Disusun oleh :
Alipah Siti Padilah 12210062
Mira Patimah 12210093
Muhammad Basyir Ma’rifatul Islam 12210092
Zahra Agustina Agustina Aryani 12210136
Zahwa Fauzi Gumilar 12210137
Semester 4
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN INDONESIA (STKINDO)
WIRAUTAMA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Praktikum Keperawatan pada Anak".
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademik dalam memenuhi persyaratan mata
kuliah Keperawatan Anak.Makalah ini membahas tentang pengalaman dan pembelajaran
praktikum keperawatan pada anak, terutama dalam hal MTBS, Praktikum Therapy Insulin,
Pemberian Obat, dan Cara Mengatasi Kejang pada Anak. Tujuan dari makalah ini adalah
untuk memberikan informasi yang bermanfaat dan menjadi referensi bagi mahasiswa
keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan perawatan pada pasien
anak.Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan, oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk pengembangan lebih
lanjut. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Anak yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulisan
makalah ini.Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan dapat menjadi kontribusi kecil bagi pengembangan ilmu keperawatan,
khususnya dalam perawatan anak.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
Bab I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................2
Bab II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................3
A. Pengertian dan SOP MTBS..........................................................................................3
B. Pengertian dan SOP Praktikum Therapy Insulin......................................................4
D. Pengertian dan SOP Pemberian Obat pada Anak....................................................8
E. Pengertian dan SOP Praktek Cara Mengatasi Kejang..............................................10
Bab III PENUTUP.............................................................................................................…15
Pengertian dan SOP Praktek Cara Mengatasi Kejang
A. Kesimpulan..................................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktikum keperawatan anak dapat bervariasi tergantung pada institusi atau
program pendidikan yang menyelenggarakan praktikum tersebut. Namun, beberapa
faktor umum yang mungkin mempengaruhi kebutuhan untuk praktikum keperawatan
anak termasuk:
Meningkatnya kebutuhan untuk perawatan kesehatan anak: Kebutuhan untuk
perawatan kesehatan anak semakin meningkat karena perubahan pola hidup,
perubahan lingkungan, dan meningkatnya kejadian penyakit pada anak. Hal ini
memerlukan tenaga kesehatan, terutama perawat, yang terampil dan berpengalaman
dalam merawat anak. Keunikan perawatan kesehatan anak: Anak memiliki kebutuhan
kesehatan yang berbeda dari orang dewasa, seperti perawatan nutrisi yang khusus,
penanganan ketidaknyamanan, dan perawatan psikologis. Oleh karena itu, diperlukan
keterampilan khusus untuk merawat anak, yang dapat diperoleh melalui praktikum
keperawatan anak. Kurangnya jumlah perawat spesialis pediatrik: Kurangnya jumlah
perawat spesialis pediatrik dapat mempengaruhi ketersediaan dan kualitas perawatan
kesehatan anak. Praktikum keperawatan anak dapat membantu meningkatkan jumlah
perawat yang terampil dalam merawat anak dan memperbaiki kualitas perawatan
kesehatan anak. Persyaratan pendidikan: Program pendidikan keperawatan harus
memenuhi persyaratan pendidikan yang telah ditetapkan oleh badan akreditasi dan
badan pengatur, yang mungkin termasuk persyaratan praktikum keperawatan anak.
Dalam praktikum keperawatan anak, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman
langsung dalam merawat anak-anak, mengembangkan keterampilan klinis dan
interaksi interpersonal yang penting untuk perawatan kesehatan anak. Hal ini akan
mempersiapkan mereka untuk memasuki lapangan kerja sebagai perawat dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merawat pasien anak dengan
aman dan efektif.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan SOP MTBS
1
2. Pengertian dan SOP Praktikum therapy insulin
3. Pengertian dan SOP Praktek Pemberian Obat
4. Pengertian dan SOP Praktek Cara Mengatasi Kejang
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui SOP MTBS.
2. Untuk mengetahui SOP Praktikum Therapy Insulin.
3. Untuk mengetahui SOP Praktek Pemberian Obat
4. Untuk mengetahui SOP Praktek Cara Megatasi Kejang
2
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian MTBS
SOP MTBS
Pengertian
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu peningkatan terpadu yang tata
laksananya di lakukan pada Balita Sakit dengan fasilitas rawat jalan dengan pengetahuan
pelayanan kesehatan
Tujuan
Sebagai pedoman petugas dalam mengklarifikasi penyakit dan memberikan pengobatan
3
yang sesuai
Kebijakan
Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Suka Makmur Nomor: 445/ /
SK/PKM-SM/II/2019 Tentang Standar Pelayanan Medis Manajemen Terpadu Balita Sakit
Referensi
Buku Pedoman Pelaksanaan kala karya manajemen terpadu balita sakit di puskesmas
kemkes 2019
Buku bagian manajemen terpadu balita sakit (MTBS) kemkes 2019
Langkah-langkah
Prosedur dan Langkah
1. Petugas memanggil pasien
2. Petugas mempersiapkan alat buku kegiatan (register, formulir, MTBS)
3. Petugas mencuci tangan
4. Petugas menanyakan kepada ibu masalah anaknya
5. Petugas menimbang BB, mengukur TB dan Mengukur suhu tubuh anak
6. Petugas memeriksa tanda bahaya;
Anak tidak bisa minum/menetek
Anak memuntahkan semuanya
Anak kejang
Anak latergis/tidak sadar
7. Petugas menanyakan kepada ibu mengenai keluhan;
Batuk/sukar bernafas
Diare
Demam
Masalah telinga
8. Petugas menanyakan gejala lain yang berhubungan dengan gejala utama
9. Petugas memeriksa dan mengklarifikasi status gizi anak dan anemia
10.Petugas memeriksa status imunisasi dan pemberian Vit A dan menentukan apakah anak
membutuhkan imunisasi dan Vit A pada saat Kunjungan tersebut
11.Petugas menilai masalah/keluhan lain yang dihadapi anak
12.Petugas menentukan perlu dilakukan rujukan segera jika kondisi perlu dirujuk
13.Petugas menentukan tindakan dan pengobatan pra rujukan
14.Petugas merujuk anak menjelaskan perlunya rujukan dan membuat surat rujukan
15.Petugas memilih obat yang sesuai dan menentukan dosis obat, jadwal pemberian dan
mengajarkan ibu cara pemberian obat dirumah
16.Petugas memberikan cairan tambahan untuk anak yang diare dan melanjutkan pemberian
makan
17.Petugas memberikan imunisasi dan suplemen vitamin jika di butuhkan
18.Petugas memberikan konseling meliputi;
4
Pemberian makan
Pemberian cairan
Kapan harus berkunjung ulang
Menasehati ibu untuk menjaga kesehatan dirinya
19. Petugas mempersilahkan ibu untuk mengambil obat ke apotek
20. Petugas mencuci tangan
21.Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, therapy dan tindakan
Tujuan klinis utama yang ingin dicapai adalah eliminasi ketosis, eliminasi
hiperglikemia dan gejalanya serta pencegahan komplikasi kronis. Tujuan tambahan
dari terapi insulin harus mencakup pemeliharaan berat badan yang diinginkan,
mempertahankan pertumbuhan normal dan pematangan seksual, menjaga
kesejahteraan psikososial, mencapai kesuburan dan kehamilan normal dan
mempertahankan kehidupan keluarga dan seksual yang normal.
utama dari setiap terapi antidiabetes adalah untuk mencapai kontrol glikemik
yang baik. Ini termasuk pencapaian hemoglobin A1c (HbA1c) <7,5%, glukosa darah
yang dipantau sendiri sebelum makan (SMBG) 90–130 mg/dL, SMBG waktu tidur
100–140 mg/dL, tingkat BG rata-rata 120–160 mg/ dL dan tidak ada ketonuria.
5
Kebijakan Kebijakan Direktur No…………Tentang
Prosedur Waktu yang dibutuhkan untuk mengajarkan cara pemberian insulin
yaitu 30 menit
Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam dan menyapa klien
2. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum dilakukan
Tindakan
4. Memberikan kesempatan bertanya pada klien sebelum
dilakukan Tindakan
Tahap Kerja
1. Menjaga privacy klien
2. Mengatur posisi klien
3. Lepaskan penutup pena
Jika menggunakan intermediate-acting insulin dengan
lembut putar pena diantara telapak tangan 15 detik
untuk campuran
4. Lepaskan penutup jarum
5. Pastikan pena siap
a. Putar tombol pemilih dosis di ujung pena untuk 1
atau 2 unit (dosis monoton perubahan tanda dengan
berubahnya tombol)
b. Pegang pena dengan jarum menunjuk ke atas.
Tekan tombol dosis sampai benar-benar sampai
6
menetes. Ulangi jika perlu, sampai insulin terlihat
di ujung jarum. Dial akan kembali ke nol setelah
menyelesaikan langkah dasar
6. Mengatur dosis
Putar dosis tombol untuk mengatur dosis insulin
(anda dapat memutar mundur juga). Pena akan
memugkinkan untuk menerima hanya jumlah yang
telah ditetapkan. Periksa jendela dosis untuk
memastikan dosis yang akan disuntikkan sudah tepat.
7. Pilih tempat injeksi
Pilih tempat injeksi. Perut adalah tempat yang disukai
untuk banyak jenis insulin-antara bagian bawah
rusuk dan kemaluan baris, menghindar sekitar 3-4
inci pusar. Bagian atas paha dan belakang lengan atas
( jika anda pleksibel ) dapat juga digunakan
8. Menyuntikkan insulin
a. Posisikan ibu jari di ujung atas tombol
pena dengan tenang untuk terus aman
b. Dengan lembut mencubit kulit dengan tangan bebas
c. Cepat masukkan jarum pada sudut 90
derajat. Melepaskan cubitan
d. Gunakan ibu jari untuk menekan tombol
dosis sampai berhanti ( jendela dosis akan
kembali pada nol ). Biarkan jarum di tempat
selama 5-10 detik untuk membantu mencegah
insulin dari bocor keluar dari tempat injeksi
e. Tarik jarum langsung keluar dari kulit.
Kadang-kadang akan keluar sedikit darah atau
terjadi memar adalah normal. Lap dengan tisu
atau bola kapas beralkohol, tapi jangan
ditekan
9. Tutup kembali insulin pen
10. Lepas sarung tangan
11. Cuci tangan
7
3. Pemberian Obat pada anak
Definisi Obat
Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ tubuh manusia
(Batubara, 2008). Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi yang digunakan
dalam proses diagnosis,pengobatan,penyembuhan dan perbaikan maupun pencegahan
terhadap gangguan kesehatan tubuh. Obat sejenis terapi primer yang memiliki hubungan erat
dengan proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter &Perry, 2009).Jadi, definisi obat
merupakan sebuah terapi primer tersusun atas substansi zat kimia yang digunakan dalam
proses diagnosis, penyembuhan atau perbaikan dan pencegahan terhadap proses penyakit
serta berpengaruh terhadap organ tubuh secara biology.Sedangkan cara dalam pemberian
obat harus sesuai dengan prosedur dan tergantung pada keadaan umum pasien, kecepatan
respon yang diinginkan, sifat obat,dan tempat kerja obat yang diinginkan serta pengawasan
terkait efek obat dan sesuai dengan SOP rumah sakit yang bersangkutan (Depkes, 2014).
Pengertian Pemberian obat oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui
mulut.
TahapTahapPersiapan Pasien
Jelaskan tujuan pemberian obat dan waktu minum obat
Persiapan
B. Persiapan Lingkungan
1. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien
2. Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja
C. Persiapan alat
1. Baki berisi obat
2. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
3. Pemotong obat (bila diperlukan
4. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
5. Gelas pengukur (bila diperlukan)
8
6. Gelas dan air minum
7. Sedotan
8. Sendok
9. Pipet
10. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak
Pelaksanaan a. Pengetahuan
1. Menjelaskan pemberian obat dengan memperhatikan 12 benar
2. Menjelaskan jenis dan bentuk obat yang dapat diberikan melalui
mulut serta waktu pemberiannya
b. Sikap
1. Telita
2. Disiplin
3. Motivasi
4. Kerja sama
5. Tanggung jawab
6. Komunikasi
7. Kejujuran
8. Penampilan Fisik
9. Menjaga privasi pasien
Prosedur 1. Siapkan peralatan dan cuci tangan
kerja 2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan,
mual, muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan
dilakukan pengisapan lambung dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis
obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat,
bila ada kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada
perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan
ambil obat yang diperlukan)
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat
yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi
obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
1)
Tablet atau kapul
1. Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa
menyentuh obat.
2. Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat
sesuai dengan dosis yang diperlukan.
3. Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk
dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian
campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi
sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus
sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.
9
3. Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan,
dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi
rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca
dengan tepat.
4. Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat
berskala.
5. Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan
menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali
akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
6. Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka
gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol
7. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar
a. Identifikasi klien dengan tepat.
b. Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh klien.
c. Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi
lateral. Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan
mencegah aspirasi.
d. Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan
anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian
anjurkan minum. Posisi ini membantu untuk menelan dan
mencegah aspirasi.
e. Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat,
setiap keluhan, dan tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat
masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
f. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang
alat-alat disposibel kemudian cuci tangan.
g. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.
Kejang demam dapat menimpa anak usia 3 bulan hingga 5 tahun. Namun, umumnya kondisi
ini lebih sering dialami oleh anak berusia 1–1,5 tahun. Penyebab kejang demam belum dapat
dipastikan. Namun, kondisi ini diketahui berkaitan dengan kenaikan suhu tubuh yang terlalu
cepat dan kemampuan tubuh anak untuk beradaptasi terhadap peningkatan suhu tubuh.
10
4. Anak tidak merespons saat diajak bermain atau berbicara
5. Anak pingsan atau kehilangan kesadaran setelah kejang
6. Langkah Pertolongan Pertama Saat Anak Kejang Demam
1. Letakkan anak di tempat yang datar dan luas, sehingga anak tidak terbentur atau
tertimpa benda tertentu saat kejang.
2. Posisikan anak tidur menyamping untuk mencegahnya tersedak saat kejang.
3. Longgarkan pakaiannya, terutama pada bagian leher.
4. Jangan memaksa untuk menahan gerakan tubuh anak. Cukup jaga agar posisi
tubuhnya tetap aman.
5. Jangan memasukkan benda apa pun ke mulutnya, termasuk minuman, sendok, atau
obat-obatan.
6. Panggil nama anak atau ucapkanlah kata-kata yang menenangkan agar anak merasa
lebih nyaman.
7. Catat berapa lama anak mengalami kejang.
8. Amati kondisinya saat kejang, terutama bila dia kesulitan bernapas atau wajahnya
menjadi pucat dan kebiruan. Ini menandakan bahwa ia kekurangan oksigen dan
membutuhkan penanganan medis secepatnya.
9. Jika memungkinkan, rekam kejadian saat anak sedang kejang, sehingga dokter bisa
mengetahui dengan pasti seperti apa kejang yang dialami anak.
10. Kejang demam umumnya berlangsung selama 1–2 menit. Setelah itu, anak mungkin
akan menjadi lebih rewel dan kebingungan selama beberapa jam, sebelum ia
kelelahan dan akhirnya terlelap.
Setelah memberikan pertolongan pertama, Bunda tetap perlu membawa Si Kecil ke dokter
meskipun kejangnya sudah berhenti. Hal ini penting dilakukan agar dokter dapat memeriksa
kondisi Si Kecil dan mengetahui penyebab kejang yang dialaminya.
11
4. Kejang berulang dalam waktu 24 jam
5. Saat anak kejang, dokter akan memberikan obat khusus, seperti diazepam rektal,
untuk meredakan kejang yang dialami anak.
Sebagian besar kejang demam pada anak tidaklah berbahaya dan bukan merupakan tanda
adanya epilepsi atau kerusakan otak. Kejang demam juga tidak membuat anak mengalami
penurunan kemampuan belajar atau gangguan mental.
12
ditengadahkan.
i) Pasang sungkup oksigen atau gunakan bag valve dan mask yang
ukurannya sesuai
j) Periksa pelekatannya dan berikan ventilasi dengan kecepatan
40 s/d 60 kali / permenit
2.Jika dada bayi tidak mengembang :
a) Perbaiki posisi bayi dan tengadahkan kepala lebih jauh
b) Periksa hidung dan mulut apakahj ada darah, mucus atau cairan
ketuban, lakukan penghisapan jika perlu
c) Remas BVM lebih keras untuk meningkatkan tekanan ventilasi
pucat atau biru dan atau lemas,
maka :
a) Baringkan terlentang dengan benar pada permukaan yang datar,
kepala sedikit setengah ekstensi agar jalan nafas terbuka, bayi
harus tetap diselimuti. Hal ini penting sekali untuk mencegah
hypotermi pada bayi baru lahir.
b) Hisap mulai mulut, sedalam 5 cm dan kemudian hidung bayi
sedalam 3 cm secara lembut dengan menggunakan deelie (jangan
memasukkan alat penghisap terlalu dalam pada kerongkongan bayi).
Karena dapat menyebabkan terjadinya bradikardi, denyut jantung
yang tidak teratur, spasme pada larink/tenggorokan bayi.
c) Berikan stimulasi taktil dengan lembut pada bayi (atau
menyentil kaki bayi, keduanya aman dan efektif untuk menstimulasi bayi)
d) Nila ulang keadaan bayi. Jika mulai menangis atau bernafas dengan
normal, tidak diperlukan tindakan lanjutan, lanjutkan perawatan pada
bayi baru lahir normal.
e) Jika bayi tidak bernafas dengan normal atau menangis teruskan dengan
ventilasi (40-60) kali/permenit
f) Melakukan ventilasi pada bayi baru lahir
g) Letakkan bayi dipermukaan yang datar, diselimuti dengan baik.
h) Periksa kembali posisi bayi baru lahir, kepala harus sedikit
ditengadahkan.
i) Pasang sungkup oksigen atau gunakan bag valve dan mask yang
ukurannya sesuai
j) Periksa pelekatannya dan berikan ventilasi dengan kecepatan
40 s/d 60 kali / permenit
2. Jika dada bayi tidak mengembang :
a) Perbaiki posisi bayi dan tengadahkan kepala lebih jauh
b) Periksa hidung dan mulut apakahj ada darah, mucus atau cairan ketuban,
lakukan penghisapan jika perlu
c) Remas BVM lebih keras untuk meningkatkan tekanan ventilasi
d) Ventilasi bayi selama 1 menit, lalu hentikan, nilai dengan
cepat apakah bayi bernafas dengan spontan dan tidak ada pelekukan dada
atau dengkuran, tidak diperlukan resusitasi lebih lanjut.Teruskan dengan
langkah awal perawatan bayi baru lahir.
3) Kompresi dada :
a) Jika memungkinkan 2 tenaga kesehatan terampil diperlukan untuk
melakukan ventilasi dan kompresi dada
13
b) Kebanyaka bayi akan membaik dengan ventilasi
c) Jika ada 2 tenaga kesehatan yang terampil dan pernafasan bayi lemah
atau < 30 kali/menit dan detak jantung kurang dari 60 kali/menit
setelah ventilasi selama 1 menit, tenaga kesehatan yang kedua dapat mulai
melakukan kompresi dada dengan kecepatan 3 : 1
d) Harus berhati-hati pada saat melakukan kompresi dada, tulang rusuk
bayi masih peka dan mudah patah, jantung dan paru-parunya mudah terluka
e) Lakukan tekanan pda jantung dengan cara meletakkan kedua jari tepat di
bawah garis putih bayi, ditengah dada. Dengan jari- jaring lurus, tekan
dada sedalam 1-1,5 cm
4) Setelah bayi bernafas normal periksa suhu, jika di bawah 36,5
0
celcius atau punggung sangat dingin lakukan penghangatan yang
memadai. Perhatikan warna kulit, pernafasan dan nadi bayi selama 2 jam.
Ukur suhu bayi setiap jam sehingga normal (36,5 0 C – 37 0 C)
5) Catat dengan seksama semua tindakan yang dilakukan
14
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
B. Saran
2. Struktur makalah: Pastikan makalah memiliki struktur yang jelas dan mudah
dipahami, seperti pendahuluan, tinjauan pustaka, metode, hasil, dan
kesimpulan.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-14743-LAMPIRAN
%201%20SOP.Image.Marked.pdf (SOP Therapy Insulin)
http://ngurahjayaantara.blogspot.com/2013/12/sop-pemberian-obat-oral-pada-anak.html ( SOP )
https://www.alodokter.com/pertolongan-pertama-saat-melihat-si-kecil-kejang-demam (Materi)
https://dokumen.tips/documents/sop-kejang-demam.html?page=1 (SOP)
17