Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MTBS PRAKTIKUM THERAPY INSULIN PEMBERIAN OBAT DAN CARA


MENGATASI KEJANG PADA ANAK.

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Dosen Mata Kuliah : Ns. Reni Rohimah, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh :
Alipah Siti Padilah 12210062
Mira Patimah 12210093
Muhammad Basyir Ma’rifatul Islam 12210092
Zahra Agustina Agustina Aryani 12210136
Zahwa Fauzi Gumilar 12210137

Semester 4
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN INDONESIA (STKINDO)
WIRAUTAMA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Praktikum Keperawatan pada Anak".
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademik dalam memenuhi persyaratan mata
kuliah Keperawatan Anak.Makalah ini membahas tentang pengalaman dan pembelajaran
praktikum keperawatan pada anak, terutama dalam hal MTBS, Praktikum Therapy Insulin,
Pemberian Obat, dan Cara Mengatasi Kejang pada Anak. Tujuan dari makalah ini adalah
untuk memberikan informasi yang bermanfaat dan menjadi referensi bagi mahasiswa
keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan perawatan pada pasien
anak.Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan, oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk pengembangan lebih
lanjut. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Anak yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulisan
makalah ini.Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan dapat menjadi kontribusi kecil bagi pengembangan ilmu keperawatan,
khususnya dalam perawatan anak.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Cianjur, 08 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
Bab I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................2
Bab II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................3
A. Pengertian dan SOP MTBS..........................................................................................3
B. Pengertian dan SOP Praktikum Therapy Insulin......................................................4
D. Pengertian dan SOP Pemberian Obat pada Anak....................................................8
E. Pengertian dan SOP Praktek Cara Mengatasi Kejang..............................................10
Bab III PENUTUP.............................................................................................................…15
Pengertian dan SOP Praktek Cara Mengatasi Kejang
A. Kesimpulan..................................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktikum keperawatan anak dapat bervariasi tergantung pada institusi atau
program pendidikan yang menyelenggarakan praktikum tersebut. Namun, beberapa
faktor umum yang mungkin mempengaruhi kebutuhan untuk praktikum keperawatan
anak termasuk:
Meningkatnya kebutuhan untuk perawatan kesehatan anak: Kebutuhan untuk
perawatan kesehatan anak semakin meningkat karena perubahan pola hidup,
perubahan lingkungan, dan meningkatnya kejadian penyakit pada anak. Hal ini
memerlukan tenaga kesehatan, terutama perawat, yang terampil dan berpengalaman
dalam merawat anak. Keunikan perawatan kesehatan anak: Anak memiliki kebutuhan
kesehatan yang berbeda dari orang dewasa, seperti perawatan nutrisi yang khusus,
penanganan ketidaknyamanan, dan perawatan psikologis. Oleh karena itu, diperlukan
keterampilan khusus untuk merawat anak, yang dapat diperoleh melalui praktikum
keperawatan anak. Kurangnya jumlah perawat spesialis pediatrik: Kurangnya jumlah
perawat spesialis pediatrik dapat mempengaruhi ketersediaan dan kualitas perawatan
kesehatan anak. Praktikum keperawatan anak dapat membantu meningkatkan jumlah
perawat yang terampil dalam merawat anak dan memperbaiki kualitas perawatan
kesehatan anak. Persyaratan pendidikan: Program pendidikan keperawatan harus
memenuhi persyaratan pendidikan yang telah ditetapkan oleh badan akreditasi dan
badan pengatur, yang mungkin termasuk persyaratan praktikum keperawatan anak.
Dalam praktikum keperawatan anak, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman
langsung dalam merawat anak-anak, mengembangkan keterampilan klinis dan
interaksi interpersonal yang penting untuk perawatan kesehatan anak. Hal ini akan
mempersiapkan mereka untuk memasuki lapangan kerja sebagai perawat dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merawat pasien anak dengan
aman dan efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan SOP MTBS

1
2. Pengertian dan SOP Praktikum therapy insulin
3. Pengertian dan SOP Praktek Pemberian Obat
4. Pengertian dan SOP Praktek Cara Mengatasi Kejang

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui SOP MTBS.
2. Untuk mengetahui SOP Praktikum Therapy Insulin.
3. Untuk mengetahui SOP Praktek Pemberian Obat
4. Untuk mengetahui SOP Praktek Cara Megatasi Kejang

2
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian MTBS

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan keterpaduan


dalam tatalaksana bayi dan balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan di
pelayanan kesehatan dasar. MTBS mencakup upaya perbaikan manajemen
penatalaksanaan terhadap penyakit seperti pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi
teliga, malnutrisi serta upaya peningkatan pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit
seperti imunisasi, pemberian vitamin K, vitamin A dan konseling pemberian ASI atau
makanan. MTBS digunakan sebagai standar pelayanan bayi dan balita sakit sekaligus
sebagai pedoman bagi tenaga keperawatan (bidan dan perawat) khususnya di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar.
Manajemen Terpadu Balita Sakit, adalah pendekatan yang mampu mengintegrasi dan
memadukan penanganan berbagai masalah diatas. Penerapan MTBS dengan baik dapat
meningkat kan upaya penemuan kasus secara dini, memperbaiki manajemen penanganan
dan pengobatan, promosi serta peningkatan pengetahuan bagi ibu-ibu dalam merawat
anaknya dirumah serta upaya mengoptimalkan sistim rujukan dari masyarakat ke fasilitas
pelayanan primer dan rumah sakit sebagai pusat rujukan.Pelatihan ini bertujuan untuk
mengajarkan proses manajemen kasus kepada perawat, bidan, dokter dan tenaga
kesehatan lain yang menangani balita sakit dan bayi di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
seperti puskesmas, puskesmas pembantu, pondok bersalin, klinik, balai pengobatan
maupun melalui kunjungan rumah.

SOP MTBS

Pengertian
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu peningkatan terpadu yang tata
laksananya di lakukan pada Balita Sakit dengan fasilitas rawat jalan dengan pengetahuan
pelayanan kesehatan

Tujuan
Sebagai pedoman petugas dalam mengklarifikasi penyakit dan memberikan pengobatan

3
yang sesuai

Kebijakan
Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Suka Makmur Nomor: 445/ /
SK/PKM-SM/II/2019 Tentang Standar Pelayanan Medis Manajemen Terpadu Balita Sakit
Referensi
 Buku Pedoman Pelaksanaan kala karya manajemen terpadu balita sakit di puskesmas
kemkes 2019
 Buku bagian manajemen terpadu balita sakit (MTBS) kemkes 2019

Alat dan Bahan


1. Timbangan Balita
2. Termometer
3. Ukur panjang badan
4. KMS Bayi
5. Steteskop

Langkah-langkah
Prosedur dan Langkah
1. Petugas memanggil pasien
2. Petugas mempersiapkan alat buku kegiatan (register, formulir, MTBS)
3. Petugas mencuci tangan
4. Petugas menanyakan kepada ibu masalah anaknya
5. Petugas menimbang BB, mengukur TB dan Mengukur suhu tubuh anak
6. Petugas memeriksa tanda bahaya;
 Anak tidak bisa minum/menetek
 Anak memuntahkan semuanya
 Anak kejang
 Anak latergis/tidak sadar
7. Petugas menanyakan kepada ibu mengenai keluhan;
 Batuk/sukar bernafas
 Diare
 Demam
 Masalah telinga
8. Petugas menanyakan gejala lain yang berhubungan dengan gejala utama
9. Petugas memeriksa dan mengklarifikasi status gizi anak dan anemia
10.Petugas memeriksa status imunisasi dan pemberian Vit A dan menentukan apakah anak
membutuhkan imunisasi dan Vit A pada saat Kunjungan tersebut
11.Petugas menilai masalah/keluhan lain yang dihadapi anak
12.Petugas menentukan perlu dilakukan rujukan segera jika kondisi perlu dirujuk
13.Petugas menentukan tindakan dan pengobatan pra rujukan
14.Petugas merujuk anak menjelaskan perlunya rujukan dan membuat surat rujukan
15.Petugas memilih obat yang sesuai dan menentukan dosis obat, jadwal pemberian dan
mengajarkan ibu cara pemberian obat dirumah
16.Petugas memberikan cairan tambahan untuk anak yang diare dan melanjutkan pemberian
makan
17.Petugas memberikan imunisasi dan suplemen vitamin jika di butuhkan
18.Petugas memberikan konseling meliputi;

4
 Pemberian makan
 Pemberian cairan
 Kapan harus berkunjung ulang
 Menasehati ibu untuk menjaga kesehatan dirinya
19. Petugas mempersilahkan ibu untuk mengambil obat ke apotek
20. Petugas mencuci tangan
21.Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, therapy dan tindakan

2. Pengertian Therapy Insulin Pada Anak

Terapi insulin adalah satu-satunya pengobatan untuk diabetes melitus tipe 1


(T1DM). Sebelum memulai terapi insulin, aspek psikologis gangguan harus dinilai
dan ditangani secara memadai. Ini termasuk kekhawatiran anak/remaja versus orang
tua dan skrining rutin untuk masalah psikososial seperti depresi dan tekanan terkait
diabetes, kecemasan, gangguan makan, dan gangguan kognitif. Inisiasi, serta
pengaturan dosis tindak lanjut, harus dilakukan oleh spesialis.

Tujuan klinis utama yang ingin dicapai adalah eliminasi ketosis, eliminasi
hiperglikemia dan gejalanya serta pencegahan komplikasi kronis. Tujuan tambahan
dari terapi insulin harus mencakup pemeliharaan berat badan yang diinginkan,
mempertahankan pertumbuhan normal dan pematangan seksual, menjaga
kesejahteraan psikososial, mencapai kesuburan dan kehamilan normal dan
mempertahankan kehidupan keluarga dan seksual yang normal.

utama dari setiap terapi antidiabetes adalah untuk mencapai kontrol glikemik
yang baik. Ini termasuk pencapaian hemoglobin A1c (HbA1c) <7,5%, glukosa darah
yang dipantau sendiri sebelum makan (SMBG) 90–130 mg/dL, SMBG waktu tidur
100–140 mg/dL, tingkat BG rata-rata 120–160 mg/ dL dan tidak ada ketonuria.

Therapy Insulin Pada Anak


Insulin adalah hormon yang digunakan untuk menurunkan kadar gula
darah pada Diabetes Mellitus
Pengertian
Insulin Pen (Actrapid Novolet): adalah insulin yang dikemas dalam
bentuk pulpen insulin khusus yang berisi 3 cc insulin
Untuk mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan diabetes
Tujuan
mellitus.

5
Kebijakan Kebijakan Direktur No…………Tentang
Prosedur Waktu yang dibutuhkan untuk mengajarkan cara pemberian insulin
yaitu 30 menit

Pelaksanaan cara pemberian insulin


a. Persiapan
1. Spuit insulin/insulin pen (Actrapid Novolet)
2. Vial insulin
3. Alcohol swab
4. Handscoen bersih
5. Daftar/formulir obat
6. Pelaksanaan

Tahap Pra interaksi


1. Melakukan vertifikasi program terapi
2. Mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan bersih
4. Mendekatkan alat ke dekat klien
5. Mengkaji program/intruksi medik tentang rencana
pemberian terapi injeksi insulin (prinsip 6 benar :
nama klien, obat/jenis insulin dosis, waktu, cara pemberian,
dan pendokumentasian)
6. Mengkaji cara kerja insulin yang akan diberikan,
tujuan, waktu kerja, dan masa efek puncak insulin,
serta efek samping yang mungkin timbul.
7. Mengkaji tanggal kadaluarsa insulin

Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam dan menyapa klien
2. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum dilakukan
Tindakan
4. Memberikan kesempatan bertanya pada klien sebelum
dilakukan Tindakan

Tahap Kerja
1. Menjaga privacy klien
2. Mengatur posisi klien
3. Lepaskan penutup pena
Jika menggunakan intermediate-acting insulin dengan
lembut putar pena diantara telapak tangan 15 detik
untuk campuran
4. Lepaskan penutup jarum
5. Pastikan pena siap
a. Putar tombol pemilih dosis di ujung pena untuk 1
atau 2 unit (dosis monoton perubahan tanda dengan
berubahnya tombol)
b. Pegang pena dengan jarum menunjuk ke atas.
Tekan tombol dosis sampai benar-benar sampai

6
menetes. Ulangi jika perlu, sampai insulin terlihat
di ujung jarum. Dial akan kembali ke nol setelah
menyelesaikan langkah dasar
6. Mengatur dosis
Putar dosis tombol untuk mengatur dosis insulin
(anda dapat memutar mundur juga). Pena akan
memugkinkan untuk menerima hanya jumlah yang
telah ditetapkan. Periksa jendela dosis untuk
memastikan dosis yang akan disuntikkan sudah tepat.
7. Pilih tempat injeksi
Pilih tempat injeksi. Perut adalah tempat yang disukai
untuk banyak jenis insulin-antara bagian bawah
rusuk dan kemaluan baris, menghindar sekitar 3-4
inci pusar. Bagian atas paha dan belakang lengan atas
( jika anda pleksibel ) dapat juga digunakan
8. Menyuntikkan insulin
a. Posisikan ibu jari di ujung atas tombol
pena dengan tenang untuk terus aman
b. Dengan lembut mencubit kulit dengan tangan bebas
c. Cepat masukkan jarum pada sudut 90
derajat. Melepaskan cubitan
d. Gunakan ibu jari untuk menekan tombol
dosis sampai berhanti ( jendela dosis akan
kembali pada nol ). Biarkan jarum di tempat
selama 5-10 detik untuk membantu mencegah
insulin dari bocor keluar dari tempat injeksi
e. Tarik jarum langsung keluar dari kulit.
Kadang-kadang akan keluar sedikit darah atau
terjadi memar adalah normal. Lap dengan tisu
atau bola kapas beralkohol, tapi jangan
ditekan
9. Tutup kembali insulin pen
10. Lepas sarung tangan
11. Cuci tangan

7
3. Pemberian Obat pada anak

Definisi Obat

Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ tubuh manusia
(Batubara, 2008). Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi yang digunakan
dalam proses diagnosis,pengobatan,penyembuhan dan perbaikan maupun pencegahan
terhadap gangguan kesehatan tubuh. Obat sejenis terapi primer yang memiliki hubungan erat
dengan proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter &Perry, 2009).Jadi, definisi obat
merupakan sebuah terapi primer tersusun atas substansi zat kimia yang digunakan dalam
proses diagnosis, penyembuhan atau perbaikan dan pencegahan terhadap proses penyakit
serta berpengaruh terhadap organ tubuh secara biology.Sedangkan cara dalam pemberian
obat harus sesuai dengan prosedur dan tergantung pada keadaan umum pasien, kecepatan
respon yang diinginkan, sifat obat,dan tempat kerja obat yang diinginkan serta pengawasan
terkait efek obat dan sesuai dengan SOP rumah sakit yang bersangkutan (Depkes, 2014).

SOP PEMBERIAN OBAT PADA ANAK

Pengertian Pemberian obat oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui
mulut.

Tujuan a. Untuk memudahkan dalam pemberian


Pemberian b. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari
obat tersebut dapat segera diatasi
c. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
d. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan

TahapTahapPersiapan Pasien
Jelaskan tujuan pemberian obat dan waktu minum obat
Persiapan
B. Persiapan Lingkungan
1. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien
2. Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja
C. Persiapan alat
1. Baki berisi obat
2. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
3. Pemotong obat (bila diperlukan
4. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
5. Gelas pengukur (bila diperlukan)

8
6. Gelas dan air minum
7. Sedotan
8. Sendok
9. Pipet
10. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak
Pelaksanaan a. Pengetahuan
1. Menjelaskan pemberian obat dengan memperhatikan 12 benar
2. Menjelaskan jenis dan bentuk obat yang dapat diberikan melalui
mulut serta waktu pemberiannya
b. Sikap
1. Telita
2. Disiplin
3. Motivasi
4. Kerja sama
5. Tanggung jawab
6. Komunikasi
7. Kejujuran
8. Penampilan Fisik
9. Menjaga privasi pasien
Prosedur 1. Siapkan peralatan dan cuci tangan
kerja 2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan,
mual, muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan
dilakukan pengisapan lambung dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis
obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat,
bila ada kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada
perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan
ambil obat yang diperlukan)
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat
yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi
obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
1)
Tablet atau kapul
1. Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa
menyentuh obat.
2. Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat
sesuai dengan dosis yang diperlukan.
3. Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk
dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian
campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi
sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus
sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.

2) Obat dalam bentuk cair


1. Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum
dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih
keruh.
2. Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk
menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.

9
3. Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan,
dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi
rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca
dengan tepat.
4. Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat
berskala.
5. Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan
menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali
akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
6. Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka
gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol
7. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar
a. Identifikasi klien dengan tepat.
b. Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh klien.
c. Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi
lateral. Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan
mencegah aspirasi.
d. Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan
anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian
anjurkan minum. Posisi ini membantu untuk menelan dan
mencegah aspirasi.
e. Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat,
setiap keluhan, dan tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat
masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
f. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang
alat-alat disposibel kemudian cuci tangan.
g. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.

4.Cara Mengatasi Kejang Demam

Kejang demam dapat menimpa anak usia 3 bulan hingga 5 tahun. Namun, umumnya kondisi
ini lebih sering dialami oleh anak berusia 1–1,5 tahun. Penyebab kejang demam belum dapat
dipastikan. Namun, kondisi ini diketahui berkaitan dengan kenaikan suhu tubuh yang terlalu
cepat dan kemampuan tubuh anak untuk beradaptasi terhadap peningkatan suhu tubuh.

Kondisi Anak yang Mengalami Kejang Demam

1. Suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 38°C


2. Seluruh tubuh anak, terutama tungkai dan lengan, terlihat gemetar, kaku, atau
menyentak-nyentak tidak terkontrol
3. Anak mengerang, menggigit keras lidahnya, atau buang air kecil tiba-tiba, dan bola
matanya berputar ke atas

10
4. Anak tidak merespons saat diajak bermain atau berbicara
5. Anak pingsan atau kehilangan kesadaran setelah kejang
6. Langkah Pertolongan Pertama Saat Anak Kejang Demam

Langkah-langkah untuk menolong anak yang mengalami kejang demam:

1. Letakkan anak di tempat yang datar dan luas, sehingga anak tidak terbentur atau
tertimpa benda tertentu saat kejang.
2. Posisikan anak tidur menyamping untuk mencegahnya tersedak saat kejang.
3. Longgarkan pakaiannya, terutama pada bagian leher.
4. Jangan memaksa untuk menahan gerakan tubuh anak. Cukup jaga agar posisi
tubuhnya tetap aman.
5. Jangan memasukkan benda apa pun ke mulutnya, termasuk minuman, sendok, atau
obat-obatan.
6. Panggil nama anak atau ucapkanlah kata-kata yang menenangkan agar anak merasa
lebih nyaman.
7. Catat berapa lama anak mengalami kejang.
8. Amati kondisinya saat kejang, terutama bila dia kesulitan bernapas atau wajahnya
menjadi pucat dan kebiruan. Ini menandakan bahwa ia kekurangan oksigen dan
membutuhkan penanganan medis secepatnya.
9. Jika memungkinkan, rekam kejadian saat anak sedang kejang, sehingga dokter bisa
mengetahui dengan pasti seperti apa kejang yang dialami anak.
10. Kejang demam umumnya berlangsung selama 1–2 menit. Setelah itu, anak mungkin
akan menjadi lebih rewel dan kebingungan selama beberapa jam, sebelum ia
kelelahan dan akhirnya terlelap.

Kondisi Kejang Demam yang Membutuhkan Penanganan Darurat

Setelah memberikan pertolongan pertama, Bunda tetap perlu membawa Si Kecil ke dokter
meskipun kejangnya sudah berhenti. Hal ini penting dilakukan agar dokter dapat memeriksa
kondisi Si Kecil dan mengetahui penyebab kejang yang dialaminya.

tanda tanda gajala kejang demam berikut ini:

1. Kejang selama lebih dari 5 menit


2. Kejang hanya pada beberapa bagian tubuh, bukan seluruhnya
3. Kesulitan bernapas dan wajah atau bibirnya menjadi kebiruan

11
4. Kejang berulang dalam waktu 24 jam
5. Saat anak kejang, dokter akan memberikan obat khusus, seperti diazepam rektal,
untuk meredakan kejang yang dialami anak.

Sebagian besar kejang demam pada anak tidaklah berbahaya dan bukan merupakan tanda
adanya epilepsi atau kerusakan otak. Kejang demam juga tidak membuat anak mengalami
penurunan kemampuan belajar atau gangguan mental.

SOP CARA MENGATASI KEJANG


Pengertian Memberikan pertolongan bayi baru yang tidak segera menangis atau
tidak segera bernafas.
Tujuan Mengoptimalkan fungsi pernafasan dan oksigenasi paru.
Indikasi 1) Bayi lahir tidak menangis
2) Ketuban pecah bercampur mekonium
3) Bayi tidak bernafas
d. Persiapan alat :
a) Alat pelindung diri (masker, hanscoen)
b) Deelic
c) Masker bayi
d) Bag resuscitator bayi
e) Oksigen lengkap
f) Thermometer
1) Jika bayi tidak menangis dengan keras, bernafas dengan lemah,
atau bernafas cepat da
Pelaksanaan 1. Jika bayi tidak menangis dengan keras, bernafas dengan lemah,atau
bernafas cepat dan dangkalpucat atau biru dan atau lemas,maka :
a) Baringkan terlentang dengan benar pada permukaan yang datar, kepala
sedikit setengah ekstensi agar jalan nafas terbuka, bayi harus tetap
diselimuti. Hal ini penting sekali untuk mencegah hypotermi pada bayi
baru lahir.
b) Hisap mulai mulut, sedalam 5 cm dan kemudian hidung bayi
sedalam 3 cm secara lembut dengan menggunakan deelie (jangan
memasukkan alat penghisap terlalu dalam pada kerongkongan bayi).
Karena dapat menyebabkan terjadinya bradikardi, denyut jantung
yang tidak teratur, spasme pada larink/tenggorokan bayi.
c) Berikan stimulasi taktil dengan lembut pada bayi (atau
menyentil kaki bayi, keduanya aman dan efektif untuk menstimulasi bayi)
d) Nila ulang keadaan bayi. Jika mulai menangis atau bernafas dengan
normal, tidak diperlukan tindakan lanjutan, lanjutkan perawatan pada
bayi baru lahir normal.
e) Jika bayi tidak bernafas dengan normal atau menangis teruskan dengan
ventilasi (40-60) kali/permenit
f) Melakukan ventilasi pada bayi baru lahir
g) Letakkan bayi dipermukaan yang datar, diselimuti dengan baik.
h) Periksa kembali posisi bayi baru lahir, kepala harus sedikit

12
ditengadahkan.
i) Pasang sungkup oksigen atau gunakan bag valve dan mask yang
ukurannya sesuai
j) Periksa pelekatannya dan berikan ventilasi dengan kecepatan
40 s/d 60 kali / permenit
2.Jika dada bayi tidak mengembang :
a) Perbaiki posisi bayi dan tengadahkan kepala lebih jauh
b) Periksa hidung dan mulut apakahj ada darah, mucus atau cairan
ketuban, lakukan penghisapan jika perlu
c) Remas BVM lebih keras untuk meningkatkan tekanan ventilasi
pucat atau biru dan atau lemas,
maka :
a) Baringkan terlentang dengan benar pada permukaan yang datar,
kepala sedikit setengah ekstensi agar jalan nafas terbuka, bayi
harus tetap diselimuti. Hal ini penting sekali untuk mencegah
hypotermi pada bayi baru lahir.
b) Hisap mulai mulut, sedalam 5 cm dan kemudian hidung bayi
sedalam 3 cm secara lembut dengan menggunakan deelie (jangan
memasukkan alat penghisap terlalu dalam pada kerongkongan bayi).
Karena dapat menyebabkan terjadinya bradikardi, denyut jantung
yang tidak teratur, spasme pada larink/tenggorokan bayi.
c) Berikan stimulasi taktil dengan lembut pada bayi (atau
menyentil kaki bayi, keduanya aman dan efektif untuk menstimulasi bayi)
d) Nila ulang keadaan bayi. Jika mulai menangis atau bernafas dengan
normal, tidak diperlukan tindakan lanjutan, lanjutkan perawatan pada
bayi baru lahir normal.
e) Jika bayi tidak bernafas dengan normal atau menangis teruskan dengan
ventilasi (40-60) kali/permenit
f) Melakukan ventilasi pada bayi baru lahir
g) Letakkan bayi dipermukaan yang datar, diselimuti dengan baik.
h) Periksa kembali posisi bayi baru lahir, kepala harus sedikit
ditengadahkan.
i) Pasang sungkup oksigen atau gunakan bag valve dan mask yang
ukurannya sesuai
j) Periksa pelekatannya dan berikan ventilasi dengan kecepatan
40 s/d 60 kali / permenit
2. Jika dada bayi tidak mengembang :
a) Perbaiki posisi bayi dan tengadahkan kepala lebih jauh
b) Periksa hidung dan mulut apakahj ada darah, mucus atau cairan ketuban,
lakukan penghisapan jika perlu
c) Remas BVM lebih keras untuk meningkatkan tekanan ventilasi
d) Ventilasi bayi selama 1 menit, lalu hentikan, nilai dengan
cepat apakah bayi bernafas dengan spontan dan tidak ada pelekukan dada
atau dengkuran, tidak diperlukan resusitasi lebih lanjut.Teruskan dengan
langkah awal perawatan bayi baru lahir.
3) Kompresi dada :
a) Jika memungkinkan 2 tenaga kesehatan terampil diperlukan untuk
melakukan ventilasi dan kompresi dada

13
b) Kebanyaka bayi akan membaik dengan ventilasi
c) Jika ada 2 tenaga kesehatan yang terampil dan pernafasan bayi lemah
atau < 30 kali/menit dan detak jantung kurang dari 60 kali/menit
setelah ventilasi selama 1 menit, tenaga kesehatan yang kedua dapat mulai
melakukan kompresi dada dengan kecepatan 3 : 1
d) Harus berhati-hati pada saat melakukan kompresi dada, tulang rusuk
bayi masih peka dan mudah patah, jantung dan paru-parunya mudah terluka
e) Lakukan tekanan pda jantung dengan cara meletakkan kedua jari tepat di
bawah garis putih bayi, ditengah dada. Dengan jari- jaring lurus, tekan
dada sedalam 1-1,5 cm
4) Setelah bayi bernafas normal periksa suhu, jika di bawah 36,5
0
celcius atau punggung sangat dingin lakukan penghangatan yang
memadai. Perhatikan warna kulit, pernafasan dan nadi bayi selama 2 jam.
Ukur suhu bayi setiap jam sehingga normal (36,5 0 C – 37 0 C)
5) Catat dengan seksama semua tindakan yang dilakukan

14
Bab III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan


keterpaduan dalam tatalaksana bayi dan balita sakit yang datang berobat ke fasilitas
rawat jalan di pelayanan kesehatan dasar. MTBS mencakup upaya perbaikan
manajemen penatalaksanaan terhadap penyakit seperti pneumonia, diare, campak,
malaria, infeksi teliga, malnutrisi serta upaya peningkatan pelayanan kesehatan,
pencegahan penyakit seperti imunisasi, pemberian vitamin K, vitamin A dan
konseling pemberian ASI atau makanan. MTBS digunakan sebagai standar pelayanan
bayi dan balita sakit sekaligus sebagai pedoman bagi tenaga keperawatan (bidan dan
perawat) khususnya di fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Manajemen Terpadu Balita Sakit, adalah pendekatan yang mampu
mengintegrasi dan memadukan penanganan berbagai masalah diatas. Penerapan
MTBS dengan baik dapat meningkat kan upaya penemuan kasus secara dini,
memperbaiki manajemen penanganan dan pengobatan, promosi serta peningkatan
pengetahuan bagi ibu-ibu dalam merawat anaknya dirumah serta upaya
mengoptimalkan sistim rujukan dari masyarakat ke fasilitas pelayanan primer dan
rumah sakit sebagai pusat rujukan.Pelatihan ini bertujuan untuk mengajarkan proses
manajemen kasus kepada perawat, bidan, dokter dan tenaga kesehatan lain yang
menangani balita sakit dan bayi di fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti
puskesmas, puskesmas pembantu, pondok bersalin, klinik, balai pengobatan maupun
melalui kunjungan rumah.
Terapi insulin adalah satu-satunya pengobatan untuk diabetes melitus tipe 1
(T1DM). Sebelum memulai terapi insulin, aspek psikologis gangguan harus dinilai
dan ditangani secara memadai. Ini termasuk kekhawatiran anak/remaja versus orang
tua dan skrining rutin untuk masalah psikososial seperti depresi dan tekanan terkait
diabetes, kecemasan, gangguan makan, dan gangguan kognitif. Inisiasi, serta
pengaturan dosis tindak lanjut, harus dilakukan oleh spesialis.

15
B. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan makalah tentang


MTBS, Praktikum Therpy Insulin, Pemberian Obat serta Mengatasi Kejang pada anak
antara lain:

1. Sumber referensi: Gunakan sumber referensi yang berkualitas dan relevan


dengan topik yang dibahas, seperti buku teks, jurnal ilmiah, artikel terbaru,
dan bukti-bukti klinis yang diterima secara umum.

2. Struktur makalah: Pastikan makalah memiliki struktur yang jelas dan mudah
dipahami, seperti pendahuluan, tinjauan pustaka, metode, hasil, dan
kesimpulan.

3. Bahasa: Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan singkat, hindari


penggunaan kata-kata yang sulit dan tidak jelas. Hindari juga penggunaan
bahasa yang kasar atau tidak sopan.

4. Etika: Perhatikan etika dalam penulisan makalah, seperti menyertakan sumber


referensi dengan benar, tidak melakukan plagiarisme, dan tidak
mencantumkan nama pasien atau identitas yang dapat mengidentifikasi pasien.

5. Kontribusi: Jelaskan kontribusi dan pentingnya makalah dalam bidang


keperawatan anak, serta saran atau rekomendasi untuk pengembangan lebih
lanjut.

Dengan memperhatikan saran-saran tersebut, diharapkan makalah tentang MTBS,


Praktikum Therpy Insulin, Pemberian Obat serta Mengatasi Kejang pada anak dapat
menjadi sumber informasi dan acuan yang bermanfaat bagi perawat dan tenaga
kesehatan lainnya dalam memberikan perawatan pada pasien anak dengan aman dan
efektif.

16
DAFTAR PUSTAKA

KEGIATAN PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) KOTA


PALANGKA RAYA TAHUN 2017 – Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya (Materi)

https://pkmsukamakmur.acehtenggarakab.go.id/media/2022.10/sop_mtbs1.docx (SOP MTBS)

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4413396/ (Materi Therapy Insulin)

https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-14743-LAMPIRAN
%201%20SOP.Image.Marked.pdf (SOP Therapy Insulin)

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2697/BAB%20II.pdf (Materi Pemberian


Obat)

http://ngurahjayaantara.blogspot.com/2013/12/sop-pemberian-obat-oral-pada-anak.html ( SOP )

https://www.alodokter.com/pertolongan-pertama-saat-melihat-si-kecil-kejang-demam (Materi)

https://dokumen.tips/documents/sop-kejang-demam.html?page=1 (SOP)

17

Anda mungkin juga menyukai