Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 7 Kelas 2A
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Pengertian Manajamen Terpadu Balita Sakit (MTBS) 3
2.2 Tujuan MTBS 3
BAB III PEMBAHASAN 4
3.1 Penilaian dan Klasifikasi 4
3.2 Tindakan dan Pengobatan 7
3.3 Konseling bagi Ibu 7
3.4 Pelayanan Tindak Lanjut 10
BAB IV PENUTUP 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LEMBAR PERSETUJUAN 20
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
membawa anaknya kefasilitas kesehatan sampai sakitnya menjadi parah
mungkin anak itu akan meninggal karena penyakitnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
5. Memeriksa anemia
6. Memeriksa status imunisasi anak
7. Memeriksa pemberian vitamin A
Penilaian dan klasifikasi penyakit harus melaksanakan pemeriksaan tanda bahaya
umum. Tanda bahaya umum dapat terjadi pada penyakit apapun dan tidak dapat
membantu menetukan penyakit secara spesifik. Hanya dengan satu tanda bahaya
umum saja, belum cukup untuk menunjukkan bahwa penyakit ini berat, sehingga
sebelum melakukan penilaian terhadap setiap penyakit, penting memeriksa
beberapa tanda bahaya umum seperti tidak bisa minum atau menyusui,
memuntahkan semuanya, kejang serta tidak sadarkan diri.
3.1.1 Penilaian dan Klasifikasi Pneumonia
Biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri
Klasifikasi :
Klasifikasi berdasarkan ada tidaknya tanda bahaya tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam dan frekuensi napas.
Penilaian :
1. Tanyakan keluhan utama
a. Apakah anak penderita batuk dan sukar bernafas
b. Jika, iya tanyakan berapa lama dan periksa lebih lanjut
2. Lihat dan dengarkan
a. Hitung nafas dalam 1 menit
b. Perhatikan adanya tarikan dinding dada di kedalam
c. Dengarkan adanya stridor
d. Pastikan anak tenang
e. Periksa dengan pulse oxymeter (jika ada) untuk menilai saturasi
oksigem
7
GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
>90&
8
3.2 Tindakan dan Pengobatan
Setelah beberapa tahap kegiatan diatas, kemudian dilakukan kegiatan
untuk menentukan jenis tindakan atau pengobatan yang perlu dilakukan.
Tindakan ini berarti menentukan tindakan dan memberi pengaobatan di
fasilitas kesehatan yang sesuai. menentukan tindakan/pengobatan bagi
penyakit anak maka kolom tindakan harus dilengkapi mulai dari penilaian,
tanda/gejala, klasifikasi dan tindakan yang akan dilakukan. Langkahnya
adalah merujuk anak, memberikan obat yang sesuai, mengajari ibu cara
memberikan obat di rumah, mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di
rumah, nasehat perawatan di rumah tanpa obat dan meningkatkan kesehatan
anak.
9
a. Tanya dan dengar; mengajukan pertanyaan dan dengarkan jawaban ibu
dengan seksama untuk mengetahui tindakan yang telah dilakukan dengan
benar dan apa yang perlu ditambah.
b. Puji; berikan pujian atas tindakan yang benar yang telah dilakukan ibu.
c. Nasehati; menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh ibu untuk
memberikan nasehat.
d. Cek pemahaman; Mengajukan pertanyaan untuk mengetahui apa yang
telah dipahami dan apa yang perlu dijelaskan lebih lanjut.
1. Jika pemberian makan anak tidak sesuai dengan "Anjuran Makan untuk
Anak Sehat Maupun Sakit" :
a. Nasihati ibu cara pemberian makan sesuai kelompok umur anak
2. Jika ibu mengeluhkan kesulitan pemberian ASI, lakukan konseling
menyusui:
a. Lakukan penilaian cara ibu menyusui (lihat bagan Bayi Muda)
b. Tunjukkan pada ibu cara menyusui yang benar
c. Jika ditemukan masalah lakukan tindakan yang sesuai
3. Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat susu formula atau
makanan lain:
a. Anjurkan ibu untuk relaktasi:
10
b. Bangkitkan rasa percaya diri bahwa ibu mampu memproduksi ASI
sesuai kebutuhan anaknya
c. Susui bayi lebih sering, lebih lama, pagi, siang, maupun malam
d. Secara bertahap mengurangi pemberian susu formula atau makanan lain
4. Jika bayi berumur 6 bulan atau lebih dan ibu menggunakan botol untuk
memberikan susu pada anaknya
a. Minta ibu untuk mengganti botol dengan cangkir/mangkuk/gelas
b. Peragakan cara memberi susu dengan cangkir/mangkuk/gelas
c. Berikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) sesuai kelompok umur
5. Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu untuk:
a. Duduk di dekat anak, membujuk agar mau makan, jika perlu menyuapi
anak
b. Memberi anak porsi makan yang cukup dengan piring/mangkuk
tersendiri sesuai dengan kelompok umur
c. Memberi makanan kaya gizi yang disukai anak
6. Jika ibu merubah pemberian makan selama anak sakit:
a. Beritahu ibu untuk tidak merubah pemberian makan selama anak sakit
b. Nasihati ibu untuk memberi makanan sesuai kelompok umur dan kondisi
anak
11
a. Beri cairan tambahan (cairan apa saja atau oralit, asal tidak yang
berwarna merah atau coklat)
3.3.2 Konseling Pemberian Makan
Tanyakan tentang cara pemberian makan anak. bandingkan jawaban ibu
dengan anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit.
1. Apakah ibu menyusui anak ini?
a. Berapa kali sehari?
b. Apakah ibu menyusui juga pada malam hari?
2. Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain?
a. Makanan atau minuman apa?
b. Berapa kali sehari?
c. Alat apa yang digunakan untuk memberi makan/minum anak?
3. Jika anak gizi kurang atau gizi buruk tanpa komplikasi :
a. Berapa banyak makanan/minuman yang diberikan kepada anak?
b. Apakah anak mendapat porsi sendiri?
c. Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?
d. Makanan apa yang tersedia di rumah?
4. Selama anak sakit, apakah pemberian makanan berubah? Bila ya,
bagaimana?
12
1. Tanda bahaya umum
2. Lakukan penilaian untuk batuk atau sulit bernapas
Tindakan :
1. Jika ada tanda bahaya umum atau tarikan dinding dada ke dalam
beri :
a. 1 dosis antibiotik pra rujukan, lalu segera rujuk
2. Jika frekuensi napaf atau nafsu makan anak tidak menunjukkan
perbaikan, gantilah dengan antibiotik pilihan kedua dan anjurkan
ibu untuk kembali 2 hari, atau rujuk jika anak menderita campak
dalam 3 bulan terakhir.
3. Jika napas melambat dan nafsu makan membaik, lanjutkan
pemberian antibiotik hingga seluruhnya 3 hari.
13
ibu cara memberi obat di rumah. Ibu diminta untuk
membawa anak kembali dalam waktu 2 hari.
c. Jika anak telah mendapat antibiotik dan saudara tidak punya
antibiotik lain yang sesuai, rujuk anak ke rumah sakit. Jika
anak dengan pneumonia, juga menderita campak dalam 3 bulan
terakhir, rujuk anak ke rumah sakit.
2. Jika anak harus melanjutkan pengobatan antibiotik hingga
seluruhnya 3 hari, pastikan ibu mengerti pentingnya menghabiskan
obat tersebut walaupun keadaan anak membaik.
Tanyakan :
1. Apakah diare sudah berhenti?
Tindakan :
1. Jika diare belum berhenti, lakukan penilaian ulang lengkap. Beri
pengobatan yang sesuai, selanjutnya rujuk. Jika diare persisren
berkelanjutan, pikirkan penyebab lain, misalnya : HIV/AIDS
2. Jika diare sudah berhenti, nasihati ibu untuk menerapkan
anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit sesuai dengan
kelompok umur.
Tanyakan :
1. Apakah BAB berkurang?
2. Apakah jumlah darah dalam tinja berkurang?
14
3. Apakah nafsu makan anak membaik?
Periksa :
1. (lihat bagan penilaian dan klasifikasi)
Tindakan :
1. Jika mengalami dehidrasi, atasi dehidrasi
2. Jika frekuensi BAB, jumlah darah dalam tinja atau nafsu makan
tetap atau memburuk : ganti dengan antibiotik oral pilihan
kedua untuk Shigela.
3. Beri untuk 5 hari. Anjurkan ibu kembali dalam 2 hari.
4. Jika 2 hari, pemberian antibiotika pilihan ke 2 tidak membaik,
ganti dengan metronidazol, tanpa pemeriksaan lab sebelumnya.
Jika anak :
1. Berumur kurang dari 12 bulan
2. Mengalami dehidrasi pada kunjungan pertama
3. Menderita campak dalam 3 bulan terakhir.
(Point 1-3 segera rujuk)
4. Jika BAB berkurang, jumlah darah dalam tinja berkurang dan
nafsu makan membaik, lanjut pemberian antibiotik yang sama
hingga selesai.
Jika anak dengan disenteri belum menunjukkan perbaikan setelah
diobati dengan antibiotik pilihan kedua selama 2 hari, mungkin anak
menderita amubiasis, obati dengan metronidazol (jika tersedia) atau
rujuk. Kepastian diagnosis amubiasis hanya bisa dilakukan apabila
trophozoite dari E. histolytice yang berisi sel-sel darah merah terlihat
dalam sediaan tinja segar.
3.4.4 Malaria (Daerah Resiko Tinggi atau Resiko Rendah)
Jika tetap demam setelah minum obat anti malaria 3 hari berturut-turut.
Periksa : lakukan penilaian ulang untuk malaria dan cari penyebab lain
dari demam
Tindakan:
15
1. Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
2. Jika ada PENYEBAB LAIN DARI DEMAM selain malaria, beri
pengobatan. Bila satu satunya penyebab demam periksa sediaan
darah.
3. Jika positip falsifarum, vivax atau ada infeksi campuran (mixed),
beri obat anti malaria oral pilihan obat kedua jika tetap demam
dengan pengobatan RUJUK.
4. Jika anak tetap demam 7 hari RUJUK untuk pemeriksaan lebih
lanjut.
16
Sesudah 2 hari, (Mungkin bukan DBD)
Periksa :
1. Lakukan penilaian ulang untuk demam, jika tetap demam.
2. Cari penyebab lain dari demam
Tindakan :
1. Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk perlakukan
sebagai penyakit berat dengan demam
2. Jika ada penyebab lain dari demam selain demam, beri
pengobatan
3. Jika ada tanda-tanda DBD, perlakukan sebagai DBD
4. Jika tetap demam >7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan
Periksa :
1. Lakukan penilaian
2. Periksa mata, bernanah? Apakah nanah bertambah banyak?
3. Periksa pusar, apakah merah atau keluar nanah? Apakah meluas?
Tindakan :
1. Jika menetap atau bertambah parah, rujuk segera
2. Jika membaik
a. Untuk luka dimulut tetap atau membaik lanjutkan pengobatan
dengan 0.25% gentian violet hingga seluruhnya 5 hari.
b. Untuk mata bernanah, lanjutkan obat tetes atau salep mata
sampai nanah hilang, jika tidak bernanah dan tidak merah
hentikan pengobatan, dan puji ibu.
17
Sesudah 5 hari untuk infeksi telinga kronis
Periksa :
1. Lakukan penlaian ulang masalah telinga
2. Ukur suhu tubuh anak
Tindakan :
1. Jika ada pembengkakak yang nyeri dibelakang telinga atau
demam tinggi (suhu >38.5) rujuk segera
2. Infeksi telinga akut : jika masih ada nyeri atau keluar nanah,
obati antibiotik selama 5 hari lanjutkan dengan mengeringkan
telinga. Kunjungan ulang 5 hari lagi
3. Infeksi telinga kronis : perhatikan cara ibu mengeringkan dengan
benar dan anjurkan dilanjutkan
4. Jika tidak ada lagi nyeri telinga atau tidak keluar nanah, pujilah
ibu; infeksi telinga akut, teruskan antibiotik oral sampai 5 hari;
infeksi telinga kronis, lanjutkan tetes telinga sampai 14 hari
5. Jika infeksi telinga berulang (3kali dalam 6 bulan), rujuk untuk
penilaian fungsi pendengaran.
Sesudah 14 hari
Periksa :
1. Lakukan penilaian lengkap
2. Teteapkan apakah berat badan menurut umur masih rendah?
3. Lakukan penilaian cara menyusui
4. Lakukan penilaian ulang cara pemberian makan
Tindakan :
1. Lakukan tindakan atau pengobatan sesuai klasifikasi yang
ditemukan. Jika BB menurut panjang : tinggi badan sudah berada
>-2SD
2. Jika berat badan menurut panjang : tinggi badan masih berada
18
antara –3 SD dan -2 SD: nasihati ibu untuk setiap masalah
pemberian makan yang dijumpai dan anjurkan anak kembali
setiap bulan sampai makannya membaik dan BB menurut
panjang : tinggi badan >-2 SD
3. Perhatian : jika anda tidak yakin akan ada perbaikan dalam cara
pemberian makan, atau berat anak terus menurun, rujuk
(mungkin TBC atau HIV)
Sesudah 7 hari
Tanyakan :
1. Masalah pemberian makan yang ditemukan ketika kunjungan
pertama
Periksa :
1. Lakukan penilaian ulang cara pemberian makan
Tindakan :
1. Nasihari ibu tentang masalah pemberian makan yang masih ada
atau yang baru dijumpai. Jika saudara menganjurkan suatu
perubahan mendasar dalam cara pemberian makan, minta ibu
melakukan kunjungan ulang 5 hari lagi untuk konseleing
pemberian makan
2. Jika gizi anak kurang, kembali setelah 30 hari untuk mengetahui
penambahan berat badan
3.4.10 Anemia
Sesudah 14 hari
Tindakan :
1. Beri zat besi. Nasihati ibu untuk kembali dalam 14 hari
2. Lanjutkan pemberian zat besi setiap 14 hari selama 2 bulan
3. Jika sesudah 2 bulan telapak tangan anak masih pucat, rujuk
19
untuk pemeriksaan lanjut
4. Jika sesudah 2 bulan telapak tangan anak tidak pucat, tidak
ada pengobatan tambahan.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
MTBS dilakukan pada bayi usia 2 bulan sampai dengan 5 tahun. Inti dari
kegitan MTBS adalah pengklasifikasian penyakit, penilaian status gizi,
pemberian imunisasi pada balita, pemberian konseling pada ibu tentang tata
cara pemberian obat di rumah, kunjungan ulang, penanganan tindak lanjut
(Depkes RI, 2007).
1.2 Saran
Selepasnya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan
pembahasan, oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LEMBAR PERSETUJUAN
22