ABSTRACT
Period is a vulnerable period because 60% of maternal deaths are in the puerperium. The
purpose of this study was to determine the Relationship between Postpartum Mother's Knowledge and
Perineal Wound Care and the Perineal Wound Healing Time. This study uses an observational
analytic research design with a cross sectional approach using primary data from questionnaire
sheets and checklist sheets. The population and sample in this study were all postpartum mothers who
had perineal tears. This research was conducted in January to March 2020. Data analysis in this
study used Univariet analysis and Bivariet analysis using Chi Square Test.
The results of the study are known from 41 respondents who have knowledge of good
perineal wound care as many as 16 respondents (39.2%), who have enough knowledge as many as 22
respondents (53.6%), and who have less knowledge as much as 3 respondents (7.2 %). After Chi
Square Test, p value o, o 1 were obtained and compared with the significance level, p value <0.05,
which means there is a relationship between postpartum maternal knowledge about perineal wound
care and the length of the perineal wound healing process.
The conclusion of this study is that there is a relationship between postpartum maternal
knowledge about perineal wound care and the length of the perineum wound healing process in
Mundu village. perineal wound in order to apply it to everyday life so that healing of the perineal
wound can proceed normally.
Keywords: Knowledge of puerperal mothers, Perinem wound healing
18
JURNAL PLACENTAVOL 8 Nomor 2 Tahun 2020 (Feb-Mei)
19
Tentang Perawatan Perineum sedangkan Variabel sarjana sebanyak 1 responden (2,4%).
Dependent nya yaitu Lamanya Penyembuhan Luka c. Distribusi Frekuensi Paritas Responden
Perineum. Sampel dipilih secara total sampling
yaitu menggunakan semua ibu nifas yang memiliki Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Paritas
robekan perineum sebanyak 41 orang. ibu nifas yang memiliki luka perineum di desa
Waktu Pengumpulan data dilakukan pada 7 mundu wilayah kerja puskesmas mundu
September - 16 November 2020 dengan kabupaten Cirebon tahun 2020
menggunakan data sekunder yaitu rekam medis dan No Jumlah
kohort ibu, serta data primer dengan membagikan Paritas Frekue Persent
kuesioner kepada responden. nsi ase
C. Hasil Penelitian 1 Primipara 7 17,1
Pengetahuan Ibu Nifas 2 Multipara 34 82,9
1. Karakterikterisik responden berdasarkan umur, 3 - -
latar belakang pendidikan, paritas, dan pekerjaan Grandemultipara
a. Distribusi Frekuensi Umur Responden
Jumlah 41 100
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi umur ibu nifas
Tabel 4.3 menunjukan bahwa ibu
yang memiliki luka perineum di desa mundu
nifas dengan luka perineum yang memiliki
wilayah kerja puskesmas mundu kabupaten
jumlah paritas primipara sebanyak 7
Cirebon tahun 2020
responden (17,1%), yang memiliki jumlah
No Umur Frekuensi Persentase paritas multipara sebanyak 34 responden
1 < 20 tahun 3 7,3 (82,9%), dan tidak ada ibu yang memiliki
2 20-35 tahun 35 85,4 jumlah paritas grandemultipara.
3 >35 tahun 3 7,3 d. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden
Jumlah 41 100
Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi pekerjaan ibu
Tabel 4.1 menunjukan bahwa ibu nifas nifas yang memiliki luka perineum di desa
yang memiliki robekan perineum dengan umur mundu wilayah kerja puskesmas mundu
< 20 tahun sebanyak 3 responden (7,3%), ibu kabupaten Cirebon tahun 2020
nifas yang berumur 20-35 tahun sebanyak 35
responden (85,4%), dan ibu nifas yang berumur No Pekerjaan Frekuensi Persentase
>35 tahun sebanyak 3 responden (7,3%). 1 IRT 34 82,9
b. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden 2 Swasta 4 9,8
3 Wiraswasta 2 4,9
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Pendidikan ibu 4 Lainya 1 2,4
nifas yang memiliki luka perineum di desa Jumlah 41 100
mundu wilayah kerja puskesmas mundu
kabupaten Cirebon tahun 2020 Tabel 4.4 menunjukan bahwa ibu
No Tingkat Frekuensi Persentase nifas dengan robekan perineum yang merupakan
Pendidikan IRT sebanyak 34 responden (82,9%), yang
1 SD 15 36,6 bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 4
2 SMP 14 34,1 responden (9,8%), yang merupakan wiraswasta
3 SMA 11 26,8 sebanyak 2 orang (4,9%), dan yang memiliki
4 Sarjana 1 2,4 pekerjaan lain selain diatas sebanyak 1 orang
Jumlah 41 100 (2,4%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
diperoleh hasil, sebagai berikut:
Tabel 4.2 menunjukan bahwa ibu nifas
a. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka
dengan robekan perineum yang berpendidikan
perineum berdasarkan pengertian di desa
SD sebanyak 15 responden (36,6%), yang
mundu wilayah kerja puskesmas mundu
berpendidikan SMP sebanyak 14 responden
kabupaten Cirebon tahun 2020
(34,1%), yang berpendidikan SMA sebanyak
11 responden (26,8%), dan yang berpendidikan
20
JURNAL PLACENTAVOL 8 Nomor 2 Tahun 2020 (Feb-Mei)
21
nifas tentang perawatan luka perineum dengan
Tabel 4.9 menunjukan bahwa dari 41 orang lamanya proses penyembuhan luka perineum di
ibu nifas yang mengalami robekan perineum yang desa mundu wilayah kerja puskesmas mundu
berpengetahuan baik berjumlah 16 orang (39,2%) , tahun 2020 dengan metode korelasi chi square,
yang berpengetahuan cukup berjumlah 22 orang diperoleh sebanyak 16 reponden (39,2%) dengan
(53,6%) , yang berpengetahuan kurang berjumlah 3 tingkat pengetahuan baik proses penyembuhan
orang (7,2%). lukanya berjalan normal,sebanyak 19 responden
Proses Penyembuhan Luka Perineum (46,3%) dengan tingkat pengetahuan cukup
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil mengalami proses penyembuhan luka normal
sebagai berikut: sedangkan 3 responden (7,2%) lainnya
Tabel 4.10 tabel proses penyembuhan luka mengalami kelambatan pada proses
perineum penyembuhannya, dan sebanyak 3 responden
(7,2%) yang berpengetahuan kurang mengalami
No Proses Frekuensi Presentase
kelambatan pada proses penyembuhan luka
Penyembuhan
perineum nya.
Luka Perineum
Hipotesis
1 Lambat 6 14,3 %
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
2 Normal 35 85,7 % Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka
Jumlah 41 100 % perineum dapat mempercepat proses
penyembuhan luka perineum di desa mundu
Tabel 4.10 menunjukan bahwa dari 41 wilayah kerja puskesmas mundu kabupaten
orang ibu nifas yang mengalami robekan perineum Cirebon tahun 2020.
yang lama penyembuhan luka nya lambat berjumlah Hal yang menunjang:
6 orang (14,3%) sedangkan yang lama Berdasarkan hasil uji statistic pada tabel
penyembuhan luka nya normal berjumlah 35 orang 4.11 bahwa ibu nifas / responden yang memiliki
(85,7%). pengetahuan tentang perawatan luka perineum
Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat baik sangat mempengaruhi dalam proses
tabulasi silang hubungan antara pengetahuan ibu penyembuhan lukanya begitupun sebaliknya,
nifas tentang perawatan luka perineum dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang
proses penyembuhan luka perineum, sebagai mengalami kelambatan dalam proses
berikut: penyembuhan lukanya. Hasil dari uji chi square
Tabel 4. 11 Tabulasi silang antara pengetahuan ibu didapatkan nilai p value 0,001 dengan taraf
nifas tentang perawatan luka perineum dengan signifikasi 0,05 yang berarti ada hubungan antara
lamanya proses penyembuhan luka perineum pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka
Pengeta Proses Penyembuhan Total p- perineum dengan lamanya proses penyembuhan
huan Luka Perineum valu luka perineum di desa mundu wilayah kerja
Ibu Nor (%) La (%) freku % e puskesmas mundu kabupaten Cirebon tahun
Nifas mal mb ensi 2020.
Tentang at D. Pembahasan
Perawat 1. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
an Luka
luka perineum dengan lamanya proses
Perineu
m penyembuhan luka perineum.
Baik 16 39, - - 16 39, 0,00 Berdasakan tabel 4.5 menunjukan bahwa
2 2 1 dari 41 orang ibu nifas yang mengalami
Cukup 19 46, 3 7,2 22 53, robekan perineum yang berpengetahuan baik
3 6 berdasarkan pengertian berjumlah 16
Kurang - - 3 7,2 3 7,2 responden (39%) , yang berpengetahuan
Total 22 85, 6 14, 41 100 cukup berjumlah 21 responden (51,2%) , dan
5 4 yang berpengetahuan kurang berjumlah 4
responden (9,8%).
Berdasarkan tabel 4.11 diatas didapatkan Tabel 4.6 menunjukan bahwa dari 41
hasil analisis hubungan antara pengetahuan ibu orang ibu nifas yang mengalami robekan
22
JURNAL PLACENTAVOL 8 Nomor 2 Tahun 2020 (Feb-Mei)
perineum yang berpengetahuan baik berdasarkan desa mundu sebagian besar cukup mengetahui
tujuan perawatan berjumlah 10 responden namun masih banyak ibu yang kurang
(24,3%) , yang berpengetahuan cukup berjumlah mengetahui tujuan dari perawatan luka
15 responden (36,5%) , dan yang perineum (sebanyak 16 responden /39,2%).
berpengetahuan kurang berjumlah 16 responden Perlu ditingkatkan pengetahuan ibu nifas
(39,2%). tentang perawatan luka perineum khususnya
Tabel 4.7 menunjukan bahwa dari 41 orang tentang tujuan dari pentingnya melakukan
ibu nifas yang mengalami robekan perineum perawatan luka perineum sehingga semakin
yang berpengetahuan baik berdasarkan cara semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu
melakukan perawatan berjumlah 28 responden tentang perawatan luka perineum
(68,2%) dan yang berpengetahuan kurang akanmemberikan kecenderungan ibu dalam
berjumlah 13 responden (31,8%). merawat lukanya secara benar, sehingga
Tabel 4.8 menunjukan bahwa dari 41 orang mempercepat proses penyembuhan.
ibu nifas yang mengalami robekan perineum 2. Lamanya Proses Penyembuhan Luka
yang berpengetahuan baik berdasarkan tujuan Perineum
perawatan berjumlah 20 responden (48,7%) , Tabel 4.10 menunjukan bahwa dari 41
yang berpengetahuan cukup berjumlah 14 orang ibu nifas yang mengalami robekan
responden (34,1%) , dan yang berpengetahuan perineum yang lama penyembuhan luka nya
kurang berjumlah 7 responden (17,2%). lambat berjumlah 6 orang (14,3%) sedangkan
Tabel 4.9 menunjukan bahwa dari 41 orang yang lama penyembuhan luka nya normal
ibu nifas yang mengalami robekan perineum berjumlah 35 orang (85,7%).
yang berpengetahuan baik berjumlah 16 orang Menurut Smeltzer dan Bare (2002),
(39,2%) , yang berpengetahuan cukup berjumlah faktor-faktor yang mempengaruhi proses
22 orang (53,6%) , yang berpengetahuan kurang penyembuhan luka dibagi menjadi 2 faktor,
berjumlah 3 orang (7,2%). yaitu faktor umum dan faktor lokal. Faktor
Semakin rendah pendidikan seseorang, umum antara lain: usia, penanganan jaringan
semakin sedikit pengetahuan yang didapat oleh petugas, hemoragi dan hipovolemia.
sehingga tidak mudah mengubah pola fikir dan Sedangkan faktor lokal antara lain: edema,
perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010). tehnik pembalutan yang tidak standart, defisit
Pendidikan sendiri berhubungan langsung nutrisi, personal hygiene, benda asing, defisit
dengan pengetahuan. Ibu yang berpendidikan oksigen, penumpukan drainase, medikasi serta
rendah menyebabkan ibu memiliki pengetahuan overaktivitas. Proses penyembuhan luka
yang sedikit dan kemampuan berfikir yang perineum sesuai fase atau normal dapat
terbatas sehingga tidak mampu mengubah dipengaruhi oleh usia dan penanganan petugas
perilaku yang baik tentang perawatan luka saat proses persalinan.
perineum. Faktor pertama adalah usia. Dari analisa
Selain itu, paritas dan pekerjaan juga data didapatkan responden yang proses
mempengaruhi pengetahuan ibu nifas tentang penyembuhan luka perineum nya normal ada
perawatan luka perineum. Menurut Uliyah 35 responden (85,7%) sebesar 28 orang
(2007), bahwa pengalaman adalah guru terbaik, berusia 20-35 tahun. Menurut Smelzer dan
karena pengalaman merupakan sumber Bare (2002) penyembuhan luka lebih cepat
pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh terjadi pada usia muda, orang yang masih
kebenaran. Apabila seseorang pernah melahirkan muda mempunyai kelenturan jaringan yang
anak pertama atau lebih maka pada umumnya baik, sehingga akan mampu menghadapi
ibu tersebut telah memiliki pengalaman dan stress seperti trauma jaringan atau infeksi. Hal
informasi pada kelahiran anak sebelumnya. Ibu ini akan mempercepat terjadinya regenerasi
yang bekerja akan lebih mudah mendapatkan jaringan baru sehingga proses penyembuhan
informasi dari berbagai sumber tentang luka akan berlangsung cepat dibandingkan
perawatan luka perineum daripada ibu yang orang lanjut usia.
tidak bekerja. Ibu nifas yang proses penyembuhan luka
Berdasarkan pernyataan diatas dapat perineum nya lambat sebanyak 3 responden
disimpulkan bahwa pengetahuan ibu nifas di (7,2%). Hal tersebut dipengaruhi oleh
23
beberapa faktor antara lain usia dan benda asing. Menurut Smelzer dan Bare (2002),
Faktor pertama yang mempengaruhi proses Pengetahuan ibu tentang perawatan luka
penyembuhan luka perineum tidak sesuai fase perineum sangat menentukan lama
adalah usia. Data tentang usia menunjukkan penyembuhan luka jahitan. Semakin tinggi
dari3 responden seluruhnya berusia lebih dari 35 tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan
tahun. Menurut Smelzer dan Bare (2002) luka perineum akan memberikan
penyembuhan luka cepat terjadi pada usia muda kecenderungan ibu dalam merawat lukanya
dari pada usia tua. Orang yang sudah tua tidak secara benar, sehingga mempercepat proses
dapat mentolelir stress seperti trauma jaringan penyembuhan. Kurangnya pengetahuan ibu
atau infeksi. Disamping itu semakin tua tentang cara perawatan luka yang salah dapat
kelenturan jaringan semakin berkurang. meningkatkan infeksi. Ini berarti angka
Faktor kedua adalah benda asing, di kematian ibu akibat infeksi juga akan semakin
Indonesia ramuan tradisional masih banyak meningkat. Pentingnya pengetahuan disini
digunakan untuk perawatan paska persalinan, adalah dapat menjadi dasar dalam merubah
misalnya daun sirih yang direbus digunakan perilaku sehingga perilaku itu langgeng
untuk daerah kewanitaan dan daerah sekitarnya. (Notoatmodjo, 2012).
Hal ini ditunjang dengan keadaan responden Dari analisa data menggunakan Chi
yang masih menggunakan obat-obatan square didapatkan hasil p value
tradisional contohnya, daun sirih yang direbus 0,001kemudian dibandingkan dengan nilai
belum tentu steril untuk digunakan taraf signifikasi yaitu 0,05. Maka H1 diterima
membersihkan luka sehingga akan memudahkan dan H0 ditolak, yang diartikan bahwa ada
terjadinya infeksi pada daerah luka. hubungan antara pengetahuan ibu nifas
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa tentang perawatan luka perineum dengan
faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi sikap proses penyembuhan luka perineum di Desa
dan perilaku ibu nifas dalam melakukan Mundu Wilayah kerja Puskesmas Mundu
perawatan luka perineum sehingga didapatkan tahun 2020. Hal ini sesuai teori menurut
kesembuhan luka yang baik dan normal sesuai Smelzer dan Bare (2002), bahwa perawatan
waktunya. perineum paska persalinan dapat menentukan
Perlu pengawasan dari tenaga kesehatan proses penyembuhan luka perineum.
dalam perilaku ibu nifas tersebut agar proses E. Kesimpulan
penyembuhan luka perineum dapat berjalan 1. Kesimpulan Umum
dengan normal sesuai pada waktunya. Terdapat hubungan antara pengetahuan
3. Hubungan pengetahuan ibu nifas tentang ibu nifas tentang perawatan luka perineum
perawatan luka perineum dengan proses dengan proses penyembuhan luka perineum di
penyembuhan luka perineum. Desa Mundu Wilayah kerja Puskesmas
Berdasarkan tabel 4.11 diatas didapatkan Mundu tahun 2020
hasil analisis hubungan antara pengetahuan ibu 2. Kesimpulan Khusus
nifas tentang perawatan luka perineum dengan a. Pada karakteristik usia sebagian besar ibu
lamanya proses penyembuhan luka perineum di nifas berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 35
desa mundu wilayah kerja puskesmas mundu responden (85,4%).
tahun 2020 dengan metode korelasi chi square, b. Pada karakteristik pendidikan sebagian
diperoleh sebanyak 16 reponden (39,2%) besar ibu memilki latar pendidikan yang
dengan tingkat pengetahuan baik proses rendah yaitu sebanyak 15 responden
penyembuhan lukanya berjalan normal,sebanyak (36,6%) dengan riwayat pendidikan SD dan
19 responden (46,3%) dengan tingkat sebanyak 14 responden (34,1%) dengan
pengetahuan cukup mengalami proses riwayat pendidikan SMP.
penyembuhan luka normal sedangkan 3 c. Pada karakteristik paritas sebagian besar ibu
responden (7,2%) lainnya mengalami termasuk multipara yaitu sebanyak 34
kelambatan pada proses penyembuhannya, dan responden (82,9%).
sebanyak 3 responden (7,2%) yang d. Pada karakteristik pekerjaan sebagian besar
berpengetahuan kurang mengalami kelambatan ibu termasuk ibu rumah tangga yaitu
pada proses penyembuhan luka perineum nya. sebanyak 34 responden (82,9%).
24
JURNAL PLACENTAVOL 8 Nomor 2 Tahun 2020 (Feb-Mei)
F. SARAN
1. Saran Teoritis
Dapat digunakan sebagai sarana penerapan
ilmu dari teori yang diperoleh selama kuliah
serta membandingkan teori seharusnya yang
berada di lapangan.
2. Saran Praktis
a. Bagi Ibu Nifas
Sebagai bahan pengetahuan tentang
perawatan luka perineum sehingga dapat
meningkatkan kesadaran terhadap
perawatan luka perineum dan dapat
mengaplikasikan pada diri sendiri.
b. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat khususnya penyuluhan kepada
ibu nifas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Laporan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (2017). SDKI.
2. Manuaba (2009(. Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
3. Notoadmodjo, S (2012). Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
4. Notoadmodjo, S. 2010. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
5. Nurjanah S, Puspitaningrum D, Ismawati.
Hubungan Karakteristik Dengan Perilaku Ibu
Nifas Dalam Pencegahan Infeksi Luka
Perineum di RS Roemani Muhammadiyah
Semarang. In: Prosiding Seminar Nasional &
Internasional. 2017.
6. Uliyah, Musrifatul dan Hidayat, Aziz. (2007).
Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika.
7. Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G.
(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddart. Jakarta : EGC.
8. World health Organization (WHO) (2014).
“Maternal Mortality”
25