Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP MTBM DAN MTBS

DISUSUN OLEH :
GUSNI ARINDA 2015401003
SRI PUJI LESTARI 2015401007

Dosen Pengampu : Desi Handayani Lubis, SST.M.Kes


Wilda Yunita SST.MKM
Anita Yasmin Tanjung STr.Keb

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


STIKES FLORA MEDAN
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “KONSEP MTBM DAN MTBS”. Penulisan makalah
ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Asuhan
neonatus, bayi, dan balita di Stikes flora Medan.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat banyak bantuan
dan dorongan dari berbagi pihak, untuk itu tidak lupa penyusun mengueapkan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada Allah SWT atas berkat rahmat
dan karunia-Nya.
Tak ada gading yang tak retak, tentunya tulisan ini masih memiliki
kekurangan, untuk itu penyusun menerima kritik dan saran. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita Aamiin.

Medan, 27 Juli 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………. 1
1.3 Tujuan penulisan…………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………… 3
2.1 Manajemen Terpadu Balita Sakit .…………………………………. 3
2.2 .Manajemen Terpadu Bayi Muda ….….…………………………….. 9
BAB III PENUTUP ……………………………………………………….11
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 11
3.2 Saran………………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………... ……. 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Menurut Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebesar 34/1000
kelahiran hiduo. Bila angka ini dikonversikan seeara matematis , maka
setidaknya terjadi 400 kematian bayi perhari atau 17 kematian bayi setiap 1
jam di seluruh Indonesia, sedangkan Angka Kematian Balita (AKBAL)
sebesar 44/1000 kelahiran hidup yang berarti terjadi 529kematian/hari atau 22
kematian balita setiap jam nya. Bila kita meneoba menghitung lebih jauh lagi,
berarti terjadi lebih dari 15.000 kematian balita setiap bulannya.
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, ada
beberapa penyakit utama yang menjadi penyebab kematian bayi dan balita.
Pada kelompok bayi (0 - 11bulan), dua penyakit terbanyak sebagai penyebab
kematian bayi adalah penyakit diare sebesar 31.4% dan pneumonia 24 %,
sedangkan untuk balita, kematian akibat diare sebesar 25,2%. pneumonia
15,5%. Demam Berdarah Dengue (DBD) 6,8% dan eampak 5,8%.
Berdasarkan data diatas WHO dan UNIEEF terdorong untuk
mengembangkan suatu strategi yang disebut Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS). MTBS merupakan pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita
sakit di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Dalam pelayanan dengan
pendekatan MTBS selain upaya kuratif juga dilakukan sekaligus upaya
promotif dan preventif. MTBS diraneang terutama untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh para medis dengan
mengintegrasikan kegiatan manajerial seperti pelatihan, supervisi.
komunikasi, monitoring dan evaluasi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
2. Bagaimanakah Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
1.3. Tujuan Makalah
Mengetahui tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
BAB II
PFMBAHASAN

2.1 Manajemen Terpadu Balita Sakit


2.1.1 Pengertian MTBS
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated
Management of Ehildhood Illness (1ME1) adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) seeara menyeluruh. MTBS bukan
merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan /eant
menatilaksana balita sakit. Konsep pendekatan MTBS yang pertama kali
diperkenalkan oleh WHO merupakan suatu bentuk strategi upaya pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian. kesakitan dan
keeaeatan bayi dan anak balita di negara-negara berkembang.
Penyakit-penyakit terbanyak pada balita yang dapat di tatalaksana
dengan MTBS adalah penyakit yang menjadi penyebab ulama kematian.
antara lain pneumonia, diare, malaria, campak dan kondisi yang diperberat
oleh masalah gizi (malnutrisi dan anemia). Langkah pendekatan pada MTBS
adalah dengan menggunakan algoritma sederhana yang digunakan oleh
perawat dan bidan untuk mengatasi masalah kesakitan pada Balita. Bank
Dunia. 1993 melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang eost
effeetive untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh
Infeksi Pemapasan Akut (ISPA). diare. campak malaria, kurang gizi. yang
sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut.
Pendekatan MTBS di Indonesia pada awalnya dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan
dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
MTBS mengkombinasikan perbaikan tatalaksana kasus pada balita sakit
(kuratif) dengan aspek gizi. imunisasi dan konseling ( promotif dan
preventif).
Agar penerapan MTBS dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.
maka diperlukan langkah-langkah seeara sistematis dan menyeluruh. meliputi
pengembangan sistem pelatihan. pelatihan berjenjang. Pemantauan pasca
pelatihan. penjaminan ketersediaan formulir MTBS. ketersediaan obat dan
alat. bimbingan teknis dan lain-lain.
2.1.2 Tujuan MTBS
Menurunkan secara signiflkan angka kesakitan dan kematian global
yang terkait dengan penyebab utama penyakit pada balita. melalui
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan fasilitas
kesehatan dasar dan memberikan kontribusi terhadap peitumbuhan
perkembangan kesehatan anak.
Penerapan MTBS dengan baik dapat meningkatkan upaya penemuan
kasus seeara dini. memperbaiki manajemen penanganan dan pengobatan.
proniosi serta peningkatan pengetahuan bagi ibu - ibu dalam merawat
anaknya dirumah serta upaya mengoptimalkan sistem rujukan dari
masyarakat ke fasilitas pelayanan primer dan rumah sakit sebagai rujukan.
( Modul MTBS 1.2008 ).
2.1.3 Strategi MTBS
Strategi MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan.
yaitu:
a) Komponen I: meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam
tatalaksana kasus balita sakit (dokter. perawat. bidan. petugas kesehatan)
b) Komponen II : memperbaiki sistem kesehatan agar penanganan penyakit
pada balita lebih efektif
c) Komponen 111 : Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam
perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit
(meningkatkan pemberdayaan keluarga dan masyarakat. yang dikenal
sebagai “Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat”).
2.1.4 Pelaksana MTBS
Pelaksana pada pelayanan kesehatan dengan pendekatan MTBS
adalah tenaga kesehatan di unit rawat jalan tingkat dasar yaitu paramedis atau
dokter. MTBS bukan dirancang untuk fasilitas pelayanan rawat inap dan
bukan untuk kader.

2.1.5 Prosedur pelaksanaan MTBS


Beberapa macam prosedur penanganan balita sakit sesuai standar
MTBS ini, antara lain meliputi: penilaian. klasifikasi penyakit, Tindakan
/pengobatan, nasehat bagi ibu dan tindak lanjut. Detail Penjelasan langkah-
langkah tersebut sebagai berikut:
a. Menilai dan membuat klasifikasi penyakit
Menilai dan niembuat klasifikasi penyakit anak umur 2 bulan sampai
5 tahun. Tindakan ini dilakukan dengan eara melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Sedangkan pengklasifikasian delakukan dengan membuat
sebuah keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat
keparahannya. Menilai dan membuat klasifikasi penyakit dilakukan dengan
beberapa kegiatan. antara dengan memeriksa tanda bahaya umum. merupakan
tanda penyakit yang serius. Tanda bahaya umum dapat terjadi pada penyakit
apapun dan tidak dapat membantu menentukan jenis penyakil seeara spesifik.
Manya dengan satu tanda bahaya umuni saja. sudah eukup untuk
menunjukkan bahwa penyakit itu berat. sehingga sebelum melakukan
penilaian seliap ponvakit, pen ting memeriksa beberapa landa bahaya umum
seperti Tidak bisa minuni alau menetek, Muntahkan semuanya. Kejang, serta
Letargis atau tidak sadar -Menanyaknn keluhan utama
Beberapa jenis pertanyaan yang penting untuk diajukan terkait dengan
Menilai batuk atau sukar bemapas dan klasifikasinya, menilai diare dan
klasifikasinya. menilai demam dan klasifikasinya. serta menilai masalah
telinga dan klasifikasinya.
-Menilai batuk atau sukar bernapas dan klasifikasinya
Seteiah memeriksa tanda bahaya umum. ditanyakan kepada ibu
apakah menderita batuk atau sukar bemapas. jika anak hatuk alau sukar
bemapas. sudah berapa lama, menghitung frekuensi napas. melihat tarikan
dinding dada bawah ke dalam. dan melihat dan dengar adanya stridor.
Kemudian dilakukan klasifikasi apakah anak menderita pneumonia berat.
pneumonia atau batuk bukan pneumonia.
-Menilai diare dan klasifikasinya
Seteiah memeriksa batuk atau suka bemapas. pelugas menanyakan
kepada ibu apakah anak menderita diare. jika anak diare. tanyakan sudah
berapa lama, apakah beraknya berdarah (apakah ada darah dalam tinja).
Langkah berikutnva adalah memeriksa keadaan umum anak. apakah anak
letargis atau tidak sadar. apakah anak gelisah dan rewel/mudah marah;
melihat apakah mata anak eekung, memeriksa kemampuan anak untuk
minum: apakah anak tidak bisa minuin atau malas minum. apakah anak haus
minum dengan lahap; memeriksa eubilan kulit perut untuk mengetahui turgor:
apakah kembalinya sangat lambat (lebih dari 2 detik) atau lambat. Seteiah
penilaian didapatkan tanda dan gejala diare, maka selanjutnya
diklasifikasikan apakah anak menderita dehidrasi berat. ringan/sedang. tanpa
dehidrasi, diare pesisten berat, diare persisten atau disentri.
-Menilai demam dan klasifikasinya.
Demam merupakan masalah yang sering dijumpai pada anak keeil.
Tanyakan kepada ibu apakah anak demam. selanjutnya periksa apakah anak
teraba panas atau mengukur suhu tubuh dengan termometer. Dikatakan
demam jika badan anak teraba panas atau jika suhu badan 37,5 derajat eeleius
atau lebih. Jika anak demam, tentukan daerah resiko malaria: resiko tinggi.
resiko rendah atau tanpa resiko malaria. Jika daerah resiko rendah atau tanpa
resiko malaria, tanyakan apakah anak dibawa berkunjung keluar daerah ini
dalam 2 minggu terakhir. Jika ya, apakah dari resiko tinggi atau resiko rendah
malaria kemudian lanyakan sudah berapa lama anak deinam. Jika Iebih dari 7
hari apakah demam terjadi setiap hari. lihat dan raba adanya kaku kuduk. lihat
adanya pilek. apakah anak menderita eampak dalam 3 bulan terakhir. lihat
adanya tanda-tanda eampak: roam kemerahan di kulit yang menyeluroh dan
terdapat salah satu gejala berikut: batuk, pilek atau mala merah.
-Menilai masalah telinga dan klasifikasinya.
Setelah memeriksa demam. petugas menanyakan kepada ibu apakah
anak mempunyai masalah telinga. Jika anak mempunyai masalah telinga,
tanyakan apakah telinganva sakit. lihat adakah nanah keluar dari telinga, raba
adakali pembengkakan yang nyeri di belakang telinga. Kemudian
klasifikasikan apakah anak menderita mastoiditis, infeksi telinga akut. infeksi
telinga kronis atau tidak ada infeksi telinga.
-Memeriksa status gizi dan anemia serta klasifikasinya. Setiap anak
haros diperiksa status gizinya karena kekurangan gizi meropakan masalah
yang sering ditemukan. terutama diantara penduduk miskin. I.angkahnya
yaitu memeriksa apakah anak tampak sangat kurus, memeriksa
pembengkakan pada kedua kaki. memeriksa kepueatan telapak tangan:
apakah sangat pueat atau agak pueat. dan mem band in gk an berat bad an
anak menurut umur. Kemudian mengklasifikasikan sesuai tanda/gejala
apakah gizi buruk dan/atau anemia berat. bawah garis merah (BOM) dan/atau
anemia, tidak ROM dan tidak anemia.
-Memeriksa status imtinisasi. Petugas memeriksa status imunisasi dari
setiap anak yang sakit, kemudian menuliskan tanggal pemberian imunisasi
untuk setiap jenis vaksin. Jika data imunisasi tidak ada. lanyakan pada ibu
imunisasi apa saja yang sudah pernah diberikan kepada anaknya dan kapan
diberikan. Semua anak harus mendapat semua jenis imunisasi yang
dianjurkan sebelum ulang tahunnya yang pertama.
-Memeriksa pemherian vitamin A. Setiap balita berumur 6 bulan
sampai 5 tahun perlu mendapat suplemen vitamin A untuk meneegah
kebutaan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Pemberian vitamin A biasanya
dilakukan setahun 2 kali di Posyandu pada ’'bulan vitamin A" yaitu Februari
dan Agustus. Menanyakun kepada ibu apakah anaknya yang berumur 6 bulan
keatas telah mendapatkan tambahan vitamin A dan kapan yang terakhir.
Tuliskan tanggal pemberian vitamin A. jika pemberian terakhir telah Iebih
dari 6 bulan. anak tersebut sudah memerlukan 1 dosis vitamin A sesuai
umurnya. Anjurkan kepada ibu untuk seeara teratur melanjutkan pemberian
vitamin A kepada anaknya di posyandu pada bulan vitamin A sampai
anaknya berumur 5 tahun.
-Memeriksa masalah kesehatan lainnya. Setelah dilakukan penilaian
Ierhadap landa hahaya umum. batuk atau sukar bemapas. diare. demam.
memeriksa status gizi dan anemia, kemudian periksa apakah ada masalah
kesehatan/keluhan lain.
b. Menentukan tindakan/pengobatan.
Setelah beberapa tahap kegiatan diatas. kemudian dilakukan kegiatan
untuk menentukan jenis tindakan atau pengobatan yang periu dilakukan.
Tindakan ini berarti menentukan tindakan dan memberi pengaobatan di
fasilitas kesehatan yang sesuai. IJntuk menentukan Tindakan pengobatan bagi
penyakit anak maka kolom tindakan harus dilengkapi mulai dari penilaian.
tanda/gejala. klasifikasi dan tindakan yang akan dilakukan. Langkahnya
adalah merujuk anak. memberikan obat yang sesuai. mengajari ibu eara
memberikan obat di rumah, mengajari ibu eara mengobati infeksi lokal di
rumah. nasehat perawatan di rumah tanpa obat dan meningkatkan kesehatan
anak.
c. Menasehati Ibu.
Nasehat bagi ibu meliputi menilai eara pemberian makan anak.
anjuran pemberian makan selama sakit dan sehat. menasehati ibu tentang
masalah pemberian makan. meningkatkan pemberian eairan selama sakit.
menasehati ibu kapan harus kembali dan menasehati ibu tentang
kesehatannya sendiri.
d. Pemberian pelayanan rindak lanjur
Kegiatan ini berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat
anak datang atau kunjungan ulang. Pelayanan pada anak yang datang untuk
tindak lanjut menggunakan kotak- kotak yang sesuai klasifikasi anak
sebelumnva. Jika anak menipunyai masalah baru lakukan penilaian.
klasifikasi dan tindakan terhadap masalah baru tersebut seperti pada bagan
penilaian dan klasifikasi.
2.2 Manajemen Terpadu Bayi Muda
2.2.1 Konsep Dasar MTBM
Dalam perkembangannva MTBS juga meneakup Manajemen Terpadu
Bayi Muda umur kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Umur 2 bulan tidak termasuk pada Bayi Muda tapi ke dalam kelompok 2
bulan sampai 5 tahun. Bayi Muda mudah sekali menjadi sakit. cepat menjadi
berat dan serius bahkan meninggal temtama pada satu minggu pertama
kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi
hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan perealinan. Keadaan
tersebut merupakan karakterislik khusus yang harus diperlimbangkan pada
saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola penyakitnya
sudah merupakan eampuran dengan pola penyakit pada anaLSebagian besar
ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa Bayi Muda ke fasilitas
kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui
kunjungan rumah oleh petugas kesehatan. Melalui kegiatan ini bayi baru lahir
dapat dipantau kesehatannya dan didekteksi dini. Jika ditemukan masalah
petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu untuk melakukan
Asuhan Dasar Bayi Muda di rumah. bila perlu merujuk bayi segeia. Proses
penanganan Bayi Muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit
umur 2 bulan sampai 5 tahun.
2.2.2 Pelaksanaan MTBM
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan
urutan langkah- langkah dan penjelasan eara pelaksanaannya:
a) Penilaian dan klasifikasi
b) Tindakan dan Pengobatan
c) Konseling bagi ibu
d) Pelavanan Tindak lanjut
Dalam pendekatan MTBS tereedia “I-onnulir Peneatan” untuk Bayi
Muda dan untuk kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir
peneatatan ini mempunyai eara pengisian yang sama yaitu :
a. Penilaian berarti melakukan penilaian dengan eara anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
b. Klasifikasi. membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau
masalah serta tingkat keparahannya dan mempakan suatu kategori untuk
menentukan tindakan bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit
c. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi
pengobatan difasililas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
d. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang meneakup bertanya,
mendengar juwaban ibu. memuji, memberi nasdiat relevan. membantu
memeeahkan masalah dan mengeeek pemahaman.
e. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada
saat anak datang untuk kunjungan ulang.
Menanyakan kepada ibu mengenai masalah bayi muda. Tentukan
pemeriksaan ini merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan bayi
muda atau kunjungan ulang untuk masalali yang sama. Jika merupakan
kunjungan ulang akan diberikan pelayanan tindak lanjut yang akan dipelajari
pada materi tindak lanjut.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)adalah suatu pendekatan
yang integrasi/terpadu dalam tatalaksana anak usia 0 -59 bulan (balita) seeara
menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu
pendekatan/eara penatalaksanaan balita sakit. Dalam perkembangan MBS ini
juga meneakup Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) umur kurang dari 2
bulan baik dalam keadaan sehat atau sakit. Umur dua bulan tidak termasuk
pada bayi muda tapi ke dalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun.
3.2. Saran
Dalam pembahasan materi ini, kami menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan , untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Buku bagan MTBS Departement Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta 2008


http://doetorhilarious.weebly.eom/uplouds/1/1/7/0//11709970/mtbs
http://idtesis.eom/manajemen terpadu balita sakit- mtbs-untuk/
http://www.indobesian-publiehealth.eom/prosedur-mtbs/

Anda mungkin juga menyukai