Disusun Oleh :
KELOMPOK VI
Rasa syukur Alhamdulillah yang sedalam-dalamnya kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang
Maha Kuasa karena dengan rahmat dan petunjuknya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang
berjudul “EDUKASI KESEHATAN DENGAN KONSELING KELUARGA”
Kami menyadari akan keterbatasan kami, maka dalam hal ini kami mengharap kritik dan saran
dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, sehinnga daapat menambah
pengetahuan.
Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh meteologi Yunani yaitu Asclepius
dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter
pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau edukasi apa yang telah
ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah
Keberhasilan program edukasi kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan
sangat besar peranannya guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Edukasi kesehatan
yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan ini harus didukung oleh semua pihak terutama
masyarakatnya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan tentunya
Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui edukasi kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat, maka perlu dilakukan edukasi, khususnya edukasi yang ditujukan kepada masyarakat.
Maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil judul makalah “Edukasi Kesehatan Dan Konseling
Keluarga”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul makalah ini maka rumusan masalahnya adalah bagaimana edukasi kesehatan
Untuk mengetahui prinsip-prinsip edukasi kesehatan serta hal-hal yang berkaitan dengan edukasi
D. Manfaat
2. Agar mahasiswa mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan edukasi kesehatan (prinsip-
prinsip edukasi kesehatan, ruang lingkup edukasi kesehatan, pengertian perilaku kesehatan, domain
perilaku kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Edukasi kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam
memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau
masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara suka rela
secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan,
masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya
secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara kesehatan.
Unsur program ksehatan dan kedokteran yang didalamnya terkandung rencana untuk
merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya
Edukasi kesehatan sangat penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan
tetapi pernyatan ini tidak didukung dengan kenyataan yang ada. karena program pelayanan kesehatan
yang ada kurang melibatkan edukasi kesehatan. Edukasi merupakan ‘behavior investment’ jangka
panjang. Artinya edukasi kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang
pendek, edukasi kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat.
Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator
kesehatan.
Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah dari
edukasi kesehatan. Selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan indikator kesehatan masyarakat
Ruang lingkup edukasi kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi
sasaran edukasi, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan
kesehatan. Dimensi sasaran edukasi kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu edukasi
tempat, misal disekolah, rumah sakit, tempat kerja, dan lain-lain. Dimensi tingkat pelayanan
kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan yaitu promosi kesehatan (health
promotion), perlindungan khusus (specific protection), diagnosis dini dan pengobatan segera
(early diagnosis and prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation) dan rehabilitasi
(rehabilitation).
Metode edukasi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan
bahwa dengan adanya pesan tersebut masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan
tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan sikap sasaran. Didalam suatu
proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan sikap
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti, faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan
disamping masukannya sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang
melakukannya, dan alat-alat bantu atau alat peraga pendidikan. Agar dicapai suatu hasil yang
optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis. Metode pembelajaran
dalam pendidikan kesehatan dapat berupa: Metode Pendidikan Individual, metode pendidikan
B. Konseling Keluarga
1. Pengertian
regaining a homeostatic balance with which all the members are confortable in pursuing
this objective the family therapist operates under certain basic assumptions”. Atau dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan bahwa terapi keluarga adalah proses interaktif yang
yang dengannya semua anggota merasa nyaman dalam mencapai tujuan ini. Ahli terapi
Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konseling keluarga adalah suatu proses
anggota keluarga merasakan kebahagiaan. Untuk mencapai hal tersebut ini dikemukakan
sistem kehidupan keluarga, dan mengusahakan agar terjadi perubahan prilaku yang
positif pada diri individu yang akan memberi dampak positif pula terhadap anggota
keluarga lainnya.
2. Teori-teori Konseling
a. Pendekatan Psikoanalisis
Sigmud Freud 1896, sebagai pendiri aliran ini, mengemukakan pandangannya bahwa
struktur kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam ketidaksadaran. Alam kesadaran
dapat diumpamakan puncak gunung es yang muncul di tengah laut, sedangkan sebagian
gunung es yang terbenam adalah alam ketidaksadaran manusia. Struktur kepribadian menurut
Sering juga disebut terapi nondirektif adalah suatu metode perawatan psikis yang
dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dan klien, agar tercipta gambaran yang
c. Terapi Gestalt
Terapi ini dikembangkan oleh Federick S. Pearl (1894-1970) yang didasari oleh
Gestalt. Menurut Parls, individu itu aktif sebagai keseluruhan. Individu bukanlah jumlah dari
bagian-bagin atau organ-organ semata. Individu yang sehat adalah individu yang seimbang
antara ikatan organism dengan lingkungan. Karena itu pertentangan antara keberadaan
d. Terapi Behavioral
Terapi behavioral berasal dari dua arah konsep yakni Pavlovian dan Skinnerian.
Mula-mula terapi ini dikembangkan oleh Wolpe (1958) untuk melakukan treatment neurosis.
Kontribusi terbesar dari konseling behavioral atau perilaku adalah diperkenalkannya metode
Tujuan dari terapi logo adalah agar dalam masalah yang dihadapi klien, dia bisa
menemukan makna dari penderitaan atas kehidupan serta cinta. Dengan penemuan itu, klien
membantu dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut. Teknik logo ini masih mengikuti
menggunakan semua teknik yang sekiranya sesuai dengan kasus yang dihadapi.
Teori ini dikembangkan seorang eksistensialis Albert Ellis 1962. Teori memandang
bahwa manusia adalah subjek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek-objek yang
dihadapinya. Manusia adalah makhluk berbuat dan berkembang dan merupakan individu
dalam satu kesatuan yang berarti, manusia bebas, berfikir, bernafsu, dan berkehendak. RET
seseorang yang bersifat irasoinal terhadap peristiwa dan pengalaman yang dilaluinya.
3. Proses Konseling
Proses konseling keluarga berbeda dengan konseling individual karena ditentukan oleh
berbagai factor seperti jumlah kliennya yang lebih dari seorang. Relasi antar anggota keluarga
amat beragam dan bersifat emosional, dan konselo harus melibatkan diri dalam dinamika
konseling keluarga. Berdasarkan kenyataan, ada lima jenis relasi atau hubungan dalam konseling
keluarga, yaitu:relasi seorang konselor dengan klien, relasi satu klien dengan klien lainnya, relasi
konselor dengan sebagian kelompok, relasi konselor dengan keseluruhan anggota keluarga dan
untuk mengantisipasi prilaku keseluruhan anggota keluarga yang terdiri dari berbagai kualitas
emosional dan kepribadiannya. Konselor yang profesional memiliki karakteristik yaitu: ilmu
konseling dan ilmu lain yang berkaitan dengan wawasan ilmiah, keterampilan konseling, dan
Proses konseling keluarga berbeda dengan konseling individual karena ditentukan oleh
berbagai factor seperti jumlah kliennya yang lebih dari seorang. Relasi antar anggota keluarga
amat beragam dan bersifat emosional, dan konselo harus melibatkan diri dalam dinamika
konseling keluarga. Berdasarkan kenyataan, ada lima jenis relasi atau hubungan dalam konseling
keluarga, yaitu:relasi seorang konselor dengan klien, relasi satu klien dengan klien lainnya, relasi
konselor dengan sebagian kelompok, relasi konselor dengan keseluruhan anggota keluarga, dan
untuk mengantisipasi prilaku keseluruhan anggota keluarga yang terdiri dari berbagai kualitas
konseling dan ilmu lain yang berkaitan dengan wawasan ilmiah;keterampilan konseling; dan
a. Pengembangan rapport
yang merupakan suasana hubungan konseling yang akrab, jujur, saling percaya sehingga
Jika semua anggota keluarga yang sedang mengikuti anggota semua terlibat, maka
akan terjadi interaksi yang dinamik diantara mereka, serta memiliki keinginan yang kuat
untuk memecahkan masalah mereka dan mereka mampu saling menghargai perasaan amsing-
masing.
c. Pengembangan alternative modus perilaku
Pada pengembangan alternative ini, yaitu mempraktikan temuan baru dari semua
anggota keluarga yang bisa menjadi alternative perilaku yang baru dalam keluarga.
Fase ini amat penting dalam proses konseling, dan keberhasilan tujuan konseling
secara efektif ditentukan oleh keberhasilan konselor dalam membina hubungan konseling
A. Kesimpulan
1. Peranan edukasi kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu,
2. Konsep edukasi kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok stsu msdyarakat dari tidak
tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah
3. Konseling keluarga adalah suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam memcapai
keseimbangan dimana setiap anggota keluarga merasakan kebahagiaan. Untuk mencapai hal tersebut
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah bahwa edukasi kesehatan itu perlu untuk diterapkan
dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya edukasi kesehatan, masyarakat Indonesia dapat bertindak
sesuai dengan ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang
Mahmud, Alimuddin dan Sunarty, Kustiah. (2006). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling
Keluarga. Makassar: Samudra Alif-MIM.
Sulistyarini dan Mohammad, Jauhar, 2014. Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: Prestasi Pustakaraya