Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga makalah tentan MTBS dapat selesai pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliahi. Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan
mahasiswa khususnya mahasiswa D3 Kebidanan. Dalam kesempatan ini kami selaku
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu
memberi bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah
ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Markanding, Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA  PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB 1  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan  Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan  Penulisan........................................................................................2
BAB II  PEMBAHASAN
2.1 Pengertian MTBS........................................................................................3
2.2 Pelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun................3
2.3 Penilaian Dan Klasifikasi Bayi  Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun...............4
2.4 Tindakan Dan Pengobatan........................................................................13
2.5 Konseling Bagi Ibu...................................................................................16
2.6 Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut..................................16
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................18
3.2 Saran.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bank Dunia tahun 1993 melaporkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
adalah intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang
disebabkan oleh ISPA, diare, campak, malaria, kurang gizi, yang sering merupakan
kombinasi dari keadaan tersebut. MTBS yang diperkenalkan WHO dan UNICEF di
Indonesia pada tahun 1997. Penerapan MTBS diharapkan tenaga kesehatan dibekalli
cara untuk mengenali seecara dini dan cepat semua gejala anak sakitsehingga dapat
ditentukan apakah anak sakit ringan berat dan perlu rujukan. Jika penyakitnya tidak
parah petugas dapat memberikan pengobatan/tindakan sesuai pedoman MTBS dan
diuraikan juga tentang konseling dan tindak lanjut.
Perubahan dalam tatalaksana MTBS untuk umur 2 bulan sampai 5 tahun secara
singkat dirangkum yakni perubahan jenis antibiotika pada pelaksanaan pneumonia,
penggunaan tablet Zinc dan oralit asmolaritas rendah pada diare, tatalaksana malaria,
penentuan status gizi dengan berat badan menurut tinggi/panjang badan antara anak
laki-lakidan perempuan, penggunaan Albendazole sebagai obat kecacingan, tatalaksana
masalah gizi dan anemia dan perubahan jadwal imunisasi. Penerapan MTBS akan
efektif jika ibu/keluarga segera membawa balita sakit ke petugas kesehatan yang
terlatihserta mendapatkan pengobatan yang tepat. Jika ibu dan keluarga tidak membawa
anaknya kefasilitas kesehatan sampai sakitnya menjadi parah mungkin anak itu akan
meninggal karena penyakitnya. 

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian MTBS ?
2. Bagaimana Pelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun ?
3. Bagaimana Penilaian Dan Klasifikasi Bayi  Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun ?
4. Bagaimana Tindakan Dan Pengobatan ?
5. Bagaimana Konseling Bagi Ibu ?
6. Bagaimana Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut ?

iv
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahuiPengertian MTBS.
2. Untuk mengetahuiPelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5
Tahun.
3. Untuk mengetahuiPenilaian Dan Klasifikasi Bayi  Umur 2 Bulan Sampai 5
Tahun.
4. Untuk mengetahuiTindakan Dan Pengobatan.
5. Untuk mengetahuiKonseling Bagi Ibu.
6. Untuk mengetahuiKunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian MTBS
Manajemen  terpadu  balita sakit (MTBS) adalah Modul yang menjelaskan secara
rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang
datang  ke fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif,
tapi promotif dan preventif. Sekitar 70% kematian anak dibawah 5 tahun disebabkan
oleh pneumonia, diare, malaria, campak, dan malnutrisi. Di Indonesia, angka
kematian bayi (AKB) 50/1000 kelahiran hidup, dan angka kematian anak balita
(AKABA) 64/1000 kelahiran hidup (Surkesnas, 2001).
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan dalam
tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan
dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria,
infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi,
pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk
menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan morbiditas karena
penyakit tersebut (Pedoman Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas,
Modul-7. 2004). Balita (bawah lima tahun) yaitu anak umur 0-5 tahun (tidak termasuk
umur 5 tahun) (MTBS, Modul 1, 2004).

2.2 Pelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun


Hampir semua fasilitas kesehatan mempunyai prosedur untuk pendaftaran dan
penentuan apakah anak sakit atau alasan lain misalkan kunjungan anak sehat, kunjungan
imunisasi atau kunjungan untuk perawatan cedera akibat kecelakaan. Pemilihan bagan
tergantung dari pengelompokan umur dan kunjungan pertama atau lanjutan. Tentukan
anak dalam kelompok mana umur 2 bulan sampai 5 tahun (sebelum ulang tahun ke 5)
atau bayi muda umur 2 bulan.
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan
langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya
1. Penilaian dan klasifikasi.

vi
2. Tindakan dan Pengobatan.
3. Konseling bagi ibu.
4. Pelayanan Tindak lanjut.
Pemahaman tentang :
1. Penilaian berarti melakukanpenilaian dengan cara anamnesisdan pemeriksaan fisik
Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah
serta tingkat keparahannya dan merupakan suatukategori untuk
menentukantindakan bukan sebagai diagnosisspesifik penyakit.
2. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan
difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
3. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencangkup bertanya,
mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu
memecahkan masalah dan mengecek pemahaman.
4. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat
anak datang untuk kunjungan ulang.
Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatatan” untuk Bayi umur 2 bulan
sampai 5 tahun :
a. Memeriksa tanda bahaya umum kemungkinan tidak bisa minum atau menyusui,
memuntahkan semuanya, kejang, latargis atau tidak sadar.
b. Menanyakan empat keluhan utama yaitu batuk atau sukar bernapas, diare, demam
dan masalah telinga.
c. Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi.
d. Memeriksa dan klasifikasi anemia.
e. Memeriksa status imunisasi dan pemberian Vitamin Adan menentukan apakah anak
membutuhkan imunisasi dan vitamin A pada kunjungan tersebut.
f. Menilai masalah atau keluhan lain yang dihadapi anak.

2.3 Penilaian Dan Klasifikasi Bayi  Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun


Langkah- langkah pada bagan penilaian dan klasifikasi menggambarkan apa yang
harus dilakukan apabila seorang anak dibawa keklinik dan bagan ini tidak digunakan
bagi anak sehat yang imunisasi atau bagi anak dengan keracunan, kecelakaan atau luka

vii
bakar. Klasifikasi  bukan merupakan diagnosis tapi merupakan indikator yang menuju
ke arah diagnostik klinik.
Lajur warna klasifikasi :
Lajur Merah : kondisi yang harus segera dirujuk.
Lajur Kuning : kondisi yang memerlukan tindakan khusus.
Lajur Hijau : kondisi yang tidak memerlukan tindakan khusus tetapi penyuluhan pada
ibu.
Menggunakan keterampilan TANYA, LIHAT, DENGAR dan RABA
1. Menanyakan masalah anaknya.
 Tanyakan umur anak untuk menentukan bagan penilaian dan klasifikasi sesuai
dengan kelompok umur, lakukan pemeriksaan BB, PB/TB dan suhu.
 Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya dan tentukan ini
kunjungan pertama atau ulang.
2. Memeriksa tanda bahaya umum.
Tanda bahaya umum adalah :
a. Apakah anak tidak bisa minum atau menyusu.
b. Apakah anak selalu memuntahkan semua sama sekali tidak dapat menelan
apapun.
c. Apakah anak kejang, pada saat kejang lengan dan kaki anak menjadi kaku
karena otot-ototnya berkontraksi.
d. Apakah anak letargis atau tidak sadar tidak bereaksi ketika disentuh,
digoyangkan atau bertepuk tangan.
3. Batuk atau sukar bernapas.
Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi pada bagian mana saja dari saluran
pernapasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakea, saluran udara atau paru – paru.
Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita Pneumonia atau infeksi
saluran pernapasan berat lainnya.
Menilai batuk atau sukar bernapas:
a. Apakah anak sukar bernapas dimana pola pernapasan yang tidak biasa cepat atau
berbunyi atau terputus-putus dan sudah berapa lama; jika lebih 3 minggu berarti
batuk kronis, kemungkinanan TBC, asma , batuk rejan.

viii
b. Hitung napas dalam 1 menit pada bayi tenang.
Jika umur anak 2 sampai 12 bulan dikatakan bernapas cepat jika frekuensi 50 kali
permenit atau lebih dan jika umur anak 12 bulan sampai 5 tahun dikatakan bernapas
cepat 40 kali permenit.
c. Amati gerak napas pada dada atau perut anak itu, dinding dada bagian bawah
masuk ke dalam ketika anak menarik napas.
d. Dengar adanya stridor bunyi yang kasar saat anak menarik napas dan stridor terjadi
apabila ada pembengkakan pada laring, trakea sehingga menyebabkan sumbatan
masuknya udara kedalam paru-paru.

KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS


Tanda dan Gejala Klasifikasi
·         Ada tanda bahaya umum ATAU PNEUMONIA BERAT ATAU
·         Tarikan dinding dada ke dalam ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT
·         Stridor
·         Napas cepat PNEUMONIA
Tidak ada tanda pneumonia atau penyakit BATUK BUKAN PNEUMONIA
sangat berat

5. Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya
dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Diare terjadi apabila tinja
mengandung air yang lebih banyak dari normal. Sebagian besar diare yang
menyebabkan dehidrasi berat adalah diare karena kolera. Jika diare berlangsung selama
1 hari atau lebih disebut DIARE PERSISTEN dan diare denagn darah dalam tinja
dengan atau tanpa lendir disebut DISENTERI yang disebabkan oleh shigella.
Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis
atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung anak malas
minum jika ia lemah dan tidak bisa minum tanpa dibantudan jika dicubit kulit akan
kembali dengan lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu

ix
jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2
detik), lambat atau segera.
KLASIFIKASI DERAJAT DEHIDRASI
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : DIARE DEHIDRASI BERAT
·         Letargis atau tidak sadar
·         Mata Cekung
·         Tidak bisa minum atau malas minum
·         Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : DIARE DEHIDRASI RINGAN
·         Gelisah atau rewel /SEDANG
·         Mata Cekung
·         Haus minum dengan lahap
·         Cubitan kulit perut kembali lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau ringan/sedang DIARE TANPA DEHIDRASI

KLASIFIKASI DIARE PERSISTEN


Ada dehidrasi DIARE PERSISTEN BERAT
Tanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN

KLASIFIKASI DISENTRI
Darah dalam tinja DISENTRI

6. Demam
Anak dengan demam mungkin menderuta malaria, campak, demam berdarah atau
penyakit berat lainnya.
a. Malaria
Demam merupakan tanda utama malaria dan anak dengan malaria mungkin
menderita anemia kronis. Malaria berat adalah malaria dengan komplikasi seperti
malaria serebral atau anemia berat.Harus mengetahui risiko malaria di daerah anda

x
tinggi, rendah, atau tanpa resiko.Pada risiko rendah tanyakan apakah anak dapat
berkunjung keluar dalam 2 minggu terakhir. dan pemeriksaan malaria dapat dilakukan
dengan alat diagnostik cepat, praktis dan tepat. Ambil sediaan darah periksa RDT jika
belum dalam 28 hari dan periksa mikroskopis darah jika pernah dilakukan RDT dalam
28 hari terakhir (tidak dilakukan untuk daerah tanpa resiko malaria).
Kemudian lanjutkan penilaian anak demam :
 Sudah berapa lama anak itu demam.
 Jika lebih dari 7 hari apakah demam setiap hari.
 Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir.
 Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir.
 Apakah ada kaku kuduk.
 Apakah ada pilek.
 Lihat ada tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari
batuk, pilek atau mata merah.
b. Campak
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda utama campak. Campak
disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan.
Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir periksa adanya
gejala komplikasi campak seperti : luka dimulut, nanah pada mata dan kekeruhan pada
kornea.
c. Demam Berdarah Dengue
DBD adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah
kasus maupun daerah yang terjangkit cenderung meningkat. DBD disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Lakukan penilaian untuk
DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari :
 Apakah anak mengalami bintik merah dikulit atau perdarahan
akibat  trombositopeni. Perdarahan dari hidung dan gusi sangat dimungkinkan
disebabkan DBD.
 Apakah sering muntah bercampur darah /berwarna kopi.
 Apakah beraknya berwarna hitam.

xi
 Apakah ada nyeri ulu hati.
 Apakah ada tanda syok ujung ekstermitas teraba dingin, nadi teraba lemah atau
tidak teraba.
 Bintik perdarahan di kulit (petekie).
 Uji torniket (+) ditemukan sebanyak 10 /lebih petekie pada daerah seluas diameter
2,8 cm.

KLASIFIKASI RISIKO TINGGI MALARIA


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum PENYAKIT BERAT DENGAN
Kaku kuduk DEMAM
Demam (pada anamnesa atau teraba panas atau MALARIA
suhu ≥ 37,5C)
Rapid Diagnostic test (RDT) positif
Demam (pada anamnesa atau teraba panas atau DEMAM MUNGKIN BUKAN
suhu ≥ 37,5C) MALARIA
Rapid Diagnostic test (RDT) negatif

KLASIFIKASI RISIKO RENDAH MALARIA


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum PENYAKIT BERAT DENGAN
Kaku kuduk DEMAM
Tidak ada pilek dan MALARIA
Tidak ada campak
Tidak ada penyebab lain dari demam
Ada pilek atau DEMAM MUNGKIN BUKAN
Ada campak atau MALARIA
Ada penyebab lain dari demam

xii
KLASIFIKASI TANPA RISIKO  MALARIA
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum atau PENYAKIT BERAT DENGAN
Kaku kuduk DEMAM
Tidak ada tanda bahaya umum atau tidak DEMAM BUKAN MALARIA
ada kaku kuduk

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK CAMPAK


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum ATAU CAMPAK DENGAN
Kekeruhan pada kornea mata ATAU KOMPLIKASI BERAT
Lika dimulut yang dalam atau luas
Mata bernanah ATAU CAMPAK DENGAN
Luka dimulut KOMPLIKASI PADA MATA
DAN/MULUT
Tidak ada tanda-tanda diatas CAMPAK

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK DBD


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda –tanda syok atau gelisah ATAU DBD
Muntah bercampur darah/seperti kopi  ATAU
Berak berwarna hitam ATAU
Bintik-bintik perdarahan dikulit (petekie) dan uji
torniket positif ATAU
Sering muntah ATAU
Demam mendadak tinggi dan terus-menerus ATAU MUNGKIN DBD
Nyeri ulu hati atau gelisah ATAU
Bintik perdarahan di kulit
Tidak ada tanda-tanda diatas DEMAM MUNGKIN BUKAN
DBD

xiii
7. Masalah telinga
Jika anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga
yang menyebabkan nyeri dan sering kali demam dan jika tidak diobati gendang telinga
mungkin pecah.
 Tanyakan apakah telinga anaknya sakit jika sakit ada infeksi telinga.
 Adakah nanah /cairan yang keluar dari telinga merupakan tanda infeksi dan
tanyakan sudah berapa lama.
 Lihat adanya cairan /nanah keluar dari telinga.
 Raba adanya pembengkakan yang nyeri dibelakang telinga.

KLASIFIKASI MASALAH TELINGA


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga MASTOIDITIS
Tampak cairan /nanah dari telinga dan telah terjadi INFEKSI TELINGA AKUT
kurang dari 14 hari ATAU Nyeri telinga
Tampak cairan /nanah dari telinga dan telah terjadi INFEKSI TELINGA KRONIS
selama dari 14 hari ATAU lebih Nyeri telinga
Tidak sakit telinga DAN tidak ada cairan/nanah TIDAK ADA INFEKSI
keluar dari telinga TELINGA

8. Memeriksa Status Gizi


Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis
penyakit dan kematian. Menilai status gizi.
 Apakah anak kurus nampak tidak berlemak, seperti tulang dibungkus kulit
(marasmus).
 Raba pembengkakan pada kedua punggung kaki  akibat dari sejumlah besar cairan
terkumpul dalam jaringan tubuh anak (kwashiokor).
 Tentukan BB menurut panjang badan atau tinggi badan, apakah :
 BB/PB <-3 SD
 BB/PB ≥ -3 SD - <-2 SD

xiv
 BB/PB -2 SD - +2 SD
 Menggunakan indikator.
 +3 SD : obesitas
 >+ 2 SD : gemuk
 >+1 SD  : risiko gemuk
 O            : median gizi baik
 < -1 SD  : normal atau gizi baik
 < - 2 SD   : kurus atau gizi kurang
 < -3 SD   : sangat kurus atau gizi buruk

KLASIFIKASI STATUS GIZI


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Badan sangat kurus ATAU SANGAT KURUS DAN ATAU
BB/PB (TB) < -3 SD ATAU ANEMIA
Bengkak pada kedua punggung kaki
Badan kurus ATAU KURUS
BB/PB (TB) ≥ -3 SD - < -2 SD
BB/PB (TB) – 2 SD - + 2 SD DAN NORMAL
Tidak ditemukan tanda-tanda kelainan gizi
diatas

9. Anemia
Kekurangan zat besi pada makanan dapat menyebabkan anemia atau dari penyakit
malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dan parasit seperti cacing yang
dapat terjadi perdarahan.
Menilai Anemia :
 Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan yang merupakan tanda anemia dan
bandingkan telapak tangan anak dengan telapak tangan anda dikatakan agak pucat
jika kulit telapak tangan anak itu pucat dan dikatakan sangat pucat jika telapak
tangan kelihatan putih. Kepucatan dapat dilihat juga melalui konjungtiva.

xv
KLASIFIKASI ANEMIA
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Telapak tangan sangat pucat ANEMIA BERAT
Telapak tangan agak pucat ANEMIA
Tidak ditemukan tanda kepucatan pada TIDAK ANEMIA
telapak tangan

10. Status Imunisasi Anak


Sesudah diterbitkannya SK Menkes RI no 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang
pedoman penyelenggaraan imunisasi, jadwalpemberian imunisasi berbeda untuk
kelahiran di rumah dan sarana kesehatan dimana vaksin DPT dan Hepatitis B tercampur
dalam satu suntikan yang disebut combo.
JADWAL IMUNISASI DI RUMAH
UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT
0-7 hari HB 0 Rumah
1 bulan BCG, Polio 1 Posyandu
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 Posyandu
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 Posyandu
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 Posyandu
9 bulan Campak Posyandu

JADWAL IMUNISASI DI TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN


UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT
0 hari HB 0, BCG, Polio 1 RS/RB/Bidan
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 RS/RB/Bidan
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 RS/RB/Bidan
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 RS/RB/Bidan
9 bulan Campak RS/RB/Bidan

xvi
11. Pemberian Vitamin A
Untuk pemberian Vitamin A periksa status pemberian vitamin A pada semua anak
yang berumur 6 bulan – 5 tahun dan catat pada kolom KMS, tidak ada kontra indikasi.
JADWAL PEMBERIAN VITAMIN A
Pemberian setiap Pebruari dan Agustus
Umur 6 bulan – 11 bulan : 100.000 IU (warna biru)
Umur 12 bulan-5 tahun    : 200.000 IU (warna merah)

2.4 Tindakan Dan Pengobatan


1. Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera.
Rujukan untuk klasifikasi berat dengan lajur berwarna merah muda.
- Pneumonia berat/penyakit berat
- Diare dehidrasi berat
- Diare persisten berat
- Penyakit berat dengan demam
- Campak dengan komplikasi berat
- DBD
- Mastoiditis
- Sangat kurus dan atau edema
- Anemia berat
2. Menentukan tindakan /pengobatan pra rujukan.
Bila anak memerlukan rujukan segera harus cepat ditentukan tindakan yang paling
dibutuhkan dan segera diberikan.
- Beri dosis pertama antibiotik.
- Beri dosis suntikan artemeter untuk malaria berat (daerah risiko tinggi atau rendah).
- Beri dosis pertama vitamin A.
- Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok.
- Cegah agar gula darah tidakturun(termasuk pemberian ASI, susu atau air gula).
- Beri dosis pertama suntikan antibiotik.
- Beri dosis pertama obat antimalaria oral.

xvii
- Beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi (38,5C atau lebih) atau nyeri
akibat mastoiditis.
- Beri tetes /salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol tanpa kortikosteroid (bila ada
kekeruhan kornea atau mata bernanah).
- Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke RS.
3. Merujuk anak.
- Menjelaskan pentingnya rujukan dan minta persetujuan untuk membawa
anaknya ke RS.
- Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah.
- Tulis surat rujukan untuk dibawa ke RS.
- Membawa peralatan yang diperlukan selama perjalanan ke RS.
4. Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan.
Anak yang tidak memerlukan rujukan dapat ditangani di klinik saudara yaitu yang
mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
 Batuk : bukan pneumonia.
 Diare dehidrasi ringan /sedang.
 Diare tanpa dehidrasi.
 Diare persisten.
 Anemia.
 Kurus.
 Infeksi telinga kronis.
 Demam : bukan DBD.
 Demam : bukan malaria.
 Campak dengan komplikasi dimulut dan mata.

Tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan


a. Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosisnya dan jadwal pemberian
 Memberi antibiotik oral yang sesuai.
 Memberi obat anti malaria artemisin combination therapi (ACT).
 Parasetamol pada demam tinggi > 38.5 C dan nyeri telinga.

xviii
 Memberi vit A pada campak tanpa komplikasihanya pada hari 1 sebagai
suplemen pada semua balita umur 6 bulan. Kapsul biru(100.000 IU) pada
umur 6 bln – 11 bulan, kapsul merah(200.000 IU) pada umur 12 bulan – 5
tahun. Diberikan setiap 6 bulan sekali (Pebruari dan Agustus).
 Memberi Zat besi dalam bentuk tablet dan sirup.
b. Memberikan cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan
pemberian makanan (Zinc adalah zat mikroyang penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan dan zinc sangat diperlukan dalam proses kesembuhan) kecuali pada
bayi muda :
 Rencana terapi A (penanganan diare dirumah) diare tanpa dehidrasi dengan
memberi cairan semaunya, beri tablet zinc, lanjutkan pemberian makan, dan
kunjungan ulang.
 Rencana terapi B (penanganan dehidrasi ringan /sedang dengan oralit) dengan
pemberian oralit 3 jam pertama dan segera dirujuk.
 Rencana terapi C (penanganan di RS)  dengan rehidrasi
melalui intravena/menggunakanpipa nasogastrik pada dehidrasi berat.
 Menangani diare persisiten dengan memerlukan makanan khusus.
 Mengobati disentri yaitu dengan kotrimoksasol/asam nalidiksat.
 Tindakan dan pengobatan infeksi lokal salep mata dengan
tetrasiklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan kertas penyerap, luka
dimulut dengan Gentian violet.
 Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan.
5. Kunjungan ulang.

2.5 Konseling Bagi Ibu


Sangat penting menyediakan waktu untuk menasehati ibu dengan cermat dan
menyeluruh. Konseling memerlukan keterampilan komunikasi, menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti dan mengecek pemahaman ibu. Konseling yang dapat
diberikan:
a. Mengajari ibu cara pemberian obat dirumah.
b. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal dirumah.

xix
c. Mengajari ibu cara mencampur dan memberi oralit.
d. Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit.
e. Menilai cara pemberian makan anak.
f. Menentukan masalah pemberian makan anak.
g. Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan anak.
h. Menasehati ibu tentang pemberian cairan selama anak sakit.
i. Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan.

2.6 Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut


Untuk kunjungan ulang gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai
klasifikasi sebelumnya. Jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian
klasifikasidan tindakan terhadap masalah baru tersebut seperti pada bagan PENILAIAN,
KLASIFIKASI DAN TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN
SAMPAI 5 TAHUN.
 Kunjungan ulang sesudah 2 hari
a. Pneumonia.
b. Diare persisiten.
c. Disentri.
d. Malaria, Demam mungkin bukan malaria.
e. Demam bukan malaria.
f. Campak dengan komplikasi pada mata dan mulut.
g. MungkinDBD,Demam mungkin bukan DBD.
h. Infeksi telinga akut.
 Kunjungan ulang setelah 5 hari
1. Infeksi telinga kronis.
2. Masalah pemberian makan.
 Kunjungan ulang setelah 14 hari
1. Anak kurus.
2. Anemia.

xx
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan pelayanan
terhadap balita sakit yang dikembangkan oleh WHO.Dengan MTBS dapat ditangani
secara lengkap kondisi kesehatan balita pada tingkat pelayanan kesehatan dasar, yang
memfokuskan secara integrative aspek kuratif, preventif dan promotif termasuk
pemberian nasihat kepada ibu sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan anak.Pemberian antibiotika sangat selektif sesuai klasifikasi
dan dapat dan dapat membatasi beberapa klasifikasi yang akhirnya dapat menekan biaya
pengobatan.Melihat keunggulan tersebut maka dapatlah dimengerti mengapa Indonesia
termasuk salah satu pengguna dini dari pendekatan MTBS ini, bahkan Indonesia
sekarang sudah sampai tahap pemantapan implementasi.

B. Saran
Dengan mengetahui manajemen terpadu balita sakit/MTBS bisa melaksanakan
pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang ke fasilitas rawat
jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan preventif.

xxi
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi, 2009, Materi presentase  pada “Pelatihan Program
Kesehatan Balita Bagi Penanggung Jawab Program Kesehatan Anak”. Bogor. 2009.
Stimulasi , Deteksi dan Intervensi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita.
MTBS modul-4, BaktiHusada/Indonesia Sehat 2010, DepartemenKes RI & World
Health Organization 2002.
Bukubagan MTBS, BaktiHusada/Indonesia sehat 2010, DepartemenKes RI & World
Health Organization 2002.
Aprilia Asri R, S. Kep, Ners. Diktat Kuliah Keperawatan Anak 1. 2011                      
https://www.google.com/url?.files.wordpress.com%2F2013%2F01%2Fmtbs-2-bulan-5-
tahun-doc.

xxii

Anda mungkin juga menyukai