi pada primipara ( 4% ),
3
berat badan lahir lebih 4 kg (2%), posisi oksipitoanterior (3%), kala dua yang
defekasi yang tidak dapat ditahan) karena sfingterani tidak terjahit dengan
perineum antara lain dengan senam hamil dan pertolongan persalinan yang
perineum(Irawati, 2017)
Oleh karena itu ruptur perineum perlu mendapat perhatian yang serius,
(Sarwono, 2011).
4
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Kejadian
Ruptur Perineum menurut Umur dan paritas di BPM Gemaristy Tahun 2020.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
5
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan yang
perineum.
2. Manfaat Praktis
menempuh perkuliahan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37-42 minggu) tanpa disertai
disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh bayi
(Depkes, 2017).
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, dkk,
2011).
7
a. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
2. Jenis Persalinan
8
b. Menurut tua (umur) kehamilan:
2.500 gram
sefalopelvik.
3. Pembagian Persalinan
lengkap (10 cm). proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8
9
jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam)
pertama postpartum.
a. Teori keregangan
10
b. Teori penurunan progesterone
d. Teori prostaglandin
11
e. Teori hipotalamus-pituitari dan landula suprarenalis
hipotalamus.
5. Faktor lain
vagina)
12
Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir
menyertai janin.
3) Power (kekuatan)
kontraksi involunter.
dan juga pada multi pada saat-saat partus lama. Hampir 96% janin
pula:
13
3) c. Ubun-ubun kecil kiri belakang = 11%
b. Teori gravitasi: karena kepala relatif besar dan berat, maka akan
turun ke bawah. Karena his yang kuat, teratur dan sering, maka
d. Sirkumferensia suboccipito-bregmatika = 32 cm
a. Engagement
b. Penurunan
c. Fleksi
d. Rotasi dalam
e. Ekstensi
f. Rotasi luar
14
g. Ekspulsi
a. Engangement
dalam antero posterior. Jika kepala masuk ke dalam pintu atas panggul
15
dengan sutura sagitalis melintang di jalan lahir, tulang pariental kanan
Kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam
1) Asinklitismus posterior
luas.
2) Asinklitismus anterior
16
bersamaan, tetapi untuk kepentingan pembelajaran dibahas
secara terpisah.
b. Penurunan kepala
janin.
c. Fleksi
1) Panggul
suboksipitobregmatika 9 cm.
17
d. Rotasi dalam
e. Ekstensi
18
2) Penyebab dikarenakan sumbu jalan lahir pada pintu bawah
terjadilah ekstensi.
ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu. Pada saat kepala
f. Rotasi luar
dalam :
19
tuber iskhiadikum kanan atau kiri, sedangkan muka muka
g. Ekspulsi
1. Pengertian Perineum
Perineum adalah daerah yang terletak antara vulva dan anus yang
juga berperan dalam persalinan. Perineum yang lunak dan elastis serta
20
kepala janin. Perineum yang kaku dan tidak elastis akan menghambat
(Manuaba, 2010).
Perineum adalah daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan
Coccygeus
coccygis.
21
Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir. Robekan perineum
terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada
dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin
perineum tingkat satu. Pada robekan tingkat dua dinding belakang vagina
pada garis tengah terluka; dan pada robekan tingkat tiga atau robekan total
dinding depan rektum ikut robek pula. Jarang sekali terjadi robekan yang
mulai pada dinding belakang vagina di atas introitus vagina dan anak
pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada
22
dengan jalan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin
perineum
sebagai berikut: Partus presipitatus, kepala janin besar dan janin besar,
pada presentasi defleksi (dahi, muka), pada primigravida (para), pada letak
sunsang dan after coming head, pimpinan persalinan yang salah. Pada
23
obstetri operatif pervaginam: ekstrasi vakum, ekstraksi forsep, versi dan
perineum pada ibu primipara maupun multipara. Lapisan mukosa dan kulit
perineum pada seorang ibu primipara mudah terjadi ruptur yang bisa
berat badan bayi baru lahir, posisi ibu bersalin, cara meneran dan
jangan sampai terjadi ruang kosong terbuka kearah vagina yang biasanya
24
2. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat
bertemu kembali.
25
e. Robekan perineum tingkat IV : ujung-ujung otot sfingter ani yang
1. Umur Ibu
a. Pengertian
maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun
ternyata 2 – 5 kali tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada
26
Usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan) (Hoetomo, 2005). Sedangkan usia ibu hamil adalah usia ibu
ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang
seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
(Ruswana, 2006:27).
27
memandang status perkawinan mereka. Kehamilan yang terjadi pada
risiko bermakna pada bayi termasuk cedera pada saat persalinan, berat
badan lahir rendah, dan kemungkinan bertahan hidup yang lebih rendah
4) Gangguan persalinan.
5) Preeklampsi.
6) Perdarahan antepartum.
adalah ilegal atau dibatasi oleh ketentuan usia, para remaja ini mungkin
akan mencari penolong ilegal yang mungkin tidak terampil atau berpraktik
28
di bawah kondisi-kondisi yang tidak bersih. Aborsi yang tidak aman
itu normal atau tidak, wanita dengan usia lebih tua, lebih besar
lanjut usia wanita, semakin tipis cadangan telur yang ada, indung telur
lanjut usia wanita, maka risiko terjadi abortus, makin meningkat karena
menurunnya kualitas sel telur atau ovum dan meningkatnya risiko kejadian
yang sehat dan dapat melahirkan bayi yang sehat pula. Tetapi beberapa
hamil yang berusia 30 dan 40an tahun untuk menuju ke kehamilan yang
29
1) Wanita pada umumnya memiliki beberapa penurunan dalam hal
kesuburan mulai pada awal usia 30 tahun. Hal ini belum tentu berarti
lebih lama untuk hamil dibandingkan wanita yang lebih muda usianya.
30
wanita yang lebih muda, karena dapat membahayakan kehamilan dan
kehamilan di usia lebih dari 35 tahun, dan pada sebagian besar kasus
Para peneliti mengatakan wanita di atas 35 tahun dua kali lebih rawan
tinggi dan diabetes pada saat pertama kali kehamilan. Wanita yang
sebanyak 60% menderita takanan darah tinggi dan 4 kali lebih rawan
selama kehamilan lebih dini dan lebih teratur. Dengan diagnosis awal
3) Risiko terhadap bayi yang lahir pada ibu yang berusia di atas 35 tahun
31
4) Risiko lainnya terjadi keguguran pada ibu hamil berusia 35 tahun atau
risiko meningkat menjadi 20% pada usia 35-39 tahun dan 50% pada
produk dari padi, sayuran hijau daun, buah jeruk, dan kacang-
kacangan.
32
d) Mulai kehamilan pada berat badan yang normal atau sehat (tidak
2. Paritas
a. Pengertian Paritas
(Stedman, 2013:34).
grandemultipara.
b. Klasifikasi Paritas
1) Primipara
Primipara adalah seorang ibu yang pernah melahirkan bayi hidup
untuk pertama kali. (Prawirohardjo, 2010).
2) Multipara
Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih
33
Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi ahim (hidup)
3) Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih
(Varney, 2017).
a) Grandemultipara
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
sewaktu persalinan..
34
Dalam penelitian ini kita akan mengetahui gambaran umum
Gemaristy.
2. Umur
yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20 – 35 tahun. Pada ibu
yang patut diwaspadai untuk timbulnya komplikasi adalah ibu dengan usia
lebih dari 35 tahun dan di bawah 20 tahun. Umur ibu pada saat hamil
b. Paritas
Paritas adalah jumlah melahirkan anak baik hidup ataupun mati, tetapi
Umur
Paritas
Kejadian
Ruptur
Perineum
35
Pendidikan
Keterangan :
36
tahun
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
37
Umur dan Paritas di BPM Gemaristy dengan memperlihatkan efek positif dan
efek negativ dan beberapa faktor yang dianggap factor resiko variabel
1. Populasi
2. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini ibu yang mengalami ruptur
3. Besar sampel
D. Analisa Data
f
P= x 100 %
N
Keterangan :
38
f = Frekuensi
N = Jumlah
E. Lokasi Penelitian
F. Waktu Penelitian
BAB V
A. Hasil Penelitian
39
1. Distribusi frekuensi Ruptur Perineum di BPM Gemaristy
Persentase
Tingkatan Ruptur Frekuensi
(%)
Tingkat I 62 41.90
Tingkat II 57 38.51
Tingkat III 29 19.59
Tinkat IV 0 0
40
11 7.43
> 35 tahun
Total 148 100
Sumber : Data Sekunder BPM Gemaristy Tahun 2020
Berdasarkan tabel 5.2 diatas terlihat bahwa dari 148 persalinan yang
ruptur perineum pada kelompok usia fase menunda kehamilan (<20 tahun)
terdapat 124 orang (83.78%) dan pada fase mengakhiri kehamilan (>35
2 1.35
Grandemultipara (≥5)
Total 148 100
Sumber : Data Sekunder BPM Gemaristy Tahun 2020
Berdasarkan tabel 5.3 diatas terlihat bahwa dari 148 Kejadan Ruptur
B. Pembahasan
41
Setelah melakukan penelitian mengenai dari 148 Kejadian Ruptur
Hal Untuk lebih jelasnya maka terperinci hasil penelitian tersebut dapat
1. Umur
terdapat 124 orang (83.78%) dan pada fase mengakhiri kehamilan (>35
wanita adalah antara 20-30 tahun karena pada masa inilah alat-alat
reproduksi wanita sudah siap dan cukup matang untuk mengandung dan
melahirkan anak. Menurut Mochtar, meskipun umur ibu normal pada saat
kehamilan dan persalinan yaitu umur 20-35 tahun dapat terjadi robekan
jalan lahir dapat berkurang apabila calon ibu kurang berolahraga atau
ikat dan otot dibagian bawah dan membuat kelenturannya hilang (karena
42
Menurut asumsi peneliti Kejadian ruptur perineum dapat terjadi pada
semua ibu bersalin apa bila ibu bersalin tidak rajin olah raga dan
bersenggama. Hal ini juga dipengaruhi oleh perineum yang sempit dan
oleh karena itu bayi yang mempunyai lingkar kepala maksimal tidak dapat
2. Paritas
grandemultipara.
belum pulih dan belum siap untuk menjalani proses persalinan kembali
dengan berat badan bayi yang dilahirkan ibu Lebih besar dari pada berat
43
BAB VI
A. Kesimpulan
44
Dengan berpedoman pada hasil penelitian yang penulis lakukan, maka
(19.59%)).
2. Dari 148 persalinan yang ruptur perineum pada kelompok usia fase
mengatur kehamilan (20-35 tahun) terdapat 124 orang (83.78%) dan pada
C. Saran
kepada ibu bersalin terutama dalam proses persalinan baik dalam Asuhan
bayi agar tetap di pertahankan perineum ibu bersalin untuk tidak terjadi
ruptur perineum
45
persalinan normal bisa diminimalisir.
3. Bagi ibu bersalin untuk rajin membersihkan daerah luka ruptur perineum
DAFTAR PUSTAKA
46
DepKes RI, 2017 Asuhan Persalinan Normal, Jaringan Nasional Pelatihan
Klini ,Kesehatan Reproduksi : Jakarta
Manuaba, dkk. 2016. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:
EGC
47