A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan senam hamil dengan robekan
perineum pada ibu post partum di Wilayah Kerja Puskesmas
Tampa Padang Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui ibu yang melakukan senam hamil pada ibu
post partum di Wilayah Kerja Puskesmas Tampa Padang
Tahun
2022
b. Untuk mengetahui kejadian robekan perineum pada ibu
post partum di Wilayah Kerja Puskesmas Tampa padang Tahun
2022
.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menambah ilmu pengetahuan tentang Hubungan Senam Hamil
Dengan Robekan Perineum Pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja
Puskesmas Tampa Padang ahun 2022.
2. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi tenaga kesehatan
yang berada di instansi kesehatan untuk lebih memahami
prosedur tentang senam hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tampa
Padang Tahun 2022.
3. Manfaat Institusi
Sebagai salah satu masukan bagi Universitas Mega Buana Palopo
dalam rangka meningkatkan mutu, kinerja, pendidikan bidan dan
meningkatkan pengetahuan tentang senam hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ruptur perineum terjadi disebabkan oleh faktor ibu yaitu pada saat
kehamilan dan persalinan. Pada masa kehamilan yang menjadi
penunjang adalah pengetahuan, pendidikan, kondisi fisik ibu juga
perawatan prenatal care. Sedangkan pada proses persalinan disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu jumlah anak, cara meneran, juga kondisi
perineum. Faktor berat bayi yang terlalu besar dan presentasi bayi
merupakan faktor kedua penyebab robekan perineum (Turlina, 2015).
Ruptur perineum juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
ibu misalnya : jarak kelahiran, paritas, ibu yang tidak mampu untuk
meneran, persalinan dengan cara terburu-buru. Faktor bayi misalnya :
bayi besar atau makrosomia, distosia bahu, kelahiran bokong. Hal ini
disebabkan oleh perineum yang terlalu kecil juga keelastisitas
perineum sehingga dengan mudah terjadinya laserasi perineum
atau robekan-robekan pada jalan lahir (Lisnawati, 2013).
Pada umumnya rupture perineum terjadi pada primipara dan tidak
jarang juga terjadi pada multipara. Resiko terjadi lebih tinggi pada ibu
bersalin pada primipara karena perineum masih untuh sehingga mudah
terjadi robekan, sedangkan resiko rendah terjadi ruptur perineum pada
ibu bersalin multipara. Penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya
ruptur perineum pada paritas diantaranya seringnya mengejan yang
terlalu kuat, perineum yang terlalu rapuh, kelenturan jalan lahir dan
proses persalinan dengan melakukan tindakan (absari, 2017).
keelastisitas perineum sehingga dengan mudah terjadinya laserasi
perineum atau robekan-robekan pada jalan lahir (Lisnawati, 2013).
Pada umumnya rupture perineum terjadi pada primipara dan tidak
jarang juga terjadi pada multipara. Resiko terjadi lebih tinggi pada ibu
bersalin pada primipara karena perineum masih untuh sehingga mudah
terjadi robekan, sedangkan resiko rendah terjadi ruptur perineum pada
ibu bersalin multipara. Penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya
ruptur perineum pada paritas diantaranya seringnya mengejan yang
terlalu kuat, perineum yang terlalu rapuh, kelenturan jalan lahir dan
proses persalinan dengan melakukan tindakan (absari, 2017).
3. Derajat robekan perineum
Senam hamil adalah gerakan khusus yang dibuat bagi ibu hamil
dan mempunyai prinsip-prinsip yang dapat disesuaikan dengan kondisi
ibu hamil. Selain bermanfaat menyehatkan dan membugarkan ibu
hamil, latihan senam hamil juga dapat mengatasi keluhan yang timbul
selama masa kehamilan dan ibu mampu mempersiapkan mental dalam
menghadapi proses persalinan. Senam hamil sudah bisa untuk
dilakukan jika usia kehamilan sudah masuk trimester ketiga, yaitu
antara usia 28-30 minggu kehamilan (Ida, 2012).
2. Manfaat senam hamil
Antara lain agar ibu hamil dapat menguasai teknik pernafasan yang
bermanfaat terutama saat persalinan, melatih otot-otot dinding perut
agar semakin kuat menopang tambahan berat badan, melatih posisi
tubuh secara benar selama masa kehamilan, berlatih melakukan latihan
pernafasan yang baik dan benar, memperbaiki sirkulasi dan
meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kepercayaan diri ibu
serta meminimalkan kesulitan pada saat menjalani proses persalinan
(yuliani dkk, 2017).
4. Kontraindikasi senam hamil
Kontraindikasi senam hamil
a. Miokardium aktif.
b. Kelainan pada jantung.
c. Gumpalan darah di pembuluh darah yang menyebabkan peradangan
dan nyeri (tromboflebitis).
d. Emboli paru
e. Isoimunisasi kronis.
f. Rentan terjadinya kelahiran premature.
g. Terjadinya perdarahan pervaginam.
h. Kelainan pada janin (mandriwati dkk, 2018).
3) Gerakan III
Duduk tegak, kedua tungkai lurus rapat dan relaks.
4) Gerakan IV
Duduk tegak dan bersila, letakkan kedua tangan di atas bahu
dan kedua lengan berada diletakkan disamping payudara.
5) Gerakan V
Berbaring telentang, kedua lengan disamping tubuh, dan tekuk
kedua lutut.
6) Gerakan VI
Berbaring.terlentang, kedua lengan di samping tubuh, kedua
tungkai.lurus dan relaks.
7) Gerakan VII
Putar panggul kekiri dan kekanan sebanyak 4 kali dan tekan
punggung ke kanan sambil mengempiskan perut dan
mengerutkan liang dubur. Gerakkan panggul ke arah kanan,
angkat pinggang, gerakkan kembali panggul ke arah kiri dan
seterusnya dan lakukan sebanyak 4 kali gerakan memutar,
kemudian lakukan hal tersebut kearah kanan sebanyak 4 kali.
b. Latihan inti
1) Latihan pembentukan sikap tubuh yang benar dapat membantu
tulang panggul naik sehingga posisi janin berada pada
kedudukan yang normal. Sebaliknya, jika sikap tubuh yang
tidak baik menyebabkan tulang panggul menjadi turun sehingga
posisi janin menjadi kurang baik (abnormal).
2) Latihan kontraksi dan relaksasi bertujuan mengatur sikap tubuh
yang relaks pada saat di perlukan.
3) Latihan pernafasan untuk menguasai berbagai teknik pernafasan
yang diperlukan saat proses persalinan.
Berikut latihan inti di berikan menurut usia kehamilan, yaitu
sebagai berikut.
1) Latihan untuk kehamilan pada minggu ke 22-25.
a) Latihan pembentukan sikap tubuh. Posisi telentang,
tekuk kedua lutut, kedua lengan berada di samping tubuh,
dan relaks.
b) Latihan kontraksi dan relaksasi. Berbaring telentang, kedua
lutut di tekuk, kedua lengan di samping tubuh dan relaks.
c) Latihan pernafasan. Teknik pernafasan dapat di gunakan
untuk mempercepat relaksasi, mengatasi his pendahuluan
dan his permulaan kala I, mengatasi berbagai stress yang
terjadi, baik stress dari dalam maupun dari luar. Latihan
membantu mengatasi nyeri his pendahuluan serta nyeri his
pada kala I.
2) Latihan untuk kehamilan pada usia minggu ke 28-30.
a) Latihan pembentukan sikap tubuh yang baik. Sikap
merangkak, jarak kedua tangan sama dengan jarak antara
kedua bahu. Keempat anggota tegak lurus pada lantai dan
tubuh disejajarkan dengan lantai.
b) Latihan kontraksi dan relaksasi. Posisi telentang, kedua
lutut ditekuk, kedua lengan berada di samping tubuh, dan
lakukan relaksasi.
c) Latihan pernafasan ini di lakukan untuk mengatasi nyeri his
pada proses persalinan kala I.
3) Latihan untuk kehamilan pada usia minggu ke 31-34.
a) Latihan pembentukan sikap tubuh. Berdiri tegak, kedua kaki
disejajarkan dengan bahu, kedua tangan berada disamping
tubuh dan relakskan.
b) Latihan kontraksi dan relaksasi. Berbaring telentang, kedua
lutut sedikit ditekuk, tangan kanan berada di atas perut, dan
lakukan dengan relaks.
c) Latihan pernafasan dilakukan untuk mengatasi keinginan
untuk mengejan yang tidak boleh di lakukan. Berbaring
telentang, kedua lutut di tekuk, kedua lengan di samping
tubuh, dan relaks. Teknik ini di gunakan pada saat ingin
mengejan, tetapi di larang karena pembukaan belum
lengkap.
4) Latihan untuk usia kehamilan pada minggu ke 35 hingga
melahirkan.
a) Latihan pembentukan sikap tubuh yang benar. Berbaring
telentang, kedua lutut di tekuk, kedua lengan di samping
tubuh, dan relaks.
b) Latihan kontraksi dan relaksasi. Posisi berbaring telentang,
dengan kedua tungkai sedikit terbuka, kedua lengan berada
disamping tubuh, lemaskan seluruh anggota tubuh, lakukan
pernafasan secara tenang dan teratur serta berirama.
c) Latihan pernasan untuk mengejan. Berbaring telentang,
kedua lutut dipegang oleh kedua tangan dan lakukan dengan
relaks (mandriwati dkk, 2018).
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian tentang hubungan senam hamil dengan
robekan perineum pada ibu post partum yaitu sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Definisi
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur (Kriteria Skala
Operasional
Objektif)
Variabel Dependen
1. Robekan Robekan Lembar Wawancara 1. Ya: jika Nominal
perineum perineum ceklist ibu
yang di mengalami
maksud dari robekan
penelitian ini perineum.
adalah 2. Tidak :
Perlukaan jika ibu
yang terjadi tidak
pada otot mengalami
perineum robekan
selama perineum
proses
persalinan
kala II
Variabel independen
1. Senam Senam hamil Lembar Wawancara Yang Nominal
hamil yang di koesioner melakukan
maksud
senam
dalam
penelitian ini hamil : jika
Adalah nilai ≥5
gerakan
Yang tidak
senam yang
dilakukan melakukan
oleh ibu senam
hamil sesuai
hamil : jika
dengan SOP
nilai <5
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Null (H0) Tidak ada Hubungan Senam Hamil Dengan Robekan
Perineum Pada Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Tampa
Padang 2022.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
C. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data penelitian tentang hubungan senam hamil
dengan robekan perineum pada ibu post partum, peneliti menyediakan alat
pengumpulan data berupa lembar koesioner, lembar ceklist dan lembar
SOP senam hamil.
D. Pengumpulam data
a. Data Primer
Di ambil secara langsung melalui observasi dengan menggunakan
lembar ceklist dan kuesioner kepada ibu post partum di Puskesmas
Tampa Padang Tahun 2022.
b. Data Sekunder
Meliputi data dari Puskesamas Wara Kota Palopo yaitu jumlah ibu
post partum yang tercatat di buku register di Puskesmas Tampa Padang
Tahun 2022.
E. Pengelolaan dan Penyajian data
1. Pengolahan data
Sebelum analisa dilakukan data diolah terlebih dahulu. Adapun
kegiatan dalam mengolah data meliputi:
a. Editing
Adalah hal yang perlu dilakukan untuk mengecek kembali
kebenaran data yang didapatkan. Editing baru bisa dilakukan
setelah semua data terkumpul.
b. Coding
Adalah proses pengolahan dengan memberikan kode numeric
(angka) terhadap data yang terdiri dari berbagai macam kategori
Dalam pengolahan dan analisis data menggunakan computer juga
dapat memberi kemudahan untuk melihat lokasi dan arti dari suatu
kode dari suatu variable. Pemberian kode sangat penting dilakukan
karena dapat membantu.
c. Skoring
Pemberian skor atau nilai bagi setiap point pertanyaan dan
menentukan nilai yang tertinggi dan terendah. Jawaban benar
diberikan nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.
d. Entri data
Adalah proses yang dilakukan untuk memasukkan data yang
telah terkumpul kedalam master tabel atau database computer dan
memudahkan dalam pembuatan distribusi frekuensi sederhana atau
membuat tabel kontigensi.
e. Tabulating
Mengelompokkan data yang telah dikumpulkan dalam bentuk
tabel dalam pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Penyajian data
Data yang telah diolah akan ditampilkan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan tabel analisis 2 x 2 disertai penjelesan dalam
melihat hubungan antara variabel indepen dan variabel dependen.
F. Analisis Data
Data yang telah terkumpul dan dianggap telah bebas dari kesalahan dimasukkan
kedalam komputer dengan memakai program statistik (SPSS), kemudian
dianalisis secara bertahap antara lain:
1. Analisis univariat
Digunakan terhadap tiap-tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa
ini memberikan distribusi frekuensi dari varibel dependen (robekan
perineum) dan variable independen (senam hamil).
2. Analisis bivariat
Diginakan untuk melihat adanya hubungan antar variable
independen (senam hamil) dan variabel dependen (robekan perineum).
Analisis bivariat ini menggunakan uji statistik Chi Square dengan
tingkat kepercayaan 90 %. Variabel independen dikatakan signifikan
berhubungan dengan variable dependen jika p Value < ,05 artinya Ho
di tolak yang berarti ada hubungan antara variable independen dengan
variabel dependen.
H. Etika penelitian
Peneliti mengajukan permohonan izin kepada Puskesmas Tampa
Padang untuk mendapakan izin persetujuan. Setelah memperoleh izin
persetujuan, maka peneliti akan memulai penelitian tersebut dengan
memberi penekanan masalah etika yaitu:
1. Lembar persetujuan menjadi responden (informant consent)
Penelitian melakukan informend consend atau persetujuan dengan
responden penelitian dan memberikan lembar persetujuan.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang telah diperoleh.