Disusun Oleh :
LAPORAN PENDAHULUAN
Tempat Praktik : RSU SUNDARI Laporan Minggu Ke : II
Ruangan : Matahari Kasus : Infeksi Saluran
Kemih
B. ETIOLOGI
Organisme penyebab infeksi saluran kemih yang paling sering ditemukan adalah
eschericia coli. E. Coli merupakan penghuni normal dari kolon. Organisme-organisme
lain yang juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih adalah golongan proteus,
2
klebsiela,pseudomonas,eterokokus dan stphylococus . bisa juga karena jamur dan virus
ataupun karena infeksi ginjal, prostat hipertropi (urin sisa), prevalensi penyebab isk pada
usia lanjut antara lain:
- Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih
yang kurang efektif
- Mobilitas menurun
- Nutrisi yang sering kurang baik
- Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
- Adanya hambatan pada aliran urin
- Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
Biasanya bakteri enteric, terutama Escherichia coli pada wanita. Gejala bervariasi
tergantung dari variasi jenis bakteri tersebut. Pada pria dan pasien di rumah sakit, 30 –
40% disebabkan proteus, stapilokok, dan bahkan pseudomonas. Bila ditemukan,
kemungkinan besar terdapat kelainan salauran kemih. Namun harus dip[erhitungkan
kemungkinan kontaminasi jika ditemukan lebih dari satu organisme. Selain itu terdapat
faktor-faktor predisposisi yang mempermudah terjadinya ISK yaitu :
1. Bendungan aliran urin : anomaly congenital, batu saluran kemih, oklusi ureter
(sebagian atau total).
2. Refluks Vesikoureter
3. Urin sisa dalam buli-buli karena hipertropi prostate
4. Penyakit metabolic (diabetes, gout, batu)
5. Peralatan kedokteran (terutama kateter tinggal)
6. Kehamilan
7. Jenis kelamin
8. Penyalahgunaan analgesic secara kronik
9. Penyakit ginjal
10. Personal Hygiene
D. PATOFISIOLOGI
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus
urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat infeksi
terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan
hematogen. Secara asending yaitu:
1) masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: faktor anatomi dimana
pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden
terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal,
pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian
kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
2) Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Secara hematogen yaitu: sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah
sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang
mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran
hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi
kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.
Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:
1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih
yang tidak lengkap atau kurang efektif.
2) Mobilitas menurun
3) Nutrisi yang sering kurang baik
4) System imunnitas yng menurun
4
5) Adanya hambatan pada saluran urin
6) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
(Price, 2015)
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensii yang
berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan
resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri
yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan
ini secara hematogen menyebar ke suluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal
yang menjadi predisposisi ISK, antara lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal
yang menakibtakan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang
disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah: jaringan parut ginjal,
batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang sering ditemukan pada laki-laki diatas usia
60 tahun.
a. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
1) Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
2) Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
3) Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
5
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Urinalisis
6
1) Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)
sediment air kemih
2) Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih.
Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerulus ataupun urolitiasis.
b. Bakteriologis
1) Mikroskopis
2) Biakan bakteri
F. PENATALAKSANAAN
a. Keperawatan
7
1) Mengobservasi TTV pasien tiap 6 jam.
2) Menganjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra.
3) Mengkaji skala nyeri pasien dengan metode PQRST.
4) Mengajarkan teknik manajemen nyeri distraksi (menonton TV, mengobrol) dan relaksasi
(nafas dalam).
5) Memberikan HE.
6) Mengukur dan catat pengeluaran urine setiap kali berkemih.
b. Medis
Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens antibacterial yang secara
efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal
dan vagina.
Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) pada usia lanjut dapat dibedakan atas:
1) Terapi antibodika dosis tunggal
2) Terapi antibiotika konvensional : 5-14 hari
3) Terapi antibiotika jangka lama : 4-6 minggu
4) Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan
infeksi.penggunaan medikasi
yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim/sulfamethoxazole (tpm,smz,
bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan,tetapi E.Coli telah resisten
terhadap bakteri ini.
pyridium, suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidak
nyamanan akibat infeksi. Dan dianjurkan
untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang
mungkin naik ke
uretra,untuk wanita harus membilas dari depan kebelakang untuk menghindari kontaminasi
lubang uretra oleh bakteri feces.
9
Data tumbuh kembang dapat diperoleh dari hasil pengkajian dengan mengumpulkan
data lumbang dan dibandindingkan dengan ketentuaketentuan perkembangan normal.
Perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan kognitif,
perkembangan emosional, perkembangan kepribadian dan perkembangan sosial. g)
Pola kebiasaan kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson (2008):
1) Pernapasan
Frekuensi pernapasan meningkat
2) Makan dan minum
Frekuensi makan dan minum dan berkurang karena adanya mual dan muntah
3) Eliminasi
a) BAB : Tidak ada keluhan
b) BAK : Adanya dysuria
c) Frekuensi miksi yang bertambah
d) Nyeri suprapubik
e) Bau urine yang tidak menyenangkan dan berwanra keruh
f) Pergerakan yang berhubungan dengan sikap
Terbatasnya pergerakan karena adanyan yeri dan kelemahan fisik
4) Istirahat dan tidur
Gangguan tidur karena seringnya BAK, adanya rasa nyeri dan rasa mual muntah.
5) Memilih, menggenakan dan melepaskan pakayan
Jika kondisi pasien tidak memungkinkan maka dalam memilih, menenakan, dan
melepaskan pakayan dibantu oleh perawat dan keluarga.
6) Suhu tubuh
Peningkatan suhu tubuh disertai dengan demam
7) Kebersihan dan kesegaran tubuh
8) Pasien Infeksi Saluran Kemih dengan pergerakan terbatas dalam
melaksanakan personal higyene dibantu oleh perawat dan keluarga 9)
Menghindari bahaya.
Kemungkinan karena kelemahan fisik maka pasien diawasi atau didampingi keluarga
atau perawat. 4) Pemeriksaan Fisik
Menurut Asmadi, (2008) pemeriksaan fisik yang dapat di lakukan yaitu
:
a) Kepala dan rambut : Tidak ada kelainan
b) Wajah : Ekspresi wajah meringis
10
c) Mata : Bila terjadi hematuria, kemungkinanMkonjungtiva anemis
d) Telinga : Tidak ada kelainan
e) Hidung : Tidak ada kelainan
f) Mulut & gigi : Bibir kering dan lidah kotor
g) Leher : Tidak ada kelainan
h) Perut
Inspeksi : frekuensi napas meningkat Perut
Palpasi : distensi abdomen & nyeri tekan suprapubik.
i) Ekstremitas atas danb awah: Terpasang infus dan Kateter j. Kulit
Inspeksi : Kulit kering
2. DIAGNOSA KEPERWATAN
Diagnosa Keperawatan Menurut Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC adapun
masalah keperawatan yang muncul pada Infeksi Saluran Kemih yaitu:
1.) Nyeri akut berhubungan dengan infeksi traktus urinarius.
2.) Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit
3.) Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung
kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
4.) Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry kuman.
5.) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai
dengan mual, muntah.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)
1 Nyeri akut berhubungan Tujuan : Nyeri berkurang 1. Lakukan
infeksi traktus urinarius. Kriteria hasil : pengkajian nyeri
1. Mampu mengontrol secara komprehensif
nyeri (tahu termasuk lokasi,
11
penyebab, mampu karakteristik, durasi,
menggunakan tehnik non frekuensi, kualitas,
farmakologi untuk dan factor
mengurangi nyeri, mencari presipitasi.
bantuan) 2. Observasi reaksi
2. Melaporkan bahwa nonverbal dari ketidak
nyeri berkurang nyamanan
dengan menggunakan 3. Gunakan
manajemen tehnik relaksasi :
nyeri nafas dalam.
3. Mampu mengenali 4. Berikan analgesik
nyeri dan antibiotic.
(skala, 5. Ciptakan
intensitas, frekuensi, lingkungan yang aman dan
dan tanda nyer nyaman
(batasi pengunjung,
ciptakan suasana yang
tidak berisik).
6. Evaluasi
pengalaman nyeri masa
lampau.
7. Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
8. Kurangi
factor presipitasi
nyeri
9. Kaji tipe dan
sumber
13
struktur traktus urinarius ISK. urine, pola berkemih,
lain 2. Tidak ada spasme bladder fungsi kognitif, dan
masalah kencing persisten)
2. Memntau penggunaan
obat dengan sifat
antikolinergik
3. Meransang
reflek kandung
kemih dengan menerapkan
dingin untuk perut
4. Instruksikan cara-
cara untuk
14
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
Smeltzer, S. C. And Bare, B. G. 2012.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Sudart Edisi 8. Jakarta: EGC
Nurarif & Kusuma. 2013. Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
NANDA Internasional.2015.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-
2017 Edisi 10. Jakarta:EGC
LAPORAN KASUS
15
Tempat Praktik : RSU SUNDARI Laporan Minggu Ke : II
Ruangan : Matahari Judul Kasus : Infeksi
Saluran Kencing
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
A.IDENTITAS KLIEN
Nama : An.K
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 14 tahun
Status Kawin : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jln.Tahi Bonar Simatupang
Tanggal Masuk RS : 13-08-2022
No.Reg : 165241
Ruangan : Matahari
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 15-08-2022
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : Infeksi Saluran Kemih (ISK)
B.PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny.M
Hubungan Dengan Klien : Anak Kandung
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln.Tahi Bonar Simatupang Medan Sunggal
2. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh sulit buang air kencing dan nyeri saat buang air kecil
16
3.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Provocative / Poliative
a. Apa Penyebabnya
Klien mengatakan nyeri muncul saat berkemih
2. Quantity / Quality
a. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
3. Region
a. Dimana lokasinya
Klien mengatakan keluhan dirasakan pada daerah kepala
4.Severity
Skala nyeri 4
5.Time
Klien mengatakan nyeri hilang timbul selama 5-15 menit
4. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Penyakit yang pernah dialami
Ibu Pasien mengatakan bahwa An. K belum pernah mengalami penyakit ini
b. Pengobatan/tindakan yang pernah dilakukan
Tidak ada
c. Lamanya dirawat
Ibu pasien mengatakan An.K belum pernah di rawat
d. Pernah dirawat /operasi
Tidak ada
e. Alergi
Ibu Pasien mengatakan An. K tidak ada riwayat alergi
f. Imunisasi
Ibu Pasien mengatakan bahwa Status imunisasi An.K lengkap
5.RIWAYAT KELUARGA
17
= Laki -Laki
= Perempuan
= Klien
= Meninggal
= Serumah
= Cerai
7. PEMERIKSAAN FISIK
a.keadaan umum kesadaran
klien compos mentis, b.Tanda-
tanda vital
18
Tekanan darah : 110/70 mmHg
TB / BB : 150 cm / 40 kg
Nadi : 78 x /i
Suhu : 36 ◦c
RR c. : 20 x/i
Pemeriksaan Head to toe
1.kepala dan rambut
a.kepala
-bentuk : simetris dan normal
-kebersihan : bersih
b.rambut
-penyebaran dan keadaan rambut : merata,bewarna hitam dan putih
-kebersihan : bersih
c.wajah
-warna kulit : putih
-struktur wajah : simetris
2. Mata
-bentuk : normal dan simetris
-palpebra : normal dan dapat menutup mata
-pupil : refleks terhadap cahaya normal
-konjungtiva : tidak anemis
-kornea : Bening
19
-Bentuk telinga : simetris dan normal
-ukuran telinga : normal
-lubang telinga : ada,bersih
-Ketajaman pendengaran : normal
5.Mulut dan faring
-keadaan bibir : simetris,mukosa bibir kering
-keadaan gusi dan gigi : gigi putih
-keadaan lidah : bersih,normal,fungsi pengecapan
baik
-Orofaring : normal,tidak ada gangguan menelan
6.Leher
-Posisi trachea : berada ditengah,tidak ada kelainan
-thyroid : tidak ada pembesaran kelenjer
thyroid
-suara : jelas
-kelenjar limfe : tidak ada pembengkakan
-vena jugularis : tidak ada pembengkakan
-denyut nadi karotis : teraba
7.Pemeriksaan integumen
-kebersihan :bersih
-kehangatan : hangat
-Warna : putih
-turgor : < 2 detik
-kelembaban : sedikit kering
-kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit
8.Pemeriksaan ketiak
-aksila dan klavikula : tidak teraba masa atau benjolan
20
Frekuensi : 20x/i
Irama : regular
b.pernapasan paru
-palpasi getaran suara : dalam batas normal
-perkusi : dalam batas normal
-auskultasi : dalam batas normal
c.pemeriksaan jantung
-inspeksi : tidak terlihat pembengkakan pada
jantung
-palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
-perkusi : tidak dilakukan pemriksaan
d.auskultasi
d.Perkusi
-suara abdomen : tidak ada kelainan
21
-pemeriksaan acites : tidak ada
11.Pemeriksaan Genetalia
a.Genetalia
-rambut pubis : tidak dilakukan pemeriksaan
-lubang uretra : tidak dilakukan pemeriksaan
-kelainan pada genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
b.anus perineum
-lubang anus : tidak dilakukan pemeriksaan
-kelainan anus : tidak dilakukan pemeriksaan
-perineum : tidak dilakukan pemeriksaan
12. Pemeriksaan Neurologi
a.tingkat kesadaran (GCS) : GCS : 15 E:4 V:5 M:6
b.status mental
-kondisi emosi : stabil
-orientasi : normal
-proses berfikir : normal
-motivasi : kemauan untuk sembuh sangat besar
-persepsi : kuat
4. Nervus cranialis
-N.olfactorius : rongga hidung bersih
-N.okulomotorius : pergerakan bola mata normal
-N.trigeminus : dapat merasakan rangsangan sentuhan
-N.paciaris : dapat menggerakkan otot wajah
-N.vestibulo cochlearis : dapat mendengar dengan baik
-N.glosofaringelis : dapat menelan,membuka,dan mengunyah
-N.vagus : dapat menelan,membuka,dan mengunyah
-N.asesoius : pasien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri
-N.hipoglosus : dapat menjulurkan lidah
5. Fungsi Motorik
a. cara berjalan : normal
22
b. tes jari hidung : normal
c. pronasi –suminasi : normal,dapat membolak balik telapak tangan
6. Fungsi Sensori
a. identifikasi sentuhan ringan : teridentifikasi dengan baik
b. tes tajam tumpul : dapat membedakan tajam dan tumpul
c. tes panas dingin : merasakan panas dingin
d. tes getaran : dapat merasakan getaran
e. streognosis test : normal
7. Reflek
a.Reflek bisep : normal
b.Reflek trisep : normal
c. Reflek branchioradramis : normal
d. Reflek patellar : normal
e. Reflek tendon achiles : normal
f. Reflek plantur : normal
-waktu tidur : tidur siang 1-2 jam,tidur malam dari 6-8 jam
-waktu bangun : 2 jam
-masalah tidur : Tidak ada
-hal yang mempermudah tidur : dielus kepalanya oleh ibunya
- Hal-hal yang mempermudah bangun : dipanggil dan dengan tepukan bangun
B.Pola Eliminasi
1.BAB
-Pola BAB : normal, 1 kali/hari
-karakter feses : konsistensi lunak
-Riwayat perdarahan : tidak ada
-Penggunaan obat : tidak ada
-Keluhan BAB : tidak ada keluhan
-Masalah Eliminasi BAB : tidak ada masalah
2.BAK
23
-Pola BAK : 4-7 kali/hari
-Karakter Urine : Kuning jernih
-Nyeri : Nyei saat berkemih
-Inkontinensia : tidak
-Penggunaan Obat : tidak ada
-Keluhan BAK : Sulit buang air kecil dan nyeri saat berkemih
-Masalah Eliminasi BAK :Nyeri saat berkemih
C.Pola Makan
-Diet : bubur kasar,makanan biasa
-Pola Diet : teratur
-BB sebelum MRS : 40 kg
-BB setelah MRS : 40 kg
-Jumlah dan jenis diet : diet tinggi kalori dan protein
-Kesulitan mengunyah : tidak ada
-Masalah pola makan : tidak ada
-Upaya mengatasinya : tidak ada
D. Pola Minum
-Jenis minuman : air putih
-Pola minum : 4 gelas/hari
-Kesulitan minum : tidak ada
-Upaya mengatasinya : tidak ada masalah
E.Kebersihan diri : bersih
F.Pola Kegiatan/Aktivitas : klien bisa melakukan aktivitas ditempat tidur dan
berjalan
24
1. Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
2. Ketorolac K/p
3. Ceftriaxone 1 gr
4. Inf.RL 20 gtt
5 Pct 3x1
6. Syrp.antasida 3x1
B. ANALISA DATA
Do : Skala nyeri 4
- Klien tampak pucat
- Klien tampak
meringis TD : 110 /
25
-
- 70 mmHg , RR : 20x/i
, S : 36◦c , HR : 78
x/i.
2 Ds : Klien
- mengatakan Infeksi saluran kemih Gangguan eliminasi urine
sulit berkemih
dan nyeri saat
Do : berkemih
-
Klien tampak pucat
- dan lemas
TD : 110 / 70 mmHg ,
RR : 20x/i , S : 36◦c ,
HR : 78 x/i.
3 Ds:
- Klien mengatakan Intake tidak adekuat Defisit volume cairan
badannya terasa lemas
dan letih
Do:
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit lembab
- Intake 900 cc
Output 300 cc
-
Klien terpasang infus
-
RL
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d agen cedera biologis
2. Gangguan eliminasi urine b/d infeksi saluran kemih
D. RENCANA KEPERAWATAN
26
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)
1 Nyeri b/d agen cedera Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji nyeri secara
biologis keperawatan selama 3x 24 komprehensif
jam diharapkan termasuk lokasi,
Nyeri berkurang dengan karakteristik, durasi,
Kriteria hasil : frekuensi
- Mampu mengontrol 2. Pantau TTV
nyeri 3. Ajarkan teknik
- Melaporkan bahwa relaksasi nafas
nyeri berkurang dalam
4. Kolaborasi
dengan
dokterdalam
pemberian analgetik
5. Anjurkan klien
untuk sering
mengganti celana
dalam
6. Anjurkan ibu dan
keluarga klien untuk
melakukan hand
hygiene
27
2 Gangguan eliminasi urine b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau eliminasi
infeksi saluran kemih keperawatan selama 3x 24 urine ( frekuensi,
jam diharapkan pola dan bau, warna urine )
status eliminasi teratasi 2. Pantau dan motivasi
dengan kriteria hasil : dalam kebutuhan
- Warna urine dalam cairan pasien
rentang normal (anjurkan pasien
- Intake cairan dalam minum air )
keadaan normal 3. Ajarkan pasien
- Mengosongkan kompres hangat
kandung kemih 4. Kolaborasi
sepenuhnya pemberian antibiotic
E. CATATAN PERKEMBANGAN
28
Tgl DX Jam Implementasi Evaluasi
1 10.20 1. Mengkaji nyeri secara S : Ibu klien mengatakan
komprehensif termasuk - anaknya susah untuk
buang air kecil
15 lokasi, karakteristik,
Klien mengatakan nyeri
Agustus durasi, frekuensi - saat buang air
2. Memantau TTV kecil
2022
3. Mengajarkan teknik
O: Skala nyeri 4
relaksasi nafas dalam Klien tampak meringis
-
4. Berkolaborasi dengan - Ttv : TD : 110 / 70
11.00 dokter dalam pemberian mmHg , RR : 20x/i ,
-
S:
analgetik 36◦c , HR : 78 x/i.
5. Menganjurkan klien
untuk sering mengganti A: alah belum teratasi
vensi dilanjutkan
celana dalam Mas
6. Menganjurkan ibu dan
P:
keluarga klien
untuk Inter
melakukan hand hygiene
29
2. Memantau status - Klien mengatkan
dehidrasi badannya terasa lemas
dan lemah
(kelembapan O:
mukosa bibir, - Klien tampak lemas
nadi - Mukosa bibir kering
- Turgor kulit tampak
adekuat)
lembab
11.00 3. Memantau intake dan
- Intake 900 cc dan
output cairan output 300 cc
4. Berkolaborasi dengan - TTV: TD : 110 / 70
dokter dalam pemberian mmHg , RR : 20x/i , S :
terapi 36◦c , HR : 78 x/i.
P: Intervensi dilanjutkan
30
2 10.20 1. Memantau eliminasi urine S :
( frekuensi, bau, warna - Ibu klien mengatakan
anaknya susah untuk
urine )
buang air kecil
2. Memantau dan motivasi - Klien mengatakan nyeri
dalam kebutuhan cairan berkurang O:
pasien (anjurkan pasien - Klien sedikit rileks
minum air ) A: Masalah teratasi sebagian
10.25 3. Mengajarkan pasien
kompres hangat P: intervensi dilanjutkan
4. Berkolaborasi pemberian
12.00
antibiotic
P: Intervensi dilanjutkan
31
1 10.00 1. Mengkaji nyeri secara S :
komprehensif termasuk -
Ibu klien mengatakan
lokasi, karakteristik,
anaknya susah untuk
durasi, frekuensi - buang air kecil
2. Memantau TTV Klien mengatakan
3. Mengajarkan teknik nyeri saat buang air
17 kecil berkurang (dari 2
relaksasi nafas dalam ke 1 )
O:
Agustus 4. Berkolaborasi dengan -
2022 12.00 dokter dalam pemberian - Skala nyeri 1
- Klien tampak tenang
analgetik
Ttv : TD : 110 / 70
mmHg , RR : 20x/i ,
S:
A: 36◦c , HR : 78 x/i.
Mas
alah teratasi sebagian
P: vensi dilanjutkan
Inter
P: Intervensi dilanjutkan
33