Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSEP PENDIDIKAN DALAM KESEHATAN

OLEH :
NASRAWATI
124382210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Kami selaku penyusun berharap agar makalah ini dapat
berguna bagi para pembaca khususnya dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami “Konsep
Pendidikan dalam Kesehatan”.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi
maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isinya dan kedepannya dapat menjadi lebih
baik.

Gowa, Juli 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB I ....................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 5
BAB II...................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6
A. Definisi Pendidikan Kesehatan Pasien ........................................................... 6
B. Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kesehatan Pasien ........................................ 6
C. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan Pasien ........................... 7
D. Metode Pendidikan Kesehatan Pasien............................................................ 8
E. Definisi Perilaku Kesehatan ........................................................................... 8
F. Macam-macam Perilaku Kesehatan................................................................. 9
BAB III .................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................. 15
A. Kesimpulan................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu peran yang dilakukan perawat adalah sebagai educator, dalam
hal ini yand dimaksudkan adalah melaksanakan pendidikan kesehatan bagi
pasien dan keluarganya. Hidayat (2004) mengatakan bahwa peran perawat
sebagai pendidik dilakukan dengan membantu klien meningkatkan
pengetahuan kesehatan tentang gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien dan meningkatkan
kemandiriannya. Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah mengubah
perilaku individu dan masyarakat (dalam hal ini pasien dan keluarganya) di
bidang kesehatan (Notoatmodjo,1997).
Adapun dalam pelaksanaannya, perawat perlu memperhatikan beberapa
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari pendidikan kesehatan pasien
dadi dan metode yang digunakan dalam pelaksanaanya. Dalam pendidikan
kesehatan pasien, salah satu yang diajarkan perawat ke pasien adalah
perilaku kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2005), respons seseorang
terhadap rangsangan atau objek-objek yang berkaitan dengan sehat-sakit,
penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat -sakit adalah
merupakan suatu perilaku kesehatan( healthy behavior).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut, dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi pendidikan kesehatan ?
2. Apa manfaat dan tujuan pedidikan kesehatan?

4
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulisan makalah ini
bertujuan sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui definisi pendidikan kesehatan pada pasien
2. Mahasiswa mengetahui apa manfaat dan tujuan pedidikan kesehatan

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Pendidikan Kesehatan Pasien

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri manusia


yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perseorangan
dan masyarakat. Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses
perkembangan yang selalu berubah secara dinamis dimana seseorang dapat
menerima atau menolak keterangan baru, sikap baru dan perilaku baru yang
ada hubungannya dengan tujuan hidup sehat (Nyswander, 1947 dalam
Azwar 1983 ). Menurut WHO (1945) pendidikan kesehatan bertujuan untuk
merubah perilaku seseorang dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
(Azwar, 1983). Hasil yang diharapkan adalah perilaku kesehatan atau
perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif
(Notoadmojo, 2012)
Pasien adalah orang sakit yang dirawat dokter dan tenaga kesehatan
lainnya di tempat praktik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pendidikan kesehatan pasien adalah proses individual, sistematis, terstruktur
untuk menilai dan menanamkan pengetahuan atau mengembangkan
keterampilan untuk mempengaruhi perubahan perilaku pasien dalam hal
pemeliharaan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan peran aktif pasien itu
sendiri
B. Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kesehatan
Secara umum tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah
perilaku individu dan masyarakat (dalam hal ini pasien dan keluarganya) di
bidang kesehatan (Notoatmodjo,1997).
Menurut Machfoedz dkk (2007) dan Taylor dkk (1997), manfaat
pendidikan kesehatan bagi pasien antara lain:
• Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan
pasien dan keluarga dalam upaya mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan,

6
• Memungkinkan pasien untuk lebih bertanggung jawab
terhadap kesehatannya
• Memungkinkan pasien untuk memilih gaya hidup yang lebih
sehat
• Meningkatkan kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan
• Mencegah komplikasi
• Mengurangi biaya
Pendidikan kesehatan ini juga memberikan kepuasan kerja bagi seorang perawat
dan meningkatkan hubungan terapeutik dengan passien sehingga
memungkinkan otonomi pasien perawat yang lebih besar (Potter &
Perry,1997).
C. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikan kesehatan
dapat mencapai sasaran (Saragih, 2010) yaitu :
• Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang pasien terhadap
informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang
menerima informasi yang didapatnya.
• Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah
pula dalam menerima informasi baru.
• Adat Istiadat
Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat
istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan. Kepercayaan
pasien lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh
orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada
kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

7
D. Metode Pendidikan Kesehatan Pasien
Pendidikan kesehatan mempunyai beberapa unsur, yaitu: input adalah
sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), dan pendidik (pelaku
pendidikan), proses (upaya yang dilakukan) dan output. Metode pendidikan
merupakan salah satu unsur input yang berpengaruh pada pelaksanaan
pendidikan kesehatan. Menurut Notoadmodjo (2010), metode dan teknik
pendidikan kesehatan adalah suatu kombinasi antara cara-cara atau metode
dan alat- alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan
promosi kesehatan.
Metode yang digunakan, yaitu pendekatan berupa :
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) Cara ini
memungkinkan kontak antara petugas dan klien lebih intensif,
sehingga petugas dapat membantu penyelesaian masalah klien.
b. Interview (wawancara)
Metode ini bertujuan untuk menggali informasi dari klien mengenai
perilaku klien.
E. Definisi Perilaku Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2005) perilaku dapat ditafsirkan sebagai kegiatan
atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Perilaku
merupakan respons atau reaksi seorang terhadap stimulus (Skinner,1983).
Menurut Skinner, perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-
faktor yang memengaruhi kesehatan seperti lingkungan,makanan,minuman,
dan pelayanan kesehatan.
Menurut Notoatmodjo (2005), respons seseorang terhadap
rangsangan atau objek-objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit,
dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat -sakit adalah merupakan suatu
perilaku kesehatan( healthy behavior). Singkatnya, perilaku kesehatan itu
adalah semua aktivitas seseorang yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan baik yang dapat diamati (observable) maupun yang
tidak dapat diamati( unobservable).

8
F. Macam-macam Perilaku Kesehatan
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap
rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut.
Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam, yaitu :
(Notoatmodjo, 2003)
a. Perilaku Pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak
dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada
tindakan yang nyata.
b. Perilaku Aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka, perilaku aktif adalah perilaku yang dapat
diamati langsung, berupa tindakan yang nyata.
Perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi 2 yakni
(Notoatmodjo, 2003):
a. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkatkan perilaku ini
disebut perilaku sehat (healthy behavior), yang mencakup
perilakuperilaku (overt dan covert behavior) dalam mencegah atau
menghindar dari penyakit ini dan penyebab penyakit/masalah, atau
penyebab masalah kesehatan (perilaku preventif), dan perilaku dalam
mengupayakan meningkatnya kesehatan (perilaku promotif).
b. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk
memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya.
Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health
seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil
seseorang atau anaknya bila sakit atau terkena masalah kesehatan untuk
memperoleh kesembuhan atau terlepas dari masalah kesehatan yang
dideritanya.
Sedangkan menurut Becker (dalam Notoatmodjo, 2003), membuat
klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan, dan membedakannya menjadi
tiga yaitu:
a. Perilaku sehat (healthy behavior)

9
Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, antara lain: (Notoatmodjo, 2003)
1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang
di sini adalah pola makan sehari-hari yang memenuhi kebutuhan
nutria yang memenuhi kebutuhan nutrisi yang memenuhi
kebutuhan tubuh baik menurut jumlahnya (kuantitas), maupun
jenisnya (kualitas).
2. Kegiatan fisik secara teratur dan cukup. Kegiatan fisik di sini tidak
harus olah raga. Bagi seseorang yang pekerjaannya memang sudah
memenuhi gerakan-gerakan fisik secara rutin dan teratur,
sebenernya sudah dapat dikategorikan berolah raga.
b. Perilaku sakit (illness behavior)
Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan
seseorang yang sakit dan/atau terkena masalah kesehatan pada dirinya,
atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau untuk mengatasi
masalah kesehatan yang lainnya. Pada saat orang sakit atau anaknya
sakit, ada beberapa tindakan atau perilaku yang muncul, antara lain:
(Notoatmodjo, 2003)
1. Didiamkan saja (no action) artinya sakit tersebut diabaikan, dan
tetap menjalankan kegiatan sehari-hari.
2. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self
treatment atau self medication). Pengobatan sendiri ini ada 2 cara,
yakni: cara tradisional (kerokan, minum jamu, obat gosok, dan
sebagainya) dan cara modern, misalnya minum obat jadi.
3. Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yakni ke fasilitas
pelayanan kesehatan, yang dibedakan menjadi dua, yakni: fasilitas
pelayanan kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dan paranormal),
dan fasilitas atau pelayanan kesehatan modern atau professional
(puskesmas, poliklinik, dokter atau bidan praktik swasta, rumah
sakit, dan sebagainya).

10
c. Perilaku peran orang sakit (the sick role behavior).
Dari segi sosiologi orang yang sedang sakit mempunyai peran
(roles) yang mencakup hak-haknya (rights), dan kewajiban sebagai
orang sakit (obligation). Menurut becker, hak dan kewajiban orang
yang sedang sakit adalah merupakan perilaku orang sakit (the sick role
behavior). Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai
dengan tingkatan-tingkatan pemberian pelayanan kesehatan yang
menyeluruh atau sesuai dengan tingkatan pencegahan penyakit, yaitu
(Notoatmodjo, 2003):
a) Perilaku peningkatan dan pemeliharan kesehatan (health promotion
behavior)
b) Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior)
c) Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior)
d) Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior)
d. Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan
Perilaku ini adalah respons individu terhadap sistem pelayanan
kesehatan modern maupun tradisional, meliputi (Notoatmodjo, 2003):
a) Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
b) Respons terhadap cara pelayanan kesehatan
c) Respons terhadap petugas kesehatan
d) Respons terhadap pemberian obat-obatan
Respons tersebut terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan
penggunaan fasilitas, petugas maupun penggunaan obat-obatan
(Notoatmodjo, 2003).
e. Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan (Environmental behaviour)
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai
determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini
sesuai lingkungan kesehatan lingkungan, yaitu (Notoatmodjo, 2003):
a) Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan penggunaan air
bersih untuk kepentingan kesehatan.

11
b) Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau kotoran.
Disini menyangkut pula hygiene, pemeliharaan, teknik dan
penggunaannya.
c) Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik limbah cair
maupun padat. Dalam hal ini termasuk sistem pembuangan sampah
dan air limbah yang sehat dan dampak pembuangan limbah yang
tidak baik.
d) Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat Rumah sehat
menyangkut ventilasi, pencahayaan, lantai, dan sebagainya.
e) Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor.
f. Perilaku Orang Sakit dan Perilaku Orang Sehat
Menurut Sarwono (2004) yang dimaksud dengan perilaku sakit
dan perilaku sehat sebagai berikut:
• Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh
individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan. Perilaku
sakit menurut Suchman adalah tindakan untuk menghilangkan rasa
tidak enak atau rasa sakit sebagai akibat dari timbulnya gejala
tertentu (Sarwono, 2004).
• Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan
penyakit, perawatan kebersihan diri dan penjagaan kebugaran
melalui olahraga dan makanan bergizi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan antara lain:
(Notoatmodjo, 2003)
a. Faktor demografik
Perilaku kesehatan berbeda berdasarkan pada faktor demografik. Individu
yang masih muda, lebih makmur, memiliki tingkat pendidikan yang lebih
baik dan berada dalam kondisi stress yang rendah dengan dukungan

12
sosial yang tinggi memiliki perilaku sehat yang lebih baik dari pada orang
yang memiliki resources yang lebih sedikit.
b. Usia
Perilaku kesehatan bervariasi berdasarkan usia. Secara tipikal perilaku
kesehatan pada anak-anak dapat dikatakan baik, memburuk pada remaja
dan orang dewasa, namun meningkat kembali pada orang yang lebih tua.
c. Nilai
Nilai-nilai sangat mempengaruhi kebiasaan perilaku sehat individu.
Misalnya latihan bagi wanita sangat diinginkan bagi budaya tertentu
tetapi tidak bagi budaya.
d. Personal Control
Persepsi bahwa kesehatan individu dibawah personal control juga
menentukan perilaku sehat seseorang. Misalnya penelitian yang
dilakukan pada Universitas Sumatera Utara 26 Health locus of control
scale (Wallstone, Wallstone & DeVellis, 1978) yang mengukur derajat
sejauh mana persepsi individu dapat mengontrol kesehatan mereka.
e. Pengaruh Sosial
Pengaruh sosial juga dapat mempengaruhi perilaku sehat individu.
Keluarga, teman, dan lingkungan kerja dapat mempengaruhi perilaku
sehat.
f. Personal Goal
Kebiasan perilaku sehat juga memiliki hubungan dengan tujuan personal
(Eiser & Gentle, 1988). Jika tujuan menjadi atlet berprestasi merupakan
tujuan yang penting, individu akan cenderung olah raga secara teratur
dibandingkan jika hal itu bukan tujuan personal.
g. Perceived Symptoms
Kebiasaan sehat dikontrol oleh perceived symptoms. Misalnya perokok
mungkin mengontrol perilaku merokok mereka berdasarkan sensasi pada
paruparu mereka.
h. Akses ke Health Care Delivery system

13
Akses ke Health care juga mempengaruhi perilaku kesehatan.
Menggunakan program screen tuberkolosis, pap smear yang teratur,
mamogram, imunisasi, merupakan contoh perilaku kesehatan yang
secara langsung berhubungan dengan health care system.
i. Faktor kognisi
Perilaku kesehatan memiliki hubungan dengan faktor kognisi, seperti
keyakinan bahwa perilaku tertentu dapat mempengaruhi kesehatan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perkembangan yang selalu
berubah secara dinamis dimana seseorang dapat menerima atau menolak
keterangan baru, sikap baru dan perilaku baru yang ada hubungannya
dengan tujuan hidup sehat. Perawat berperan dalam memberikan pendidikan
kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu dan
masyarakat (dalam hal ini pasien dan keluarganya) di bidang kesehatan.
Salah satu pendidikan kesehatan yang diberikan adalah mengenai perilaku
kesehatan, yakni respons seseorang terhadap rangsangan atau objek-objek
yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sehat -sakit

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan sebaiknya
merujuk ke sumber referensinya langsung untuk keperluan informasi
tambahan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. (1983). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan.Cetakan Ketiga.


Jakarta: Penerbit Mutiara.
Hidayat, A.Aziz Alimul. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Notoatmodjo, Soekidjo. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S (2003). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodelogi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta : Rineka cipta
Potter, P. A. & Perry,.A. G., 1997, Fundamentals of nursing: concepts, process,and
practice. (4th edition). St. Louis: Mosby year book.
Sarwono S. (2004). Sosiologi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Skinner, B.F. 1938. The Behavior of Organisms: An Experimental Analysis.
Cambridge, Massachusetts: B.F.Skinner Foundation.

16

Anda mungkin juga menyukai