Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data World Health Organization menyatakan bahwa persalinan dengan sectio

caesarea adalah sekitar 10-15 % dari semua proses persalinan di negara–negara

berkembang. (WHO, 2015). World Health Organization memperkirakan diseluruh

dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya,

setiap menit ada satu perempuan yang meninggal.

Menurut World Health Organization, 99% kematian ibu akibat masalah

persalinan terjadi di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Angka

kematian Ibu di Indonesia tercatat menduduki peringkat kedua se-Asia, dimana pada

tahun 2015 tercatat 23/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi pada

persalinan sungsang lebih tinggi dibandingkan dengan letak kepala. Angka

kematian perinatal dengan kehamilan sungsang di Indonesia sekitar 16,8- 38,5%.

Presentasi sungsang terjadi dalam 34% dari seluruh persalinan (WHO, 2015 ).

Angka kematian ibu berkisar 305 per 100.000 menurut Survei Sensus (Supas)

tahun 2015. Dari 14.640 total kematian ibu yang dilaporkan hanya 4.999, berarti ada

9.641 yang tidak dilaporkan ke pusat. Dari data tersebut, ada 83.447 kematian ibu

di desa maupun kelurahan, sementara di Puskesmas ada 9.825 kematian ibu, dan

2.868 kematian ibu di rumah sakit (Di Rakesnas, 2019).

Angka Kematian Ibu (AKI) 2018 telah mencapai 108 per 100.000 kelahiran

hidup. Angka ini meningkat di bandingkan dengan capaian tahun 2017 sebesar

103,9 per 100.000 kelahiran hidup, yang artinya capaian kinerja tahun 2017 lebih
baik 4,1 poin di banding tahun 2018. Selama periode 2015 hingga 2018 Angka

Kematian Ibu mengalami naik turun capaian kinerja. AKI paling tinggi pada tahun

2016 yaitu 128 per. 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu ini mempunyai

manfaat sebagai gambaran tingkat kesehatan ibu selama kehamilan dan melahirkan.

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2018 masih berada pada peringkat ke-2

bersama Provinsi Kalimantan Barat (2017) dan di bawah Provinsi Kalimantan

Tengah (2015). (Di Rikesdas, 2018).

Luka operasi terjadi akibat insisi pada kulit abdomen dan uterus yang dibuat

untuk melahirkan bayi. Operasi ini memberikan jalan keluar bagi kebanyakan

kesulitan yang timbul bila persalinan pervaginaan yang tidak memungkinkan atau

berbahaya, sectio caesarea lebih aman daripada dulu berkat kemajuan dalam

antibiotika dan ditambah lagi perkembangan ilmu sesar. Letak dan bokong berada

di bagian bawah kavum uteri, presentasi bokong adalah suatu keadaan yang terjadi

dimana bokong atau tungkai janin sebagai bagian yang terendah didalam panggul

ibu (Putri dan Ningrum, 2019)

Kebiasaan masyarakat terutama ibu hamil yang ada dipedesaan percaya sering

mengepel lantai akan membantu janin berada dalam posisi normal, hal itu tidak

benar dikarenakan ibu hamil jika lebih banyak menundukkan badannya, justru akan

membuat janin lebih terjadi letak sungsang (Kunto, 2017).

Letak sungsang merupakan kondisi dimana presentasi janin terutama kepala

berada di fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri. Kehamilan

sungsang didiagnosis melalui palpasi, auskultasi, pemeriksaan dalam dan

pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi (USG). Kehamilan letak sungsang

terjadi pada 3-4% kehamilan dimana 25% pada usia kehamilan 28 minggu, 7% pada
minggu ke 32 dan 1-3 % pada kehamilan cukup bulan. Angka tersebut akan turun

seiring dengan umur kehamilan mendekati 40 minggu (Nurdiyana S., 2020)

Faktor penyebab letak sungsang yaitu kehamilan premature, malformasi

rahim atau fibroid, polihidramnion, plasenta previa, kelainan janin (hidrochepalus,

anenchepalus, malformasi SSP, massa leher, aneuploidi), dan kehamilan ganda.

Kehamilan sungsang menyebabkan resiko morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

Sebagian besar kehamilan sungsang berakhir dengan operasi Caesar (Dede &

Nanik, 2021).

Pada kehamilan dengan letak kepala, bagian kepala yang merupakan bagian

terbesar janin lahir terlebih dahulu, sedangkan pada letak sungsang bagian terbesar

janin akan lahir terakhir. Persalinan kepala pada letak sungsang tidak mempunyai

mekanisme “Maulage” karena susunan tulang dasar kepala yang rapat dan padat,

sehingga hanya mempunyai waktu 8 menit, setelah badan bayi lahir. Keterbatasan

waktu persalinan kepala dan tidak mempunyai mekanisme maulage dapat

menimbulkan kematian bayi yang besar (Nordiansyah dan Putra 2017).

Adanya berbagai risiko pada persalinan letak sungsang dan operasi caesar,

maka dipromosikan beberapa manuver versi janin menuju presentasi kepala.

Beberapa teknik untuk mengurangi insiden morbiditas ibu yang masih sering

digunakan yaitu posisi knee-chest, Eksternal Cephalic Version (ECV). Etiologi

tentang Post Op Sectio Caesaria dengan indikasi letak sungsang yaitu bayi kembar,

terjadi CPD (Chepalo Pelvik Dispropotion), Preeklamsi berat, faktor hambatan

jalan lahir, kepala bayi tidak turun keatas panggul, ada pun faktor-faktor yang

menyebabkan persalinan Sectio Caesaria menurut Rahmawati dan Agustin (2019)

diantara nya usia ibu, letak sungsang, letak lintang, plasenta previa, gawat janin dan
lain-lain. Selain faktor diatas (faktor medis) terdapat pula faktor lain yaitu akses

terhadap layanan kesehatan, dan faktor-faktor yang tidak diketahui atau tidak

diperkirakan, sehingga dapat meningkatkan persalinan dengan Sectio Caesaria.

Pertolongan letak sungsang melalui jalan vagina memerlukan perhatian karena

dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian

bayi. Pada ibu hamil dengan letak janin sungsang ditambah lagi dengan indikasi

belum pernah Sectio Caesaria kehamilan sudah cukup bulan dan taksiran berat janin

besar maka untuk ibu dianjurkan agar melakukan operasi Sectio Caesaria.

Ibu hamil yang mengalami bedah caesar akibat letak sungsang harus

diberikan perawatan dan pengawasan yang itensif. Dari sinilah peran perawat sangat

diperlukan. Perawat harus mampu memberikan perawatan yang komprehensif,

Berkesinambungan, teliti dan penuh kesabaran. Dengan solusi penanganan klien

dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang mobilisasi post

Sectio Caesaria, merawat luka post Sectio Caesaria agar tidak terjadi infeksi (Tri

dan Merida, 2018).

Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena kontraksi uterus serta diatas

mulut rahim dan segmen bawah rahim. Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan

kontraksi dan tekanan yang terjadi, nyeri bertambah Ketika mulut Rahim dalam

keadaan dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti

regangan dan perobekan jalan lahir (Syarief, 2020).

Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional pribadi yang tidak

menyenangkan, yang diekspresikan secara berbeda pada masing-masing individu.

Rasa nyeri merupakan stressor yang dapat menimbulkan ketegangan. Individu akan

merespon secara biologis dan perilaku yang menimbulkan respon fisik dan psikis.
Respon fisik meliputi perubahan kedaan umum, ekspresi wajah, nadi, pernafasan,

suhu, sikap badan dan apabila nyeri berada pada derajat dapat menyebabkan kolaps

kardiovaskuler dan syok. Respon psikis akibat nyeri dapat merangsang respon stress

yang dapat menekan sistem imun, peradangan, serta menghambat penyembuhan.

(Metasari & Sianipar, 2018).

Dari data diatas peneliti tertarik untuk melakukan Literatur Review “Asuhan

Keperawatan pada pasien post section caesarea dengan indikasi letak sungsang

dengan masalah utama nyeri akut”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien post section caesarea dengan

indikasi letak sungsang dengan masalah nyeri akut?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengeksplorasi Asuhan Keperawatan Maternitas Post Sectio Caesarea dengan

indikasi letak sungsang dengan masalah nyeri akut.

2. Tujuan Khusus

1. Mengeksplorasi pengkajian keperawatan nyeri post section caesarea dengan

indikasi letak sungsang berdasarkan literature review.

2. Mengeksplorasi diagnose keperawatan nyeri post section caesarea indikasi

dengan letak sungsang berdasarkan literature review.

3. Mengeksplorasi intervensi pemberian Asuhan Keperawatan pada nyeri post

section caesarea dengan indikasi letak sungsang berdasarkan literature

review.
4. Mengeksplorasi implementasi pemberian Asuhan keperawatan pada nyeri

post section caesarea dengan indikasi letak sungsang berdasrakan literature

review

5. Mengeksplorasi evaluasi pemberian Asuhan keperawatan pada ibu post

section caesarea dengan indikasi letak sungsang berdasarkan literature

review.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil Literature Review ini diharapkan dapat menjadi ilmu pengetahuan yang

dapat menambah wawasan dan sumber informasi dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan Kesehatan khusus nya tentang nyeri akut yang dialami Ibu post

section caesarea indikasi denganl etak sungsang.

2. Manfaat bagi Masyarakat

Sebagai bahan penunjang penyembuhan Nyeri Akut pada ibu post section

Caesare dengan indikasi Letak sungsang.

3. Manfaat bagi Akademik

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan untuk ksemua kalangan sebagai bahan

menambah pengetahuan tentang nyeri akut yang dialami Ibu post section

caesarea dengan indikasi letak sungsang.

4. Manfaat bagi Rumah Sakit

Sebagai referensi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan maternitas khususnya

pada ibu yang post section caesarea indikasi letak sungsang dengan masalah

utama nyeri

Anda mungkin juga menyukai