Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN BERAT BAYI BARU LAHR DENGAN RUPTUR PERINEUM

PADA PERSALINAN NORMAL PRIMIGRAVIDA DI RUMAH SAKIT


BHAYANGKARA MAKASSAR PERIODE
JANUARI - APRIL 2016

Andi Elis1 dan Nirwana Nasir2


1,2
Fakultas Keperawatan, Universitas Indonesia Timur
1
Email: andielis1324@gmail.com

ABSTRAK

Ruptur perineum terjadi selama persalinan dan dapat menyebabkan perdarhan post partum
hingga kematian apabila tidak segera ditangani. Lahir termasuk faktor penyebab
laserasi.Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan berat bayi baru lahir
dengan ruptur perineum pada persalinan normal primigravida di Rumah Sakit Bhayankara
Makassar periode Januari – April 2016. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik
dengan menggunakan pendekatan chi square dan dokumtasi. Teknik penggumpulan data
dengan melihat di buku rekam medik. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 191 orang dan
sampel sebanyak 35 orang.Hasil penelitian didapatkan 30 atau 85.7% ruptur perineum, 5
atau 14.3% tidak ruptur. Dan 26 atau 74.3% yang lahir dengan >2500 gr, 9 atau 25.7%
yang lahir <2500 gr. Dan 33 atau 94.3% tidak distosia bahu, 2 atau 5.7% lahir dengan
distosia bahu.Tidak terdapat hubungan antara berat bayi Lahir dengan Ruptur Perineum
perineum, tidak terdapat hubungan antara distosia bahu dengan ruptur perineum persalinan
normal primigravida di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar periode Januari – April 2016.
Disarankan kepada bidan yang bekerja di institusi maupun bidan praktek mandiri untuk
lebih meningkatkan keterampilan dalam memberikan motivasi psikologis pada ibu agar ibu
dapat tenang, memposisikan ibu dengan tepat dan nyaman, tepat dalam menginstrusikan
waktu untuk mengedan, dan meningkatkan keterampilan menahan perineum sehingga
mengurangi angka kejadian ruptur perineum di lapangan.

Kata Kunci : Berat Bayi Baru Lahir,Distosia Bahu,Ruptur Perineum

1. PENDAHULUAN

Upaya pemerintah dalam rencana meningkatnya umur harapan hidup,


Pembangunan Jangka Menengah Nasional menurunnya angka kematian bayi dan
Bidang Kesehatan periode 2010-2014 kematian ibu melahirkan (Kementerian
diarahkan pada tersedianya akses Kesehatan Republik Indonesia, 2013)
kesehatan dasar yang murah dan Menurut laporan WHO tahun 2014
terjangkau terutama pada kelompok Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu
menengah ke bawah guna mendukung 289.000 jiwa.Amerika Serikat yaitu 9300
pencapaian MDGs pada tahun 2015 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia
dengan sasaran pembangunan kesehatan Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian
yang ditekankan pada peningkatan akses ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu
masyarakat terhadap pelayanan Indonesia 214 per 100.000 kelahiran
kesehatan, antara lain ditandai dengan hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran

84 Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran Bayi baru lahir normal adalah bayi
hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran yang lahir pada usia kehamilan 37 sampai
hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran 42 minggu dan berat badannya 2500-4000
hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 gram (Nanni V.D 2011 hal 3).
kelahiran hidup (WHO, 2014). Ruptur Perineum adalah robekan pada
Di Indonesia pada tahun 2012 Survei perineum yang biasanya disebabkan oleh
Demografi dan Kesehatan Indonesia trauma pada persalinan dimana
(SDKI) kembali mencatat kenaikan AKI terputusnya kontinoitus jaringan yang
yang signifikan, yaknidari 228 menjadi terjadi pada hampir semua persalinan
359 kematian ibu per 100.000 kelahiran pertama dan tidak jarang juga terjadi pada
hidup karena pada tahun 2007 angka persalinan berikutnya.( Sitti M.,2009).
kematian ibu adalah 228/100.000 Luka pada perineum akibat
kelahiran hidup tetapi masih jauhnya dari episiotomi,rupture atau laserasi
target Milennium Development Goals merupakan daerah yang tidak mudah
(MDGs) untuk menurunkan AKI di untuk di jaga agar tetap bersih dan kering.
Indonesiasekitar 102/100.000 kelahiran Pengamatan dan perawatankhusus
hidup. diperlukan untuk menjamin agar daerah
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi tersebut tidak terjadi infeksi.Perawatan
Selatan jumlah kematian ibu tahun 2011 pada perineum.
yaitu 116 dengan penyebab perdarahan 55 Ruptur perineum terjadi pada hampir
orang (47.41 %), sedangkan perdarahan semua persalinan pertama,dan tidak juga
yang terjadi pada tahun 2014-2015 pada persalinan berikutnya.Semua laserasi
sebanyak 72 orang (62,06 %),hipertensi perineum,kecuali yang sangat super fisial
dalam kehamilan 25 orang akan disertai perlukaan vagina bagian
(21.55%),sedangkan hipertensi yang bawah dengan derajat yang
terjadi pada tahun 2014-2015 sebanyak 44 bervariasi.Robekan yang semacam itu
orang (37,93 %), infeksi 2 orang (1.72 dapat mencapai kedalaman tertentu itu
%),sedangkan infeksi pada tahun 2014- sehingga mengenai muskulus spinterani
2015 hanya 4 orang (3,44 %), abortus 3 dan dapat meluas dalam dinding vagina
orang (2.59 % ), abortus pada tahun 2014- dengan berbagai kedalaman. (Hanifa
2015 sebanyak 26 orang (22,41 %), dan W,2005Hal. 665)
partus lama 31 orang (26.73%), dan pada Adapun faktor-faktor yang dapat
tahun 2014-2015 sebanyak 36 orang mempengaruhi terjadinya ruptur perineum
(31,03 %) (Profil Dinkes Sulsel 2011). antara lain: posisi tubuh,paritas,janin
Survey awal yang dilakukan di Rumah besar,ekstraksi vacum/forcep,cara
Sakit Bhayangkara Makassar didapatkan meneran dan pimpinan persalinan yang
jumlah persalinan periode Januari s.d salah.( Nendi.W.U,2012Di akses pada
April 2016 sebanyak 191 orang tanggal 10 juni 2014)
sedangkan ibu yang mengalami rupture Untuk mencegah timbulnya infeksi
perineum sebanyak 35 orang (4.92 %) atau komplikasi lainnya pada masa nifas
Persalinan adalah proses membuka dan utamanya dengan ruptur pada perineum
menipisnya serviks dan janin turun ke dapat dilakukan dengan peningkatan mutu
dalam jalan lahir. Persalinan dan pelayanan kesehatan antara lain
kelahiran normal adalah proses perawatan perineum secara intensif.
pengeluaran janin yang terjadi pada Berdasarkan masalah-masalah yang
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), dikemukakan di atas maka penulis tertarik
lahir spontan dengan presentasi belakang untuk mengambil judul “Hubungan Berat
kepala, tanpa komplikasi baik ibi maupun Bayi BaruLahir Dengan Ruptur Perineum
janin. (Asri Hidayat, 2010). Pada Persalinan Primigravida Di Rumah

85 Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


Sakit Bhayangkara Makassar Periode Januari-April Tahun 2016.

II. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian (Notoatmodjo,2011). Sampel dalam


Desain penelitian ini adalah penelitian ini adalah semua ibu yang
menggunakan metode survey analitik melahirkan normal dengan primigravida
dengan menggunakan pendekatan di rumah sakit Bhayangkara Makassar
Crosssectional dan dokumentasi survey periode Januaris.dapril 2016sesuai yang
analitik yaitu survey atau penelitian yang tercatat pada rekam medic sebanyak 35
mencoba menggali bagaimana dan orang. Dalam penelitian ini digunakan
mengapa fenomena terjadi, dengan kriteria sampel, yaitu :
pendekatan Cross sectional dimana data a. Kriteria Inklusi
yang menyangkut variabel independen 1. Ibu yang bersedia menjadi responden.
dan variabel dependen dikumpulkan 2. Ibu yang mengalami rupture perineum.
dalam waktu yang bersamaan 3. Ibu yang ada pada saat penelitian
(Noratmodjo,2011). berlangsung.
b. Kriteriaekslusi
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Ibu tidak bersedia menjadi responden.
1. Lokasi penelitian 2. Ibu tidak mengalami rupture perineum.
Tempat penelitian adalah Makassar 3. Ibu tidak ada pada saat penelitian
yang terletak di jalan Mappaoddang berlangsung.
No.63 Makassar, dengan batas Wilayah : D. TehnikPengambilanSampel
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Sampel ditarik dari populasi dengan
jalan A. Mappaoddang cara total sampling yaitu pengambilan
b. Sebelah Barat berbatasan dengan sampel yang di lakukan sesuai dengan
Jalan Kumala tujuan penelitian yaitu semua ibu yang
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan melahirkan normal dengan primigravida.
Jalan mallobassang E. TehnikPengumpulandanPengolah
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Data
Veteran Data yang terkumpul merupakan data
2. WaktuPenelitian yang mentah.Oleh karena itu untuk
Penelitian ini khususnya memperoleh data yang diinginkan
melaksanakan survey untuk mendapatkan diperlukan pengolahan dan analisis.
data-data tentang variable dilaksanakan Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
pada tanggal 03-05 Juli2016. 1. Editing
Editing data merupakan kegiatan
C. Populasi dan sampel menyeleksi dan memeriksa semua data
1. Populasi yang sudah terkumpul, apakah sudah
Populasi adalah keseluruhan objek sesuai dengan petunjuk, dan mudah
yang diteliti (Notoatmodjo, 2011). digunakan atau tidak.
Populasi dalam penelitian ini adalah 2. Coding data
semua ibu yang melahirkan normal Dilakukan dengan mengubah data yang
primigravidadi RumahSakitBhayangkara dikumpulkan ke bentuk yang lebih
Makassar periodeJanuaris.dApril ringkas.Memberikan kode pada semua
2016sesuai yang tercatat pada rekam variabel untuk pengolahan terutama data
medic persalinan sebanyak 191 orang. klasifikasi. (Budiarto,2011)
2. Sampel Dimana penelitian ini coding yang
Sampel adalah objek yang diteliti dan dilakukan terdiri dari :
dianggap mewakili seluruh populasi

86 Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


a. Ruptur perineum diberikan kode 1 dan Untuk menguji hipotesis
2 untuk tidak ruptur perineum. menggunakan teknik analisis statistik
b. Berat bayi lahir diberi kode 1 untuk yaitu analisis bivariat dengan rumusan
berat bayibaru lahir ≥2500 gram dan 2 Chi square. Untuk mengetahui hubungan
untuk bera bayi lahir <2500 gram. antara variabel independen (Berat bayi
c. Distosiabahudiberikode 1 baru lahir, distosia bahu, ) dengan varabel
dandistosiadiberikode2. dependent (ruptur perineum).
F. Analisa Data ∑(0 − 𝐸)2
Analisis data diawali dari yang x2 =
𝐸
sederhana kemudian baru mendalam
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan Keterangan :
penelitian. 𝑥 2 : NilaiChil-kuadrat
1. Analisis Univariat 0 : Frekuensi observasi
Analisi univariat bertujuan untuk E :Frekuensi harapan
mendeskripsikan karasteristik setiap
variabel penelitian.Pada umumnya
analisis ini menghasilkan distribusi
frekuensi dan presentase dari tiap G. Etikapenelitian
variabel(Notoatmodjo,2011). 1. Informed Consent
Analisis distribusi frekuensi Informed Consent merupakan
selanjutnya diinterpretasikan dengan persetujuan yang diberikan oleh
menggunakan kriteria sebagai berikut : responden kepada peneliti,setelah
0% : Tidak satupun responden mendapatkan penjelasan atau
1-25 % : Sebagian kecil informasi.
26-49 % : Kurang dari 2. Tanpa nama(Anonimity)
setengahnya Merupakan usaha menjaga kerahasian
50 % : Setengahnya tentang hal-hal yang berkaitan dengan
51-75 % : Lebih dari data responden.Pada aspek ini peneliti
setengahnya tidak mencantumkan nama responden
76-99 % : Sebagian besar pada master table dan hanya memberikan
100 % : Seluruhnya kode atau nomor responden.
(Arikunto,2012). 3. Kerahasiaan(Confidentiallity)
Perhitungan rumus penentuan persentasi ( Semua informasi yang telah
Budianto 2004 ) dikumpulkan dari responden dijamin
𝑓 kerahasiannya oleh peneliti.Pada aspek
P = 𝑛 x 100 %
ini, data yang sudah terkumpul dari
responden benar-benar bersifat rahasia
Keterangan dan penyimpanan dilakukan defile khusus
P = Persentase kasus yang benar-benar milik pribadi sehingga
F = frekuensi Variabel penelitian hanya peneliti dan responden yang
n = jumlah sampel mengatahuinya.
2. Analisis Bivariat

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Sakit Bhayangkara Makassar melalui


Penelitian tentang hubungan berat bayi penelitian menggunakan metode survey
baru lahir dengan rupture perineum pada analitik dengan pendekatan Cross
persalinan normal primigravida di Rumah Sectional dan dokumentasi survey, di

87 Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


mana data yang menyangkut variabel Data yang dikumpul diperiksa
independen dan variabel dependen kelengkapannya, kemudian dimasukkan
dikumpulkan dalam waktu yang ke dalam fasilitas pengolahan data dan
bersamaan. hasilnya diuraikan sebagai berikut:
Pengumpulan data dengan 1. Analisis Univariat
menggunakan data yang mentah, di mana Tujuan analisis ini adalah
jumlah populasi diperoleh sebanyak 191 mendeskripsikan karakteristik sampel dan
orang dan pengambilan sampel sebanyak variabel yang diteliti menurut jenis data
35 orang dengan cara total sampling yaitu masing-masing ke dalam bentuk distribusi
semua ibu yang melahirkan pada frekuensi dan persentase sebagai berikut:
primigravida. a. Distribusi Ruptur Perineum

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Ruptur Perineum di Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar Periode Januari-April 2016

Ruptur Perineum Frekuensi Persentase


Ya 30 85.7
Tidak 5 14.3
Jumlah 35 100
(Sumber : Data Sekunder)
Data pada tabel 1terlihat dari 35 ruptur perineum di Rumah Sakit
persalinan normal padaprimigravida, Bhayangkara Makassar.
terdapat 30 atau 85.7% terjadi rupture b. Distribusi Berat Bayi Baru Lahir
perineum dan 5 atau 14.3% tidak terjadi

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Berat Bayi Baru Lahir diRumah
Sakit Bhayangkara Makassar Periode Januari-April 2016

Berat Bayi Frekuensi Persentase


Baru Lahir
Ya 26 74.3
Tidak 9 25.7
Jumlah 35 100
(Sumber : Data Sekunder)
Data pada tabel 2 menunjukkan dari 35 dengan berat badan >2500 gram dan 9
persalinan normal pada primigravida di bayi atau 25.7% yang lahir dengan berat
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, badan <2500 gram.
terdapat 26 bayi atau 74.3% yang lahir c. Distribusi Distosia Bahu
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Distosia Bahudi Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar Periode Januari-April 2016

Distosia Bahu Frekuensi Persentase


Ya 2 5.7
Tidak 33 94.3
Jumlah 35 100

88 Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


(Sumber : Data Sekunder)
Data pada tabel 3 menunjukkan dari 35 Analisis bivariat untuk mengetahui
persalinan normal pada primigravida, adanya hubungan yang signifikan antara
sebagian besar bayi tidak terjadi variabel independen dengan variabel
distosiabahu yaitu sebanyak 33 bayi atau dependen dengan menggunakan tabel
94.3%, sedangkan bayi yang lahir dengan tabulasi silang atau tabel kontigensi 2x2,
distosia bahu sebanyak 2 bayi atau 5.7% sebagaimana uraian berikut ini:
di Rumah Sakit BhayangkaraMakassar. a. Hubungan berat bayi baru lahir
2. Analisis Bivariat dengan ruptur perineum
Tabel 4
Hubungan Berat Bayi Baru Lahir Dengan RupturPerineumDi Rumah
Sakit Bhayangkara
Makassar Periode Januari-April 2016

RUPTUR PERINEUM
BERAT BAYI YA TIDAK JUMLAH
BARU LAHIR F % F % F %
YA 23 65.7 3 8.6 26 74.3
TIDAK 7 20 2 5.7 9 25.7
Jumlah 30 85.7 5 14.3 35 100
p=0.586 > α=0.05
(Sumber : Data Sekunder) yang tidak terjadi ruptureperineum
Data pada tabel 4 menunjukkan dari 26 sebanyak 2 orang atau 5.7%.
bayi atau 74.3% yang lahir >2500 gram Uji hubungan dengan chi square
frekuensi dan persentasi yang terjadi didapatkan nilai p=0.586 > α=0.05,
ruptur perineum adalah sebanyak 23 bayi artinya hipotesis alternative (Ha) ditolak
atau 65.7% dan yang tidak terjadi ruptur dan hipotesis Nol (Ho) diterima, dimana
perineum adalah sebanyak 3 bayi atau tidak ada hubungan yang signifikan antara
8.6%. berat bayi baru lahir dengan ruptur
Pada bayi yang lahir <2500 gram perineum pada primigravida di Rumah
adalah sebanyak 9 bayi atau 25.7%, Sakit BhayangkaraMakassar.
dimana yang terjadi ruptur perineum b. Hubungan distosia bahu dengan
adalah sebanyak 7 orang atau 20% dan ruptur perineum
Tabel 5
Hubungan Distosia Bahu Dengan Ruptur PerineumDi Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar
Periode Januari-April 2016

RUPTUR PERINEUM
DISTOSIA BAHU YA TIDAK JUMLAH
F % F % F %
YA 2 5.7 0 0 2 5,7
TIDAK 28 80 5 14.3 33 94.3
Jumlah 30 85.7 5 14.3 35 100
p=1.000 > α=0.05
(Sumber : Data Sekunder)
Data pada tabel 5 menunjukkan dari 2 ruptur perineum adalah sebanyak 2 bayi
bayi atau 5.7% yang terjadi distosia bahu atau 5.7% dan 0% tidak terjadi rupture
frekuensi dan persentasi yang terjadi perineum

89 Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


Pada bayi yang lahir dengan distoia dan Hipotesis Nol (Ho) diterima, dimana
bahu adalah sebanyak 33 bayi atau 94.3%, tidak ada hubungan yang signifikan antara
dimana yang terjadi ruptur perineum berat bayi baru lahir dengan rupture
adalah sebanyak 28 orang atau 80% dan perineum pada primigravida di Rumah
yang tidak terjadi ruptureperineum Sakit BhayangkaraMakassar.
sebanyak 5 orang atau 14.3%. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Uji hubungan dengan chi square hasil penelitian yang dilakukan oleh
didapatkan nilaip=1.000 > α=0.05, artinya PriskiLiaSitohan tentang hubungan berat
hipotesis alternative (Ha) ditolak dan bayi baru lahir dengan rupture perineum
Hipotesis Nol (Ho) diterima, dimana tidak pada persalinan normal primigravida di
ada hubungan yang signifikan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar yang
antaradistosia bahu dengan rupture menyatakan bahwa ada hubungan yang
perineum pada primigravida di Rumah signifikan antara hubungan berat bayi
Sakit BhayangkaraMakassar. baru lahir dengan rupture perineum.
B. Pembahasan 2. Hubungan distosia bahu dengan
Setelah dilakukan pengolahan dan ruptur perineum pada persalinan
penyajian data beserta hasilnya, berikut normal primigravida.
ini akan dilakukan pembahasan hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penelitian sesuai denga variabel yang dari 35 persalinan normal pada
diteliti. primigravida, sebagian besar bayi tidak
1. Hubungan berat bayi baru lahir terjadi distosia bahu yaitu sebanyak 33
dengan rupture perineum pada bayi atau 94.3%, sedangkan bayi yang
persalinan normal primigravida. lahir dengan distosia bahu sebanyak 2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi atau 5.7% diRumah Sakit
dari 35 persalinan normal pada BhayangkaraMakassar.
primigravida di Rumah Sakit Bhyangkara Pada bayi yang lahir dengan distoia
Makassar, terdapat 26 bayi atau 74.3% bahu adalah sebanyak 33 bayi atau 94.3%,
yang lahir dengan berat badan > 2500 dimana yang terjadi ruptur perineum
gram dan 9 bayi atau 25.7% yang lahir adalah sebanyak 28 orang atau 80% dan
dengan berat badan <2500 gram. yang tidak terjadi ruptur perineum
Pada bayi yang lahir <2500 gram sebanyak 5 orang atau 14.3%.
adalah sebanyak 9 bayi atau 25.7%, Hal ini tidak sesuai dengan teori
dimana yang terjadi ruptur perineum bahwa distosia bahu kelahiran kepala
adalah sebanyak 7 orang atau 20% dan janin dengan bahu anterior macet diatas
yang tidak terjadi rupture perineum sacral promontory karena itu tidak bisa
sebanyak 2 orang atau 5.7%. lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu
Hal ini tidak sesuai dengan konsep tersebut bisa lewat promontorium, tetapi
bahwa ruptur perineum umumnya terjadi mendapat halangan dari tulang sacrum
karena kepala janin terlalu cepat lahir, (tulang ekor).Lebih mudahnya distosia
persalinan tidak dipimpin sebagai mana bahu adalah peristiwa dimana
mestinya, sebelumnya pada perineum tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat
terdapat banyak jaringan parut. distosia dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.
bahu, partusprestipitatus, kepala janin Berdasarkan hasil Bivariat Uji
besar dan anak besar, presentase defleksi ( hubungan dengan chi square didapatkan
dahi,muka ) paritas, obstetri operatif nilap=1.000 > α=0.05, artinya hipotesis
pervaginam ( ekstraksi vakum, forcep dan alternative (Ha) ditolak dan Hipotesis Nol
emriotomi ). (Ho) diterima, dimana tidak ada hubungan
Uji hubungan dengan chi square yang signifikan antara distosia bahu
didapatkan nilai p=0.586 > α=0.05, dengan ruptur perineum pada
artinya hipotesis alternative (Ha) ditolak

90 Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


primigravida di Rumah Sakit pada persalinan normal primigravidadi
BhayangkaraMakassar. Rumah Sakit Bhayangkara Makassar yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan menyatakan bahwa ada hubungan yang
hasil penelitian yang dilakukan oleh signifikan antara hubungan berat bayi
PriskiLiaSitohan tentang hubungan baru lahir dengan rupture perineum.
distosia bahu dengan rupture perineum

III. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Bhayangkara Makassar Periode


Berdasarkan hasil penelitian tentang Januari-April Tahun 2016.
hubungan berat bayi lahir dengan rupture B. Saran
perenium pada persalinan normal 1. Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
primigravida Di Rumah Sakit Meningkatkan konseling kepada ibu
Bhayangkara Makassar Periode Januari - hamil tentang faktor-faktor yang
April 2016 setelah diolah dan di bahas mempengaruhi terjadinya rupture
maka akan di simpulkan sebagai berikut : perenium, dan lebih meningkatkan
1. Tidak ada hubungan yang signifikan pelayanan khususnya dalam
antara berat bayi baru lahir <2500 gr menangani persalinan sehingga
dan >2500 gr dengan ruptur angka kejadian rupture perenium
perineum pada persalinan normal dapat diminimalkan.
primigravida di Rumah Sakit 2. Ibu hamil
Bhayangkara Makassar Periode Faktor predisposisi kejadian rupture
Januari-April Tahun 2016. perenium adalah umur ibu, umur
2. Tidak ada hubungan yang signifikan kehamilan, dan status gizi yang
antara distosia bahu dengan dengan beresiko tersebut di harapkan lebih
ruptur perineum pada persalinan rajin memeriksakan kehamilannya
normal primigravida di Rumah Sakit sehingga resiko untuk melahirkan
dan rupture perenium dapat di cegah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2015. Hidayat Asri, dkk. 2010. Asuhan


http://wwwherlambangragilsapu Kebidanan Persalinan.
tra.blogspot.com/2013/04 di Yogyakarta : Nuha Medika
akses 4 Juni 2015
Hanifa. W,2007. Ilmu bedah Kebidanan.
Anonim, 2015. www.infodokterku .com Edisi 1. YBP-SP. Jakarta
diakses 17 Agustus 2015
Asrina, dkk, 2010. Asuhan Kebidanan Hidayat Asri, dkk. 2010. Asuhan
Masa Persalinan. Yogyakarta : Kebidanan Persalinan Normal
Graha Ilmu Dan Patologi. Yogyakarta :
Nuha Medika
Biyatun. 2011. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal. EGC : Masora S, 2006. Nutrisi Janin Dan Ibu
Jakarta Hamil , cita medika: Jogjakarta.

Budiarto, 2012. Metode Penelitian Prawihardjo.S. 2012. Ilmu Kandungan.


Kesehatan dan Kedokteran,EG: Jakarta : PT Bina Pustaka
Jakarta Sarwono Prawihardjo

91 Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


Prawihardjo.S. 2012. Ilmu Kandungan. ruptur perineum.com.di akses
Jakarta : PT Bina Pustaka 20 juni 2014
Sarwono Prawihardjo
Vivian N.D, 2011. Asuhan Neonetus Dan
Soedharto,B,2012,Ruptur perineum Anak balita, salemba medika:
Tingkat II,http://www.ktiskripsi Jakarta

92 Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai