Anda di halaman 1dari 11

A S U H A N K E P E R AWATA N

O VA R I U M P O L I K I S T I K

NAMA : RARA AUDIA


NIM : PO.71.20.3.18.055

Ns. Eva Oktaviani, M.Kep., Sp.Kep.An


A. DEFINISI

Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) adalah


suatu kelainan heterogen berupa anovulasi,
di mana semua penyebab sekunder (neoplasma
yang mensekresi androgen) telah disingkirkan
(William et al., 2007). PCOS bukanlah suatu
penyakit namun merupakan suatu kumpulan
gejala (POGI, 2006) dengan karakteristik berupa
adanya anovulasi persisten dan manifestasi
klinis berupa kista multipel pada ovarium,
amenore sekunder atau oligomenore dan infertilitas
(Norwitzt et al., 2006).
B. ETIOLOGI

Menurut POGI (2006) penyebab terbanyak


PCOS adalah akibat adanya gangguan
hormonal. Gangguan hormonal berupa
resistensi insulin, adanya deposit lemak
sentral (obesitas) dan Diabetes Mellitus tipe
2 sering dianggap berhubungan dengan
kejadian PCOS pada wanita usia subur
(William et al., 2007).
C. PATOFISIOLOGI

Masih belum jelas apakah patologi primernya berada di ovarium atau pada hipotalamus, tetapi
kerusakan yang mendasar tampaknya adalah karena pengiriman sinyal yang “tidak seharusnya” ke
hipotalamus dan hipofisis. Kadar LH yang meningkat (tanda khas PCOS) disebabkan oleh
peningkatan produksi estrogen perifer (umpan balik negatif) dan peningkatan sekresi inhibin.
Sedangkan kadar FSH yang tertekan diakibatkan oleh peningkatan produksi estrogen perifer
(umpan balik positif) dan peningkatan sekresi GnRH (Norwitz et a.l, 2006).
PCOS ditandai oleh “keadaan menetap” dari LH yang meningkat secara kronik dan kadar FSH
yang tertekan secara kronik,
D. WOC
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium seperti testosterone (T) atau dehidroepiandrosteron


sulfat (DHEAS) bermanfaat untuk menunjukkan hiperandrogenisme ovarium.
Tumor yang mensekresi androgen pada ovarium atau kelenjar adrenal juga selalu
disertai dengan kadar androgen dalam sirkulasi yang meningkat, tetapi tidak
terdapat kadar absolut yang bersifat patognomonik untuk suatu tumor atau kadar
minimum yang dapat menyingkirkan kemungkinan adanya tumor (Norwitz et al.,
F. PENATALAKSANAAN MEDIS/TERAPI

1. Terapi mediis
-Kontrasepsi oral merupakan pilihan utama tata laksana PCOS jangka panjang
dengan cara menurunkan sekresi LH dan FSH serta produksi androgen pada
ovarium,
-Progestin terlihat dapat menekan LH dan FSH hipofisis serta androgen yang ada
dalam sirkulasi, tetapi perdarahan di luar menstruasi sering terjadi.
-Agen yang mesensitisasi insulin (metformin) menurunkan kadar androgen dalam
sirkulasi, memperbaiki kecepatan ovulasi, dan memperbaiki tolerasi glukosa.

2. Terapi Bedah
Ovarian drilling, yaitu tindakan pembedahan dengan menggunakan laser atau
diatermi.
G. KOMPLIKASI

Komplikasi utama yang dikhawatirkan pada penderita PCOS adalah terjadinya


infertilitas (Bulun et al., 2011). Infertilitas merupakan suatu keadaan dimana
pasangan suami istri tidak mampu menghasilkan keturunan meskipun telah
melakukan hubungan seksual yang teratur (2-3 kali seminggu) dan tidak
menggunakan kontrasepsi (Norwitzet al., 2006). Dengan adanya kelainan
metabolik pada penderita PCOS yang berupa resistensi insulin
akibat obesitas dapat mengakibatkan terjadinya
DM tipe 2, serta penyakit kardiovaskular seperti
penyakit jantung koroner
H. DIAGNOSA BANDING

1. Sindroma cushing
Korteks adrenal memproduksi tiga kelas hormon tiroid yaitu glukokortikoid,
mineralokortikoid, dan steroid seks
2. Hyperplasia adrenal congenital
Hyperplasia adrenal congenital merupakan suatu penyakit yang diturunkan secara
resesif autosomal dengan klinis pada saat pubertas.
3. Androgen–producing Ovarian Neoplasms
Kejadian neoplasma ovarii yang memperoduksi androgen, misalnya pada tumor sel
granulosa lebih banyak ditemukan pada wanita postmenopause dibandingkan
dengan premenopause.
I. PROGNOSIS

PCOS meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular dan cerebrovaskular dengan


adanya hiperandrogenisme dan peningkatan apolipoprotein. Sebanyak 4% pasien
dengan PCOS memiliki resiko resistensi insulin sehingga meningkatkan resiko
diabetes mellitus tipe 2 dengan konsekuensi komplikasi kardiovaskular. Penderita
PCOS juga beresiko mengalami hiperplasia dan karsinoma endometrium
(Hardiman et al., 2003).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai