PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih,
termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya
infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika
terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang
bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri. Bakteriuria bermakna
yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa
gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.
Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra
wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung
kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit
lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan
mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses
ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh
progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin
dibagian tersebut. Uterus pada kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-
keadaan tertentu.
Faktor protektif yang melawan infeksi saluran kemih pada wanita adalah pembentukan
selaput mukus yang dependen estrogen di kandung kemih. Mukus ini mempunyai fungsi sebagai
antimikroba. Pada menopause, kadar estrogen menurun dan sistem perlindungan ini lenyap
sehingga pada wanita yang sudah mengalami menopause rentan terkena infeksi saluran kemih.
Proteksi terhadap infeksi saluran kemih pada wanita dan pria, terbentuk oleh sifat alami urin
yang asam dan berfungsi sebagai antibakteri.
Infeksi saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan usia yang sudah lanjut,
penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau hyperplasia prostat. Prostat adalah sebuah
kelenjar seukuran kenari yang terletak tepat di bawah saluran keluar kandug kemih. Hiperplasia
prostat dapat menyebabkan obstruksi aliran yang merupakan predisposisi untuk timbulnya
infeksi dalam keadaan normal, sekresi prostat memiliki efek protektif antibakteri.
Pengidap diabetes juga berisiko mengalami infeksi saluran kemih berulang karena
tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi imun yamg menurun, dan peningkatan frekuensi
kandung kemih neurogenik. Individu yang mengalami cedera korda spinalis atau menggunakan
kateter urin untuk berkemih juga mengalami peningkatan risiko infeksi.
1. Tujuan Umum
Menjelaskan, dan menerapkan AsKep dengan kasus System Perkemihan dengan
memperhatikan Aspek Legal Etis pada Konsep Penyakit Infeksi Saluran Kemih.
2. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan dan Memahami Pengertian dari Infeksi Saluran Kemih.
2. Menjelaskan dan Memahami Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih.
3. Menjelaskan dan Memahami Etiologi Infeksi Saluran Kemih.
4. Menjelaskan dan Memahami Manifestasi Infeksi Saluran Kemih.
5. Menjelaskan dan Memahami Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih.
6. Menjelaskan dan Memahami WOC Infeksi Saluran Kemih.
7. Menjelaskan dan Memahami Komplikasi Infeksi Saluran Kemih.
8. Menjelaskan dan Memahami Penatalaksnaan Infeksi Saluran Kemih.
9. Menjelaskan dan Memahami Pemeriksaan Diagnostic Infeksi Saluran Kemih.
10. Menjelaskan dan Memahami Pencegahan Infeksi Saluran Kemih.
11. Menjelaskan dan Memahami AsKep Infeksi Saluran Kemih.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri panggul dan pinggang
4. Nyeri ketika berkemih
5. Malaise
6. Pusing
7. Mual dan muntah
2.6 Patofisiologi ISK
Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh mikroorganisme
terutama bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang mencapai kurang lebih 90 persen
kejadian, disertai dengan pseudomonas, enterobakter, Bakteri gram positif : streptococcus,
S. Saprofit. Secara normal mikroorganisme tersebut terdapat pada saluran intestinal, tetapi
bila terjadi infeksi pada saluran intestinal maka terjadi respon tubuh terhadap infeksi
sehingga timbul demam, anoreksia, mual, muntah, menggigil, diare. Apalagi jarak anatomi
intestinal dan vesika urinaria yang dekat sehingga memudahkan mikroorganisme masuk
melalui urethra secara asenden. Masuknya mikroorganisme ini dapat disebabkan karena
hubungan sex yang terlalu berlebihan, yang biasanya banyak terjadi pada wanita muda,
dimana jarak antara vagina dan vesika urinaria dekat sehingga dapat membawa kuman ke
vesika urinaria melalui sperma, sperma dapat membuat pH vagina menjadi meningkat
hingga tidak dapat membunuh kuman yang masuk pada vesika urinaria. Apalagi bila
setelah itu tidak mengosongkan kandung kemih maka mikroorganisme akan berkolonisasi
di dalam vesika urinaria.
Pemasangan alat pada traktur urinarius misal ; penggunaan kateter dan sistoscopy
merupakan faktor utama terjadinya infeksi saluran kemih karena saat membuka uretra
kuman pada daerah uretra tersebut dapat masuk bersamaan dengan alat yang dimasukkan
dan penggunaan alat yang lama dapat menyebabkan mikroorganisme berkembang dan
berkolonisasi pada vesika urinaria dan menyebar ke seluruh sistem urinarius. Intake minum
yang kurang, menyebabkan urine sedikit keluar, yang seharusnya jumlah urine normal
untuk membawa sisa metabolisme adalah 1400 – 1900 ml. Minum yang kurang
menyebabkan bakteri yang ada pada vesika urinaria tidak dapat di bawa keluar.
Pada penyakit DM kelebihan insulin di dalam tubuh sehingga urine mengandung glukosa
dan adanya gangguan aliran urine misal : Nefropati dan Angiopati ( kelainan pembuluh
darah ) di ginjal sehingga air kemih mengandung glukosa yang lebih dari normal sehingga
kuman menjadi lebih mudah berkembang.
Hal-hal yang terjadi di atas dapat menimbulkan penyebaran mikroorganisme ke seluruh
saluran kemih sehingga dapat terjadi statis urine yang menyebabkan infeksi sehingga
timbul keluhan disuria, sering berkemih, ketidaknyamanan suprapubik, urgency,
peningkatan suhu. Urine statis ini memungkinkan terjadinya Reflux ke ureter yang telah
terkontaminasi dengan urine ke pelvis ginjal.
Secara normal mikroorganisme yang masuk dapat di lawan oleh kandung kemih karena
adanya lapisan kandung kemih yang memproduksi sel mukus dimana dapat memelihara
integritas lapisan vesika urinaria, sehingga sterilitas dari pada urine dapat cepat kembali,
karena mekanisme pertahanan vesika urinaria dapat selama fase inflamasi akan
memasukkan mikroorganisme ke dalam proses fagositosis pada mukosa (epitel) vesika
urinaria dan urine, dimana secara normal mekanisme pertahanan memiliki kerja anti bakteri
(pada selaput lendir urethra).
Bila sudah terjadi obstruksi pada saluran kemih akan memudahkan berkembangnya
kuman menjadi media yang alkali dan ini dapat terjadi juga bila saluran kemih terjadi
kerusakan. Obstruksi ini menyebabkan urine yang keluar sedikit-sedikit, pengosongan
kandung kemih yang tidak tuntas, spasme kandung kemih, warna urine yang keruh, low
back pain dan dapat terjadi hematuri terutama pada keadaan trauma urethra. ( M. Clevo
Rendy, Margareth TH, 2012 hal 218).
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan,
Status Perkawinan, Alamat, Tanggal Masuk Rumah Sakit.
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama:
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien,
biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa
sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta
rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian
atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil,
rasa tidak enak atau nyeri pinggang.
RKS
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien,
biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa
sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta
rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian
atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil,
rasa tidak enak atau nyeri pinggang.
RKD
Pada pengkajian biasanya ditemukan kemungkinan penyebab infeksi saluran
kemih dan memberi petunjuk berapa lama infeksi sudah di alami klien. Biasanya
klien dengan ISK pada waktu dulu pernah mengalami penyankit infeksi saluran
kemih sebelumnya atau penyakit ginjal polikistik atau batu saluran kemih, atau
memiliki riwayat penyakit DM dan pemakaian obat analgetik atau estrogen, atau
pernah di rawat di rumah sakit dengan dipasangkan kateter.
RKK
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat meperburuk keadaan
klien akibat adanya gen yang membawa penyakit turunan seperti DM, hipertensi dll.
ISK bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan dari anatomi
reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup seseorang, namun jika ada penyakit
turunan di curigai dapat memperburuk atau memperparah keadan klien.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : kesadaran menurun
2. Tanda – tanda vital :
- Tekanan darah : meningkat
- Nadi : meningkat
- Pernapasan : meningkat
- Suhu : meningkat
3. Pemeriksaan fisik head to toe
C. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa
atau pengobatan antara lain adalah :
1. Laboratorium
a. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH
meningkat.
b. Urine kultur :
- Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih
misalnya : streptococcus, E. Coli, dll
- Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
c. Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal,
panggul.
Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung
kemih.
D. Analisis Data
- Biasanya Klien
mengatakan rasa tidak enak
saat berkemih pada
punggung bawah
- Biasanya Klien
mengeluhkan nyeri terasa
sejak 3hari lalu
DO:
- Wajah meringis
- Biasanya Dari
pemeriksaan urinalisis akan
terdapat leukouria positif
dan terdapat 5 eritrosit pada
lapang pandang besar(LPB)
sedimen air kemih.
- Biasanya Klien
tampak memenggang
daerah supra pubik
- Biasanya Klien
tampak meringis, dan
terdapat nyeri tekan dan
lepas pada daerah sekitar
kandung kemih klien
- DO:
- Klien tanpak
mengalami nokturia
3. DS: Hipertermi Peningkatan metabolisme
akibat bakteri berkembang
- Klien mengatakan
pada kandung kemih
demam saat sulit berkemih
- Klien mengatakan
badan terasa panas
- Klien mengatakan
sakit kepala dan menggigil
- DO:
- Konjungtiva klien
tanpak pucat
- T: 39°c
E. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan
2. Gangguan eliminasi
3. Hipertermi
F. Intervensi Keperawatan
Pemberian analgesic:
3. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)
· Klien
berkemih dalam
keadaan rileks
normal menggigil
- Tidak ada 6. Tingkatkan sirkulasi
perubahan warna udara
kulit dan tidak ada
pusing, merasa
nyaman Temperature regulation
2. Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
5. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi saluran kemih secara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau penyebab
yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran
kemih pertama pada sekitar 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain :
sering kencing, disuria, hematuria dan piuria. Adanya keluhan nyeri pinggang
berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas.
Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli melalui
infeksi nosokomial Klebsiella, Proteus, Providencia, Citrobacter, P.
aeruginosa,Acinetobacter, Enterococcus faecalis dan Stafilokokus saprophyticus.
B. Saran
Dengan penjelasan mengenai Konsep Infeksi Saluran Kemih (ISK) serta
ASKEPnya diharapkan kepada pembaca untuk dapat memahami tentang Konsep Infeksi
Saluran Kemih (ISK) serta ASKEPnya tersebut, sehingga pembaca dapat memperluas
pengetahuan serta dapat memahami apa saja yang berkaitan dengan hal tersebut, serta
bagi mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuannya mengenai Konsep Infeksi
Saluran Kemih (ISK) serta ASKEPnya tersebut, dan diharapkan dapat menegakkan
asuhan keperawatan yang professional dan bersungguh-sungguh menjadi perawat yang
professional nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi:
3. Jakrta: EGC.
Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih
Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih.
Edisi: 3. Jakarta: FKUI.