Anda di halaman 1dari 12

INFEKSI SALURAN KEMIH

a. Pengertian Infeksi Saluran Kemih


Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu
keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih(Agus Tessy, 2001).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran
kemih(Enggram, Barbara, 1998). Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki
maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak, remaja, dweasa maupun
umur lanjut. Akan tetapi dari dua jenis kelamin tersebut ternyata wanita lebih sering
terkena dari pada pria dengan angka populasi umur kurang lebih 5-15%. Infeksi saluran
kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri
terutama scherichia coli : rtesiko dan beratnya meningkat dengan kondiisi seperti
refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian
instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998). Infeksi traktus
urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari
uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak
antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik
melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI pada pria jarang terjadi,
namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya abnormalitas fungsi
dan struktur dari traktus urinarius.

b. Patofisiologi dan Penyebab Ifeksi Saluran Kemih


Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam
traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat
infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan
hematogen. Secara asending yaitu:
1) masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor anatomi
dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki
sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi,
kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan
sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
2) Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Secara hematogen yaitu: sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah
sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal
yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah
penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan
distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.
Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:
1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang tidak lengkap atau kurang efektif.
2) Mobilitas menurun
3) Nutrisi yang sering kurang baik
4) System imunnitas yng menurun
5) Adanya hambatan pada saluran urin
6) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensii yang
berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan
resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan
bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian
keadaan ini secara hematogen menyebar ke suluruh traktus urinarius. Selain itu,
beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain: adanya obstruksi aliran kemih
proksimal yang menakibtakan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan
ureter yang disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah: jaringan
parut ginjal, batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang sering ditemukan pada laki-
laki diatas usia 60 tahun.
 Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
1) Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
2) Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
3) Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
 Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang kurang efektif
2) Mobilitas menurun
3) Nutrisi yang sering kurang baik
4) Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
5) Adanya hambatan pada aliran urin
6) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

c. Tanda dan Gejala Infeksi Saluran Kemih


Gejala – gejala dari infeksi saluran kemihsecara umum sering meliputi:
 Gejala yang terlihat, sering timbulnya dorongan untuk berkemih
 Rasa terbakar dan perih pada saat berkemih
 Seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)
 Adanya sel darah merah pada urin (hematuria)
 Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin
 Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis
 Rasa sakit pada daerah di atas pubis
 Perasaan tertekan pada perut bagian bawah
 Demam
 Pada wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaiu kelelahan,
hilangnya kekuatan, demam
 Sering berkemih pada malam hari
Jika infeksi dibiarkan saja, infeksi akan meluas dari kandung kemih hingga ginjal.
Gejala – gejala dari adanya infeksi pada ginjal berkaitan dengan gejala pada cystitis,
yaitu demam, kedinginan, rasa nyeri pada punggung, mual, dan muntah. Cystitis dan
infeksi ginjal termasuk dalam infeksi saluran kemih.
Tidak setiap orang dengan infeksi saluran kemih dapat dilihat tanda – tanda dan
gejalanya, namun umumnya terlihat beberapa gejala, meliputi:
 Desakan yang kuat untuk berkemih
 Rasa terbakar pada saat berkemih
 Frekuensi berkemih yang sering dengan jumlah urin yang sedikit (oliguria)
 Adanya darah pada urin (hematuria)
d. Klasifikasi ISK
1. Infeksi Saluran Kemih Bawah menurut Valentina L. 2008
a. Sistisis
Infeksi kadung kemihyang juga di kenal degan infeksi saluran kemih
bawah.Penyebabnya adalah bacteria kolifrom (umumnya E.coli dan enterococus).Anak-
anak dapat mengalami sistisis virus yang di sebabkan oleh adenovirus, tetapi ini jarang
terjadi pada orang dewasa. Pada pria sistisis biasanya di sebabkan oleh invasi bakteri ke
uretra yang menyebar keatas dan ke prostat.
b. Uretritis
Infeksi uretra yang dapat terjadi pada pria maupun wanita. Penyababnya adalah Inveksi
virus, Infeksi bakteri, organisme yang menyebabkan penyakit/ infeksi menular seksual
(gonorea, Klamidia, dan lain-lain), keluarga besar basilus gram negative
(enterobacteriaceace, terutama E.coli) serta organisme gram positif yang terlibat dalam
infeksi saluran kemih, “hama pintar” telah mengembangkan cara untuk mengatasi
pertahanan intrinsic saluran kemih dengan cirri khasnya seperti pili/fimbriae adesin
dan hemosilin untuk mendapatkan akses mengolonisasi, selain itu kondisi tertentu
meningkatkan perkembangan infeksi saluran kemih bawah. Tada gejalanya gejala
beragam berdasarkan sifat kondisi apakah akut atau kronik.
c. Sistisis/ Uretritis
Manifetasi klinis nyeri panggul dan tekan dengan lokalisasi suprapubis, disuria (sering
berkemih, urgensi berkemih dan rasa terbakar ketika berkemih), nuktoria yang tidak
biasa (terbangun di malam hari untuk berkemih), inkontinensia ringan, urine keruh
dan bau tajam, hematuria (darah dalam urine).
d. Prostatitis
Kelompok kondisi inflamasi dan non inflamasi yang menyerang prostat. Tanda gejala :
nyeri panggul dan peritoneum; nyeri pada testis, area selakangan , penis, dan skrotum
yang menyebar ke punggung bawah ; keengganan berkemih dengan aliran urine lemah
saat berkemih; disfungsi seksual dengan ejakulasi yang terasa nyeri dan nyeri pasca
ejakulasi di rectum dan anus; gejala sistemik (menggigil, demem, hipotensi). Saat
prostatitis kronis maka terdapat tabda gejala perkemihan dan non perkemihan: urine
menetes, nyeri inguinal dan perineal, rasa seperti terbakar uretral, dan tanda-tanda
umum lainya (diaphoresis, keletihan dan kaki dingin)
2. Infeksi Saluran Kemih Atas menurut Valentina L. 2008
a. Glumerulonefrmenitis
Inflamasi pada glumerulus, yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk menyaring
urine dan dapat terjadi diman asaja seperti glumerulus, tubulis danjaringan intertisial
sekitarnya.Penyebab paling sering adalah infeksi streptococus yang biasanya di mulai
dengan nyeri tenggorokan, berkembang menjadi nefritis dalam 7 hingga 12
hari.Glumerulonefritis di sebebkan oleh infeksi streptokokus yang biasanya dapat di
senbuhkan dengan terapi.Tanda gejala glumerulonefritis .
b. Sindrom nefrotik
Kerusakan glomerulus memicu kehilangan protein yang parah memicu
hipoalbumia .Penyebabnnya adalah Diabetes adalah penyebab yang sering muncul
menimbulkan sindrom nefrotik.penyakit autonium seperti lupus eritomatus
menyebabkan tubuh menyerang diri sendiri. Medikasi seperti OAINS,aminoglikosida,
antibiotok anfereteritis b, kemoterapi litium, perawatan kontras IV. Beberapa penyekit
yang merusak membrane glomerulus.
c. Pielonefrotis
Dicirikan dengan bercak infeksi interstisial dengan inflamasi di tubulus san int ertisium
dengan pembentukan abses .Inflamsi merusak tubulus oleh sebab itu ginjal menjadi
tidak mampu memekatkan urine mengatur krseimbangan elektrolit dan mengeluarkan
produk sampah.Penebab yang palimg lazim adalah refluks vesikoreteral.yang
menyeababkan bacteria naik ke pelvis ginjal organism peyebab nya dalah E.coli dan
strapilococus aureus.
d. Gagal ginjal
Sebagian besar nefron di ginjal sudah tidak berfungsi.Penyebabnya adalah cidera renal
akut dapat memicu gagal ginjal akut.
e. Nefrolitasi
Pemadatan garam mineral di sekitar materi organic yang dapat terjadi pada duktus
pengumpulan sistem perkemihan untuk di simpan di suatu bagian ginjal : pelvis gin jal
atau batu ginjal. Sebagian besar batu ginjal terbwntuk dari kalsium.
Tanda dan gejala infeksi saluran kemih berdasarkan rentang usia, meliputi :
a. Gejala pada bayi dan anak kecil yang sering terjadi, meliputi:
1) Kecendrungan terjadi demam tinggi yang tidak diketahui sebabnya,
khususnya jika dikaitkan dengan tanda – tanda bayi yang lapar dan sakit,
misalnya: letih dan lesu.
2) Rasa sakit dan bau urin yang tidak enak. ( orang tua umumnya tidak dapat
mengidentifikasikan infeksi saluran kemih hanya dengan mencium urin
bayinya. Oleh karena itu pemeriksaan medis diperlukan).
3) Urin yang keruh. (jika urinnya jernih, hal ini hanya mirip dengan penyakit,
walaupun tidak dapat dibuktikan kebenarannya bahwa bayi tersebut bebas
dari Infeksi saluran kemih).
4) rasa sakit pada bagian abdomen dan punggung.
5) muntah dan sakit pada daerah abdomen (pada bayi)
6) jaundice (kulit yang kuning dan mata yang putih) pada bayi, khususnya bayi
yang berusia setlah delapan hari.
b. Gejala infeksi saluran kemih pada anak – anak, meliputi:
1) Diarrhea
2) Menangis tanpa henti yang tidak dapat dihentikan dengan usaha tertentu
(misalnya: pemberian makan, dan menggendong)
3) Kehilangan nafsu makan
4) Demam
5) Mual dan muntah
6) Pada anak – anak, mengompol juga menandakan gejala adanya infeksi saluran
kemih.
7) Lemah
8) Adanya rasa sakit pada saat berkemih.
c. Untuk anak-anak yang lebih dewasa, gejala yang ditunjukkan berupa:
1) rasa sakit pada panggul dan punggung bagian bawah (dengan infeksi pada
ginjal)
2) seringnya berkemih
3) ketidakmampuan memprodukasi urin dalam jumlah yang normal, dengan
kata lain, urin berjumlah sedikit (oliguria)
4) tidak dapat mengontrol pengeluaran kandung kemih dan isi perut
5) rasa sakit pada perut dan daerah pelvis
6) rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)
7) urin berwarna keruh dan memilki bau menyengat
d. Gejala infeksi saluran kemih pada orang dewasa, meliputi:
1) Gejala yang mengindikasikan infeksi saluran kemihringan (misalnya: cystitis,
uretritis) meliputi :
 rasa sakit pada punggung
 adanya darah pada urin (hematuria)
 adanya protein pada urin (proteinuria)
 urin yang keruh
 ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang keluar
 demam
 dorongan untuk berkemih pada malam hari (nokturia)
 tidak nafsu makan
 lemah dan lesu (malaise)
 rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)
 rasa sakit di atas bagian daerah pubis (pada wanita)
 rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria)
2) Gejala yang mengindikasikan infeksi saluran kemih lebih berat (misalnya:
pyelonephritis) meliputi:
 Kedinginan
 demam tinggi dan gemetar
 mual
 muntah (emesis)
 rasa sakit di bawah rusuk
 rasa sakit pada daerah sekitar abdome

e. Pemeriksaan atau Tes Diagnostik


Menurut Mary. 2014
mineral terlarut lain dapat mencetuskan terbentunya batu.
1. Tes kultur dan sensitivitas
Tes kultur melihat kemungkinan adanya bakteri didalam urin. Tes sensitivitas
menentukan antibiotik apa yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri.
Laboratorium membagi spesimen urin menjadi dua; satu bagian dikultur untuk
menentukan bakteri mana yang berkembang.Laporan persiapan harus tersedia dalam
24 jam.Bagian kedua digunakan untuk menentukan pada antibiotik mana organisme
tersebut peka.
2. Cystoscopy
Tes ini menguji dinding kandung kemih untuk melihat kemungkinan pertumbuhan dan
tumor. Ini juga digunakana sebagai alat untuk memindahkan tumor kecil, batu dan
benda asing dan untuk mendilatasi saluran kencing (uretra) dan saluran ginjal(ureter).
Suatu cystoscope dimasukan kedalam uretra ke kandung kemih, yang membuat
struktur benar-benar divisualisasikan; misalnya uretra, kandung kemih, ureter dan
prostat.
3. Studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB)
Studi KUB adalah sinar x abdominal yang digunakan untuk mendeteksi batu ginjal, bisul
abdominal, paralytic ileus atau obstruksi.
4. Prostate spesific antigen (PSA) test
Tes ini mengukur tingkat PSA didalam darah. Tingkat PSA akan naik pada psien dengan
BPH (Begign Prostatic Hypertropy) atau kanker prostat. Kenaikan tingkat PSA tidak
memberi dokter cukup informasi untuk membedakan antara kanker dan kondisi-
kondisi protat jinak;namun, dokter akan mempertimbangkan hasil tes ketika
memutuskan apakah akan mengorder penyaringan tambahan untuk kanker prostat. Tes
ini juga digunakan untuk memonitor perawatan dan untuk menguji kekambuhan
kanker prostat.
5. Pengumpulan urin 24 jam
Ini adalah tes diagnostik yang melibatkan pengumpulan urin pasien selama 24 jam.Tes
ini biasanya digunakan untuk mengukur volume dan berbagai faktor fungsi ginjal dan
juga untuk menentukan pengeluaran sehari-hari unsur tertentu seperti protein,
elektrolit dan lain-lain.
6. Urinalysis
Urinalysis (analisa urin) adalah pengujian urin secara fisik, kimia, dan
mikroskopis.Pengujian inimeliputi sejumlah tes untuk mengevaluasi spesimen urin
mengenai penampilan, warna, kejelasan, pH, berat jenis, dan kehadiran bakteri, darah
kepingan-kepingan, glukosa, keton leukosit, protein, RBC, dan WBC. Tes digunakan
untuk mengkonfirmasikan gejala ISP, untuk memeriksa diabetes karena kelebihan
kadar glukosa, dan untuk memonitor fungsi ginjal pada pasien gagsl ginjal.
7. Urine flow studies
Urine flow studies, juga dikenal sebagai uroflowmetry, mengukur kekuatan dan volume
per detik aliran urin dari kandung kemih ketika pasien buang air kecil ke dalam mesin
tes. Tes ini membantu mengidentifikasi sumbatan atau kelainan Saluran kencing dan
membantu mengevaluasi seberapa baik atau seberapa buruk pasien buang air kecil.
8. Voiding cystogram
Tes ini melibatkan pengambilan gambar sinar x kandung kemih dan uretra selama
perkemihan.Suatu material kontras radiopaque ditanamkan ke dalam kandung kemih
via kateter Foley ke dalam sluran tubuh. Setelah sinar x diambil, kateter dipindahkan.
Pasien buang air kecil sementara sinar x diperoleh. Tes ini dilakukan untuk mencari
kelainan sistem perkemihan, tumor kandung kemih, ureter, dan uretra, atau untuk
mengeluarkan ( refluks) urin dari kandung kemih ke ureter.

f. Pentalaksanaan
Menurut Marlene. 2016
1. Pencegahan
a. Hindari dehidrasi : ajurkan asupan harian (recommended daily
allowance,RDA) cairan pada dewasa aktif sekitar 30 ml/kg/hari.
b. Hindari konstipasi (perbanyak asupan cairan,serat diet, dan olah raga
rekreasional)
c. Tangani retensi urien, inkontinensia urien atau obstruksi pada saluran keluar
kandung kemih.
d. Pertimbangan perbaikan sistokel pada wanita pascamenopause penderita
pengosongan kandung kemih tanpa sempurna dan ISK kambuhan.
e. Ajari wanita mengenai higienis yang baik setelah ke toilet dan berkemih
setelah senggama.
f. Tangani infeksi sejak dini, terutama pada pasien dengan penurunan fungsi
imun atau pasien dengan retensi urien, atau disfungsi berkemih.
g. Lepas kateter yang yang terpasang dan tangani pasien yang mengalami
disfungsi berkemih dengan program penatalaksanaan alternatif seperti
pelatihan kandung kemih, farmakoterapi untuk inkontinensia urien,
kateterisasi intermiten dan/ atau berkemih terjadwal.
2. Infeksi saluran kemih akut
a. Penatalaksanaan empiris cukup memadai untuk infeksi yang pertama pada
wanita muda yang tidak sehat ; mulai penatalaksanaan empiris sebelum
diperoleh hasil kultur dan sensitivitas untuk infeksi saluran kemih febris atau
komplikata
b. Antipiretika dan rawat inap dengan cairan intravena diperlukan bila
pielonefritis disertai dengan mual dan muntah yang bermakna atau urosepsis.
c. Pilih antibiotika sesuai laporan kultur dan sensitivitas ( bila anda indikasi),
frekuensi pemberian , risiko vaginitis, biaya yang ditanggung pasien, dan
risiko peningkatan resistensi bakteri ( tabel 14-1).
d. Tekankan kepatuhan pada pemberian antibiotik ; tangani infeksi non
komplikata selama 3 hari, infeksi komplikasi selama 7 hari, dan ISK febris
selama 14 hari.
e. Penanganan suplemen antibiotika dengan analgesik sistem Perkemihan
(pyridium tersedia sebagai obat yang dijual bebas) atau obat kombinasi,
seperti Urised.
f. Mulai penanganan profilaksis menggunakan krem antijamur pada wanita
dengan riwayat vaginitis saat mendapatkan terapi antibiotika, kecuali bila
diberikan nitrofurantoin.
g. Dorong asupan cairan yang memadai; hindari iritan kandung kemih.

g. Klasifikasi Obat
1. Turunan Quinolon
Turunan kuinolon adalah obat antiinfeksi yang relatif baru sebagai pengembangan
asam nalidiksat, suatu turunan 4-kuinolon yang efektif terhadap bakteri Gram-negatif
dan digunakan untuk antiinfeksi saluran seni. Pengembangan struktur dilakukan untuk
meningkatkan aktivitas dan memperluas spektrum antibakteri. Modifikasi struktur
pada umumnya dilakukan dengan memasukkan gugus fluorin pada inti dasar (C-6) dan
mengalami gugus metil pada C-7 dengan gugus piperidin.
2. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja turunan kuinolon adalah dengan menghambat secara selektif sintesis
ADN bakteri dengan memblok enzim ADN-girase, suatu tipe II topoisomerase. ADN-
girase adalah enzim yang unik dan berfungsi untuk memelihara kromosom pada
keadaan supercoiled dan memperbaiki single strand ADN yang pecah selama proses
replikasi ADN bakteri. Mamalia tidak mengandung enzim tersebut sehingga turunan
kuinolon dapat bekerja secara selektif menghambat sintesis ADN bakteri tanpa
mempengaruhi ADN mamalia.
Turunan kuinolon berdasarkan struktur kimianya dibagi menjadi empat kelompok,
yaitu:
o Turunan naftiridin, contoh : asam nalidiksat
o Turunan sinolin, contoh : sinoksasin.
o Turunan piridopirimidin, contoh: asam pipemidat dan asam piromidat.
o Turunan kuinolon, contoh : asam oksolinat, norfloksasin, siprofloksasin, ofloksasin,
dan pefloksasin

3. Ciprofloxacin

Sumber : www.drugbank.com
Ciprofloxacin adalah antibiotik yang termasuk dalam golongan fluorokuinolon yang
merupakan generasi ke 2. Obat ini bekerja melakukan penghambatan terhadap dua
jenis enzim topoisomerase yaitu enzim DNA gyrase dan enzim topoisomerase IV. Kedua
enzim tersebut berperan dalam pembentukan DNA sel bakteri. Dengan mekanisme
kerja tersebut ciprofloxacin dapat membunuh bakteri sehingga obat ini digolongkan
sebagai bakterisidal. Obat ini merupakan antibiotik broad spectrum (spektrum luas)
yang aktif mematikan bakteri gram negatif maupun gram positif.
Indikasi
Fungsi obat ciprofloxacin adalah untuk pengobatan beberapa penyakit berikut:
Infeksi pada saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran kemih dan
gonore akut (raja singa) Infeksi pada kulit. jaringan lunak, tulang dan sendi serta
osteomilitis akut. Mengobati penyakit tipes.
Dosis
Infeksi ringan / sedang saluran kemih : 2 x 250 mg sehari
Infeksi berat sluran kemih : 2 x 500 mg sehari
Lama pengobatan tergantung beratnya infeksi, kemajuan klinis dan bakteriologis. Untuk
infeksi akut lama pengobatan biasanya 5 – 10 hari. Pada umumnya pengobatan harus
diteruskan sampai minimal 3 hari setelah gejala klinis hilang.
Kontraindikasi
Obat ciprofloxacin merupakan kontraindikasi pada keadan berikut : Penderita yang
mempunyai riwayat alergi terhadap ciprofloxacin dan golongan quinolon lain Penderita
yang mempunyai riwayat epilepsi atau gangguan kejang lainnya. Penderita yang
mempunyai riwayat ruptur tendon Penderita yang merupakan wanita hamil dan ibu
menyusui.
Interaksi Obat
 Obat- obat yang mempengaruhi keasaman lambung ( antasida ) yang mengandung
aluminium atau magnesium hidroksida akan mengurangi absorbsi Siprofloksasin.
Karena itu Siprofloksasin harus ditelan 1-2 jam sebelum atau minimal 4 jam
sesudah minum antasida.
 Pemberian Siprofloksasin bersama Teofilin dapat meningkatkan kadar Teofilin
dalam plasma darah sehingga dapat menimbulkan efek samping dari Teofilin.
Apabila kombinasi ini tidak dapat dihindarkan, maka kadar teofilin dalam plasma
dan dosis teofilin harus dikurangi.
 Kenaikan kadar kreatinin serum untuk sementara dapat terlihat pada pemberian
Siprofloksasin Bersama siklosporin.
 Harus dipertimbangkan kemungkinan terjadinya interaksi pada pemberian
Bersama probenesid.
 Pemberian Siprofloksasin Bersama antikoagulan oral dapat memperpanjang waktu
pendarahan.
 Pemberian Bersama metoklorpamid mempercepat absorpsi Siprofloksasin.

Anda mungkin juga menyukai