Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN
PENGANTAR PENDIDIKAN KESEHATAN BAGI KLIEN &
STANDAR UNTUK PENDIDIKAN KLIEN
DI SUSUN
OLEH

KELOMPOK 3
1. LANA MARLIANA HINELO
2. SASKIA F. ALULU
3. REYNALDI DUNGGIO
4. INGKAWATI RAJAK
5. INTAN MOODUTO
6. CZEENDY ARIND PADALARA SONDAKH
7. DEVI MOPANGGA
8. HAFID H. HARUN

POLTEKKES KEMENKES
GORONTALO
T.P 2016-201
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pengantar
Pendidikan Kesehatan Bagi Klien & Standar Untuk Pendidikan Klienini dengan baik
meskipun masih banyak yang perlu diperbaiki di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih
kepada IbuFatmawati Mohammad, S.Kep, Ns. MPH selaku Dosen mata kuliah Promkes di
Poltekkes Kemenkes Gorontalo yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai mata kuliahPromkes, dan juga bagaimana kita dapat
mengimplementasikan kepada diri kita dan masyarakat luas.Kami juga menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang


membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Gorontalo,September 2017

Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................


DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................
A. Pengantar Pendidikan Kesehatan Klien ............................................................................
B. Standar Pendidikan Klien .................................................................................................
C. Pentingnya Pendidikan Kesehatan Bagi Klien .................................................................
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari
penyakit. Merupakan suatu hal yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal yang
lain. Bagaimana tidak, harta yang melimpah, memiliki paras tampan atau cantik,
memiliki badan tegap dan gagah, semuanya itu akan sirna dengan sekejap jika kita
terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan penyakit harta bisa habis digunakan untuk
berobat, paras tampan atau cantik berubah menjadi pucat dan tidak enak untuk
dipandang, badan yang tegap dan gagah seketika roboh dikarenakan lemas dan lesu
akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.
Beginilah alur kehidupan, semuanya menjadi seimbang. Ada sehat dan ada
sakit, kita tidak akan selalu sehat dan kita juga tidak akan selalu sakit. Semuanya itu
bagaimana kita bisa menjaga diri untuk terhindar dari penyakit sehingga kesehatan itu
merupakan hal yang mutlak harus dijaga.
Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang
apabila jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan
bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan
kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan
kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan semakin banyaknya
penderita penyakit tidak menular (degeneratif) seperti jantung, tekanan darah tinggi,
kanker, stress dan penyakit tidak menular lainnya yang disebabkan karena gaya hidup
yang tidak sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu bergaya hidup yang sehat

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan kesehatan?
2. Bagaimana Peran Pendidikan/Edukasi Pasien dalam Pelayanan Kesehatan?
3. Apa saja standar untuk pendidikan klien?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengantar Pendidikan Kesehatan Bagi Klien


1. Definisi Pendidikan/Edukasi Pasien /Klien
Craven and Himle (1996) dalam Suliha (2002) mendefinisikan bahwa
pendidikan atau edukasi merupakan penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan untuk
mengangkat fakta dan kondisi nyata dengan cara memberi dorongan terhadap
pengarahn diri (self-direction), aktif dalam memberikan informasiatau ide baru.
Pendidikan dapat menyebabkan perubahan kemampuan intelektual dan
memperbaiki keterampilan seseorang dalam menggunakan dan mengevaluasi
informasi. Sementar itu, Wingroot (2005) menyesuaikan edukasi dengan bidang
kesehatan sehingga ia mengatakan bahwa edukasi kesehatan dapat meningkatkan
kemampuan seseorang untuk mengatur kesehatan merekan hingga mengubah
perilaku klien dengan tujuan agar klien dapat mempertahankan atau memperbaiki
kesehatannya. Dalam usaha pendidikan/edukasi pasien, perawat harus
menyertakan nilai-nilai psikososial, spritual, dan budaya yang dimiliki pasien
serta keinginan untuk berpartisipasi aktif. Pendidikan atau edukasi untuk klien
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Pendidkan Pasien Klinis
Pendidikan pasien klinis merupakan proses belajar-mengajar yang terencana,
sistematis, dan logis yang dapat digunakan dalam segala situasi klinis.
Pendidikan pasien klinis pada unumnya berlangsung secara
berkesinambungan.
b. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar-mengajar yang lebih
berkonsentrasi pada promosi kesehatan.
Pendidikan kesehatan bagi klien telah menjadi satu dari peran yang paling
penting bagi perawat yang bekerja di berbagai lahan asuhan kesehatan. Contoh
dari pendidikan bagi pasien antara lain mengajarkan asuahan prenatal pada
ibusehat di tempat praktik dokter,menganjurkan klien mengunjungi klinik untuk
mengimunisasi anaknya, dan mengajarkan pasien serangan jantung tentang
medikasi baru. Pendidikan kesehatan yang efektif menjadi penting dalam asuhan
kesehatan untuk menurunkan jumlah klien ke rumah sakit danmeminimalkan
penyebaran penyakit yang dapat dicegah (Noble, 1991).
Pendidikan merupakan usaha,pengaruh dan bantuan yang diberikan untuk
seseorang agar bisa dewasa. Proses pembelajaran untuk mengembangkan atau
meningkatkan kemampuan dengan 3 hal :
a. Aspek kognitif : Knowledge
b. Affektif : Attitude
c. Psikomotor : Practice
2. Pendidikan/Edukasi Pasien/Klien sebagai Salah Satu Dimensi Caring Perawat
Keperawatan adalah aplikasi kiat dan ilmu tentang manusia melaui transaksi
caring transpersonal untuk membantu seseorang mencapai keselarasan pikiran-
tubuh-jiwa yang menimbulkan pengetahuan diri, pengendalian diri, perawtan diri,
dan penyembuhan diri (Watson, 1990). Dalam memberikan pendidikan/edukasi
kepada pasien/klien sebagai salah satu bentuk intervensi keperawatan, diperlukan
suatu esensi teori sebagai landasan untuk melakukan tata laksana proses
pendidiakn/edukasi tersebut. Hal ini diterangkan Watson (1979) dalam Theory Of
Human Caring bahwa caring adalah sejenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan untuk meningkatkan rasaaman pada pasien/klien dan melindungi klien
sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan klien untuk dapat
sembuh. Caring yang efektif akan meningkatkan status kesehatan dan
perkembanga individu dan keluarga, caring environment menyediadan
perkembangan potensi dan memberikan keleluasan memilih kegiatan yang terbaik
bagi diri seseorang dalam waktu yang telah ditentukan.
3. Peran Pendidikan/Edukasi Pasien dalam Pelayanan Kesehatan
Kesehatan bernilai penting sehingga kesehatan menjadi indikator pengukur
kesejahteraan seseorang. Tetapi, di Indonesia, pengetahuan masyarakat akan
kesehatan masih sangat minim. Hal ini ditandai dengan masih rendahnya angka
harapan hidup Indonesia dari standar angka harapan hidup yaitu 85 tahun. Karena
itulah, pemerintah mengeluarkan UU RI No.23 Tahun 1992 tentang pembangunan
sebagai salah satu pembangunan nasional dengan tujun pembangunan kesehatan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pembangunan kesehatan berfokus pada peningkatan kesehatan (promotif),
pengobatan (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).Meningkatnya fokus
pada pencegahan (preventif) menuntut sistem pelayanan kesehatan untuk
memberikan pendidikan (edukasi) kepada klien secara lebih luas.Keberhasilan
mencapai tujuan edukasi klien membutuhkan kolaborasi yang baik antar tenaga
kesehatan serta keinginan klien untuk berpartisipasi aktif.
4. Hubungan Edukasi Pasien dengan Rencana Pemulangan
Salah satu tujuan edukasi adalah untuk memberikan informasi pada klien yang
membutuhkan perawatan diri untuk memastikan kontinuitas pelayanan dari rumah
sakit ke rumah (Falvo,2004). Perencanaan pulang adalah suatu proses yang
sistematis untuk menilai, menyiapkan, dan melakukan koordinasi dengan fasilita
kesehatan yang ada atau telah ditentukan serta bekerjasama dengan pelayanan
sosial yang ada komunitas, sebelum dan sesudah pasien pindah atau pulang,
bertujuan untuk meminimalkan dampak dari suatu keadaan kesehatan misalnya
penyakit dengan perawatan yang kontinu (terus menerus). Perencanaan pulang
disusun agar pasien mampu menjaga kontinuitas kesehatannya secara mandiri,
namun tujuan itu tidak akan tercapai dengan baik jika edukasi klien tidak
dilaksanakan.
5. Menguraikan Proses Pengintegrasian Pendidikan Kesehatan ke dalam Praktek
Keperawata
Dalam menjalankan proses pengintegrasian pendidikan kesehatan, perawat
mengidentifikasikan kesediaan dan rumit belajar klien (Redman,2007). Klien yang
sedang menjalani pemulihan dan beradaptasi denga perubahan akibat penyakit
biasanya, klien mencari informais tentang kondisinya, kemudian pula perawat
tidak lupa untuk mengikutsertakan keluarga, karena disini keluarga merupakan
bagian penting dalam pemulihan kesehatan dan membutuhkan informasi dengan
jumlah yang sama seperti klien. Jika perawat tidak menyertakan keluarga, maka
dapat menimbulkan konflik pada keluarga.
6. Model Proses dalam Pendidikan Kesehatan Pasien
Menurutb Susan B. Bastable (1999), terdapat beberapa model proses dalam
pendidikan kesehatan, antara lain:
a. Health Belief Model adalah model yang dimodifikasi oleh Becker (1974)
untuk menangani permasalahan kepatuhan pada program pengobatan
terapeutik. Terdapat dua alasan utama yang menjadi dasar dibentuknya
model yaitu keberhasilan terhadap pencegahan penyakit dan program
penyembuhan yang memerlukan kepatuhan klien untuk berpartisipasi dan
keyakinan bahwa kesehatan bahwa kesehatan memang sangat dihargai.
b. Health Promotion Model, adalah model yang dikembangkan oleh Pender
(1987) dan digunakan dalam disiplin keperawatan. Model ini
menggambarkan komponen dan mekanisme yang menjadi faktor penentu
gaya hidup yang mempromosikan kesehatan.
c. Self-Efficacy Theory, adalah model yang dikembangkan dari prespektif
sosial-kognitif dan didasarkan pada harapan seseorang yang berkaitan
dengan tindakan tertentu (Bandura, 1977a, 1977b, 1986). Teori ini
merupakan teori prediktif perihal suatu keyakinan bahwa seseorang dapat
mengerjakan perilaku tertentu dalam mencapai hasil yang diharapkan
sesuatu dengan kompetensi dan kapabilitasnya.
d. Theory Of Reasoned Action adalah model yang berkaitan dengan prediksi
dan pemahaman semua bentuk perilaku manusia dalam kontes sosial.
Teori ini didasarkan pada alasan bahwa manusia merupakan pembuat
keputusan yang rasional ynag memanfaatkan informasi apapun yang
tersedia bagi mereka.
e. Model PRECEDE (Predisposing,Reinforcing,and Enabling Constructs
ini Education Diagnosis and Evaluation)-PROCEED(Policy,
Regulatory, and Organizational Constructs in Educational and
Envirinment Development) adalah model yang memiliki harapan untuk
mengurangi tingkat kematian.Inti dari modelini adalah pendidikan
kesehatan, yang didefinisikan sebagai partisipasi sikap rela peserta didik
dalam menentukan praktik kesehatan mereka sendiri.
f. Therapeutic Alliance Model merupakan model yang membahas tentang
peralihan kekuasaan dari penyelenggara kepada kemitraan pembelajaran
dimana kerjasama dan negosiasi dengan konsumen merupakan kuncinya.

B. Standar Pendidikan Klien


Pendidikan pada klien telah lama menjadi standar pada praktik keperawatan
profesional.Badan yang terakreditas di Amerika Serikat dan Kanada telah menyusun
petunjuk untuk memberikan pendidikan kesehatan bagi klien di institusi pelayanan
kesehatan (Barnes, 1993; American Assosiation ofdiabetes Educators, 1992). Buku
pegangan ini menjamin bahwa klien dan keluarga menerima informasi yang
diperlukan untuk mempertahankan kesehatan optimal klien. Di Amerika Serikat, The
Joint Commission on Accreditation of Healtthcare Organization (JCAHO) (1995)
menggambarkan standar bagi klien dan keluarga sebagai berikut:
a. Klien /keluarga diberikan pendidikan yang dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan untuk
memberikan keuntungan penuh dari intervensi kesehatan yang dilakukan
oleh institusi.
b. Organisasi merencanakan dan mendorong pengawasan dan koordinasi
aktivitas dan sumber pendidikan klien/keluarga.
c. Klien/keluarga mengetahui kebutuhan dasar mereka, kemampuan dan
kesiapan belajar.
d. Proses pendidikan klien/keluarga bersifat interdisiplin sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan.
e. Klien/keluarga mendapatkan pendidikan yang spesifik sesuai dengan hasil
pengkajian, kemampuan dan kesiapan.
f. Informasi mengenai instruksipulang atau yang diberiakn pada
klien/keluarga diberikan oleh pihak institusi atau individu tertentu yang
bertanggungjawab terhadap kesinambungan perawat klien.
Pada tahun 1986, the Alberta Association of Registered Nurses
mengembangan satu set standar pendidikan klien yang mengacu pada proses
pendidikan yang berhubungan dengan klien dewasa.

Standar Pendidikan Kien


STRUKTUR PROSES
Standar dalam kaitannya dengan Standar proses memberikan criteria
sstruktur yang brhubungan dengan bagaimana pendidikan klien diberikan.
manusia dan material meliputi Proses pendidikan mengikuti tahapan
administrasi dan manajemen pemberian dalam proses keperawatan.
perawatan kesehatan. Perawat, baik STANDAR 1
yang berperan sebagai staf maupun Focus primer dari proses pendidikan
administrasi harus berkontribusi dalam adalah klien
pengembangan dan implementasinya. STANDAR 2
STANDAR 1 Pengkajian pendidikan dilakukan oleh
Lembaga pemberi perawatan kesehatan perawat bekeja sama dengan klien
memiliki filosofi, tujuan umum dan STANDAR 3
khusus yang merefleksikan Perawat mendemonstrasikan rencana
wewenangnya dan memberikan arahan dalam proses pendidikan
dalam pendidkan kesehatan. STANDAR 4
STANDAR 2 Perawat mengaplikasikan prinsip proses
Pendidkan klien terintegrasi dalam pendidikan dalam
seluruh area praktik keperawtan dalam mengimplementasikan pendidikan klien
system asuhan keperawatan. STANDAR 5
STANDAR 3 Kerangka proses pendidikan secara
Departemen keperawtan dari lembaga tertulis tersedia sebagai alat
pemberi perawtan kesehatan aktif komusikasi, sumber unruk pelayanan
dalam mengembangkan rencana kesehatan professional dan sebagai
pendidikan klien yang komperhensif. catatan.
STANDAR 4 HASIL
Individu/departemen bertanggungjawab Standar hasil merupakan criteria untuk
dalam memfasilitasi dan mengukur hasil dari proses pendidikan
mengkoordinasi hal-hal yang berkaitan STANDAR 1
dengan kesehatan klien. Perawat mengevalusi prosen
pendidikan
STANDAR 2
Klien berpartisipasi dalam mengevalusi
proses pendidikan.

C. Pentingnya Pendidikan Kesehatan bagi Klien


Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan (Notoatmodjo 2003: 20).
Dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk intervensi
keperawatan yang berguna untuk membantu klien baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran.
Tujuan pendidikan kesehatan adalah tercapainya suatu perubahan sikap dan
tingkah laku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam membina serta
memelihara perilaku hidup sehat juga berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal (Nursalam & Efendi, 2008).Dilihat dari tujuan tersebut,
pendidikan kesehatan diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan,
menurunkan ketergantungan, dan memberikan kesempatan pada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat untuk mempertahankan keadaan sehat yang optimal.
Menurut Tones dalam De Leeuw (1989), pendidikan kesehatan berfungsi
untuk membangkitkan keinsyafan dalam masyarakat tentang aspek-aspek kerugian
kesehatan lingkungan dan sumber-sumber sosial penyakit, yang secara ideal diikuti
dengan keterlibatan masyarakat dengan giat.
Secara sederhana, pendidikan kesehatan berfungsi sebagai pembangkit
kesadaran klien akan kekeliruan yang sebelumnya telah menjadi gaya hidup dan
kebiasaan serta sebagai pemicu keinginan untuk mengubahnya. Pendidikan kesehatan
berperan penting dalam membantu klien mengontrol kesehatan mereka sendiri dengan
memengaruhi serta menguatkan keputusan atas tindakan sesuai dengan diri mereka
sendiri. Menurut Bastable dalam Perawat sebagai Pendidik: Prinsipprinsip Pengajaran
dan Pendidik (2002), pendidikan kesehatan bagi klien memiliki peran penting, sebagai
berikut.
1. Meningkatkan kepuasan klien sebagai konsumen.
2. Memperbaiki kualitas kehidupan.
3. Memastikan kelangsungan perawatan.
4. Secara efektif mengurangi insiden komplikasi penyakit.
5. Memasyarakatkan masalah kepatuhan terhadap rencana-rencana pemberian
perawatan kesehatan.
6. Memicu klien mematuhi rencana pengobatan medis.
7. Membantu klien lebih pandai mengatasi gajala penyakit.
8. Menurunkan ansietas klien.
9. Memaksimalkan kemandirian dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-
hari.
10. Memotivasi dan memberdayakan klien sebagai konsumen untuk terlibat di
dalam perencanaan sesi-sesi pengajaran.

Pemberian pendidikan kesehatan kepada klien sangatlah penting, karena


diperkirakan bahwa sekitar 80 % dari semua kebutuhan dan masalah kesehatan dapat
diatasi di rumah secara mandiri (Health Services Medical Corporation, Inc.,
1993).Melalui pendidikan kesehatan, perawat melatih klien untuk meningkatkan
kemandirian dalam merawat dirinya. Ketika klien memperoleh pengetahuan tentang
sakitnya, klien akan mampu memahami dan memenuhi kebutuhan pribadi terkait
sakitnya yang nantinya akan mendukung kesembuhan serta mencegah terjadinya
komplikasi penyakit. Setelah mencapai kesembuhan, klien dan keluarga klien pun
akan memiliki keterampilan untuk mempertahankan dan meningkatkan status
kesehatan. Dengan demikian, klien pun mampu mendayagunakan kemampuan yang
masih dimiliki saat sakit atau pun seusai sakit melalui pemberian pendidikan
kesehatan tentang berbagai potensial yang masih dapat digunakan klien untuk
meningkatkan kesejahteraan klien dan keluarga.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar-mengajar yang lebih
berkonsentrasi pada promosi kesehatan.Pendidikan kesehatan bagi klien telah
menjadi satu dari peran yang paling penting bagi perawat yang bekerja di
berbagai lahan asuhan kesehatan
Pendidikan kesehatan yang efektif menjadi penting dalam asuhan
kesehatan untuk menurunkan jumlah klien ke rumah sakit danmeminimalkan
penyebaran penyakit yang dapat dicegah (Noble, 1991).
Salah satu tujuan edukasi adalah untuk memberikan informasi pada
klien yang membutuhkan perawatan diri untuk memastikan kontinuitas
pelayanan dari rumah sakit ke rumah (Falvo,2004).
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/oksyranaanggita/ltm-pentingnya-edukasi-
kesehatan-bagi-klien diakses pada tanggal 12 September 2017
Setyabudi, Ragil, http://www.scribd.com/doc/4383406/PEndidkan-Kesehatan
diakses pada tanggal 12 september 2017
Prof.Dr.Soekidjo Notoatmodjo, S.K.M., M.Com.H., 2010, Promosi Kesehatan
https://husnunnisaabbas.wordpress.com/2015/03/19/promosi-kesehatan-di-
rumah-sakit-bagi-pasien/ diakses pada tanggal 12 september 2017
https://www.scribd.com/doc/57830161/56221896-Definisi-Pendidikan-Kesehatan
diakses pada tanggal 12 september 2017

Anda mungkin juga menyukai