Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga makalah tentan MTBS dapat selesai pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliahi. Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan
mahasiswa khususnya mahasiswa D3 Kebidanan. Dalam kesempatan ini kami selaku
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu
memberi bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah
ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian MTBS........................................................................................3
2.2 Pelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun................3
2.3 Penilaian Dan Klasifikasi Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun...............4
2.4 Tindakan Dan Pengobatan........................................................................13
2.5 Konseling Bagi Ibu...................................................................................16
2.6 Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut..................................16
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................18
3.2 Saran.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahuiPengertian MTBS.
2. Untuk mengetahuiPelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5
Tahun.
3. Untuk mengetahuiPenilaian Dan Klasifikasi Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5
Tahun.
4. Untuk mengetahuiTindakan Dan Pengobatan.
5. Untuk mengetahuiKonseling Bagi Ibu.
6. Untuk mengetahuiKunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut.
v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian MTBS
Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) adalah Modul yang menjelaskan secara
rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang
datang ke fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif,
tapi promotif dan preventif. Sekitar 70% kematian anak dibawah 5 tahun disebabkan
oleh pneumonia, diare, malaria, campak, dan malnutrisi. Di Indonesia, angka
kematian bayi (AKB) 50/1000 kelahiran hidup, dan angka kematian anak balita
(AKABA) 64/1000 kelahiran hidup (Surkesnas, 2001).
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan dalam
tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan
dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria,
infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi,
pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk
menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan morbiditas karena
penyakit tersebut (Pedoman Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas,
Modul-7. 2004). Balita (bawah lima tahun) yaitu anak umur 0-5 tahun (tidak termasuk
umur 5 tahun) (MTBS, Modul 1, 2004).
vi
2. Tindakan dan Pengobatan.
3. Konseling bagi ibu.
4. Pelayanan Tindak lanjut.
Pemahaman tentang :
1. Penilaian berarti melakukanpenilaian dengan cara anamnesisdan pemeriksaan fisik
Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah
serta tingkat keparahannya dan merupakan suatukategori untuk
menentukantindakan bukan sebagai diagnosisspesifik penyakit.
2. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan
difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
3. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencangkup bertanya,
mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu
memecahkan masalah dan mengecek pemahaman.
4. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat
anak datang untuk kunjungan ulang.
Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatatan” untuk Bayi umur 2 bulan
sampai 5 tahun :
a. Memeriksa tanda bahaya umum kemungkinan tidak bisa minum atau menyusui,
memuntahkan semuanya, kejang, latargis atau tidak sadar.
b. Menanyakan empat keluhan utama yaitu batuk atau sukar bernapas, diare, demam
dan masalah telinga.
c. Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi.
d. Memeriksa dan klasifikasi anemia.
e. Memeriksa status imunisasi dan pemberian Vitamin Adan menentukan apakah anak
membutuhkan imunisasi dan vitamin A pada kunjungan tersebut.
f. Menilai masalah atau keluhan lain yang dihadapi anak.
vii
bakar. Klasifikasi bukan merupakan diagnosis tapi merupakan indikator yang menuju
ke arah diagnostik klinik.
Lajur warna klasifikasi :
Lajur Merah : kondisi yang harus segera dirujuk.
Lajur Kuning : kondisi yang memerlukan tindakan khusus.
Lajur Hijau : kondisi yang tidak memerlukan tindakan khusus tetapi penyuluhan pada
ibu.
Menggunakan keterampilan TANYA, LIHAT, DENGAR dan RABA
1. Menanyakan masalah anaknya.
Tanyakan umur anak untuk menentukan bagan penilaian dan klasifikasi sesuai
dengan kelompok umur, lakukan pemeriksaan BB, PB/TB dan suhu.
Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya dan tentukan ini
kunjungan pertama atau ulang.
2. Memeriksa tanda bahaya umum.
Tanda bahaya umum adalah :
a. Apakah anak tidak bisa minum atau menyusu.
b. Apakah anak selalu memuntahkan semua sama sekali tidak dapat menelan
apapun.
c. Apakah anak kejang, pada saat kejang lengan dan kaki anak menjadi kaku
karena otot-ototnya berkontraksi.
d. Apakah anak letargis atau tidak sadar tidak bereaksi ketika disentuh,
digoyangkan atau bertepuk tangan.
3. Batuk atau sukar bernapas.
Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi pada bagian mana saja dari saluran
pernapasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakea, saluran udara atau paru – paru.
Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita Pneumonia atau infeksi
saluran pernapasan berat lainnya.
Menilai batuk atau sukar bernapas:
a. Apakah anak sukar bernapas dimana pola pernapasan yang tidak biasa cepat atau
berbunyi atau terputus-putus dan sudah berapa lama; jika lebih 3 minggu berarti
batuk kronis, kemungkinanan TBC, asma , batuk rejan.
viii
b. Hitung napas dalam 1 menit pada bayi tenang.
Jika umur anak 2 sampai 12 bulan dikatakan bernapas cepat jika frekuensi 50 kali
permenit atau lebih dan jika umur anak 12 bulan sampai 5 tahun dikatakan bernapas
cepat 40 kali permenit.
c. Amati gerak napas pada dada atau perut anak itu, dinding dada bagian bawah
masuk ke dalam ketika anak menarik napas.
d. Dengar adanya stridor bunyi yang kasar saat anak menarik napas dan stridor terjadi
apabila ada pembengkakan pada laring, trakea sehingga menyebabkan sumbatan
masuknya udara kedalam paru-paru.
5. Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya
dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Diare terjadi apabila tinja
mengandung air yang lebih banyak dari normal. Sebagian besar diare yang
menyebabkan dehidrasi berat adalah diare karena kolera. Jika diare berlangsung selama
1 hari atau lebih disebut DIARE PERSISTEN dan diare denagn darah dalam tinja
dengan atau tanpa lendir disebut DISENTERI yang disebabkan oleh shigella.
Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis
atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung anak malas
minum jika ia lemah dan tidak bisa minum tanpa dibantudan jika dicubit kulit akan
kembali dengan lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu
ix
jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2
detik), lambat atau segera.
KLASIFIKASI DERAJAT DEHIDRASI
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : DIARE DEHIDRASI BERAT
· Letargis atau tidak sadar
· Mata Cekung
· Tidak bisa minum atau malas minum
· Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : DIARE DEHIDRASI RINGAN
· Gelisah atau rewel /SEDANG
· Mata Cekung
· Haus minum dengan lahap
· Cubitan kulit perut kembali lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau ringan/sedang DIARE TANPA DEHIDRASI
KLASIFIKASI DISENTRI
Darah dalam tinja DISENTRI
6. Demam
Anak dengan demam mungkin menderuta malaria, campak, demam berdarah atau
penyakit berat lainnya.
a. Malaria
Demam merupakan tanda utama malaria dan anak dengan malaria mungkin
menderita anemia kronis. Malaria berat adalah malaria dengan komplikasi seperti
malaria serebral atau anemia berat.Harus mengetahui risiko malaria di daerah anda
x
tinggi, rendah, atau tanpa resiko.Pada risiko rendah tanyakan apakah anak dapat
berkunjung keluar dalam 2 minggu terakhir. dan pemeriksaan malaria dapat dilakukan
dengan alat diagnostik cepat, praktis dan tepat. Ambil sediaan darah periksa RDT jika
belum dalam 28 hari dan periksa mikroskopis darah jika pernah dilakukan RDT dalam
28 hari terakhir (tidak dilakukan untuk daerah tanpa resiko malaria).
Kemudian lanjutkan penilaian anak demam :
Sudah berapa lama anak itu demam.
Jika lebih dari 7 hari apakah demam setiap hari.
Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir.
Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir.
Apakah ada kaku kuduk.
Apakah ada pilek.
Lihat ada tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari
batuk, pilek atau mata merah.
b. Campak
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda utama campak. Campak
disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan.
Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir periksa adanya
gejala komplikasi campak seperti : luka dimulut, nanah pada mata dan kekeruhan pada
kornea.
c. Demam Berdarah Dengue
DBD adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah
kasus maupun daerah yang terjangkit cenderung meningkat. DBD disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Lakukan penilaian untuk
DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari :
Apakah anak mengalami bintik merah dikulit atau perdarahan
akibat trombositopeni. Perdarahan dari hidung dan gusi sangat dimungkinkan
disebabkan DBD.
Apakah sering muntah bercampur darah /berwarna kopi.
Apakah beraknya berwarna hitam.
xi
Apakah ada nyeri ulu hati.
Apakah ada tanda syok ujung ekstermitas teraba dingin, nadi teraba lemah atau
tidak teraba.
Bintik perdarahan di kulit (petekie).
Uji torniket (+) ditemukan sebanyak 10 /lebih petekie pada daerah seluas diameter
2,8 cm.
xii
KLASIFIKASI TANPA RISIKO MALARIA
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum atau PENYAKIT BERAT DENGAN
Kaku kuduk DEMAM
Tidak ada tanda bahaya umum atau tidak DEMAM BUKAN MALARIA
ada kaku kuduk
xiii
7. Masalah telinga
Jika anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga
yang menyebabkan nyeri dan sering kali demam dan jika tidak diobati gendang telinga
mungkin pecah.
Tanyakan apakah telinga anaknya sakit jika sakit ada infeksi telinga.
Adakah nanah /cairan yang keluar dari telinga merupakan tanda infeksi dan
tanyakan sudah berapa lama.
Lihat adanya cairan /nanah keluar dari telinga.
Raba adanya pembengkakan yang nyeri dibelakang telinga.
xiv
BB/PB -2 SD - +2 SD
Menggunakan indikator.
+3 SD : obesitas
>+ 2 SD : gemuk
>+1 SD : risiko gemuk
O : median gizi baik
< -1 SD : normal atau gizi baik
< - 2 SD : kurus atau gizi kurang
< -3 SD : sangat kurus atau gizi buruk
9. Anemia
Kekurangan zat besi pada makanan dapat menyebabkan anemia atau dari penyakit
malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dan parasit seperti cacing yang
dapat terjadi perdarahan.
Menilai Anemia :
Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan yang merupakan tanda anemia dan
bandingkan telapak tangan anak dengan telapak tangan anda dikatakan agak pucat
jika kulit telapak tangan anak itu pucat dan dikatakan sangat pucat jika telapak
tangan kelihatan putih. Kepucatan dapat dilihat juga melalui konjungtiva.
xv
KLASIFIKASI ANEMIA
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Telapak tangan sangat pucat ANEMIA BERAT
Telapak tangan agak pucat ANEMIA
Tidak ditemukan tanda kepucatan pada TIDAK ANEMIA
telapak tangan
xvi
11. Pemberian Vitamin A
Untuk pemberian Vitamin A periksa status pemberian vitamin A pada semua anak
yang berumur 6 bulan – 5 tahun dan catat pada kolom KMS, tidak ada kontra indikasi.
JADWAL PEMBERIAN VITAMIN A
Pemberian setiap Pebruari dan Agustus
Umur 6 bulan – 11 bulan : 100.000 IU (warna biru)
Umur 12 bulan-5 tahun : 200.000 IU (warna merah)
xvii
- Beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi (38,5C atau lebih) atau nyeri
akibat mastoiditis.
- Beri tetes /salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol tanpa kortikosteroid (bila ada
kekeruhan kornea atau mata bernanah).
- Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke RS.
3. Merujuk anak.
- Menjelaskan pentingnya rujukan dan minta persetujuan untuk membawa
anaknya ke RS.
- Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah.
- Tulis surat rujukan untuk dibawa ke RS.
- Membawa peralatan yang diperlukan selama perjalanan ke RS.
4. Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan.
Anak yang tidak memerlukan rujukan dapat ditangani di klinik saudara yaitu yang
mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Batuk : bukan pneumonia.
Diare dehidrasi ringan /sedang.
Diare tanpa dehidrasi.
Diare persisten.
Anemia.
Kurus.
Infeksi telinga kronis.
Demam : bukan DBD.
Demam : bukan malaria.
Campak dengan komplikasi dimulut dan mata.
xviii
Memberi vit A pada campak tanpa komplikasihanya pada hari 1 sebagai
suplemen pada semua balita umur 6 bulan. Kapsul biru(100.000 IU) pada
umur 6 bln – 11 bulan, kapsul merah(200.000 IU) pada umur 12 bulan – 5
tahun. Diberikan setiap 6 bulan sekali (Pebruari dan Agustus).
Memberi Zat besi dalam bentuk tablet dan sirup.
b. Memberikan cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan
pemberian makanan (Zinc adalah zat mikroyang penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan dan zinc sangat diperlukan dalam proses kesembuhan) kecuali pada
bayi muda :
Rencana terapi A (penanganan diare dirumah) diare tanpa dehidrasi dengan
memberi cairan semaunya, beri tablet zinc, lanjutkan pemberian makan, dan
kunjungan ulang.
Rencana terapi B (penanganan dehidrasi ringan /sedang dengan oralit) dengan
pemberian oralit 3 jam pertama dan segera dirujuk.
Rencana terapi C (penanganan di RS) dengan rehidrasi
melalui intravena/menggunakanpipa nasogastrik pada dehidrasi berat.
Menangani diare persisiten dengan memerlukan makanan khusus.
Mengobati disentri yaitu dengan kotrimoksasol/asam nalidiksat.
Tindakan dan pengobatan infeksi lokal salep mata dengan
tetrasiklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan kertas penyerap, luka
dimulut dengan Gentian violet.
Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan.
5. Kunjungan ulang.
xix
c. Mengajari ibu cara mencampur dan memberi oralit.
d. Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit.
e. Menilai cara pemberian makan anak.
f. Menentukan masalah pemberian makan anak.
g. Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan anak.
h. Menasehati ibu tentang pemberian cairan selama anak sakit.
i. Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan.
xx
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan pelayanan
terhadap balita sakit yang dikembangkan oleh WHO.Dengan MTBS dapat ditangani
secara lengkap kondisi kesehatan balita pada tingkat pelayanan kesehatan dasar, yang
memfokuskan secara integrative aspek kuratif, preventif dan promotif termasuk
pemberian nasihat kepada ibu sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan anak.Pemberian antibiotika sangat selektif sesuai klasifikasi
dan dapat dan dapat membatasi beberapa klasifikasi yang akhirnya dapat menekan biaya
pengobatan.Melihat keunggulan tersebut maka dapatlah dimengerti mengapa Indonesia
termasuk salah satu pengguna dini dari pendekatan MTBS ini, bahkan Indonesia
sekarang sudah sampai tahap pemantapan implementasi.
B. Saran
Dengan mengetahui manajemen terpadu balita sakit/MTBS bisa melaksanakan
pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang ke fasilitas rawat
jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan preventif.
xxi
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi, 2009, Materi presentase pada “Pelatihan Program
Kesehatan Balita Bagi Penanggung Jawab Program Kesehatan Anak”. Bogor. 2009.
Stimulasi , Deteksi dan Intervensi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita.
MTBS modul-4, BaktiHusada/Indonesia Sehat 2010, DepartemenKes RI & World
Health Organization 2002.
Bukubagan MTBS, BaktiHusada/Indonesia sehat 2010, DepartemenKes RI & World
Health Organization 2002.
Aprilia Asri R, S. Kep, Ners. Diktat Kuliah Keperawatan Anak 1. 2011
https://www.google.com/url?.files.wordpress.com%2F2013%2F01%2Fmtbs-2-bulan-5-
tahun-doc.
xxii