DOSEN PENGAMPU :
INAYATUR ROSYIDAH, S.Kep.,Ns.,M.Kep
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. TITIS EKA SETIYANINGSIH (213210052)
2. WULAN NUR VANIA S (213210055)
3. ZAENA MAULIDIA (213210056)
4. DWI EVI SETIYOWATI (213210071)
5. HARTINUS ALIF ALAMSYAH (213210075)
6. JUARNI (213210077)
7. SITI HAFIFAH NUR ALISAH (213210096)
8. TRI KUMALASARI (213210099)
KELAS B SEMESTER 4
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah yang
berjudul “MELAKUKAN ASUHAN PADA BAYI MUDA SAKIT DENGAN
PENDEKATAN MTMB" sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Anak Sehat dan
Sakit dengan baik yang diampu oleh dosen ibu Inayatur Rosyidah S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran yang dapat
membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.
Penyusun juga berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami secara pribadi dan
bagi yang membutuhkannya
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.5 Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir dan Bayi Muda
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Batasan usia bayi muda kurang dari 2 bulan adalah bayi usia mulai dari 0 hari
sampai 2 bulan yaitu : usia neonatal dini dimulai dari usia 0 hari sampai dengan 7 hari
(0-7 hari), neonatal lanjut usia 8 hari sampai dengan 28 hari (8-28 hari), dan bayi usia
29 hari sampai dengan 11 bulan 29 hari. Bayi muda ini sangat mudah sekali menjadi
sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan dapat meninggal terutama pada usia satu
minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada minggu pertama
kelahiran bayi selalu berkaitan pada saat masa kehamilan dan waktu persalinan.
Keadaan ini merupakan karakteristik khusus yang harusdipertimbangkan pada saat
membuat klasifikasi suatu penyakit. Sebagian besar ibu memiliki kebiasaan untuk
tidak membawa bayi muda ke fasilitas kesehatan. Untuk mengantisipasi kondisi
tersebut program kesehatan ibu dan anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan
pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan.
Kegiatan kunjungan rumah ini dapat memantau kesehatan bayi baru lahir dan
bisa melakukan deteksi dini terhadap masalah kesehatan bayi.Dengan seperti itu
petugas kesehatan juga dapat memberikan nasihat dan mengajari kepada ibu bayi
bagaimana cara memberikan asuhan dasar kepada bayi mudanya bisa dilakukan
selama di rumah, apabila terjadi kondisi tertentu yang sekiranya memerlukan
tindakan perlu dilakukan rujukan segera pada bayi untuk diberikan penanganan.
Proses penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan penanganan balita sakit
umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun.
Tujuan dari Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) adalah sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Batasan usia bayi muda kurang dari 2 bulan adalah bayi usia mulai dari 0 hari
sampai 2 bulan yaitu : usia neonatal dini dimulai dari usia 0 hari sampai dengan 7 hari
(0-7 hari), neonatal lanjut usia 8 hari sampai dengan 28 hari (8-28 hari), dan bayi usia
29 hari sampai dengan 11 bulan 29 hari. Bayi muda ini sangat mudah sekali menjadi
sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan dapat meninggal terutama pada usia satu
minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada minggu pertama
kelahiran bayi selalu berkaitan pada saat masa kehamilan dan waktu persalinan.
Keadaan ini merupakan karakteristik khusus yang harusdipertimbangkan pada saat
membuat klasifikasi suatu penyakit. Sebagian besar ibu memiliki kebiasaan untuk
tidak membawa bayi muda ke fasilitas kesehatan. Untuk mengantisipasi kondisi
tersebut program kesehatan ibu dan anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan
pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan.
Kegiatan kunjungan rumah ini dapat memantau kesehatan bayi baru lahir dan
bisa melakukan deteksi dini terhadap masalah kesehatan bayi.Dengan seperti itu
petugas kesehatan juga dapat memberikan nasihat dan mengajari kepada ibu bayi
bagaimana cara memberikan asuhan dasar kepada bayi mudanya bisa dilakukan
selama di rumah, apabila terjadi kondisi tertentu yang sekiranya memerlukan
tindakan perlu dilakukan rujukan segera pada bayi untuk diberikan penanganan.
Proses penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan penanganan balita sakit
umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun.
1. Tim Multidisiplin: Dalam MTBM, tim multidisiplin terdiri dari tenaga medis
dan paramedis yang bekerja bersama-sama untuk memberikan perawatan
terpadu kepada bayi muda dan ibu. Tim ini dapat terdiri dari dokter anak,
perawat neonatal, ahli gizi, apoteker, dan konselor laktasi.
2. Pemeriksaan Rutin: Bayi muda yang baru lahir atau neonatus akan menjalani
pemeriksaan rutin oleh tim medis. Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan
fisik, skrining penyakit bawaan, dan penilaian awal terhadap tumbuh kembang
bayi.
3. Perawatan Bayi Prematur: Jika bayi lahir prematur, tim medis akan
memberikan perawatan khusus seperti pernafasan bantuan, pengaturan suhu,
dan pengawasan ketat terhadap tanda-tanda infeksi atau komplikasi lainnya.
4. Pemberian Asi: MTBM mendorong memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
sebagai sumber nutrisi utama bagi bayi muda. Tim medis memberikan
dukungan kepada ibu untuk memulai, melanjutkan, dan mempertahankan
pemberian ASI yang optimal.
5. Pemberian Imunisasi: Bayi muda akan menerima imunisasi sesuai jadwal
yang direkomendasikan, seperti imunisasi hepatitis B, BCG, dan polio. Tim
medis memberikan informasi dan dukungan kepada orangtua mengenai
pentingnya imunisasi dan manfaatnya bagi kesehatan bayi.
6. Perawatan Kulit: MTBM juga memperhatikan perawatan kulit bayi muda.
Tim medis memberikan perawatan kulit yang tepat, seperti membersihkan
kulit bayi, menjaga kebersihan tali pusat, dan mengatasi masalah kulit seperti
ruam popok.
7. Pendidikan Kesehatan: Tim medis memberikan pendidikan kesehatan kepada
orangtua mengenai perawatan bayi muda di rumah, tanda-tanda bahaya pada
bayi, dan pentingnya tumbuh kembang bayi yang optimal. Pendidikan
kesehatan juga dapat melibatkan dukungan emosional kepada ibu dan
keluarga.
Tanda dan gejala adanya penyakit atau gangguan pada bayi baru lahir dan
bayi muda sering tidak spesifik. Tanda ini bisa dijumpai pada saat atau sesudah bayi
lahir, saat bayi baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit. Berikut adalah
beberapa tanda yang dikategorikan bahaya jika ditemukan pada bayi baru lahir
ataupun bayi muda:
1. Periksa kemungkinan adanya penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, untuk
kemudian diklasifikasikan sesuai tanda dan gejalanya.
2. Menanyakan ibu apakah bayi muda mengalami diare dan tentukan derajat
dehidrasinya
1. Beri oksigen melalui nasal prongs atau kateter nasal jika bayi muda
mengalami sianosis atau distres pernapasan berat.
2. Beri VTP dengan balon dan sungkup, dengan oksigen 100% (atau udara
ruangan jika oksigen tidak tersedia) jika frekuensi napas terlalu lambat (< 20
kali/menit).
3. Jika terus mengantuk, tidak sadar atau kejang, periksa glukosa darah. Jika
glukosa < 45 mg/dL koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg BB dekstrosa
10% (2 ml/kg BB) IV selama 5 menit, diulangi sesuai keperluan dan infus
tidak terputus (continual) dekstrosa 10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg
BB/menit harus dimulai. Jika tidak mendapat akses IV, berikan ASI atau
glukosa melalui pipa lambung.
4. Beri fenobarbital jika terjadi kejang
5. Beri ampisilin (atau penisilin) dan gentamisin jika dicurigai infeksi bakteri
berat.
6. Rujuk jika pengobatan tidak tersedia di rumah sakit ini.
7. Pantau bayi dengan ketat.
Melakukan penilaian dan klasifikasi pada bayi muda dengan cara sebagai berikut:
1. Menilai kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi berat. Periksa apakah
bayi tidak bisa minum atau memuntahkan semua, kejang, nafas dalam 1
menit, tarikan dinding dada, merintih, suhu tubuh, pustul di kulit, mata
bernanah dan kemerahan pada pusar.
2. Menilai diare. Jika ibu mengatakan bayi diare, maka lihat keadaan umum bayi
(letargis, gelisah/ rewel, mata cekung), Periksa cubitan kulit perut (turgor)
dengan melihat apakah kulit cepat kembali atau lama kembali kesemula.
3. Menilai ikterus. Apabila kelihatan bayi kuning, umur berapa mulai timbulnya
kuning, melihat warna tinja pucat, kemudian menentukan warna kuning
sampai di daerah tubuh yang mana.
4. Menilai kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian ASI.
Melakukan penilaian tentang cara menyusui dan memeriksa rush atau
kelainan pada bibir/ langit-langit mulut.
5. Memeriksa status pemberian vitamin K1 dan status pemberian imunisasi. Jika
belum diberikan maka vitamin K1 dapat diberikan sampai bayi berusia 3
bulan, untuk imunisasi. Hepatitis B0 dapat diberikan maksimal pada bayi
berumur 1 minggu.
6. Menanyakan kepada ibu masalah lain yang terjadi pada bayi eperti kelainan
bawaan atau kelainan kongenital, melihat adanya trauma lahir dan perdarahan
atau taampak kemerahan pada tali pusat.
7. Menanyakan pada ibu bayi berkaitan dengan kesehatan bayi, keluhan atau
masalah yang timbul.
Klasifikasi warna memerlukan tindakan rujukan segera. Bayi usia muda dengan
klasifikasi warna kuning tidak memerlukan rujuka masih bisa ditangani dengan
pengobatan sederhana dan diberi edukasi saja.
Bayi muda yang membutuhkan rujukan adalah bayi yang mempunyai klasifikasi berat
(warna merah pada bagan algoritma). Menyiapkan tindakan rujukan dan menjelaskan
alasan merujuk bayi, memberitahu ibu bayi bagaimana menyiapkan segala sesuatu
yang diperlukan pada saat melakukan rujukan dan proses perjalanan ke tempat
rujukan.
Klasifikasi bayi muda yang tidak diperlukan adanya tindakan rujukan adalah
klasifikasi berwarna kuning dan berwarna hijau pada algoritma MTBM. Beberapa
bayi muda yang tidak memerlukan pengobatan atau tindakan rujukan adalah cukup
dengan memberikan kehangatan pada bayi, mencegah terjadinya penurunan gula
darah bayi (hipoglikemi), memberikan terapi per oral dengan antibiotic yang sesuai,
melakukan rehidrasi oral, mengobati luka dan memberikan asuhan dasar bayi muda.
3).Pencatatan
Petugas kesehatan harus mencatat dan menuliskan hasil pemeriksaan pada formulir
pencatatan bayi muda dan buku kesehatan Ibu dan Anak secara lengkap.
Konseling yang diberikan adalah dengan mengajari ibu cara pemberian obat,
pemberian ASI, merawat tali pusat, jadwal imunisasi, kapan segera kembali kontrol
dan melakukan kunjungan ulang
5) Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Tindakan – tindakan pencegahan
infeksi saat melaksanakan kunjungan neonatal adalah cuci tangan sebelum dan
setelah bersentuhan dengan bayi, memakai sarung tangan bersih, pastikan semua
peralatan dan bahan yang digunakan telah di desinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau
sterilisasi, pastikan semua pakaian, handuk dan kain yang digunakan sudah dalam
keadaan bersih dan hangat. Timbangan, pita pengukur, thermometer dan benda lain
yang akan bersentuhan dengan bayi harus sudah bersih. Gunakan ruangan yang
hangat dan teang, siapkan tempat pemeriksaan yang bersih, kering, hangat dan aman.
6). Melakukan Kunjungan Neonatal Ulang sebagai pelayanan tindak lanjut
Bidan saat kunjungan ulang terhadap neonatal dapat dapat melakukan penilaian
apakah neonatal membaik setelah diberikan obat dan tindakan lainnya. Maka
kunjungan ulang dilakukan dalam waktu dua hari untuk melihat tanda infeksi yang
disebabkan oleh bakteri lokal, permasalahan pada pemberian ASI, memeriksa adanya
trauma, bercak putih di mulut, hipotermia sedang, memeriksa terjadinya diare disertai
dehidrasi ringan atau sedang, memeriksa adanya ikterus fisiologis apabila tampak
kuning, untuk pemantauan pemerikasaan berat badan bayi rendah menurut
umurpperlu melakukan kunjungan dilakukan 14 hari. Apabila bayi mempunyai
masalah lain maka bidan menggunakan penilaian awal lengkap seperti pada saat
melakukan kunjungan awal.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTB) merupakan suatu pendekatan yang
terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari-2 bulan, baik yang sehat maupun
yang sakit, baik yang datang dengan fasilitas rawat jalan maupun yang
dikunjungi oleh tenaga kesehatan yang pada saat kunjungan neonatal.
B. Saran
1. Bagi pelayan kesehatan
Diharapkan pelayan kesehatan dapat melaksanakan program MTB dengan
baik sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi dan
balita.
2. Bagi institut pendidikan
Diharapkan dapat dijadikan sebuah dasar pengembangan ilmu
pembelajaran dan dapat dijadikan sumber informasi tentang pelaksanaan
MTB dan diharapkan mahasiswa dipaparkan terkait pelaksanaan MTB
sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
a. fttp<//cmsmfntnk-gounknc.kmt/nrsgp-pmkinktnr/75=-anknlmamk-
tmrpnhu-onyg-auhn-atoa
b. Aprilia Asri R, S. Kep, Ners. Diktat Kuliah Keperawatan Anak 1.
2011
c. Dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi, 2009, Materi presentase pada
“Pelatihan Program Kesehatan Balita Bagi Penanggung Jawab
Program Kesehatan Anak”. Bogor. 2009.
d. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Gangguan Tumbuh
Kembang Balita. 3. Soetjiningsih, (1998), Tumbuh Kembang
Anak, EGC, Jakarta.
e. https://www.academia.edu/35232249/
Asli_askep_MTBS_MTBM_kelompok
f. https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/5939/3/BAB%20II.pdf
g. http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000142-family-
medicine/fmd175_slide_manajemen_terpadu_bayi_muda_2.pdf