Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“MELAKUKAN ASUHAN PADA BAYI MUDA SAKIT DENGAN


PENDEKATAN MTMB”

DOSEN PENGAMPU :
INAYATUR ROSYIDAH, S.Kep.,Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. TITIS EKA SETIYANINGSIH (213210052)
2. WULAN NUR VANIA S (213210055)
3. ZAENA MAULIDIA (213210056)
4. DWI EVI SETIYOWATI (213210071)
5. HARTINUS ALIF ALAMSYAH (213210075)
6. JUARNI (213210077)
7. SITI HAFIFAH NUR ALISAH (213210096)
8. TRI KUMALASARI (213210099)
KELAS B SEMESTER 4
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah yang
berjudul “MELAKUKAN ASUHAN PADA BAYI MUDA SAKIT DENGAN
PENDEKATAN MTMB" sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Anak Sehat dan
Sakit dengan baik yang diampu oleh dosen ibu Inayatur Rosyidah S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran yang dapat
membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.
Penyusun juga berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami secara pribadi dan
bagi yang membutuhkannya

Jombang, 05 April 2023

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi MTBM

2.2 Konsep Dasar MTBM

2.3 Tujuan MTBM

2.4 Pelaksanaan MTBM

2.5 Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir dan Bayi Muda

2.6 Tatalaksana Kedaruratan Pada Bahaya

2.7 Penatalaksanaan MTBM Pada Bayi Umur Kurang Dari 2 Bulan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen Terpadu Bayi Muda merupakan pendekatan yang digunakan
dengankonsep yang terpadu untuk bayi muda yang usianya 1-2 bulan baik yang
berkondisisehat ataupun sakit. Dalam pendekatan ini juga menggunakan suatu
persepsi untuk menggunakan fasilitas rawat jalan untuk pelayanan kesehatan
dasar yang dilakukandengan mengunjungi bayi muda yang tergolong neonatal
oleh petugas kesehatan.Bayi muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi
berat dan serius bahkanmeninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan
bayi. Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu
terkait dengan massa kehamilandan persalinan. Keadaan tersebut merupakan
karakteristik khusus yang harusdipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi
penyakit.
Pada bayi yang lebih tua pola penyakitnya sudah merupakan campuran
dengan pola penyakit pada anak.Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan untuk
tidak membawa Bayi Muda ke fasilitaskesehatan. Guna mengantisipasi kondisi
tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memberikan pelayanan
kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumaholeh petugas
kesehatan.Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan
dideteksi dini.Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan
mengajari ibu untuk melakukan Asuhan Dasar Bayi Muda dirumah, bila perlu
merujuk bayi segera. Proses penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan
menangani balita sakit umur 2 bulansampai 5 tahun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian MTBM?
2. Bagaimanan Konsep Dasar MTBM ?
3. Apa tujuan MTBM ?
4. Bagaimana konsep pelaksanaan MTBM?
5. Apa saja tanda bahaya pada bayi baru lahir dan bayi muda?
6. Bagaimana tatalaksana kedaruratan tanda bahaya?
7. Bagaimana pelaksaan MTBM pada bayi Umur kurang dari 2 bulan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Pengertian MTBM
2. Mengetahui Konsep Dasar MTBM
3. Mengetahui Tujuan MTBM
4. Mengetahui Pelaksanaan MTBM
5. Mengetahui Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir dan Bayi Muda
6. Mengetahui Tatalaksana Kedaruratan Tanda Bahaya
7. Mengetahui Pelaksaan MTBM pada Bayi Umur kurang dari 2 bulan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi MTBM

Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang


terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang
sakit, baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh tenaga
kesehatan pada saat kunjungan neonatal.(24) Manajemen Terpadu Bayi Muda ini
adalah bagian dari Manajemen Terpadu balita Sakit sebagai bentuk strategi
pendekatan terpadu pada kesehatan bayi umur kurang dari dua bulan untuk
mengurangi mortalitas, morbiditas dan kecacatan.

2.2 Konsep Dasar MTBM

Batasan usia bayi muda kurang dari 2 bulan adalah bayi usia mulai dari 0 hari
sampai 2 bulan yaitu : usia neonatal dini dimulai dari usia 0 hari sampai dengan 7 hari
(0-7 hari), neonatal lanjut usia 8 hari sampai dengan 28 hari (8-28 hari), dan bayi usia
29 hari sampai dengan 11 bulan 29 hari. Bayi muda ini sangat mudah sekali menjadi
sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan dapat meninggal terutama pada usia satu
minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada minggu pertama
kelahiran bayi selalu berkaitan pada saat masa kehamilan dan waktu persalinan.
Keadaan ini merupakan karakteristik khusus yang harusdipertimbangkan pada saat
membuat klasifikasi suatu penyakit. Sebagian besar ibu memiliki kebiasaan untuk
tidak membawa bayi muda ke fasilitas kesehatan. Untuk mengantisipasi kondisi
tersebut program kesehatan ibu dan anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan
pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan.

Kegiatan kunjungan rumah ini dapat memantau kesehatan bayi baru lahir dan
bisa melakukan deteksi dini terhadap masalah kesehatan bayi.Dengan seperti itu
petugas kesehatan juga dapat memberikan nasihat dan mengajari kepada ibu bayi
bagaimana cara memberikan asuhan dasar kepada bayi mudanya bisa dilakukan
selama di rumah, apabila terjadi kondisi tertentu yang sekiranya memerlukan
tindakan perlu dilakukan rujukan segera pada bayi untuk diberikan penanganan.
Proses penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan penanganan balita sakit
umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun.

2.3 Tujuan MTBM

Tujuan dari Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kelangsungan hidup bayi: MTBM bertujuan untuk mengurangi


angka kematian bayi melalui pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi.
Dengan memadukan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif,
MTBM berusaha meningkatkan kelangsungan hidup bayi melalui identifikasi
dini, penanganan cepat, dan pemantauan secara terus-menerus terhadap risiko
dan masalah kesehatan bayi.
2. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi: MTBM
bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayi secara
holistik. Dengan memastikan akses penuh terhadap pelayanan kesehatan yang
komprehensif, termasuk stimulasi earlychildhooddevelopment (ECD), gizi,
imunisasi, dan tumbuh kembang, MTBM berusaha untuk memastikan bayi
mendapatkan dasar yang kuat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal.
3. Meningkatkan peran aktif dan pengetahuan ibu dalam merawat bayi: MTBM
bertujuan untuk memberdayakan ibu sebagai pengasuh bayi yang utama.
Dengan memberikan edukasi, dukungan, dan keterlibatan aktif ibu dalam
perawatan bayi, MTBM berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan ibu dalam merawat bayi, termasuk dalam mengenali tanda-tanda
bahaya dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
4. Meningkatkan akses dan pelayanan kesehatan yang terintegrasi: MTBM
bertujuan untuk memastikan akses yang mudah dan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi bagi bayi dan ibu. Dengan mengkoordinasikan layanan antara
berbagai sektor, seperti kesehatan, gizi, sanitasi, dan perlindungan anak,
MTBM berusaha untuk memberikan pelayanan yang komprehensif dan
terkoordinasi yang mencakup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
5. Mengurangi ketimpangan kesehatan: MTBM bertujuan untuk mengurangi
ketimpangan kesehatan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi dan
kualitas pertumbuhan dan perkembangan mereka. Dengan memfokuskan pada
upaya pencegahan, pengenalan dini, dan penanganan yang komprehensif,
MTBM berusaha untuk mengurangi disparitas kesehatan antara kelompok
masyarakat yang berbeda dan memastikan bahwa semua bayi, terutama yang
berisiko tinggi, mendapatkan pelayanan yang setara dan berkualitas.
6. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi program: MTBM bertujuan untuk
memantau dan mengevaluasi implementasi program secara berkala untuk
memastikan pencapaian tujuan dan hasil yang diinginkan. Dengan memantau
indikator kinerja dan hasil kesehatan, MTBM berusaha untuk memastikan
program yang efektif dan berkelanjutan, serta mengidentifikasi dan mengatasi
kendala yang mungkin akan muncul.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi MTBM

Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang


terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang
sakit, baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh tenaga
kesehatan pada saat kunjungan neonatal.(24) Manajemen Terpadu Bayi Muda ini
adalah bagian dari Manajemen Terpadu balita Sakit sebagai bentuk strategi
pendekatan terpadu pada kesehatan bayi umur kurang dari dua bulan untuk
mengurangi mortalitas, morbiditas dan kecacatan.

2.2 Konsep Dasar MTBM

Batasan usia bayi muda kurang dari 2 bulan adalah bayi usia mulai dari 0 hari
sampai 2 bulan yaitu : usia neonatal dini dimulai dari usia 0 hari sampai dengan 7 hari
(0-7 hari), neonatal lanjut usia 8 hari sampai dengan 28 hari (8-28 hari), dan bayi usia
29 hari sampai dengan 11 bulan 29 hari. Bayi muda ini sangat mudah sekali menjadi
sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan dapat meninggal terutama pada usia satu
minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada minggu pertama
kelahiran bayi selalu berkaitan pada saat masa kehamilan dan waktu persalinan.
Keadaan ini merupakan karakteristik khusus yang harusdipertimbangkan pada saat
membuat klasifikasi suatu penyakit. Sebagian besar ibu memiliki kebiasaan untuk
tidak membawa bayi muda ke fasilitas kesehatan. Untuk mengantisipasi kondisi
tersebut program kesehatan ibu dan anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan
pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan.

Kegiatan kunjungan rumah ini dapat memantau kesehatan bayi baru lahir dan
bisa melakukan deteksi dini terhadap masalah kesehatan bayi.Dengan seperti itu
petugas kesehatan juga dapat memberikan nasihat dan mengajari kepada ibu bayi
bagaimana cara memberikan asuhan dasar kepada bayi mudanya bisa dilakukan
selama di rumah, apabila terjadi kondisi tertentu yang sekiranya memerlukan
tindakan perlu dilakukan rujukan segera pada bayi untuk diberikan penanganan.
Proses penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan penanganan balita sakit
umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun.

2.3 Tujuan MTBM


Tujuan dari Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kelangsungan hidup bayi: MTBM bertujuan untuk mengurangi


angka kematian bayi melalui pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi.
Dengan memadukan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif,
MTBM berusaha meningkatkan kelangsungan hidup bayi melalui identifikasi
dini, penanganan cepat, dan pemantauan secara terus-menerus terhadap risiko
dan masalah kesehatan bayi.
2. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi: MTBM
bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayi secara
holistik. Dengan memastikan akses penuh terhadap pelayanan kesehatan yang
komprehensif, termasuk stimulasi earlychildhooddevelopment (ECD), gizi,
imunisasi, dan tumbuh kembang, MTBM berusaha untuk memastikan bayi
mendapatkan dasar yang kuat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal.
3. Meningkatkan peran aktif dan pengetahuan ibu dalam merawat bayi: MTBM
bertujuan untuk memberdayakan ibu sebagai pengasuh bayi yang utama.
Dengan memberikan edukasi, dukungan, dan keterlibatan aktif ibu dalam
perawatan bayi, MTBM berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan ibu dalam merawat bayi, termasuk dalam mengenali tanda-tanda
bahaya dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
4. Meningkatkan akses dan pelayanan kesehatan yang terintegrasi: MTBM
bertujuan untuk memastikan akses yang mudah dan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi bagi bayi dan ibu. Dengan mengkoordinasikan layanan antara
berbagai sektor, seperti kesehatan, gizi, sanitasi, dan perlindungan anak,
MTBM berusaha untuk memberikan pelayanan yang komprehensif dan
terkoordinasi yang mencakup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
5. Mengurangi ketimpangan kesehatan: MTBM bertujuan untuk mengurangi
ketimpangan kesehatan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi dan
kualitas pertumbuhan dan perkembangan mereka. Dengan memfokuskan pada
upaya pencegahan, pengenalan dini, dan penanganan yang komprehensif,
MTBM berusaha untuk mengurangi disparitas kesehatan antara kelompok
masyarakat yang berbeda dan memastikan bahwa semua bayi, terutama yang
berisiko tinggi, mendapatkan pelayanan yang setara dan berkualitas.
6. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi program: MTBM bertujuan untuk
memantau dan mengevaluasi implementasi program secara berkala untuk
memastikan pencapaian tujuan dan hasil yang diinginkan. Dengan memantau
indikator kinerja dan hasil kesehatan, MTBM berusaha untuk memastikan
program yang efektif dan berkelanjutan, serta mengidentifikasi dan mengatasi
kendala yang mungkin akan muncul.
7. pencegahan, pengenalan dini, dan penanganan yang komprehensif, MTBM
berusaha untuk mengurangi disparitas kesehatan antara kelompok masyarakat
yang berbeda dan memastikan bahwa semua bayi, terutama yang berisiko
tinggi, mendapatkan pelayanan yang setara dan berkualitas.

8. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi program: MTBM bertujuan untuk


memantau dan mengevaluasi implementasi program secara berkala untuk
memastikan pencapaian tujuan dan hasil yang diinginkan. Dengan memantau
indikator kinerja dan hasil kesehatan, MTBM berusaha untuk memastikan
program yang efektif dan berkelanjutan, serta mengidentifikasi dan mengatasi
kendala yang mungkin akanmuncul.

2.4 Pelaksanaan MTBM

Pelaksanaan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM):

1. Tim Multidisiplin: Dalam MTBM, tim multidisiplin terdiri dari tenaga medis
dan paramedis yang bekerja bersama-sama untuk memberikan perawatan
terpadu kepada bayi muda dan ibu. Tim ini dapat terdiri dari dokter anak,
perawat neonatal, ahli gizi, apoteker, dan konselor laktasi.
2. Pemeriksaan Rutin: Bayi muda yang baru lahir atau neonatus akan menjalani
pemeriksaan rutin oleh tim medis. Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan
fisik, skrining penyakit bawaan, dan penilaian awal terhadap tumbuh kembang
bayi.
3. Perawatan Bayi Prematur: Jika bayi lahir prematur, tim medis akan
memberikan perawatan khusus seperti pernafasan bantuan, pengaturan suhu,
dan pengawasan ketat terhadap tanda-tanda infeksi atau komplikasi lainnya.
4. Pemberian Asi: MTBM mendorong memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
sebagai sumber nutrisi utama bagi bayi muda. Tim medis memberikan
dukungan kepada ibu untuk memulai, melanjutkan, dan mempertahankan
pemberian ASI yang optimal.
5. Pemberian Imunisasi: Bayi muda akan menerima imunisasi sesuai jadwal
yang direkomendasikan, seperti imunisasi hepatitis B, BCG, dan polio. Tim
medis memberikan informasi dan dukungan kepada orangtua mengenai
pentingnya imunisasi dan manfaatnya bagi kesehatan bayi.
6. Perawatan Kulit: MTBM juga memperhatikan perawatan kulit bayi muda.
Tim medis memberikan perawatan kulit yang tepat, seperti membersihkan
kulit bayi, menjaga kebersihan tali pusat, dan mengatasi masalah kulit seperti
ruam popok.
7. Pendidikan Kesehatan: Tim medis memberikan pendidikan kesehatan kepada
orangtua mengenai perawatan bayi muda di rumah, tanda-tanda bahaya pada
bayi, dan pentingnya tumbuh kembang bayi yang optimal. Pendidikan
kesehatan juga dapat melibatkan dukungan emosional kepada ibu dan
keluarga.

8. Rujukan dan Koordinasi: Jika bayi muda mengalami kondisi yang


memerlukan perawatan khusus, tim medis akan merujuk ke fasilitas yang
sesuai dan melakukan koordinasi dengan tim medis di fasilitas tersebut untuk
memastikan kelanjutan perawatan yang terkoordinasi.
2.5 Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir dan Bayi Muda

Tanda dan gejala adanya penyakit atau gangguan pada bayi baru lahir dan
bayi muda sering tidak spesifik. Tanda ini bisa dijumpai pada saat atau sesudah bayi
lahir, saat bayi baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit. Berikut adalah
beberapa tanda yang dikategorikan bahaya jika ditemukan pada bayi baru lahir
ataupun bayi muda:

1. Tidak bisa menyusu


2. Kejang
3. Mengantuk atau tidak sadar
4. Frekuensi napas < 20 kali/menit atau apnu (pernapasan berhenti selama >15
detik)
5. Frekuensi napas > 60 kali/menit
6. Merintih dan terlihat tarikan dada bawah ke dalam yang kuat
7. Sianosis sentral.

Pada bayi muda, dianjurkan untuk melakukan kunjungan atau kontrol ke


fasilitas pelayanan kesehatan minimal 3 kali (6-24 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari setelah
melahirkan). Pada tiap kunjungan bayi muda ke rumah sakit perlu dilakukan beberapa
pemeriksaan. Pada kunjungannya yang pertama biasanya dilakukan pemeriksaan atau
skrining awal. Pada kunjungan berikutnya ada dilakukan pemeriksaan ulang sekaligus
followup kondisi bayi. Berikut adalah pemeriksaan yang dilakukan saat kunjungan
bayi muda ke fasilitas pelayanan kesehatan:

1. Periksa kemungkinan adanya penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, untuk
kemudian diklasifikasikan sesuai tanda dan gejalanya.

TANDA DAN GEJALA KLASIFIKASI


 Tidak mau minum atau memuntahkan Penyakit sangat berat atau infeksi
sesuatu bakteri berat
 Riwayat kejang
 Bergerak hanya jika distimulasi
 Napas cepat
 Napas lambat
 Tarikan dinding dada ke dalam yang
kuat
 Merintih
 Demam (≥ 37,5C)
 Hipotermi ( <35,5C)
 Nanah yang banyak di mata
 Pusar kemerahan meluas sampai
dinding perut
 Pustul kulit Infeksi bakteri lokal.
 Mata bernanah
 Pusat kemerahan atau bernanah

 Tidak terdapat salah satu tanda diatas Mungkin tidak infeksi.

2. Menanyakan ibu apakah bayi muda mengalami diare dan tentukan derajat
dehidrasinya

TANDA DAN GEJALA KLASIFIKASI


Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : Diare dehidrasi berat.
 Letargis atau tidak sadar
 Mata Cekung
 Cubitan kulit perut kembalinya
sangat lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : Diare dehidrasi ringan/sedang.
 Gelisah atau rewel
 Mata Cekung
 Cubitan kulit perut kembali lambat

Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau Diare tanpa dehidrasi.


ringan/sedang

3. Periksa adanya ikterus pada bayi, menggunakan metode KRAMER


Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)
Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki

TANDA DAN GEJALA KLASIFIKASI

 Timbul kuning pada hari pertama (< Ikterus berat.


24 jam)
 Kuning ditemukan pada umur lebih
dari 14 hari
 Kuning sampai telapak tangan
/telapak kaki
 Tinja berwarna pucat
 Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam Ikterus
sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai
telapak tangan/kaki

 Tidak kuning Tidak ada ikterus.

4. Periksa adanya kemungkinan berat badan rendah atau masalah pemberian


ASI.Bila ditemukan bayi memiliki berat badan rendah, langsung lakukan
penanganan atau rujukan tanpa melihat ada/ tidaknya masalah pada pemberian
ASI
5. Tanyakan dan tentukan status imunitas bayi muda, serta status pemberian
Vit.K1.Imunisasi pertama kali yang harusnya didapatkan oleh bayi muda
adalah Hb 0 pada hari 0-7 kelahiran. Selain itu bayi juga harus mendapatkan
imunisasi BCG dan polio setelah lahir
6. Tanyakan adanya masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir,
ataupun perdarahan tali pusat
7. Tanyakan adanya keluhan atau penyakit bayi yang disadari oleh ibu

2.6 Tatalaksana kedaruratan panda bahaya:

1. Beri oksigen melalui nasal prongs atau kateter nasal jika bayi muda
mengalami sianosis atau distres pernapasan berat.
2. Beri VTP dengan balon dan sungkup, dengan oksigen 100% (atau udara
ruangan jika oksigen tidak tersedia) jika frekuensi napas terlalu lambat (< 20
kali/menit).
3. Jika terus mengantuk, tidak sadar atau kejang, periksa glukosa darah. Jika
glukosa < 45 mg/dL koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg BB dekstrosa
10% (2 ml/kg BB) IV selama 5 menit, diulangi sesuai keperluan dan infus
tidak terputus (continual) dekstrosa 10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg
BB/menit harus dimulai. Jika tidak mendapat akses IV, berikan ASI atau
glukosa melalui pipa lambung.
4. Beri fenobarbital jika terjadi kejang
5. Beri ampisilin (atau penisilin) dan gentamisin jika dicurigai infeksi bakteri
berat.
6. Rujuk jika pengobatan tidak tersedia di rumah sakit ini.
7. Pantau bayi dengan ketat.

Rujukan dilakukan berdasarkan status warna pada kondisi bayi


sebelumnya. Jika termasuk dalam warna merah/ kondisi berat bisa langsung
dilakukan perujukan bila tidak tersedia pengobatan di faskes sebelumnya. Selain
itu rujukan biasanya dilakukan jika kasus yang dijumpai berupa keracunan
dengan penurunan kesadaran, luka bakar di mulut dan tenggorokan, sesak napas
berat, sianosis, dan gagal jantung.

2.7 Pelaksanaan MTBM pada bayi umur kurang dari 2 bulan.

Proses manajemen kasus dalam pelaksanaan MTBM dilakukan dengan urutan


langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya. Adapun urutan langkah-
langkah pelaksanaan Manajemen Terpadu Bayi Muda yaitu :

1).Penilaian dan Klasifikasi

Klasifikasi dalam algoritma bayi muda yaitu :


 Warna merah muda yang menunjukkan bahwa bayi sakit berat dan harus
dirujuk segera setelah pengobatan pra rujukan.
 Warna kuning yang berarti bayi dapat berobat jalan dan membutuhkan
pengobatan medis spesifik serta nasihat.
 Warna hijau yang berarti bayi sakit ringan dan cukup diberi nasihat sederhana
tentang penanganan di rumah.

Melakukan penilaian dan klasifikasi pada bayi muda dengan cara sebagai berikut:

1. Menilai kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi berat. Periksa apakah
bayi tidak bisa minum atau memuntahkan semua, kejang, nafas dalam 1
menit, tarikan dinding dada, merintih, suhu tubuh, pustul di kulit, mata
bernanah dan kemerahan pada pusar.
2. Menilai diare. Jika ibu mengatakan bayi diare, maka lihat keadaan umum bayi
(letargis, gelisah/ rewel, mata cekung), Periksa cubitan kulit perut (turgor)
dengan melihat apakah kulit cepat kembali atau lama kembali kesemula.
3. Menilai ikterus. Apabila kelihatan bayi kuning, umur berapa mulai timbulnya
kuning, melihat warna tinja pucat, kemudian menentukan warna kuning
sampai di daerah tubuh yang mana.

4. Menilai kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian ASI.
Melakukan penilaian tentang cara menyusui dan memeriksa rush atau
kelainan pada bibir/ langit-langit mulut.
5. Memeriksa status pemberian vitamin K1 dan status pemberian imunisasi. Jika
belum diberikan maka vitamin K1 dapat diberikan sampai bayi berusia 3
bulan, untuk imunisasi. Hepatitis B0 dapat diberikan maksimal pada bayi
berumur 1 minggu.
6. Menanyakan kepada ibu masalah lain yang terjadi pada bayi eperti kelainan
bawaan atau kelainan kongenital, melihat adanya trauma lahir dan perdarahan
atau taampak kemerahan pada tali pusat.
7. Menanyakan pada ibu bayi berkaitan dengan kesehatan bayi, keluhan atau
masalah yang timbul.

2).Menentukan Tindakan dan Pengobatan

Klasifikasi warna memerlukan tindakan rujukan segera. Bayi usia muda dengan
klasifikasi warna kuning tidak memerlukan rujuka masih bisa ditangani dengan
pengobatan sederhana dan diberi edukasi saja.

1. Tindakan Pra Rujukan

Bayi muda yang membutuhkan rujukan adalah bayi yang mempunyai klasifikasi berat
(warna merah pada bagan algoritma). Menyiapkan tindakan rujukan dan menjelaskan
alasan merujuk bayi, memberitahu ibu bayi bagaimana menyiapkan segala sesuatu
yang diperlukan pada saat melakukan rujukan dan proses perjalanan ke tempat
rujukan.

2. Pengobatan/ Tindakan yang Tidak Memerlukan Rujukan

Klasifikasi bayi muda yang tidak diperlukan adanya tindakan rujukan adalah
klasifikasi berwarna kuning dan berwarna hijau pada algoritma MTBM. Beberapa
bayi muda yang tidak memerlukan pengobatan atau tindakan rujukan adalah cukup
dengan memberikan kehangatan pada bayi, mencegah terjadinya penurunan gula
darah bayi (hipoglikemi), memberikan terapi per oral dengan antibiotic yang sesuai,
melakukan rehidrasi oral, mengobati luka dan memberikan asuhan dasar bayi muda.

3).Pencatatan

Petugas kesehatan harus mencatat dan menuliskan hasil pemeriksaan pada formulir
pencatatan bayi muda dan buku kesehatan Ibu dan Anak secara lengkap.

4).Konseling dan Ketrampilan Komunikasi

Konseling yang diberikan adalah dengan mengajari ibu cara pemberian obat,
pemberian ASI, merawat tali pusat, jadwal imunisasi, kapan segera kembali kontrol
dan melakukan kunjungan ulang

5) Pencegahan Infeksi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Tindakan – tindakan pencegahan
infeksi saat melaksanakan kunjungan neonatal adalah cuci tangan sebelum dan
setelah bersentuhan dengan bayi, memakai sarung tangan bersih, pastikan semua
peralatan dan bahan yang digunakan telah di desinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau
sterilisasi, pastikan semua pakaian, handuk dan kain yang digunakan sudah dalam
keadaan bersih dan hangat. Timbangan, pita pengukur, thermometer dan benda lain
yang akan bersentuhan dengan bayi harus sudah bersih. Gunakan ruangan yang
hangat dan teang, siapkan tempat pemeriksaan yang bersih, kering, hangat dan aman.
6). Melakukan Kunjungan Neonatal Ulang sebagai pelayanan tindak lanjut

Bidan saat kunjungan ulang terhadap neonatal dapat dapat melakukan penilaian
apakah neonatal membaik setelah diberikan obat dan tindakan lainnya. Maka
kunjungan ulang dilakukan dalam waktu dua hari untuk melihat tanda infeksi yang
disebabkan oleh bakteri lokal, permasalahan pada pemberian ASI, memeriksa adanya
trauma, bercak putih di mulut, hipotermia sedang, memeriksa terjadinya diare disertai
dehidrasi ringan atau sedang, memeriksa adanya ikterus fisiologis apabila tampak
kuning, untuk pemantauan pemerikasaan berat badan bayi rendah menurut
umurpperlu melakukan kunjungan dilakukan 14 hari. Apabila bayi mempunyai
masalah lain maka bidan menggunakan penilaian awal lengkap seperti pada saat
melakukan kunjungan awal.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTB) merupakan suatu pendekatan yang
terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari-2 bulan, baik yang sehat maupun
yang sakit, baik yang datang dengan fasilitas rawat jalan maupun yang
dikunjungi oleh tenaga kesehatan yang pada saat kunjungan neonatal.

B. Saran
1. Bagi pelayan kesehatan
Diharapkan pelayan kesehatan dapat melaksanakan program MTB dengan
baik sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi dan
balita.
2. Bagi institut pendidikan
Diharapkan dapat dijadikan sebuah dasar pengembangan ilmu
pembelajaran dan dapat dijadikan sumber informasi tentang pelaksanaan
MTB dan diharapkan mahasiswa dipaparkan terkait pelaksanaan MTB
sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA

a. fttp<//cmsmfntnk-gounknc.kmt/nrsgp-pmkinktnr/75=-anknlmamk-
tmrpnhu-onyg-auhn-atoa
b. Aprilia Asri R, S. Kep, Ners. Diktat Kuliah Keperawatan Anak 1.
2011
c. Dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi, 2009, Materi presentase pada
“Pelatihan Program Kesehatan Balita Bagi Penanggung Jawab
Program Kesehatan Anak”. Bogor. 2009.
d. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Gangguan Tumbuh
Kembang Balita. 3. Soetjiningsih, (1998), Tumbuh Kembang
Anak, EGC, Jakarta.
e. https://www.academia.edu/35232249/
Asli_askep_MTBS_MTBM_kelompok
f. https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/5939/3/BAB%20II.pdf
g. http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000142-family-
medicine/fmd175_slide_manajemen_terpadu_bayi_muda_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai