Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.K DENGAN GANGGUAN


SISTEM PERKEMIHAN“INFEKSI SALURAN KEMIH ” DI RUANG
MELATI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI

Disusun Oleh :

Nama : Rahma Devi Syah Putri


NIM : P07520120025
Kelas : 3A D3-Keperawatan
Dosen Pembimbing : Adelima C.R.Simamora,S.Kep,Ns,M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN D-III


KEPERAWATAN T.A 2022/2023

LAPORAN PENDAHULUAN
Tempat Praktik : RSU SUNDARI Laporan Minggu Ke : II
Ruangan : Matahari Kasus : Infeksi Saluran
Kemih

Tanggal Praktik : 08 Agustus 2022

KONSEP DASAR A. DEFINISI


Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme
didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri,
virus, mikroorganisme lain. (Nanda Nic-Noc,2015).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada
saluran kemih (Brunner& Suddart, 2015). Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik
lakilaki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak, remaja, dewasa
maupun umur lanjut. Akan tetapi dari dua jenis kelamin tersebut ternyata wanita lebih
sering terkena dari pada pria dengan angka populasi umur kurang lebih 5-15%. Infeksi
saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri
terutama scherichia coli : rtesiko dan beratnya meningkat dengan kondiisi seperti refluks
vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen
uretral baru, septikemia. Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari
menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian,
panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya
bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.
Akibatnya UTI pada pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini
menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius (Ardiansyah,
2012)

B. ETIOLOGI
Organisme penyebab infeksi saluran kemih yang paling sering ditemukan adalah
eschericia coli. E. Coli merupakan penghuni normal dari kolon. Organisme-organisme
lain yang juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih adalah golongan proteus,

2
klebsiela,pseudomonas,eterokokus dan stphylococus . bisa juga karena jamur dan virus
ataupun karena infeksi ginjal, prostat hipertropi (urin sisa), prevalensi penyebab isk pada
usia lanjut antara lain:
- Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih
yang kurang efektif
- Mobilitas menurun
- Nutrisi yang sering kurang baik
- Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
- Adanya hambatan pada aliran urin
- Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

Biasanya bakteri enteric, terutama Escherichia coli pada wanita. Gejala bervariasi
tergantung dari variasi jenis bakteri tersebut. Pada pria dan pasien di rumah sakit, 30 –
40% disebabkan proteus, stapilokok, dan bahkan pseudomonas. Bila ditemukan,
kemungkinan besar terdapat kelainan salauran kemih. Namun harus dip[erhitungkan
kemungkinan kontaminasi jika ditemukan lebih dari satu organisme. Selain itu terdapat
faktor-faktor predisposisi yang mempermudah terjadinya ISK yaitu :
1. Bendungan aliran urin : anomaly congenital, batu saluran kemih, oklusi ureter
(sebagian atau total).
2. Refluks Vesikoureter
3. Urin sisa dalam buli-buli karena hipertropi prostate
4. Penyakit metabolic (diabetes, gout, batu)
5. Peralatan kedokteran (terutama kateter tinggal)
6. Kehamilan
7. Jenis kelamin
8. Penyalahgunaan analgesic secara kronik
9. Penyakit ginjal
10. Personal Hygiene

C. TANDA DAN GEJALA


Gejala – gejala dari infeksi saluran kemihsecara umum sering meliputi:

1) Gejala yang terlihat, sering timbulnya dorongan untuk berkemih


2) Rasa terbakar dan perih pada saat berkemih
3) Seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)
3
4) Adanya sel darah merah pada urin (hematuria)
5) Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin
6) Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis
7) Rasa sakit pada daerah di atas pubis
8) Perasaan tertekan pada perut bagian bawah
9) Demam
10) Pada wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaiu
kelelahan, hilangnya kekuatan, demam
11) Sering berkemih pada malam hari

D. PATOFISIOLOGI

Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus
urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat infeksi
terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan
hematogen. Secara asending yaitu:

1) masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: faktor anatomi dimana
pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden
terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal,
pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian
kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
2) Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Secara hematogen yaitu: sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah
sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang
mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran
hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi
kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.

Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:

1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih
yang tidak lengkap atau kurang efektif.
2) Mobilitas menurun
3) Nutrisi yang sering kurang baik
4) System imunnitas yng menurun

4
5) Adanya hambatan pada saluran urin
6) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
(Price, 2015)

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensii yang
berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan
resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri
yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan
ini secara hematogen menyebar ke suluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal
yang menjadi predisposisi ISK, antara lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal
yang menakibtakan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang
disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah: jaringan parut ginjal,
batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang sering ditemukan pada laki-laki diatas usia
60 tahun.
a. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
1) Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
2) Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
3) Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.

b. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:


1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang kurang efektif
2) Mobilitas menurun
3) Nutrisi yang sering kurang baik
4) Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
5) Adanya hambatan pada aliran urin
6) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat (Price, 2015)
Pathway

5
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Urinalisis

6
1) Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)
sediment air kemih
2) Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih.
Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerulus ataupun urolitiasis.

b. Bakteriologis
1) Mikroskopis
2) Biakan bakteri

c. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik


d. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria
utama adanya infeksi.
e. Metode tes
1) Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess
untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami
piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang
mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
2) Tes Penyakit Menular Seksual (PMS):
Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia
trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
3) Tes- tes tambahan:
Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga
dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus
urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie
prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik
dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang
resisten.

F. PENATALAKSANAAN

a. Keperawatan
7
1) Mengobservasi TTV pasien tiap 6 jam.
2) Menganjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra.
3) Mengkaji skala nyeri pasien dengan metode PQRST.
4) Mengajarkan teknik manajemen nyeri distraksi (menonton TV, mengobrol) dan relaksasi
(nafas dalam).
5) Memberikan HE.
6) Mengukur dan catat pengeluaran urine setiap kali berkemih.

b. Medis
Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens antibacterial yang secara
efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal
dan vagina.
Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) pada usia lanjut dapat dibedakan atas:
1) Terapi antibodika dosis tunggal
2) Terapi antibiotika konvensional : 5-14 hari
3) Terapi antibiotika jangka lama : 4-6 minggu
4) Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan
infeksi.penggunaan medikasi
yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim/sulfamethoxazole (tpm,smz,
bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan,tetapi E.Coli telah resisten
terhadap bakteri ini.
pyridium, suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidak
nyamanan akibat infeksi. Dan dianjurkan
untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang
mungkin naik ke
uretra,untuk wanita harus membilas dari depan kebelakang untuk menghindari kontaminasi
lubang uretra oleh bakteri feces.

II. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN 1) Identitas pasien


Biasanya berisikan tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat, diagnose medis dan
tanggal masuk serta tanggal pengakajian dan identitas penanggung jawab.
8
2) Keluhan utama.
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya
jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau
rasa panas di uretra sewaktu kencin dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit
tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan
klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak
enak atau nyeri pinggang. 3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya
jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau
rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit
tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan
klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak
enak atau nyeri pinggang. Pengkajian nyeri dilakukan dengan cara PQRST : P
(pemicu) yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri. Q (quality)
dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat. R (region) yaitu daerah perjalanan
nyeri. S (severty) adalah keparahan atau intensits nyeri. T (time) adalah lama/waktu
serangan atau frekuensi nyeri.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian biasanya di temukan kemungkinan penyebab infeksi saluran kemih
dan memberi petunjuk berapa lama infeksi sudah di alami klien. c) Riwayat kesehatan
keluarga
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat meperburuk keadaan
klien akibat adanya gen yang membawa penyakit turunan seperti DM, hipertensi dll.
ISK bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan dari anatomi
reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup seseorang, namun jika ada penyakit
turunan di curigai dapat memperburuk atau memperparah keadan klien.
d) Riwayat Psikososial
Adanya kecemasan, mekanisme koping menurun dan kurangnya berinteraksi dengan
orang lain sehubungan dengan proses penyakit. e) Riwayat kesehatan lingkungan.
Lingkungan kotor dapat menyebabkan berkembang biaknya penyakit seperti
stafilokok, juga kuman lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya ISK. f) Data
tumbuh kembang

9
Data tumbuh kembang dapat diperoleh dari hasil pengkajian dengan mengumpulkan
data lumbang dan dibandindingkan dengan ketentuaketentuan perkembangan normal.
Perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan kognitif,
perkembangan emosional, perkembangan kepribadian dan perkembangan sosial. g)
Pola kebiasaan kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson (2008):
1) Pernapasan
Frekuensi pernapasan meningkat
2) Makan dan minum
Frekuensi makan dan minum dan berkurang karena adanya mual dan muntah
3) Eliminasi
a) BAB : Tidak ada keluhan
b) BAK : Adanya dysuria
c) Frekuensi miksi yang bertambah
d) Nyeri suprapubik
e) Bau urine yang tidak menyenangkan dan berwanra keruh
f) Pergerakan yang berhubungan dengan sikap
Terbatasnya pergerakan karena adanyan yeri dan kelemahan fisik
4) Istirahat dan tidur
Gangguan tidur karena seringnya BAK, adanya rasa nyeri dan rasa mual muntah.
5) Memilih, menggenakan dan melepaskan pakayan
Jika kondisi pasien tidak memungkinkan maka dalam memilih, menenakan, dan
melepaskan pakayan dibantu oleh perawat dan keluarga.
6) Suhu tubuh
Peningkatan suhu tubuh disertai dengan demam
7) Kebersihan dan kesegaran tubuh
8) Pasien Infeksi Saluran Kemih dengan pergerakan terbatas dalam
melaksanakan personal higyene dibantu oleh perawat dan keluarga 9)
Menghindari bahaya.
Kemungkinan karena kelemahan fisik maka pasien diawasi atau didampingi keluarga
atau perawat. 4) Pemeriksaan Fisik
Menurut Asmadi, (2008) pemeriksaan fisik yang dapat di lakukan yaitu
:
a) Kepala dan rambut : Tidak ada kelainan
b) Wajah : Ekspresi wajah meringis
10
c) Mata : Bila terjadi hematuria, kemungkinanMkonjungtiva anemis
d) Telinga : Tidak ada kelainan
e) Hidung : Tidak ada kelainan
f) Mulut & gigi : Bibir kering dan lidah kotor
g) Leher : Tidak ada kelainan
h) Perut
Inspeksi : frekuensi napas meningkat Perut
Palpasi : distensi abdomen & nyeri tekan suprapubik.
i) Ekstremitas atas danb awah: Terpasang infus dan Kateter j. Kulit
Inspeksi : Kulit kering

2. DIAGNOSA KEPERWATAN
Diagnosa Keperawatan Menurut Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC adapun
masalah keperawatan yang muncul pada Infeksi Saluran Kemih yaitu:
1.) Nyeri akut berhubungan dengan infeksi traktus urinarius.
2.) Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit
3.) Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung
kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
4.) Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry kuman.
5.) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai
dengan mual, muntah.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)
1 Nyeri akut berhubungan Tujuan : Nyeri berkurang 1. Lakukan
infeksi traktus urinarius. Kriteria hasil : pengkajian nyeri
1. Mampu mengontrol secara komprehensif
nyeri (tahu termasuk lokasi,

11
penyebab, mampu karakteristik, durasi,
menggunakan tehnik non frekuensi, kualitas,
farmakologi untuk dan factor
mengurangi nyeri, mencari presipitasi.
bantuan) 2. Observasi reaksi
2. Melaporkan bahwa nonverbal dari ketidak
nyeri berkurang nyamanan
dengan menggunakan 3. Gunakan
manajemen tehnik relaksasi :
nyeri nafas dalam.
3. Mampu mengenali 4. Berikan analgesik
nyeri dan antibiotic.
(skala, 5. Ciptakan
intensitas, frekuensi, lingkungan yang aman dan
dan tanda nyer nyaman
(batasi pengunjung,
ciptakan suasana yang
tidak berisik).
6. Evaluasi
pengalaman nyeri masa
lampau.
7. Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
8. Kurangi
factor presipitasi
nyeri
9. Kaji tipe dan
sumber

nyeri untuk menentukan


intervensi
10. Tingkatkan
istirahat.
12
11. Kolaborasikan
dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri

2 Hipertermi berhubungan Tujuan : Suhu tubuh dalam 1. Monitor suhu


dengan Proses penyakit. batas normal sesering mungkin
Kriteria hasil : 2. Monitor watna dan
1. Suhu dalam suhu kulit
rentang 3. Monitor tekanan
normal (36- 37 ) darah, nadi dan RR
2. Nadi dan RR dalam 4. Monitor Wbc,Hb,
rentang normal
Dan Hct
(nadi 60-100) (RR 16-24).
5. Monitor intake dan
3. Tidak ada perubahan
output
warna kulit dan tidak ada
6. Berikan kompre
pusing hangat.
7. Berikn anti piretik
8. Kolaborasi
pemberian cairan intravena.
9. Tingkatkan
sirkulasi udara
10. Monitor minimal
tiap 2 jam
11. Tingkatkan
intake
cairan dan nutrisi

3 Gangguan eliminasi Tujuan : Masalah disfungsi 1. Lakukan penilaian


urine berhubungan pada eliminasi urine teratasi. kemih yang komprehensif
dengan obstruksi
mekanik pada kandung Kriteria hasil : berfokus pada
kemih ataupun 1. Kandung kemih kosong inkontinensia (misalnya
secara penuh Bebas dari output

13
struktur traktus urinarius ISK. urine, pola berkemih,
lain 2. Tidak ada spasme bladder fungsi kognitif, dan
masalah kencing persisten)
2. Memntau penggunaan
obat dengan sifat
antikolinergik
3. Meransang
reflek kandung
kemih dengan menerapkan
dingin untuk perut
4. Instruksikan cara-
cara untuk

14
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
Smeltzer, S. C. And Bare, B. G. 2012.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Sudart Edisi 8. Jakarta: EGC
Nurarif & Kusuma. 2013. Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
NANDA Internasional.2015.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-
2017 Edisi 10. Jakarta:EGC

LAPORAN KASUS

15
Tempat Praktik : RSU SUNDARI Laporan Minggu Ke : II
Ruangan : Matahari Judul Kasus : Infeksi
Saluran Kencing

Tanggal Praktik : 08 Agustus 2022

A. PENGKAJIAN

1. BIODATA
A.IDENTITAS KLIEN
Nama : An.K
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 14 tahun
Status Kawin : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jln.Tahi Bonar Simatupang
Tanggal Masuk RS : 13-08-2022
No.Reg : 165241
Ruangan : Matahari
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 15-08-2022
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : Infeksi Saluran Kemih (ISK)
B.PENANGGUNG JAWAB

Nama : Ny.M
Hubungan Dengan Klien : Anak Kandung
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln.Tahi Bonar Simatupang Medan Sunggal

2. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh sulit buang air kencing dan nyeri saat buang air kecil
16
3.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
 Provocative / Poliative
a. Apa Penyebabnya
Klien mengatakan nyeri muncul saat berkemih
2. Quantity / Quality
a. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
3. Region
a. Dimana lokasinya
Klien mengatakan keluhan dirasakan pada daerah kepala
4.Severity
Skala nyeri 4
5.Time
Klien mengatakan nyeri hilang timbul selama 5-15 menit
4. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Penyakit yang pernah dialami
Ibu Pasien mengatakan bahwa An. K belum pernah mengalami penyakit ini
b. Pengobatan/tindakan yang pernah dilakukan
Tidak ada
c. Lamanya dirawat
Ibu pasien mengatakan An.K belum pernah di rawat
d. Pernah dirawat /operasi
Tidak ada
e. Alergi
Ibu Pasien mengatakan An. K tidak ada riwayat alergi
f. Imunisasi
Ibu Pasien mengatakan bahwa Status imunisasi An.K lengkap

5.RIWAYAT KELUARGA

17
= Laki -Laki

= Perempuan

= Klien

= Meninggal

= Serumah
= Cerai

6.RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


a. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia.
b. Persepsi klien tentang penyakinya
Ibu Pasien mengatakan An.K menerima penyakit yang dialaminya sekarang.
c. Konsep diri
Body image : pasien dapat menerima gambaran dirinya
Ideal diri : pasien mengatakan ingin cepat sembuh
Harga diri : pasien tidak merasa malu terhadap penyakit yang diderita
Peran diri : peran pasien sebagai anak dan kakak
Personal identity : pasien adalah seorang anak dan kakak
d. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien stabil pasien dapat mengontrol emosinya
e. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara
Perhatian terhadap orang lain sangat baik
f. Hubungan dengan keluarga
Klien mempunyai hubungan baik dengan keluarga
g. Hubungan dengan orang lain
Hubungan pasien dengan orang lain berjalan dengan baik.Hal ini dapat dibuktikan
dengan selama proses pengkajian pasien dapat merespon dengan baik.
h. Kegemaran
Klien gemar memca
i. Daya adaptasi
Daya adaptasi terhadap perawat dan pasien lain baik
j. Mekanisme pertahanan diri Pertahanan diri baik .

7. PEMERIKSAAN FISIK
a.keadaan umum kesadaran
klien compos mentis, b.Tanda-
tanda vital

18
Tekanan darah : 110/70 mmHg
TB / BB : 150 cm / 40 kg
Nadi : 78 x /i
Suhu : 36 ◦c
RR c. : 20 x/i
Pemeriksaan Head to toe
1.kepala dan rambut
a.kepala
-bentuk : simetris dan normal
-kebersihan : bersih
b.rambut
-penyebaran dan keadaan rambut : merata,bewarna hitam dan putih
-kebersihan : bersih
c.wajah
-warna kulit : putih
-struktur wajah : simetris
2. Mata
-bentuk : normal dan simetris
-palpebra : normal dan dapat menutup mata
-pupil : refleks terhadap cahaya normal
-konjungtiva : tidak anemis

-kornea : Bening

-sklera : tidak ikterik


-visus : normal
3. Hidung
-Tulang Hidung : simetris
-Lubang Hidung : simetris
-Cuping Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung.
4.Telinga

19
-Bentuk telinga : simetris dan normal
-ukuran telinga : normal
-lubang telinga : ada,bersih
-Ketajaman pendengaran : normal
5.Mulut dan faring
-keadaan bibir : simetris,mukosa bibir kering
-keadaan gusi dan gigi : gigi putih
-keadaan lidah : bersih,normal,fungsi pengecapan
baik
-Orofaring : normal,tidak ada gangguan menelan
6.Leher
-Posisi trachea : berada ditengah,tidak ada kelainan
-thyroid : tidak ada pembesaran kelenjer
thyroid
-suara : jelas
-kelenjar limfe : tidak ada pembengkakan
-vena jugularis : tidak ada pembengkakan
-denyut nadi karotis : teraba
7.Pemeriksaan integumen
-kebersihan :bersih
-kehangatan : hangat
-Warna : putih
-turgor : < 2 detik
-kelembaban : sedikit kering
-kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit
8.Pemeriksaan ketiak
-aksila dan klavikula : tidak teraba masa atau benjolan

9.Pemeriksaan thorax dada


a.infeksi thorax
-bentuk thorax : simetris
-pernapasan

20
Frekuensi : 20x/i
Irama : regular
b.pernapasan paru
-palpasi getaran suara : dalam batas normal
-perkusi : dalam batas normal
-auskultasi : dalam batas normal
c.pemeriksaan jantung
-inspeksi : tidak terlihat pembengkakan pada
jantung
-palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
-perkusi : tidak dilakukan pemriksaan
d.auskultasi

-bunyi jantung 1 : normal regular


-bunyi jantung 2 : normal regular
-bunyi jantung tambahan: tidak ada suara tambahan
10.Pemeriksaan abdomen
a.inspeksi
-bentuk abdomen : simetris
-benjolan masa : tidak ada
b.auskultasi

-peristaltik usus : 6-8x/i


c.Palpasi
-tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
-benjolan masa : tidak ada
-tanda acites : tidak ada
-hepar : tidak terasa
-lien :-

d.Perkusi
-suara abdomen : tidak ada kelainan

21
-pemeriksaan acites : tidak ada
11.Pemeriksaan Genetalia
a.Genetalia
-rambut pubis : tidak dilakukan pemeriksaan
-lubang uretra : tidak dilakukan pemeriksaan
-kelainan pada genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
b.anus perineum
-lubang anus : tidak dilakukan pemeriksaan
-kelainan anus : tidak dilakukan pemeriksaan
-perineum : tidak dilakukan pemeriksaan
12. Pemeriksaan Neurologi
a.tingkat kesadaran (GCS) : GCS : 15 E:4 V:5 M:6
b.status mental
-kondisi emosi : stabil
-orientasi : normal
-proses berfikir : normal
-motivasi : kemauan untuk sembuh sangat besar
-persepsi : kuat

4. Nervus cranialis
-N.olfactorius : rongga hidung bersih
-N.okulomotorius : pergerakan bola mata normal
-N.trigeminus : dapat merasakan rangsangan sentuhan
-N.paciaris : dapat menggerakkan otot wajah
-N.vestibulo cochlearis : dapat mendengar dengan baik
-N.glosofaringelis : dapat menelan,membuka,dan mengunyah
-N.vagus : dapat menelan,membuka,dan mengunyah
-N.asesoius : pasien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri
-N.hipoglosus : dapat menjulurkan lidah
5. Fungsi Motorik
a. cara berjalan : normal

22
b. tes jari hidung : normal
c. pronasi –suminasi : normal,dapat membolak balik telapak tangan
6. Fungsi Sensori
a. identifikasi sentuhan ringan : teridentifikasi dengan baik
b. tes tajam tumpul : dapat membedakan tajam dan tumpul
c. tes panas dingin : merasakan panas dingin
d. tes getaran : dapat merasakan getaran
e. streognosis test : normal
7. Reflek
a.Reflek bisep : normal
b.Reflek trisep : normal
c. Reflek branchioradramis : normal
d. Reflek patellar : normal
e. Reflek tendon achiles : normal
f. Reflek plantur : normal

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a.Pola tidur

-waktu tidur : tidur siang 1-2 jam,tidur malam dari 6-8 jam
-waktu bangun : 2 jam
-masalah tidur : Tidak ada
-hal yang mempermudah tidur : dielus kepalanya oleh ibunya
- Hal-hal yang mempermudah bangun : dipanggil dan dengan tepukan bangun
B.Pola Eliminasi
1.BAB
-Pola BAB : normal, 1 kali/hari
-karakter feses : konsistensi lunak
-Riwayat perdarahan : tidak ada
-Penggunaan obat : tidak ada
-Keluhan BAB : tidak ada keluhan
-Masalah Eliminasi BAB : tidak ada masalah
2.BAK

23
-Pola BAK : 4-7 kali/hari
-Karakter Urine : Kuning jernih
-Nyeri : Nyei saat berkemih
-Inkontinensia : tidak
-Penggunaan Obat : tidak ada
-Keluhan BAK : Sulit buang air kecil dan nyeri saat berkemih
-Masalah Eliminasi BAK :Nyeri saat berkemih
C.Pola Makan
-Diet : bubur kasar,makanan biasa
-Pola Diet : teratur
-BB sebelum MRS : 40 kg
-BB setelah MRS : 40 kg
-Jumlah dan jenis diet : diet tinggi kalori dan protein
-Kesulitan mengunyah : tidak ada
-Masalah pola makan : tidak ada
-Upaya mengatasinya : tidak ada
D. Pola Minum
-Jenis minuman : air putih
-Pola minum : 4 gelas/hari
-Kesulitan minum : tidak ada
-Upaya mengatasinya : tidak ada masalah
E.Kebersihan diri : bersih
F.Pola Kegiatan/Aktivitas : klien bisa melakukan aktivitas ditempat tidur dan
berjalan

9. Hasil Pemeriksaan Penunjang/diagnostik


A. Diagnosa Medis : Infeksi Saluran Kemih
B. Pemeriksaan diagnostik/penunjang : Darah lengkap

10. Penatalaksanaan Terapi Medis


No Nama Obat Dosis

24
1. Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
2. Ketorolac K/p
3. Ceftriaxone 1 gr
4. Inf.RL 20 gtt
5 Pct 3x1
6. Syrp.antasida 3x1

11. Ringkasan Riwayat Keperawatan


An.A datang ke RSU SUNDARI dengan keluhan sulit buang air kencing dan nyeri saat
buang air kecil ..Setelah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan didapatkan pucat(+) TD :
110 / 70 mmHg , RR : 20x/i , S : 36◦c , HR : 78 x/i.

B. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 Ds : Ibu klien mengatakan


- anaknya susah buang Agen cedera biologis Nyeri
air kecil
Ibu klien mengatakan
- anaknya nyeri saat
berkemih

Do : Skala nyeri 4
- Klien tampak pucat
- Klien tampak
meringis TD : 110 /
25
-
- 70 mmHg , RR : 20x/i
, S : 36◦c , HR : 78
x/i.

2 Ds : Klien
- mengatakan Infeksi saluran kemih Gangguan eliminasi urine
sulit berkemih
dan nyeri saat
Do : berkemih
-
Klien tampak pucat
- dan lemas
TD : 110 / 70 mmHg ,
RR : 20x/i , S : 36◦c ,
HR : 78 x/i.

3 Ds:
- Klien mengatakan Intake tidak adekuat Defisit volume cairan
badannya terasa lemas
dan letih
Do:
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit lembab
- Intake 900 cc
Output 300 cc
-
Klien terpasang infus
-
RL

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d agen cedera biologis
2. Gangguan eliminasi urine b/d infeksi saluran kemih

3. Defisit volume cairan b/d intake tidak adekuat

D. RENCANA KEPERAWATAN

26
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)

1 Nyeri b/d agen cedera Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji nyeri secara
biologis keperawatan selama 3x 24 komprehensif
jam diharapkan termasuk lokasi,
Nyeri berkurang dengan karakteristik, durasi,
Kriteria hasil : frekuensi
- Mampu mengontrol 2. Pantau TTV
nyeri 3. Ajarkan teknik
- Melaporkan bahwa relaksasi nafas
nyeri berkurang dalam
4. Kolaborasi
dengan
dokterdalam
pemberian analgetik
5. Anjurkan klien
untuk sering
mengganti celana
dalam
6. Anjurkan ibu dan
keluarga klien untuk
melakukan hand
hygiene

27
2 Gangguan eliminasi urine b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau eliminasi
infeksi saluran kemih keperawatan selama 3x 24 urine ( frekuensi,
jam diharapkan pola dan bau, warna urine )
status eliminasi teratasi 2. Pantau dan motivasi
dengan kriteria hasil : dalam kebutuhan
- Warna urine dalam cairan pasien
rentang normal (anjurkan pasien
- Intake cairan dalam minum air )
keadaan normal 3. Ajarkan pasien
- Mengosongkan kompres hangat
kandung kemih 4. Kolaborasi
sepenuhnya pemberian antibiotic

3 Defisit volume cairan b/d intake Setelah dilakukan tindakan


tidak adekuat keperawatan selama 3x 24 1. Pantau TTV
jam diharapkan masalah 2. Pantau status
kebutuhan cairan adekuat dehidrasi
dengan kriteria hasil: (kelembapan
- Tidak ada tandatanda mukosa bibir, nadi
dehidrasi adekuat)
- Tekanan 3. Pantau intake dan
darah,nadi,suhu output cairan
tubuh dalam batas 4. Kolaborasi dengan
normal dokter dalam
pemberian terapi

E. CATATAN PERKEMBANGAN

28
Tgl DX Jam Implementasi Evaluasi
1 10.20 1. Mengkaji nyeri secara S : Ibu klien mengatakan
komprehensif termasuk - anaknya susah untuk
buang air kecil
15 lokasi, karakteristik,
Klien mengatakan nyeri
Agustus durasi, frekuensi - saat buang air
2. Memantau TTV kecil
2022
3. Mengajarkan teknik
O: Skala nyeri 4
relaksasi nafas dalam Klien tampak meringis
-
4. Berkolaborasi dengan - Ttv : TD : 110 / 70
11.00 dokter dalam pemberian mmHg , RR : 20x/i ,
-
S:
analgetik 36◦c , HR : 78 x/i.
5. Menganjurkan klien
untuk sering mengganti A: alah belum teratasi
vensi dilanjutkan
celana dalam Mas
6. Menganjurkan ibu dan
P:
keluarga klien
untuk Inter
melakukan hand hygiene

2 10.20 1. Memantau eliminasi S : Ibu klien mengatakan


urine ( frekuensi, bau, - anaknya susah untuk
buang air kecil
warna urine )
Klien mengatakan nyeri
2. Memantau dan motivasi - saat buang air
dalam kebutuhan cairan kecil

pasien (anjurkan pasien


O: Klien tampak pucat dan
minum air )
- lemas
3. Mengajarkan pasien alah belum teratasi
10.25
A: intervensi dilanjutkan
kompres hangat
Mas
4. Berkolaborasi pemberian
11.00
antibiotic P:

3 10.20 1. Memantau TTV S:

29
2. Memantau status - Klien mengatkan
dehidrasi badannya terasa lemas
dan lemah
(kelembapan O:
mukosa bibir, - Klien tampak lemas
nadi - Mukosa bibir kering
- Turgor kulit tampak
adekuat)
lembab
11.00 3. Memantau intake dan
- Intake 900 cc dan
output cairan output 300 cc
4. Berkolaborasi dengan - TTV: TD : 110 / 70
dokter dalam pemberian mmHg , RR : 20x/i , S :
terapi 36◦c , HR : 78 x/i.

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

1 10.00 1. Mengkaji nyeri secara S : Ibu klien mengatakan


komprehensif termasuk - anaknya susah untuk
buang air kecil
lokasi, karakteristik,
Klien mengatakan
durasi, frekuensi - nyeri saat buang air
2. Memantau TTV kecil berkurang (dari 4
ke 2)
3. Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam O: Skala nyeri 2
16 4. Berkolaborasi dengan - Klien tampak tenang
12.00 - Ttv : TD : 110 / 70
Agustus dokter dalam pemberian
mmHg , RR : 20x/i ,
analgetik -
2022 S:
5. Menganjurkan klien 36◦c , HR : 78 x/i.
untuk sering mengganti
asalah teratasi
celana dalam A: M
sebagian
6. Menganjurkan ibu dan
keluarga klien untuk P: Intervensi
dilanjutkan
melakukan hand hygiene

30
2 10.20 1. Memantau eliminasi urine S :
( frekuensi, bau, warna - Ibu klien mengatakan
anaknya susah untuk
urine )
buang air kecil
2. Memantau dan motivasi - Klien mengatakan nyeri
dalam kebutuhan cairan berkurang O:
pasien (anjurkan pasien - Klien sedikit rileks
minum air ) A: Masalah teratasi sebagian
10.25 3. Mengajarkan pasien
kompres hangat P: intervensi dilanjutkan

4. Berkolaborasi pemberian
12.00
antibiotic

3 10.20 1. Memantau TTV S:


Klien mengatakan
2. Memantau status -
badannya terasa lemas
dehidrasi tapi sudah sedikit
(kelembapan berkurang

mukosa bibir, nadi O:


Klien tampak lemas
adekuat) -
Mukosa bibir kering
-
3. Memantau intake dan Turgor kulit tampak
- lembab
output cairan
Intake 1000 cc dan
12.00 4. Berkolaborasi dengan - output 600 cc
dokter dalam pemberian TTV: TD : 110 / 70
terapi - mmHg , RR : 20x/i , S :
36◦c , HR : 78 x/i.

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

31
1 10.00 1. Mengkaji nyeri secara S :
komprehensif termasuk -
Ibu klien mengatakan
lokasi, karakteristik,
anaknya susah untuk
durasi, frekuensi - buang air kecil
2. Memantau TTV Klien mengatakan
3. Mengajarkan teknik nyeri saat buang air
17 kecil berkurang (dari 2
relaksasi nafas dalam ke 1 )
O:
Agustus 4. Berkolaborasi dengan -
2022 12.00 dokter dalam pemberian - Skala nyeri 1
- Klien tampak tenang
analgetik
Ttv : TD : 110 / 70
mmHg , RR : 20x/i ,
S:
A: 36◦c , HR : 78 x/i.
Mas
alah teratasi sebagian
P: vensi dilanjutkan
Inter

2 10.30 1. Memantau eliminasi urine S : Ibu klien mengatakan


( frekuensi, bau, warna - anaknya susah untuk
buang air kecil
urine )
Klien mengatakan
2. Memantau dan motivasi - nyeri berkurang
dalam kebutuhan cairan
Klien tampak rileks
pasien (anjurkan pasien O:
- dan tenang
minum air )

10.25 3. Mengajarkan pasien alah teratasi sebagian


kompres hangat A:
Mas P: intervensi
4. Berkolaborasi pemberian dilanjutkan
12.00
antibiotic

3 10.00 1. Memantau TTV S:


2. Memantau status - Klien mengatakan
lemas sudah berkurang
dehidrasi
O:
(kelembapan mukosa - Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit tampak
32
bibir, nadi lembab
adekuat)

3. Memantau intake dan - Intake 1200 cc dan


output cairan output 700 cc
12.00 - TTV: TD : 110 / 70
4. Berkolaborasi dengan
mmHg , RR : 20x/i , S :
dokter dalam pemberian
36◦c , HR : 78 x/i.
terapi

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

33

Anda mungkin juga menyukai