Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

PADA Nn.X DENGAN DIAGNOSA MEDIS INFEKSI SALURAN KEMIH

DI RSU X AMBON

Disusun oleh :

Nama : Richard Risamasu

Nim : 1240212017131

Tk : III C

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKPER RUMKIT TK III Dr.J.A.LATUMETEN

AMBON

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

TEORI MEDIS

A.   Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin
meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka
prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama atau di atas 65 tahun kira-kira mempunyai angka
prevalensi ISK sebesar 20 %. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun
wanita dari semua umur, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi
dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum,
kurang lebih 5-15%.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Bakteriuria yang
disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang
tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis. Dikatakan bakteriuria positif pada pasien
asimptomatis bila terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam sampel urin midstream,
sedangkan pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih rendah.
Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain disebabkan karena:
o   Sisa urin dalam kandung kemih meningkat akibat pengosongan kandung kemih kurang
efektif.
o   Mobilitas menurun.
o   Pada usia lanjut nutrisi sering kurang baik.
o   Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral.
o   Adanya hambatan pada aliran urin.
o   Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua
umur baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua
jenis kelamin ternyata wanita lebih sering dari pria

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan
oleh bakteri terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti
refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen
uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998) Infeksi traktus urinarius pada pria
merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita.
Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan
adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.
Akibatnya UTI paa pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini
menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius.

B.   Etiologi
ISK pada usia lanjut dipandang dari segi penatalaksanaan sering dibedakan atas:
(Russel, B.M., 1989; Tolkoff, Rubu N.E. dan Rubin R.H., 1989).
a.ISK uncomplicated (simple)
ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomi
maupun fungsionil normal. ISK sederhana ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita
wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superfisial kandung kemih.
b.ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman penyebab sulit diberantas,
kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotik, sering terjadi
bakteriemia, sepsis, dan syok. Penyebab kuman pada ISK complicated adalah Pseudomonas,
Proteus, dan Klebsiela. ISK complicated terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai
berikut: Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu (pada usia lanjut kemungkinan
terjadinya batu lebih besar dari pada usia muda). Refleks vesiko urethral obstruksi, paraplegi,
atoni kandung kemih, kateter kandung kemih menetap, serta prostatitis menahun.Kelainan
faal ginjal, baik gagal ginjal akut (GGA) maupun gagal ginjal kronis (GGK)
.Bermacam-macam mikroorganisme dapat menyebabkan ISK. Mikroorganisme yang
paling sering adalah bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau
mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun demikian
uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin
kurang pada bagian yang mendekati kandung kemih. Selain bakteri aerob, ISK juga dapat
disebabkan oleh virus, ragi, dan jamur.
Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni
usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari Gram-negatif ternyata E.Coli
menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti oleh Proteus, Klebsiela, Enterobacter, dan
Pseudomonas.
Jenis kokus Gram-positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan entercoccus
dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih, lelaki
usia lanjut dengan hipertrofi prostat atau pada pasien yang menggunakan kateter. Bila
ditemukan Staphylococcus aureus dalam urin harus dicurigai adanya infeksi hematogen
melalui ginjal. Demikian juga Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi saluran kemih
melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi
Salmonella pada urin. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui jalur hematogen
ialah Brusella, Nokardia, Actinomyces dan Mycobacterium tuberculosae.
Virus juga sering ditemukan pada urin tanpa ada gejala ISK akut. Adenovirus tipe 11
dan 12 diduga sebagai penyebab sistitis hemoragik. Sisititis hemoragik dapat juga disebabkan
oleh Schistosoma hematobium yang termasuk golongan cacing pipih. Candida merupakan
jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien dengan kateter, pasien DM
atau yang mendapat pengobatan dengan antibiotik spektrum luas. Candida yang paling sering
ialah Candida albicans dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran
kemih secara hematogen
Penyebab lain yang dapat terjadi adalah :
1.     Bakteri (Eschericia coli)
2.     Jamur dan virus
3.     Infeksi ginjal
4.     Prostat hipertropi (urine sisa)
5.     Dapat berasal dari organisme pd faeces yang naik dari perineum uretra
dan kandung kemih, serta menempel pd permukaan mucosa.
6.     pengosongan kandung kemih yang tdk lengkap
7.     Gangguan status metabolis (diabetes)
8.     Refluks uretrovesikel ® refluks (aliran balik) urine dari uretra ke dlm
kandung kemih.
9.     Refluks uretrovesikel ®dpt disebabkan o/ disfungsi leher kandung kemih
uretra.
Uretrovesikel atau refluks uretrovesikel ® aliran balik urin dari kandung
kemih ke dlm kedua ureter.
10. Kontaminasi fekal
11. Hubungan seksual ® berperan masuknya organisme dari perineum kedlm
kandung kemih
12. Pemasangan alat kedlm traktus urinarius
13. statis urine

C.   Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus
urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat infeksi terdekat,
hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan hematogen. Secara
asending yaitu:

o   masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: factor anatomi dimana pada
wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK
lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam
traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang
terinfeksi.
o   Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal Secara hematogen yaitu: sering terjadi pada
pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara
hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga
mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang
mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-
lain.
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensii
yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan
resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang
selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara
hematogen menyebar ke suluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi
predisposisi ISK, antara lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang menakibtakan
penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai
hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan
hipertrofi prostate yang sering ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun.

D. Tanda dan Gejala


Gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa gejala. Gejala
yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi
bersamaan. Nyeri suprapubik dan daerah pelvis juga ditemukan. Polakisuria terjadi akibat
kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 ml karena mukosa yang
meradang sehingga sering kencing. Stranguria, tenesmus, nokturia, sering juga ditemukan
enuresis nokturnal sekunder, prostatismus, nyeri uretra, kolik ureter dan ginjal. Gejala klinis
ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai berikut
Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra
sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik.
Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual, muntah,
demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang.
ISK yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena tanpa disadari, penyakit
tersebut akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang yang bersangkutan terinfeksi tetapi
dia tidak tahu dan biasanya malah menjadi kronis.
1.  Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
-       Mukosa memerah dan oedema

-       Terdapat cairan eksudat yang purulent

-       Ada ulserasi pada urethra

-       Adanya rasa gatal yang menggelitik

-       Adanya nanah awal miksi

-       Nyeri pada saat miksi

-       Kesulitan untuk memulai miksi

-       Nyeri pada abdomen bagian bawah.

2.  Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :


-       Disuria (nyeri waktu berkemih)

-       Peningkatan frekuensi berkemih

-       Perasaan ingin berkemih

-       Adanya sel-sel darah putih dalam urin

-       Nyeri punggung bawah atau suprapubic

-       Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
3.  Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :
-       Demam

-       Menggigil

-       Nyeri pinggang

-       Disuria

4.  Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut,
tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.

E.   Komplikasi
1.  Pembentukan Abses ginjal atau perirenal.
2.  Gagal ginjal

F.    Pemeriksaan diagnostik


v Urinalisis
§  Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih.
§  Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
v Bakteroilogis
§  Mikroskopis
§  Dapat digunakan urin segar tanpa dipoutar atau tanpa pewarnaan gram. Dinyatakan positif
apabila dijumpai bakteri/lapang pandang minyak emersi.
§  Biakan bakteri
§  Tes kimiawi
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian
besar mikroba kecuali enterokoki, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari 100.000 –
1000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik.
Sensitivitas 90,7 % dan spesifisitas 99,1 % untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil palsu
terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak,infeksi oleh enterokoki dan
asinetobakter.
§  Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lainnya
Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan
yang merupakan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Dapat berupa pielografi
intravena (IVP), ultrasonografi dan CT-scanning.
G. Pencegahan
Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih ini,
antara lain :
-       Munumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
-       Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
-       Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari
dubur tidak masuk ke salam saluran kemih.
-       Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dapat
segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak
-       Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil
-       Perempuan lebih rentan terinfeksi saluran kemih.

H. Pengobatan penyakit ISK


1.     Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram
negatif.
a.  Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
b.  Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis.
c.  Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.
d.  Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten terhadap cotrimoxazole.
e.  Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak digunakan pada anak-anak 
yang dikhawatirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK.
2.     Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan
penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
3.     Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke
belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.
KONSEP KEPERAWATAN

A.   Pengkajian
v  Aktivitas/Istirahat
ü Gejala : sukar tidur
ü Tanda : palpebra hitam,
v  Eliminasi
ü Gejala : Perubahan pola berkemih biasanya , peningkatan frekuensi, poliuria, oliguria, Disuria,
ragu-ragu, dan retensi Abdomen kembung
ü Tanda : Perubahan warna urine
v  Makanan/Cairan
ü Gejala : Peningkatan BB (edema), penurunan BB, (dehidrasi)
ü Tanda : Edema bagian pelvis
v  Nyeri/Kenyamanan
ü Gejala : Nyeri, hipertermi
ü Tanda : Gelisah
v  Neurosensori
ü Gejala : Keram otot/kejang

B.   Diagnosa
  1.  Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung
kemih dan sruktur traktus urinarius lain
2.    Ganguan pola eliminasi berhubungan dengan nyeri ketika miksi ( dysuria )
3.     Hipertermi berhubugan dengan pelepasan toksin oleh bakteri
4.     Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya aktivasi sistem RAS
5.     Ansietas berhubungan dengan stress psikologis
6.     Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di ruma

C.   Intervensi
NO Diagnosa Intervensi Rasional
1. Nyeri dan  Pantau haluaran urine  untuk mengidentifikasi
ketidaknyamanan terhadap perubahan indikasi kemajuan atau
berhubungan dengan warna, baud an pola penyimpangan dari hasil
inflamasi dan infeksi berkemih, masukan yang diharapkan membantu
uretra, kandung kemih dan haluaran setiap 8 mengevaluasi tempat
dan sruktur traktus jam dan pantau hasil obstruksi dan penyebab nyeri
urinarius lain urinalisis ulang meningkatkan relaksasi,
Tujuan :  Catat lokasi, lamanya menurunkan tegangan otot.
Setelah dilakukan intensitas skala (1-10)  membantu mengarahkan
tindakan keperawatan penyebaran nyeri. kembali perhatian dan untuk
selama 3x 24 jam  Berikan tindakan relaksasi otot.
pasien merasa nyaman, seprti pijatan  untuk mencegah kontaminasi
nyaman dan nyerinya punggung, lingkungan uretra
berkurang. istirahat  Kateter memberikan jalan
 Bantu atau dorong bakteri untuk memasuki
Kriteria Hasil : penggunaan nafas kandung kemih dan naik ke
1Pasien mengatakan / berfokus saluran perkemihan
tidak ada keluhan  Temuan- temuan ini dapat
nyeri pada saat memeberi tanda kerusakan
berkemih.  Berikan perawatan jaringan lanjut dan perlu
2.Kandung kemih tidak perineal pemeriksaan luas analgesic
tegang  Jika dipaang kateter memblok lintasan nyeri
3.Pasien nampak tenang indwelling, berikan sehingga mengurangi nyeri
4.  Ekspresi wajah perawatan kateter 2
tenang nkali per hari.  akibat dari haluaran urin
Kolaborasi memudahkan berkemih
 Konsul dokter bila: sering dan membentu
sebelumnya kuning membilas saluran berkemih
gading-urine kuning,
jingga gelap, berkabut
atau keruh. Pla berkemih
berubah, sring berkemih
dengan jumlah sedikit,
perasaan ingin kencing,
menetes setelah
berkemih. Nyeri menetap
atau bertambah sakit
 Berikan analgesic sesuia
kebutuhan dan evaluasi
keberhasilannya
 Berikan antibiotic. Buat
berbagai variasi sediaan
minum, termasuk air
segar . Pemberian air
sampai 2400 ml/hari

2. Perubahan pola  Awasi pemasukan dan  memberikan informasi


eliminasi pengeluaran tentang fungsi ginjal dan
berhubungan dengan karakteristi urin adanya komplikasi
obstruksi mekanik   Dorong  peningkatan hidrasi
pada kandung kemih meningkatkan membilas bakteri.
ataupun struktur pemasukan cairan  retensi urin dapat terjadi
traktus urinarius lain   Kaji keluhan menyebabkan distensi
kandung kemih penuh jaringan(kandung
Kriteria hasil :Pola  status mental:, kemih/ginjal)Observasi
eliminasi membaik, perilaku atau tingkat perubahan
tidak terjadi tanda- kesadaran  akumulasi sisa uremik dan
tanda gangguan  Kecuali ketidakseimbangan
berkemih (urgensi, dikontraindikasikan: elektrolit dapat menjadi
oliguri, disuria) ubah posisi pasien toksik pada susunan saraf
setiap dua jam pusat
Kolaborasi  untuk mencegah statis urin
 Awasi pemeriksaan  pengawasan terhadap
laboratorium; disfungsi ginjal
elektrolit, BUN,
kreatinin

3. Ansietas berhubungan  Kaji tingkat  Untuk mengetahui berat


dengan stress kecemasan ringannya kecemasan klien
psikologis  Beri kesempatan klien  Agar klien mempunyai
untuk mengungkapkan semangat dan mau empati
Tujuan : pasien akan perasaannya terhadap perawatan dan
mengalami penurunan  Beri dorongan spiritual pengobatan
rasa ketakutan dan  Beri penjelasan  Agar klien kembali
ansietas.dengan tentang penyakitnya menyerahkan sepenuhnya
criteria klien tidak kepada Tuhan YME.Beri
gelisa support pada klien
 Agar klien mengerti
sepenuhnya tentang penyakit
yang dialaminya

4. Gangguan pola tidur  Tentukan kebiasaan  mengkaji perlunya dan


berhubungan dengan tidur biasanya dan mengidentifikasi intervensi
aktifasi RAS perubahan yang yang tepat
(reticuloendotelia terjadi  meningkatkan kenyamanan
avtifing system)  Berikan tempat tidur tidur serta dukungan
ditandai dengan yang nyaman. fisiologis/psikologis.
Tujuan dan kriteri  Kurangi kebisingan.  memberikan situasi
hasil :  Dorong posisi kondusif saat tidur
Melaporkan perbaikan nyaman , bantu  pengubahan posisi
dalam pola dalam mengubah mengubah area tekanan
tidur/istrahat posisi dan meningkatkan istrahat.
Mengungkapkan  Tingkatkan regimen  meningkatkan efe
perasaan segar dan kenyamanan waktu relaksasi. Susu mempunyai
nyaman dalam tidur mis; masase, kualitas soporifik,
istrahat. segelas susu air meningkatan sintesis
hangat. serotonin, neurotransmitter
yang membantu pasien
tertidur dan tidur lebih
lama.
5. Hipertermi  Observasi tan-da-  Tanda-tanda vital dapat
berhubugan dengan tanda vital. berubah dengan adanya
pelepasan toksin oleh  Beri kompres dingin peningkatan suhu tubuh.
bakteri pada daerah dahi dan  Dengan memberi kompres
Tujuan : ketiak. dingin terjadi pemin-dahan
Suhu tubuh da-lam  Anjurkan klien untuk panas ke dingin melalui
batas nor-mal dengan minum banyak proses konduksi.
kriteria :  Anjurkan pada klin  Dengan minum yang
Suhu : 360 – 37 0 C untuk isti-rahat total. banyak di-harapkan dapat
Bibir tidak pecah- mengganti peng-uapan
pecah. cairan yang keluar akibat
panas.
 Istirahat mutlak dapat
mencegah terjadinya perfo-
rasi usus.
6. Kurang pengetahuan  Kaji tingkat  Untuk mengetahui tingkat
yang berhubungan pemahaman klien pemahaman klien
dengan kurangnya tentang penyakitnya  memberikan pengetahuan
informasi tentang  Kaji ulang proses dasar dimana pasien dapat
proses penyakit, pemyakit dan harapan membuat pilihan
metode pencegahan, yang akan datanng beradasarkan informasi.
dan instruksi  Berikan informasi  pengetahuan apa yang
perawatan di rumah tentang: sumber diharapkan dapat
Tujuan : infeksi, tindakan untuk mengurangi ansietas dan
Setelah dilakukan mencegah penyebaran, m,embantu mengembankan
tindakan keperawatan jelaskna pemberian kepatuhan klien terhadap
klien tidak antibiotic, rencan terapetik.
memperlihatkan pemeriksaan  instruksi verbal dapat
tanda-tanda diagnostic: tujuan, dengan mudah dilupakan
gelisah. gambaran singkat,  Pasien sering menghentikan
Kriteria Hasil : persiapan ynag obat mereka, jika tanda-
Klien tidak gelisah dibutuhkan sebelum tanda penyakit mereda.
Klien tenang pemeriksaan, Cairan menolong membilas
perawatan sesudah ginjal. Asam piruvat dari
pemeriksaan sari buah berri membantu
 Pastikan pasien atau mempertahankan keadaan
orang terdekat telah asam urin dan mencegah
menulis perjanjian pertumbuhan bakteri
untuk perawatan lanjut  Untuk mendeteksi isyarat
dan instruksi tertulis indikatif kemungkinan
untuk perawatn ketidakpatuhan dan
sesudah pemeriksaan membantu mengembangkan
 Instruksikan pasien penerimaan rencana
untuk menggunakan terapeutik.
obat yang diberikan,
inum sebanyak kurang
lebih delapan gelas per
hari khususnya sari
buah berri.
 Berikan kesempatan
kepada pasien untuk
mengekspresikan
perasaan dan masalah
tentang rencana
pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi asuhan keperawatan : Berdasarkan diagnosa medis dan Nanda Nic-Noc, edisi revisi
jilid 2,2015
http://rhirinmw.blogspot.com/2012/02/askep-infeksi-saluran-kemih.html

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN PADA


Nn.X DENGAN DIAGNOSA MEDIS INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU X
AMBON
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data

Tanggal dan Waktu pengkajian : 13 Oktober 2020-Jam:09.00 WIT

Tanggal dan Waktu MRS : 09 Oktober 20202Jam:13.00WIT

Ruang :x

No RM : xxxxxx

Diagnosa medis : infeksi saluran kemih

a. Identitas
Nama : Nn.X
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 24 tahun
Agama : Kristen protestan
Status : Belum menikah
Alamat : Tawiri
Suku bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : belum bekerja
Penanggung jawab : Ny.X
Hubungan : orang tua
Alamat : Tawiri
b. Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat Kesehatan Sekarang
(a) Keluhan utama masuk RS : nyeri
(b) Keluhan yang menyertai : pusing
(c) Keluhan utama saat pengkajian: nyeri
(d) Keluhan yang menyertai : pusing
(e) Riwayat Keluhan Utama
(a) Faktor pencetus : adanya infeksi saluran kemih
(b) Sifat keluhan : sedang (6) seperti tertusuk-tusuk
(c) Waktu timbul keluhan : ± 3 menit
(d) Hal yang meringankan : saat beristirahat
(e) Hal yang memberatkan : saat beraktivitas

(2) Catatan Kronologis


Pada tanggal 09 oktober 2020 pasien merasa pusing dan nyeri pada perut
kanan bawah. Karena pasien tidak menahan rasa sakit akhirnya keluarga
pasien memutuskan untuk membawa pasien ke RS X pada tanggal 09
oktober 2018 pada pukul 13.00 WIT pasien tiba di IGD serta diberikan
therapy:
- IVFD RL 20 tpm
- Injeksi ranitidine 1amp/12 jam IV
- Ceftriaxone 2x1amp/ IV
- Ketorolac 3x1 amp/IV

(a) Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Pasien mengatakan baru pernah masuk RS dan belum pernah
mengalami penyakit yang sama seperti sekarang ini

(3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama sepertinya sekarang ini.

(4) Genogram :

X X
X X

H&S H&S
H&S H&S H&S H&S H& H&
H&S
S S
H&S H&S H&S
24
thn

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis Perkawinan

: Garis Keturunan

: Pasien
X : Meninggal
H&S : Hidup dan Sehat
: Tinggal Serumah

(5) Riwayat Psikososial Spiritual: baik


(6) Observasi dan Pemeriksaan Fisik
(a) Keadaan umum : lemas
(b) Kesadaran : compos mentis Mentis
(c) Tanda-tanda vital
- TD : 110/70 mmhg : 120/80 mmHg
- Nadi : 82x/m4 x/m
- RR : 20 x/m x/m

- Suhu : 36 ºc

(d) Antropometri
- TB : 148 cm cm
- BB SMRS : 72 kg Kg
- BB MRS : 72 kgKg
(e) B1 Pernapasan (Breath)
- Bentuk dada : simetris Barrel Chest
- Pergerakan : normal
- Otot bantu nafas tambahan : tidak ada
- Irama nafas : reguler
- Pola nafas : normal C
- Suara nafas : vesikuler
- Suara nafas tambahan : tidak ada
- Sesak nafas : tidak ada
- Batuk : tidak ada
- Sputum : tidak ada
- Sianosis : tidak ada
- Masalah keperawatan : tidak ada

(f) B2 Kardiovaskuler (Blood)


- Nyeri dada : tidak ada
- CRT : tidak ada
- Akral : teraba hangat
- Oedema : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Masalah keperawatan : tidak ada

(g) B3 Persarafan (Brain)


- GCS : 15Compos mentis (15)
 Eye :4
 Verbal :5
 Motorik :6
- Nyeri kepala : tidak ada
- Penciuman : normal
- Bentuk hidung : simetris
- Septum : normal
- Kelainan : tidak ada
- Wajah dan penglihatan
 Mata
 Pupil : ishokor
 Konjungtiva :tidak anemis
 Sclera : tidak ikterik
 Pendengaran
 Telinga : simetris
 Kebersihan : baik
 Gangguan : tidak ada

 Lidah
 Kebersihan : baik
 Afasia : tidak ada
- Masalah keperawatan : tidak ada
(h) B4 Perkemihan (Bladder)
- Eksresi : pasien sering kencing tapi sedikit
- Nyeri tekan : ada, saat berkemih
- Alat bantu : tidak ada
- Gangguan : nyeri saat berkemih
- Masalah keperawatan : nyeri dan gangguan eliminasi urine
(i) B5 Pencernaan (Bowel)
- Mulut
 Membran mukosa : lembab
 Gigi/gigi palsu : bersih dan tidak menggunakan gigi palsuT
- Abdomen bentuk perut
 Kelainan abdomen : tidak ada
 Nyeri abdomen : tidak ada
- Masalah keperawatan : tidak ada
(j) B6 Muskuluskeletal dan Integumen (Bone)
- Rambut dan kulit kepala
 Warna kulit : normal
 Kuku : normal
 Turgor kulit : baik
- ROM :5 5
5 5
- Kekuatan otot : baik
- Deformitas : tidak ada
- Fraktur : tidak ada
- Lain-lain : tidak ada
- Masalah keperawatan : tidak ada
(k) Endokrin
- Pembesaran KGB : tidak ada
- Hiperglikemia : tidak ada
- Hipoglikemia : tidak ada
- DM : tidak ada
- Masalah keperawatan : tidak ada
(l) Seksual reproduksi : baik

(7) Pola Aktivitas Sehari-hari (ADLs)

NO AKTIVITAS SMRS MRS


1. Pola makan
- Frekuensi makan 3 x sehari 3 x sehari

Pagi,siang, malam Pagi, siang, malam


- Waktu makan
Nasi, ikan, sayur Nasi, ikan, sayur
1 porsi 1 porsi dihabiskan
- Jenis makanan Tidak ada Tidak ada
- Porsi yang dihabiskan

- Keluhan
2. Pola minum
Air putih, teh gula Air putih
- Jenis minuman ±4-6 gls/hari ±4 gls/hari
800 cc-1200 cc
- Jumlah minuman Tidak ada 800 cc

- Frekuensi minum Tidak ada

- Keluhan
3. BAB
- Frekuensi 1x/hari 2x/hari
- Warna Coklat Coklat
- Konsistensi Lembek Lembek

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

4. BAK :
- Frekuensi ±4-5x/hari ±6-8x/hari
- Warna Kuning Kuning kecoklat
- Keluhan Tidak ada Rasa sakit saat berkemih

5. Istirahat dan tidur


- Siang ±1-2 jam/hari ±30 menit
- Malam ±7-8 jam/hari ±4-5 jam/hari
- Keluhan Tidak ada Ada, sering terbangun
karena nyeri perut

6. Personal Hygiene
- Mandi 2 x/hari 1x/hari
- Gosok gigi 2 x/hari 1x/hari
- Keramas 2hari/1x Tidak ada
- Keluhan Tidak ada Tidak ada

(8) Kemampuan Perawatan Diri

NO AKTIVITAS SMRS MRS


1. Mandi 1 3
2. Berpakaian/berdandan 1 3
3. Toileting/eliminasi 1 1
4. Mobilitas ditempat tidur 1 1
5. Alat bantu - -
6. Berjalan 1 1
7. Naik tangga 1 -
8. Berbelanja 1 -
9. Memasak 1 -
10. Pemeliharaan rumah 1 -
11. Berpindah 1 1

Keterangan
Skor : 1 : Mandiri
2 : Alat bantu
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung/tidak mampu
Masalah keperawatan : tidak ada
(11) Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium: pemeriksaan urine
Tanggal pemeriksaan : 12 Oktober 2020

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Warna Kuning mudah

Kejernihan Jernih
Protein Negatif

Reduksi Negatif

Bilirubin Negatif

Urobilin Negatif

Sedimen Blood negative

Eritrosit 3-5/LpB 0-3/LpB

Leukosit 8-10/LpB 2-3/lpB

Epitel Postitif

Kristal Negatif

Cylinder Negatif

(12) Terapi Obat:

IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 2X1amp/ IV
Ranitidine 2X1amp/ IV
Ketorolac 3x1amp/ IV
Ciprofloxaxin 2x1tab

2. Klasifikasi Data
a) Data Subjektif : pasien mengatkan
- Nyeri perut kanan bawah menyebar sampai ke pinggang
- Nyeri saat berkemih
- Sering kencing tapi sedikit
- Q: tertusuk-tusuk
- R: perut kanan bawah menjalar kepinggang
- S: sedang (6)
- T: ±3 menit

b) Data Objektif :
- Wajah tampak meringis
- Sering BAK
- Hasil lab:
Eritrosit: 3-5
Leokosit:8-10
Epitel: positif

(1) Analisa Data

NO SYMTOM ETIOLOGI PROBLEM


1. a. DS : pasien mengatkan Agen pencedera Nyeri akut
- Nyeri perut kanan bawah fisiologis
menyebar sampai ke pinggang (inflamasi)
- Nyeri saat berkemih
- Q: tertusuk-tusuk
- R: perut kanan bawah menjalar
kepinggang
- S: sedang (6)
- T: ±3 menit

b. DO :
- Wajah tampak meringis

2. a. DS: pasien mengatakan Infeksi saluran Gangguan


- Sering kencing tapi sedikit kemih eliminasi urine

c. DO:
- Sering BAK
- Hasil lab:
Eritrosit: 3-5
Leokosit:8-10
Epitel: positif

a. Perumusan Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi)
2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi saluran kemih
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi 1. Memberikan
pencedera fisiologis 1x24 jam diharpkan masalah nyeri teratasi dengan dan intensitas informasi untuk
(inflamasi), yang kriteria hasil: 2. Beri posisi yang nyaman keefektifan intervensi
ditandai dengan untuk mengurangi nyeri dan mengetahui
- Nyeri perut kanan bawah menjalar sampai ke
3. Berikan tekhnik relaksasi seberapa jauh nyeri
DS: pasien mengatkan pinggang berkurang
pda pasie. yang dialami
- Nyeri saat berkemih berkurang
- Nyeri perut kanan 4. Kolaborasi dengan tim 2. Untuk mengatasi rasa
- Wajah tampak tenang
bawah menyebar dokter dalam pemberian nyeri
- Skala nyeri ringan (3)
sampai ke terapi analgetik 3. Meningkatkan
pinggang relaksasi otot dan
- Nyeri saat mengatasi nyeri
berkemih 4. Untuk
- Q: tertusuk-tusuk menghilangkan rasa
- R: perut kanan nyeri
bawah menjalar
kepinggang
- S: sedang (6)
- T: ±3 menit
2. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Lakukan penilaian kemih 1. Untuk mengetahui
urine b/d infeksi 1x24 jam, diharapkan perubahan pola eliminasi yang komperhensif masalah saat
kandung kemih, yang membaik dengan criteria hasil: (masalah berkemih) berkemih
ditandai dengan 2. Membantu toileting secara 2. Memudahkan pasien
- Kencing seperti biasanya
DS: pasien mengatakan berkala untuk pergi ke toilet
- Hasil LAB dalam batas normal
- Sering kencing 3. Menganjurkan pasien 3. Untuk mengetahui
tapi sedikit minum air hasil lab dalam batas
DO: 4. Pantau hasil LAB urine normal atau tidak
- Sering BAK
- Hasil lab:
Eritrosit: 3-5
Leokosit:8-10
Epitel: positif
IMPLEMENTASI

No. Dx
Tanggal/Waktu Implementasi Evaluasi
Kep
1. Selasa, 13 1. Mengkaji nyeri,lokasi dan Pukul : 12.30 WIT
Oktober 2020/ intensitas S: pasien mengatakan
Jam 11.00 WIT Hasil : - Nyeri perut kanan
- Nyeri perut kanan bawah bawah menjalar sampai
menjalar sampai ke ke pinggang berkurang
pinggang berkurang - Nyeri saat berkemih
- Nyeri saat berkemih berkurang
berkurang O:
- Wajah tampak tenang - Ekspresi wajah tenang
- Skala nyeri ringan (3) - Pasien tampak rileks
Pukul 11.05 WIT - Skala nyeri ringan (3)
2. Mengatur posisi yang A: Masalah sebagia teratasi
nyaman bagi pasien dengan
posisi terlentang P: intervensi 1,3,4
Hasil : dilanjutkan
- pasien mangatakan rasa
nyaman
- nyeri berkurang
Pukul :11.10 WIT
3. Membantu pasien
melakukan tehnik
relaksasi,melakukan latihan
napas dalam
Hasil :
- pasien mau melakukannya
- pasien tampak rileks
Pukul :11.15 WIT
4. Memberikan terapi
analgetik
Hasil:
- Ketorolac 3x1 amp/IV

- pasien merasa nyeri


berkurang

Selasa, 13 5. Lakukan penilaian kemih Pukul: 12.35 WIT


Oktober 2020/ yang komperhensif S: pasien mengatakan
Jam 11.20 WIT (masalah berkemih) - sering kencing tapi sedikit
Hasil: - pasien mau dibantu
- Sering kencing tapi sedikit perawat ke toilet
Pukul: 11.25 WIT O:
6. Membantu toileting secara Eritrosit: 3-4
berkala Leokosit: 5-6

2. Hasil: Epitel: positif


Pasien mau dibantu perawat A: Masalah sebagia teratasi
untuk ke toilet
Pukul; 11.30 WIT P: intervensi 1,3 dilanjutkan
7. Pantau hasil LAB urine
Hasil:
Eritrosit: 3-4
Leokosit: 5-6

Epitel: positif

Anda mungkin juga menyukai