Anda di halaman 1dari 17

MANAGEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS )

Diajukan untuk memenuhi tugas keperawatan komunitas

Disusun oleh :

Aditya
Amelia maharani
Epa musdalifah
Kiki Kaniawati
Naufal fiqran
Nani
Putri

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN YPIB MAJALENGKA


PROGRAM S1 KEPERAWATAN
Jalan Gerakan koperasi No.003 Majalengka
2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-


Nya kami masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. 
Makalah yang berjudul ”MTBS
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para m
ahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dan
semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasisw
a, masyarakat, dan pembaca.

Majalengka, 20 Desember 2020       


                                                                                                          

  Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA  PENGANTAR .........................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB 1  PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ........................................................................................................1
1.2.Rumusan  Masalah ..................................................................................................1
1.3.Tujuan  Penulisan ....................................................................................................1
BAB II  PEMBAHASAN
2.1.Pengertian MTBS ...................................................................................................2
2.2.Pelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun ..............................2
2.3.Penilaian Dan Klasifikasi Bayi  Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun ............................3
2.4.Tindakan Dan Pengobatan ......................................................................................10
2.5.Konseling Bagi Ibu .................................................................................................12
2.6.Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut .................................................12
BAB III. PENUTUP
3.1.Kesimpulan .............................................................................................................13
3.2.Saran .......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakang
Bank Dunia tahun 1993 melaporkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah
intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh
ISPA, diare, campak, malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi dari keadaan
tersebut. MTBS yang diperkenalkan WHO dan UNICEF di Indonesia pada tahun 1997.
Penerapan MTBS diharapkan tenaga kesehatan dibekalli cara untuk mengenali seecara dini dan
cepat semua gejala anak sakitsehingga dapat ditentukan apakah anak sakit ringan berat dan perlu
rujukan. Jika penyakitnya tidak parah petugas dapat memberikan pengobatan/tindakan sesuai
pedoman MTBS dan diuraikan juga tentang konseling dan tindak lanjut.
Perubahan dalam tatalaksana MTBS untuk umur 2 bulan sampai 5 tahun secara singkat
dirangkum yakni perubahan jenis antibiotika pada pelaksanaan pneumonia, penggunaan tablet
Zinc dan oralit asmolaritas rendah pada diare, tatalaksana malaria, penentuan status gizi dengan
berat badan menurut tinggi/panjang badan antara anak laki-lakidan perempuan, penggunaan
Albendazole sebagai obat kecacingan, tatalaksana masalah gizi dan anemia dan perubahan jadwal
imunisasi. Penerapan MTBS akan efektif jika ibu/keluarga segera membawa balita sakit ke
petugas kesehatan yang terlatihserta mendapatkan pengobatan yang tepat. Jika ibu dan keluarga
tidak membawa anaknya kefasilitas kesehatan sampai sakitnya menjadi parah mungkin anak itu
akan meninggal karena penyakitnya. 

1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian MTBS ?
2.      Bagaimana Pelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun ?
3.      Bagaimana Penilaian Dan Klasifikasi Bayi  Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun ?
4.      Bagaimana Tindakan Dan Pengobatan ?
5.      Bagaimana Konseling Bagi Ibu ?
6.      Bagaimana Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut ?

1.3.Tujuan
1.      Untuk mengetahuiPengertian MTBS
2.      Untuk mengetahuiPelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun
3.      Untuk mengetahuiPenilaian Dan Klasifikasi Bayi  Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun
4.      Untuk mengetahuiTindakan Dan Pengobatan
5.      Untuk mengetahuiKonseling Bagi Ibu
6.      Untuk mengetahuiKunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian MTBS

Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) adalah  modul yang


menjelaskan secara rinci cara menerapkan proses
keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang  kefasilitas rawat jalan.
Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan preventif. Sekitar 70%
kematian anak dibawah 5 tahun disebabkan oleh pneumonia, diare, malaria, campak,
dan malnutrisi. Di Indonesia, angka kematian bayi (AKB) 50/1000 kelahiran hidup,
dan angka kematian anak balita (AKABA) 64/1000 kelahiran hidup (Surkesnas, 2001).
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan dalam
tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar
yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga,
malnutrisi, dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan
konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak
balita serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut (Pedoman Penerapan Manajemen
Terpadu Balita Sakit di Puskesmas, Modul-7. 2004). Balita (bawah lima tahun) yaitu anak umur
0-5 tahun (tidak termasuk umur 5 tahun) (MTBS, Modul 1, 2004).

2.2.Pelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun

Hampir semua fasilitas kesehatan mempunyai prosedur untuk pendaftaran dan penentuan
apakah anak sakit atau alasan lain misalkan kunjungan anak sehat, kunjungan imunisasi atau
kunjungan untuk perawatan cedera akibat kecelakaan. Pemilihan bagan tergantung dari
pengelompokan umur dan kunjungan pertama atau lanjutan. Tentukan anak dalam kelompok
mana umur 2 bulan sampai 5 tahun (sebelum ulang tahun ke 5) atau bayi muda umur 2 bulan.
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah-
langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya
1.    Penilaian dan klasifikasi
2.    Tindakan dan Pengobatan
3.    Konseling bagi ibu
4.    Pelayanan Tindak lanjut

Pemahaman tentang :
1.        Penilaian berarti melakukanpenilaian dengan cara anamnesisdan pemeriksaan
fisikKlasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakitatau
masalah serta tingkat keparahannya dan merupakan suatukategori untuk
menentukantindakan bukan sebagai diagnosisspesifik penyakit
2.         Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan difasilitas
kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.

2
3.         Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencangkup bertanya, mendengar jawaban
ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu memecahkan masalah dan mengecek
pemahaman
4.         Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang
untuk kunjungan ulang
Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatatan” untuk Bayi umur 2 bulan sampai 5
tahun
a.          Memeriksa tanda bahaya umum kemungkinan tidak bisa minum atau menyusui, memuntahkan
semuanya, kejang, latargis atau tidak sadar
b.         Menanyakan empat keluhan utama yaitu batuk atau sukar bernapas, diare,
demam dan masalah telinga
               c.     Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi
               d.     Memeriksa dan klasifikasi anemia
               e.      Memeriksa status imunisasi dan pemberian Vitamin Adan menentukan
apakah anak membutuhkan imunisasi dan vitamin A pada kunjungan tersebut
                f.     Menilai masalah atau keluhan lain yang dihadapi anak

2.3.Penilaian Dan Klasifikasi Bayi  Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun


Langkah- langkah pada bagan penilaian dan klasifikasi menggambarkan apa yang harus
dilakukan apabila seorang anak dibawa keklinik dan bagan ini tidak digunakan bagi anak sehat
yang imunisasi atau bagi anak dengan keracunan, kecelakaan atau luka bakar.
Klasifikasi  bukan merupakan diagnosis tapi merupakan indikator yang menuju ke arah
diagnostik klinik
Lajur warna klasifikasi :
Lajur Merah : kondisi yang harus segera dirujuk
Lajur Kuning : kondisi yang memerlukan tindakan khusus
Lajur Hijau : kondisi yang tidak memerlukan tindakan khusus tetapi penyuluhan pada ibu
Menggunakan keterampilan TANYA, LIHAT, DENGAR dan RABA
1.      Menanyakan masalah anaknya
Tanyakan umur anak untuk menentukan bagan penilaian dan klasifikasi sesuai dengan kelompok
umur, lakukan pemeriksaan BB, PB/TB dan suhu
Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya dan tentukan ini kunjungan pertama
atau ulang

2.      Memeriksa tanda bahaya umum


Tanda bahaya umum adalah :
a.       Apakah anak tidak bisa minum atau menyusu
b.      Apakah anak selalu memuntahkan semua sama sekali tidak dapat menelan apapun.
c.       Apakah anak kejang, pada saat kejang lengan dan kaki anak menjadi kaku karena otot-ototnya
berkontraksi
d.      Apakah anak letargis atau tidak sadar tidak bereaksi ketika disentuh, digoyangkan atau bertepuk
tangan

3.      Batuk atau sukar bernapas


Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi pada bagian mana saja dari saluran pernapasan seperti
hidung, tenggorokan, laring, trakea, saluran udara atau paru
Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita Pneumonia atau infeksi saluran
pernapasan berat lainnya.
Menilai batuk atau sukar bernapas:

3
a.       Apakah anak sukar bernapas dimana pola pernapasan yang tidak biasa cepat atau berbunyi atau
terputus-putus dan sudah berapa lama; jika lebih 3 minggu berarti batuk kronis, kemungkinanan
TBC, asma , batuk rejan
b.      Hitung napas dalam 1 menit pada bayi tenang
Jika umur anak 2 sampai 12 bulan dikatakan bernapas cepat jika frekuensi 50 kali permenit atau
lebih dan jika umur anak 12 bulan sampai 5 tahun dikatakan bernapas cepat 40 kali permenit.
c.       Amati gerak napas pada dada atau perut anak itu, dinding dada bagian bawah masuk ke dalam
ketika anak menarik napas.
d.      Dengar adanya stridor bunyi yang kasar saat anak menarik napas dan stridor terjadi apabila ada
pembengkakan pada laring, trakea sehingga menyebabkan sumbatan masuknya udara kedalam
paru-paru

KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS

Tanda dan Gejala Klasifikasi


         Ada tanda bahaya umum ATAU PNEUMONIA BERAT ATAU
         Tarikan dinding dada ke dalam PENYAKIT SANGAT BERAT
ATAU
         Stridor
         Napas cepat PNEUMONIA
Tidak ada tanda pneumonia atau BATUK BUKAN PNEUMONIA
penyakit sangat berat

4.      Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan
frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Diare terjadi apabila tinja mengandung
air yang lebih banyak dari normal. Sebagian besar diare yang menyebabkan dehidrasi berat
adalah diare karena kolera. Jika diare berlangsung selama 1 hari atau lebih disebut DIARE
PERSISTEN dan diare denagn darah dalam tinja dengan atau tanpa lendir disebut DISENTERI
yang disebabkan oleh shigella
Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis atau
tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung anak malas minum jika ia
lemah dan tidak bisa minum tanpa dibantudan jika dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau
sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu
kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera.

4
KLASIFIKASI DERAJAT DEHIDRASI

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : DIARE DEHIDRASI BERAT
         Letargis atau tidak sadar
         Mata Cekung
         Tidak bisa minum atau malas minum
         Cubitan kulit perut kembalinya sangat
lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : DIARE DEHIDRASI RINGAN
         Gelisah atau rewel /SEDANG
         Mata Cekung
         Haus minum dengan lahap
         Cubitan kulit perut kembali lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau DIARE TANPA DEHIDRASI
ringan/sedang

KLASIFIKASI DIARE PERSISTEN

Ada dehidrasi DIARE PERSISTEN BERAT


Tanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN

KLAIFIKASI DISENTRI

Darah dalam tinja DISENTRI

5.      Demam
Anak dengan demam mungkin menderuta malaria, campak, demam berdarah atau penyakit berat
lainnya
a.       Malaria
Demam merupakan tanda utama malaria dan anak dengan malaria mungkin menderita anemia
kronis. Malaria berat adalah malaria dengan komplikasi seperti malaria serebral atau anemia
berat.Harus mengetahui risiko malaria di daerah anda tinggi, rendah, atau tanpa resiko.Pada risiko
rendah tanyakan apakah anak dapat berkunjung keluar dalam 2 minggu terakhir. dan pemeriksaan
malaria dapat dilakukan dengan alat diagnostik cepat, praktis dan tepat. Ambil sediaan darah
periksa RDT jika belum dalam 28 hari dan periksa mikroskopis darah jika pernah dilakukan RDT
dalam 28 hari terakhir (tidak dilakukan untuk daerah tanpa resiko malaria)
Kemudian lanjutkan penilaian anak demam
         Sudah berapa lama anak itu demam
         Jika lebih dari 7 hari apakah demam setiap hari
         Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir
         Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir
         Apakah ada kaku kuduk
         Apakah ada pilek
         Lihat ada tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari batuk,
pilek atau mata merah
b.      Campak
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda utama campak. Campak disebabkan
oleh virus yang merusak sistem kekebalan.

5
Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir periksa adanya gejala
komplikasi campak seperti : luka dimulut, nanah pada mata dan kekeruhan pada kornea
c.       Demam Berdarah Dengue
DBD adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah kasus maupun
daerah yang terjangkit cenderung meningkat. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari.
         Apakah anak mengalami bintik merah dikulit atau perdarahan akibat  trombositopeni.
Perdarahan dari hidung dan gusi sangat dimungkinkan disebabkan DBD
         Apakah sering muntah bercampur darah /berwarna kopi
         Apakah beraknya berwarna hitam
         Apakah ada nyeri ulu hati
         Apakah ada tanda syok ujung ekstermitas teraba dingin, nadi teraba lemah atau tidak teraba.
         Bintik perdarahan di kulit (petekie)
         Uji torniket (+) ditemukan sebanyak 10 /lebih petekie pada daerah seluas diameter 2,8 cm

KLASIFIKASI RISIKO TINGGI MALARIA

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda bahaya umum PENYAKIT BERAT DENGAN
Kaku kuduk DEMAM
Demam (pada anamnesa atau MALARIA
teraba panas atau suhu ≥ 37,5C)
Rapid Diagnostic test (RDT)
positif
Demam (pada anamnesa atau DEMAM MUNGKIN BUKAN
teraba panas atau suhu ≥ 37,5C) MALARIA
Rapid Diagnostic test (RDT)
negatif

KLASIFIKASI RISIKO RENDAH MALARIA

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda bahaya umum PENYAKIT BERAT DENGAN
Kaku kuduk DEMAM
Tidak ada pilek dan MALARIA
Tidak ada campak
Tidak ada penyebab lain dari
demam
Ada pilek atau DEMAM MUNGKIN BUKAN
Ada campak atau MALARIA
Ada penyebab lain dari demam

KLASIFIKASI TANPA RISIKO  MALARIA

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda bahaya umum atau PENYAKIT BERAT DENGAN
Kaku kuduk DEMAM
Tidak ada tanda bahaya umum DEMAM BUKAN MALARIA
atau tidak ada kaku kuduk

6
KLASIFIKASI DEMAM UNTUK CAMPAK

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda bahaya umum ATAU CAMPAK DENGAN
Kekeruhan pada kornea mata KOMPLIKASI BERAT
ATAU
Lika dimulut yang dalam atau luas
Mata bernanah ATAU CAMPAK DENGAN
Luka dimulut KOMPLIKASI PADA MATA
DAN/MULUT
Tidak ada tanda-tanda diatas CAMPAK

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK DBD

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda –tanda syok atau gelisah DBD
ATAU
Muntah bercampur darah/seperti
kopi  ATAU
Berak berwarna hitam ATAU
Bintik-bintik perdarahan dikulit
(petekie) dan uji torniket positif
ATAU
Sering muntah ATAU

Demam mendadak tinggi dan terus- MUNGKIN DBD


menerus ATAU
Nyeri ulu hati atau gelisah ATAU
Bintik perdarahan di kulit

Tidak ada tanda-tanda diatas DEMAM MUNGKIN BUKAN


DBD

6.      Masalah telinga
Jika anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga yang
menyebabkan nyeri dan sering kali demam dan jika tidak diobati gendang telinga mungkin pecah.
         Tanyakan apakah telinga anaknya sakit jika sakit ada infeksi telinga
         Adakah nanah /cairan yang keluar dari telinga merupakan tanda infeksi dan tanyakan sudah
berapa lama
         Lihat adanya cairan /nanah keluar dari telinga
         Raba adanya pembengkakan yang nyeri dibelakang telinga

7
KLASIFIKASI MASALAH TELINGA

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Pembengkakan yang nyeri di MASTOIDITIS
belakang telinga
Tampak cairan /nanah dari telinga INFEKSI TELINGA AKUT
dan telah terjadi kurang dari 14
hari ATAU
Nyeri telinga

Tampak cairan /nanah dari telinga INFEKSI TELINGA KRONIS


dan telah terjadi selama dari 14
hari ATAU lebih
Nyeri telinga

Tidak sakit telinga DAN tidak ada TIDAK ADA INFEKSI TELINGA
cairan/nanah keluar dari telinga

7.      Memeriksa Status Gizi


Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis penyakit dan
kematian. Menilai status gizi
         Apakah anak kurus nampak tidak berlemak, seperti tulang dibungkus kulit (marasmus)
         Raba pembengkakan pada kedua punggung kaki  akibat dari sejumlah besar cairan terkumpul
dalam jaringan tubuh anak (kwashiokor)
         Tentukan BB menurut panjang badan atau tinggi badan, apakah
-          BB/PB <-3 SD
-          BB/PB ≥ -3 SD - <-2 SD
-          BB/PB -2 SD - +2 SD
Menggunakan indikator
-          > +3 SD : obesitas
-          >+ 2 SD : gemuk
-          >+1 SD  : risiko gemuk
-          O            : median gizi baik
-          < -1 SD  : normal atau gizi baik
-          <-2 SD   : kurus atau gizi kurang
-          < -3 SD   : sangat kurus atau gizi buruk

8
KLASIFIKASI STATUS GIZI

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Badan sangat kurus ATAU SANGAT KURUS DAN ATAU
BB/PB (TB) < -3 SD ATAU ANEMIA
Bengkak pada kedua punggung
kaki
Badan kurus ATAU KURUS
BB/PB (TB) ≥ -3 SD - < -2 SD

BB/PB (TB) – 2 SD - + 2 SD DAN NORMAL


Tidak ditemukan tanda-tanda
kelainan gizi diatas

8.      Anemia
Kekurangan zat besi pada makanan dapat menyebabkan anemia atau dari penyakit malaria yang
dapat menghancurkan sel darah merah dan parasit seperti cacing yang dapat terjadi perdarahan
Menilai Anemia
         Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan yang merupakan tanda anemia dan bandingkan
telapak tangan anak dengan telapak tangan anda dikatakan agak pucat jika kulit telapak tangan
anak itu pucat dan dikatakan sangat pucat jika telapak tangan kelihatan putih. Kepucatan dapat
dilihat juga melalui konjungtiva
KLASIFIKASI ANEMIA

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Telapak tangan sangat pucat  ANEMIA BERAT
Telapak tangan agak pucat ANEMIA
Tidak ditemukan tanda kepucatan TIDAK ANEMIA
pada telapak tangan

9.      Status Imunisasi Anak


Sesudah diterbitkannya SK Menkes RI no 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang pedoman
penyelenggaraan imunisasi, jadwalpemberian imunisasi berbeda untuk kelahiran di rumah dan
sarana kesehatan dimana vaksin DPT dan Hepatitis B tercampur dalam satu suntikan yang disebut
combo

JADWAL IMUNISASI DI RUMAH

UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT


0-7 hari HB 0 Rumah
1 bulan BCG, Polio 1 Posyandu
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 Posyandu
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 Posyandu
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 Posyandu
9 bulan Campak Posyandu

9
JADWAL IMUNISASI DI TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN

UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT


0 hari HB 0, BCG, Polio 1 RS/RB/Bidan
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 RS/RB/Bidan
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 RS/RB/Bidan
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 RS/RB/Bidan
9 bulan Campak RS/RB/Bidan

10.  Pemberian Vitamin A
Untuk pemberian Vitamin A periksa status pemberian vitamin A pada semua anak yang berumur
6 bulan – 5 tahun dan catat pada kolom KMS, tidak ada kontraindikasi

JADWAL PEMBERIAN VITAMIN A


Pemberian setiap Pebruari dan Agustus
Umur 6 bulan – 11 bulan : 100.000 IU (warna biru)
Umur 12 bulan-5 tahun    : 200.000 IU (warna merah)

2.4.Tindakan Dan Pengobatan


1.      Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera
Rujukan untuk klasifikasi berat dengan lajur berwarna merah muda
-          Pneumonia berat/penyakit berat
-          Diare dehidrasi berat
-          Diare persisten berat
-          Penyakit berat dengan demam
-          Campak dengan komplikasi berat
-          DBD
-          Mastoiditis
-          Sangat kurus dan atau edema
-          Anemia berat

2.      Menentukan tindakan /pengobatan pra rujukan


Bila anak memerlukan rujukan segera harus cepat ditentukan tindakan yang paling dibutuhkan
dan segera diberikan
-          Beri dosis pertama antibiotik
-          Beri dosis suntikan artemeter untuk malaria berat (daerah risiko tinggi atau rendah)
-          Beri dosis pertama vitamin A
-          Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok
-          Cegah agar gula darah tidakturun(termasuk pemberian ASI, susu atau air gula)
-          Beri dosis pertama suntikan antibiotik
-          Beri dosis pertama obat antimalaria oral
-          Beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi (38,5C atau lebih) atau nyeri akibat
mastoiditis
-          Beri tetes /salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol tanpa kortikosteroid (bila ada kekeruhan
kornea atau mata bernanah)
-          Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke RS

10
3.      Merujuk anak
-          Menjelaskan pentingnya rujukan dan minta persetujuan untuk membawa anaknya ke RS
-          Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah
-          Tulis surat rujukan untuk dibawa ke RS
-          Membawa peralatan yang diperlukan selama perjalanan ke RS
4.      Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan
Anak yang tidak memerlukan rujukan dapat ditangani di klinik saudara yaitu yang mempunyai
klasifikasi sebagai berikut:
-          Batuk : bukan pneumonia
-          Diare dehidrasi ringan /sedang
-          Diare tanpa dehidrasi
-          Diare persisten
-          Anemia
-          Kurus
-          Infeksi telinga kronis
-          Demam : bukan DBD
-          Demam : bukan malaria
-          Campak dengan komplikasi dimulut dan mata

Tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan


a.       Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosisnya dan jadwal pemberian
-       Memberi antibiotik oral yang sesuai
-       Memberi obat anti malaria artemisin combination therapi (ACT)
-       Parasetamol pada demam tinggi > 38.5 C dan nyeri telinga
-       Memberi vit A pada campak tanpa komplikasihanya pada hari 1 sebagai suplemen pada semua
balita umur 6 bulan. Kapsul biru(100.000 IU) pada umur 6 bln – 11 bulan, kapsul merah(200.000
IU) pada umur 12 bulan – 5 tahun. Diberikan setiap 6 bulan sekali (Pebruari dan Agustus)
-       Memberi Zat besi dalam bentuk tablet dan sirup

b.      Memberikan cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makanan
(Zinc adalah zat mikroyang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan dan zinc sangat diperlukan
dalam proses kesembuhan) kecuali pada bayi muda
-       Rencana terapi A (penanganan diare dirumah) diare tanpa dehidrasi dengan memberi cairan
semaunya, beri tablet zinc, lanjutkan pemberian makan, dan kunjungan ulang
-       Rencana terapi B (penanganan dehidrasi ringan /sedang dengan oralit) dengan pemberian oralit
3 jam pertama dan segera dirujuk
-       Rencana terapi C (penanganan di RS)  dengan rehidrasimelalui intravena/menggunakanpipa
nasogastrik pada dehidrasi berat
-       Menangani diare persisiten dengan memerlukan makanan khusus
-       Mengobati disentri yaitu dengan kotrimoksasol/asam nalidiksat
-       Tindakan dan pengobatan infeksi lokal salep mata dengan tetrasiklin/kloramfenikol,
mengeringkan telinga dengan kertas penyerap, luka dimulut dengan Gentian violet
-       Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan

5.    Kunjungan ulang

11
2.5.Konseling Bagi Ibu

Sangat penting menyediakan waktu untuk menasehati ibu dengan cermat dan
menyeluruh. Konseling memerlukan keterampilan komunikasi, menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti dan mengecek pemahaman ibu. Konseling yang dapat diberikan:
a.       Mengajari ibu cara pemberian obat dirumah
b.      Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal dirumah
c.       Mengajari ibu cara mencampur dan memberi oralit
d.      Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit
e.       Menilai cara pemberian makan anak
f.       Menentukan masalah pemberian makan anak
g.      Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan anak
h.      Menasehati ibu tentang pemberian cairan selama anak sakit
i.        Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan

2.6.Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut

Untuk kunjungan ulang gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai klasifikasi
sebelumnya
Jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian klasifikasidan tindakan terhadap
masalah baru tersebut seperti pada bagan PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN
TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
*Kunjungan ulang sesudah 2 hari pada
masalah :
a.       Pneumonia
b.      Diare persisiten
c.       Disentri
d.      Malaria, Demam mungkin bukan malaria
e.       Demam bukan malaria
f.       Campak dengan komplikasi pada mata dan mulut
g.      MungkinDBD,Demam mungkin bukan DBD
h.      Infeksi telinga akut

* Kunjungan ulang setelah 5 hari


- Infeksi telinga kronis
- Masalah pemberian makan

*Kunjungan ulang setelah 14 hari


-       Anak kurus
-       Anemia

12
BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
            Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan pelayanan terhadap
balita sakit yang dikembangkan oleh WHO.Dengan MTBS dapat ditangani secara lengkap
kondisi kesehatan balita pada tingkat pelayanan kesehatan dasar, yang memfokuskan secara
integrative aspek kuratif, preventif dan promotif termasuk pemberian nasihat kepada ibu sebagai
bagian dari pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan anak.Pemberian antibiotika
sangat selektif sesuai klasifikasi dan dapat dan dapat membatasi beberapa klasifikasi yang
akhirnya dapat menekan biaya pengobatan.Melihat keunggulan tersebut maka dapatlah
dimengerti mengapa Indonesia termasuk salah satu pengguna dini dari pendekatan MTBS ini,
bahkan Indonesia sekarang sudah sampai tahap pemantapan implementasi.

B.       Saran
            Dengan mengetahui manajemen terpadu balita sakit/MTBS
bisa melaksanakan pelayanan dalam menangani balita sakit yang
datang kefasilitas rawatjalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif,
tapi promotif dan preventif.

13
DAFTAR PUSTAKA

MTBS modul-4, BaktiHusada/Indonesia Sehat 2010, DepartemenKes RI & World Health


Organization 2002.
Bukubagan MTBS, BaktiHusada/Indonesia sehat 2010, DepartemenKes RI & World Health
Organization 2002.
Aprilia Asri R, S. Kep, Ners. Diktat Kuliah Keperawatan Anak 1. 2011                      
https://www.google.com/url?.files.wordpress.com%2F2013%2F01%2Fmtbs-2-bulan-5-tahun-
doc.

14

Anda mungkin juga menyukai