Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN KEMIH

I. KONSEP DASAR MEDIS

A. DEFINISI INFEKSI SALURAN KEMIH

ISK adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme

dedalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak

mengandung bakteri, virus, mikroorganisme lain. (Nanda Nic- Noc,

2012).

ISK adalah invasi mikroorganisme pada salah satu atau beberapa

bagian saluran kemih. (Adhie Djohan Utama, 2006).

Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI)

adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih.

(Agus Tessy, 2001 hal. 112).

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi

bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998).

B. EPIDEMOLOGI

Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2%

anak laki-laki. Kejadian infeksi saluran kemih pada bayi baru lahir dengan

berat lahir rendah mencapai 10-100 kali lebih besar disbanding bayi

dengan berat lahir normal (0,1-1%).  Sebelum usia 1 tahun, infeksi

saluran kemih lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Sedangkan

setelahnya, sebagian besar infeksi saluran kemih terjadi pada anak

perempuan. Misalnya pada anak usia pra sekolah di mana infeksi saluran

kemih pada perempuan mencapai 0,8%, sementara pada laki-laki hanya


0,2% dan rasio ini terus meningkat sehingga di usia sekolah, kejadian

infeksi saluran kemih pada anak perempuan 30 kali lebih besar dibanding

pada anak laki-laki. Pada anak laki-laki yang disunat, risiko infeksi

saluran kemih menurun hingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang

tidak disunat. Pada usia 2 bulan – 2 tahun, 5% anak dengan infeksi

saluran kemih mengalami demam tanpa sumber infeksi dari riwayat dan

pemeriksaan fisik. Sebagian besar infeksi saluran kemih dengan gejala

tunggal demam ini terjadi pada anak perempuan.

C. KLASIFIKASI

Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH ( 2012, hal 220), jenis

infeksi kandung kemih dapat diklasifikasikan:

1. Berdasarkan letak peradangan yaitu :

a. Kandung kemih (sistitis)

Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan

oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan

oleh aliran balik urin dari uretra kedalam kandung kemih (refluks

urtovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.

b. Uretra (uretritis)

Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di

golongkan sebagai gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal

disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui

kontak seksual. Uretritis non gonoreal adalah uretritis yang tidak


berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan

oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.

c. Prostat (prostatitis)

d. Ginjal (pielonefritis)

Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi

bakteri pada ginjal,tubulus dan jaringan intertisial dari salah satu

atau kedua ginjal.

2. Infeksi saluran kemih  pada usia lanjut dibedakan menjadi :

a. Infeksi Saluran Kemih Uncomplicated ( Simple )

Infeksi saluran kemih sederhana yang terjadi pada penderita

dengan saluran kencing baik, anatomik maupun fungsional

normal. Infeksi saluran kemih  ini pada usia lanjut terutama

mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa

superficial kandung kemih.

b. Infeksi Saluran Kemih Complicated

Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali

kuman penyebab sulit diberantas , kuman penyebab sering

resisten terhadap beberapa macam antibiotika , sering terjadi

bakterimia, sepsis dan shock. Infeksi saluran kemih ini terjadi

bila terdapat keadaan-keadaan  sebagai berikut : Kelainan

abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral

obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung

kemih menetap dan prostatitis.


3. Kelainan faal ginjal : gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik.

4. Gangguan daya tahan tubuh.

5. Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus

yang memproduksi urease.

D. ETIOLOGI INFEKSI SALUARAN KEMIH

1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:

a. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)

b. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated

c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-

lain.

2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:

a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat

pengosongan kandung kemih yang kurang efektif

b. Mobilitas menurun

c. Nutrisi yang sering kurang baik

d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral

e. Adanya hambatan pada aliran urin

f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

E. MANIFESTASI KLINIS INFEKSI SALURAN KEMIH

Umumnya 10 % penderita infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh

bakteri yang mungkin dapat tidak menimbulkan gejala sehingga penderita

tidak menyadari adanya infeksi. Pada keadaan yang menimbulkan tanda

dan gejala biasanya :


1. Dysuria (rasa terbakar pada saat berkemih).

2. Frekuensi pengeluaran urine yang sedikit-sedikit dan sering.

3. Ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih/pengosongan

kandung kemih yang tidak tuntas.

4. Nyeri suprapubik dan menyebar menjadi nyeri pinggang dan dapat

terjadi low back pain.

5. Spasme kandung kemih.

6. Warna urine yang keruh.

7. Hematuri pada keadaan lanjut.

8. Gangguan saluran intestinal : mual, muntah dan anoreksia.

Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah (sistitis):

1. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih

2. Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis

3. Hematuria

4. Nyeri punggung dapat terjadi

Tanda dan gejala ISK bagian atas (pielonefritis)

1. Demam

2. Menggigil

3. Nyeri panggul dan pinggang

4. Nyeri ketika berkemih

5. Malaise

6. Pusing

7. Mual dan muntah


F. PATOFISIOLOGI INFEKSI SALURAN KEMIH

Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh

mikroorganisme terutama bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli

yang mencapai kurang lebih 90 persen kejadian, disertai dengan

pseudomonas, enterobakter, Bakteri gram positif : streptococcus, S.

Saprofit. Secara normal mikroorganisme tersebut terdapat pada saluran

intestinal, tetapi bila terjadi infeksi pada saluran intestinal maka terjadi

respon tubuh terhadap infeksi sehingga timbul demam, anoreksia, mual,

muntah, menggigil, diare. Apalagi jarak anatomi intestinal dan vesika

urinaria yang dekat sehingga memudahkan mikroorganisme masuk

melalui urethra secara asenden. Masuknya mikroorganisme ini dapat

disebabkan karena hubungan sex yang terlalu berlebihan, yang biasanya

banyak terjadi pada wanita muda, dimana jarak antara vagina dan vesika

urinaria dekat sehingga dapat membawa kuman ke vesika urinaria melalui

sperma, sperma dapat membuat pH vagina menjadi meningkat hingga

tidak dapat membunuh kuman yang masuk pada vesika urinaria. Apalagi

bila setelah itu tidak mengosongkan kandung kemih maka

mikroorganisme akan berkolonisasi di dalam vesika urinaria.

Pemasangan alat pada traktur urinarius misal ; penggunaan kateter dan

sistoscopy merupakan faktor utama terjadinya infeksi saluran kemih

karena saat membuka uretra kuman pada daerah uretra tersebut dapat

masuk bersamaan dengan alat yang dimasukkan dan penggunaan alat

yang lama dapat menyebabkan mikroorganisme berkembang dan


berkolonisasi pada vesika urinaria dan menyebar ke seluruh sistem

urinarius. Intake minum yang kurang, menyebabkan urine sedikit keluar,

yang seharusnya jumlah urine normal untuk membawa sisa metabolisme

adalah 1400 – 1900 ml. Minum yang kurang menyebabkan bakteri yang

ada pada vesika urinaria tidak dapat di bawa keluar.

Pada penyakit DM kelebihan insulin di dalam tubuh sehingga urine

mengandung glukosa dan adanya gangguan aliran urine misal : Nefropati

dan Angiopati ( kelainan pembuluh darah ) di ginjal sehingga air kemih

mengandung glukosa yang lebih dari normal sehingga kuman menjadi

lebih mudah berkembang.

Hal-hal yang terjadi di atas dapat menimbulkan penyebaran

mikroorganisme ke seluruh saluran kemih sehingga dapat terjadi statis

urine yang menyebabkan infeksi sehingga timbul keluhan disuria, sering

berkemih, ketidaknyamanan suprapubik, urgency, peningkatan suhu.

Urine statis  ini memungkinkan terjadinya Reflux ke ureter yang telah

terkontaminasi dengan urine ke pelvis ginjal.

Secara normal mikroorganisme yang masuk dapat di lawan oleh

kandung kemih karena adanya lapisan kandung kemih yang memproduksi

sel mukus dimana dapat memelihara integritas lapisan vesika urinaria,

sehingga sterilitas dari pada urine dapat cepat kembali, karena mekanisme

pertahanan vesika urinaria dapat selama fase inflamasi akan memasukkan

mikroorganisme ke dalam proses fagositosis pada mukosa (epitel) vesika


urinaria dan urine, dimana secara normal mekanisme pertahanan memiliki

kerja anti bakteri (pada selaput lendir urethra).

Bila sudah terjadi obstruksi pada saluran kemih akan memudahkan

berkembangnya kuman menjadi media yang alkali dan ini dapat terjadi

juga bila saluran kemih terjadi kerusakan. Obstruksi ini menyebabkan

urine yang keluar sedikit-sedikit, pengosongan kandung kemih yang tidak

tuntas, spasme kandung kemih, warna urine yang keruh, low back pain

dan dapat terjadi hematuri terutama pada keadaan trauma urethra. ( M.

Clevo Rendy, Margareth TH, 2012 hal 218).

Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme

patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui :

kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada

dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan hematogen.

1. Secara asending yaitu:

a. Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain:

factor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih

pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih

tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal,

pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan

sistoskopik, pemakaian kateter).

b. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal


2. Secara hematogen yaitu:

Sering terjadi pada  pasien yang system imunnya rendah sehingga

mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa

hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga

mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total

urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan

intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.

Glikosaminoglikan merupakan anti-lekat bakteri, sehingga bakteri

tidak bisa melekat pada dinding-dinding saluran perkemihan dan

kandung kemih. Namun karena glikosaminoglikan terganggu

fungsinya oleh agen tertentu seperti siklamat, asparmat, sakarin, dan

metabolit triptopan maka glikosaminoglikan tidak menjadi anti-lekat

yang sempurna.

Refluks uretrovesikal merupakan aliran balik urin dari uretra  ke

kandung kemih. Ketika mengejan vesika urinaria akan berkontraksi

sehingga mendorong urin menuju uretra, namun ketika selesai

mengejan urin balik dari uretra ke vesika urinaria. Dengan baliknya

urin ke vesika urinaria, bakteri  yang terdapat pada anterior uretra

masuk ke dalam saluran kencing.

Refluks ureterovesikal merupakan aliran balik urin  dari vesika

urinaria atau kandung kemih ke ureter. Hal ini biasanya terjadi akibat

kelainan kongenital atau abnormalitas ureteral yaitu rusaknya katup

ureterovesikal, katup yang membatasi ureter dengan vesika urinaria.


Rusaknya katup tersebut mengakibatkan aliran balik urin yang

terkontaminasi bakteri pathogen ke ureter.

Obstruksi aliran urin yang terletak disebelah proksimal dari vesika

urinaria dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan pada

pelvis ginjal dan ureter.  Hal ini mengakibatkan atrofi pada parenkim

ginjal (hidronefrosis) yang disebabkan oleh  jaringan parut pada

vesika urina ginjal dan uretra, batu ginjal, neoplasma, hipertrofi

prostat. Tersumbatnya aliran urin mengakibatkan bakteri pathogen

berkembang biak di dalam saluran kencing sehingga akan

menginfeksi seluran kencing tersebut.

Kebersihan alat kelamin yang buruk mengakibatkan area tersebut

lembab sehingga bakteri pathogen berkembang biak disana. Tidak

tertutup kemungkinan bakteri akan masuk melalui meatus uretra dan

naik ke saluran kemih bagian atas.

Cara membasuh alat kelamin dan anus yang salah pada saat buang

air besar dapat menyebabkan kontaminasi fekal pada traktus uretra.

Mikroorganisme dari anus akan naik ke uretra dan menginfeksi

saluran-saluran urinaria. Cara membasuh yang benar adalah satu arah

dari atas ke bawah (dari kelamin ke anus), bukan dari anus naik  ke

kelamin atau bukan dengan gerakan naik turun.

Saat seseorang menahan buang air kecil, maka kandung kemih

akan melar atau meregang, hal ini akan membuat pompa di kandung

kemih tidak bisa berfungsi dengan baik saat buang air kecil. Sehingga
tak jarang banyak orang yang baru selesai buang air kecil, tak lama

kemudian akan timbul kembali rasa ingin pipis. Urine yang tersisa

banyak di kandung kemih membuat saluran tersebut mudah terkena

infeksi. Tapi jika akibat menahan tersebut membuat pompa kandung

kemih memberikan tekanan yang tinggi, maka bisa mengakibatkan

kerusakan ginjal.

G. KOMPLIKASI INFEKSI SALURAN KEMIH

Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah

karena adanya proses reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara

asendens, yaitu menyebabkan :

1. Pyelonefritis

Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal

dan jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.

2. Gagal Ginjal

Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau

tidak diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal

baik secara akut  dan kronik.

H. PENATALAKSANAAN INFEKSI SALURAN KEMIH

Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH (2012 : hal. 221),

pengobatan infeksi saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala

dengan cepat, membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme dan

mencegah infeksi berulang, sehingga dapat menurunkan angka kecacatan

serta angka kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dengan :


1. Keperawatan :

a. Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra

indikasi.

b.   Mengobservasi TTV pasien tiap 6 jam.

c. Menganjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan

untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra.

d. Mengkaji skala nyeri pasien dengan metode PQRST.

e. Mengajarkan teknik manajemen nyeri distraksi (menonton TV,

mengobrol) dan relaksasi (nafas dalam).

f. Memberikan HE.

g. Mengukur dan catat pengeluaran urine setiap kali berkemih.

h. Perubahan pola hidup diantaranya :

1) Membersihkan perineum dari depan ke belakang

2) Pakaian dalam dari bahan katun

3) Menghindari kopi, alkohol

2. Obat-obatan

a. Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri.

1) Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu

2) Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama

atau di ganti ) dalam jangka waktu 3 – 4 minggu

3) Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari

sebelum tidur dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini


merupakan pengobatan lanjut bila ada komplikasi lebih

lanjut.

b. Analgetik dan Anti spasmodik

Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita

c. Obat golongan Venozopyridine : Pyridium.

Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK INFEKSI SALURAN KEMIH

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan

diagnosa atau pengobatan antara lain adalah :

1. Laboratorium

a. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan

pH meningkat.

b. Urine kultur :

1) Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi

saluran kemih misalnya : streptococcus, E. Coli, dll

2) Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan

c. Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.

2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )

a. Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri

abdominal, panggul.

b. Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.

3. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada

kandung kemih.
J. PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN KEMIH

1. Minum air putih yang banyak 2 – 2,5 liter per hari.

2. Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat mengiritasi

kandung kemih.

3. Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar

4. Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah

itu biasakan mengosongkan kandung kemih.

Anda mungkin juga menyukai