Anda di halaman 1dari 21

REVIEW RESEP JAMU ANTIHEMOROID

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Saintifikasi Jamu

Oleh:
Kelompok 9
Rochmad Riyadhus Sholichin

152211101075

Rizky Jauzi

152211101079

Katasha Viga Anggriagati

152211101083

Yudi Choirudin Ashari

152211101084

Ichlasul Amalia Erfani

152211101098

Yuniar Wahyu Rahmawati

152211101107

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Kemenkes RI, 2012).
Budaya back to nature saat ini sangat popular diseluruh dunia termasuk
Indonesia. Pemanfaatan tanaman berkhasiat yang dikenal dengan obat herbal
mengalami perkembangan sangat pesat.Indonesiamemiliki kekayaan tanaman obat
dan ramuan jamu dari berbagai suku yang tersebar di berbagai wilayah indonesia,
mulai Sabang sampai Merauke. Jamu adalah warisan leluhur bangsa yang telah
dimanfaatkan secara turun temurun untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan.
Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2010, menunjukkan bahwa 49,53%
penduduk Indonesia menggunakan jamu baik untuk menjaga kesehatan maupun
untuk pengobatan karena sakit. Dari penduduk yang mengkonsumsi jamu, sebanyak
95,6% menyatakan merasakan manfaat minum jamu. Hasil Riskesdas tahun 2010
juga menunjukkan bahwa dari masyarakat yang mengkonsumsi jamu, 55,3%
mengkomsumsi jamu dalam bentuk cairan ( infusum /dekok), sementara sisanya
(44,7%) mengkonsumsi jamu dalam bentuk serbuk, rajangan, dan pil/kapsul/ tablet
(Badan Litbang Kesehatan , 2010).
Saintifikasi jamu adalah sebuah upaya dan proses pembuktian secara ilmiah
jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan, tidak hanya berdasarkan
pengalaman turun menurun, namun khasiat jamu dibuktikan secara keilmuan melalui
penelitian (Depkes RI, 2010).
Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus hemoroidalis
(Muttaqin, 2011). Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena hemoroidalis
dengan penonjolan membrane mukosa yang melapisi daerah anus dan rectum
(Nugroho, 2011). Hemoroid (wasir) merupakan dilatasi karena varises pada pleksus
venosus di submukosa anal dan parianal (Mitchell, 2006).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wasir
Wasir atau hemoroid merupakan gangguan sirkulasi darah yang berupa
pelebaran pembuluh (dilatasi) vena. Pelebaran pembuluh darah tersebut di sebut
venecsia atau varises daerah anus dan perianus. Hemoroid sering menyebabkan
kesulitan untuk defekasi.Wasir berhubungan dengan konstipasi kronis disertai dengan
penarikan feces. Gejala yang paling sering terjadi adalah perdarahan lewat dubur,
nyeri, pembengkakan atau penonjolan di daerah dubur, sekret, atau keluar cairan
melalui dubur, rasa tidak puas waktu buang air besar, dan rasa tidak nyaman di daerah
pantat (Suprijono, 2009).
Wasir atau hemoroid adalah penyakit umum di kalangan orang dewasa. Lebih
dari separuh pria dan wanita berusia 50 tahun dan lebih tua akan mengalami gejala
wasir. Wasir jarang terjadi pada anak-anak tetapi sekarang ada beberapa laporan
menyatakan terjadinya wasir pada anak-anak, dan orang tua . Di Amerika Serikat tiga
perempat dari individu terkena wasir, dan sekitar setengah dari mereka di atas usia 50
yang memerlukan pengobatan, namun hanya sekitar 4 % mereka yang terkena wasir
mencari perawatan medis. Menurut The Merck wasir Pedoman definisi Varises
pembuluh darah dari pleksus hemoroid, sering disebabkan oleh peradangan,
trombosis , dan perdarahan. Definisi terbaru dari wasir adalah Vascular Cushio, yang
terdiri dari submukosa tebal yang mengandung pembuluh darah vena dan arteri
(Gami et al., 2011).
2.2 Jamu
Djamoe merupakan singkatan dari djampi yang berarti doa atau obat dan
oesodo (husada) yang berarti kesehatan. Dengan kata lain djamoe berarti doa atau
obat untuk meningkatkan kesehatan. Pemanfaatan jamu di berbagai daerah dan/atau
suku bangsa di Indonesia, selain Jawa, belum tercatat dengan baik. Pada tahun 2007,
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

memprakarsai isian kuesioner riskesdas 2007 tentang pemanfaatan jamu oleh


masyarakat

Indonesia.

Hasilnya

menunjukkan

bahwa

35,7%

masyarakat

menggunakan jamu dan lebih dari 85% di antaranya mengakui bahwa jamu
bermanfaat bagi kesehatan. Riskesdas 2010 ternyata menunjukkan peningkatan hasil
yaitu 59,12% dari 35,7% dan 95,6% dari 85%.
2.3 Infusa
Infusa adalah sari-sari dalam air yang dibuat dari baha-bahan alam pada suhu
90-98 derajat yang dipanaskan selama 15 menit.
2.4 Pelayanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
Apoteker mampu berkomunikasi dengan baik untuk memberikan informasi
tentang produk obat. Konseling pasien merupakan bagian dari KIE. Kriteria pasien
yang

memerlukan

pelayanan

konseling

di

ataranya

penderita

penyakit

kronis.Konseling hendaknya dilakukan diruangan tersendiri yang dapat terhindar dari


macam interupsi. Pelayanan konseling dapat dipermudah dengan menyediakan leaflet
atau booklet yang isinya meliputi patofisiologi dan mekanisme kerja obat (Purwanti
et al, 2004)
2.5 Daun Ungu (Grapthopyllum pictum)
2.5.1 Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Ordo : Lamiales
Famili : Acanthaceae
Genus : Graptophyllum
Spesies :Graptophyllum pictum
2.5.2 Deskripsi
Daun ungu adalah tumbuhan perduyang tegak. Tingginya adalah 1,5-8m.
Batangnya termasuk batang berkayu, beruas, permukaannya licin dengan warna ungu
kehijauan. Daunnya tunggal, bertangkai pendek, bentuknya bulat, pertulangannya

menyirip, permukaan atasnya mengkilap, dan tepinya rata. Bunganya majemuk,


keluar di ujung batang, dengan rangkaian tandan yang berwaran keunguan dengan
panjang 3-12 cm.Buahnya berbentuk kotak yang lonjong, berwarna ungu kecoklatan. Bijinya bulat dan putih dan berkulit tebal. Akarnya berjenis tunggal dan berwarna
coklat muda.
2.5.3 Kandungan
Kandungan kimia Graptophylum pictum antara lain flavonoid, tanin, alkaloid,
steroid, saponin, alkohol, kalsium oksalat.Flavonoid merupakan golongan terbesar
senyawa fenol, fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid dan kuinon
fenolik.Senyawa fenol dapat mengikat protein.Sifat umum senyawa fenol adalah
mampu menambah permeabilitas sel dan mengendapkan protein (Wahyuningtyas,
2008).
Senyawa alkaloida yang terdapat dalam ekstrak etanol daun tumbuhan ungu
yang memiliki efek analgesik/anti inflamasi dan penghambat pembentukan
prostaglandin.
2.5.4 Manfaat
Graptophylum pictum atau daun ungu merupakan salah satu tanaman obat
tradisional.Daun Graptophylum pictum mempunyai khasiat sebagai obat sembelit,
peluruh kencing, pelancar haid, obat bisul dan obat wasir (Wahyuningtyas, 2008).
Untuk pemakain luar, daun ungu dapat digunakan untuk melembutkan kulit, borok, bisul, dan bengkak karena terpukul.Sementara untuk pemakaian
dalam, daun ungu dapat mengobati batu ginjal, wasir, dan hepatitis. Selain itu,
tumbuhan ini dapat menurunkan gula darah.Spesies ini berpotensi sebagai antidiabetes, dan lebih berkualitas lebih baik dibandingkan dengan metformin (obat
standar anti-diabetes). .
2.6 Pegagan (Centella asiatica)
2.6.1

Klasifikasi

Kerajaan : Plantae
Ordo

: Apiales

Famili

: Mackinlayaceae

Genus

: Centella

Spesies :Centella asiatica


2.6.2

Deskripsi
Pegagan merupakan tanaman terna atau herba tahunan, batang berupa stolon

yang menjalar di atas permukaan tanah, panjang 10-80cm.daun tunggal tersusun


dalam roset yang terdiri dari 2-10 daun, kadang-kadang agak berambut. Tangkai daun
panjang sampai 50mm, helaian daun berbentuk ginjal, lebar dan bundar dengan garis
tengah 1-7cm, tepi daun beringgit sampai bergerigi, terutama ke arah pangkal daun,
perbungaan berupa bunga majemuk tipe payung tunggal, terdiri atas 3-5 anak bunga,
bersama-sama keluar dari ketiak daun, ukuran ibu tangkai 5-50 mm, lebih pendek
dari tangkai daun. Bunga umumnya 3, yang di tengah duduk, yang di samping
bertangkai pendek; daun pelindung 2, panjang 3-4 mm, bentuk bulat telur; mahkota
bunga berwarna merah lembayung, panjang 1-1,5 mm, lebar sampai 0,75 mm. Buah
pipih, lebar lebih kurang 7 mm dan tinggi lebih kurang 3 mm, berlekuk dua, jelas
berusuk, berwarna kuning kecoklatan, berdinding agak tebal (BPOM RI, 2010).
Pegagan merupakan tanaman kosmoplit ditemukan di Asia Tropis sampai
daerah sub-tropis, mulai dari dataran rendah sampai tinggi 100- 2500 m di atas
permukaan laut, pada tanah lembab sampai berpasir ternaungi maupun di lahan
terbuka, sehingga diduga telah terbentuk berbagai eko maupun genotipe yang
memperkaya keragaman genetik pegagan di alam (Bermawi et al., 2008).
2.6.3

Kandungan
Komponen kimia yang terkandung dalam pegagan adalah saponin, alkaloid,

flavonoid, tanin, steroid, triterpenoid dan glikosida. Zat kimia yang terdapat dalam
pegagan antara lain asiaticosida, asiatic asid, madekasid dan madekasosid, sitosterol
dan stigmasterol dari golongan steroid, vallerin, brahmosida, brahminosida dari
golongan saponin (Wahyuningtyas, 2008).

Pegagan mengandung triterpenoid: asiatikosida, madekasosida, asam asiatat,


asam madekasat, asam indosentoat, bayogenin. Flavanoid : kaemferol, kuersetin.
Saponin : sentelasapogenol A, sentelasaponin A, B dan D. Poliasetilen : kadiyenol,
asiatisi dan sentelisin (BPOM RI, 2010).
Madekasosida yang terkandung dalam pegagan mempunyai efek antiinflamasi.
Efek antiinflamasi lain terlihat pada penghambatan proliferasi sel limfosit,
mengurangi ekspresi enzim siklooksigenase dan produksi prostaglandin yang
berperan dalam pembentukan inflamasi serta menurunkan produksi tumour necrosis
factor dan interleukin (BPOM RI, 2010)
2.6.4

Manfaat
Secara tradisional banyak digunakan untuk penyakit kulit. Selain itu pegagan

juga dignakan untuk mengobati sakit perut, batuk, batuk berdarah dan disentri,
penyembuh luka, radang, pegel liu, asma, wasir, tuberkolosis, lepra, demam, dan
penambah selera makan (BPOM RI, 2010).
2.7 Kunyit (Curcuma domestica)
2.7.1

2.7.2

Klasifikasi
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledoneae

Bangsa

: Zingiberales

Suku

: Zingiberaceae

Marga

: Curcuma

Jenis

:Curcuma domestica Val.

Deskripsi
Habitus berupa semak dengan tinggi 70 cm. Batang semu, tegak, bulat,

membentuk rimpang.Berwarna hijau kekuningan.Daun tunggal, berbentuk lanset


memanjang.Helai daun tiga sampai delapan.Ujung dan pangkal daun runcing, tepi
rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12 cm. Pertulangan daun menyirip.Daun berwarna

hijau pucat.Bunga majemuk, berambut, bersisik.Panjang tangkai 16-40 cm. Panjang


mahkota 3 cm, lebar 1cm, berwarna kuning.Kelopak silindris, bercangap tiga,
tipis dan berwarna ungu.Pangkal daun pelindung putih.Akar berupa akar serabut dan
berwarna coklat muda (BPOM RI, 2008).
2.7.3

Kandungan
Rimpang kunyit mengandung minyak menguap sebanyak 3-5% v/b. Terdiri atas

turmeron, zingiberen, ar-turmeron, sedikit mengandung fellandren, seskiterpen


alkohol, borneol, kurkumin, desmetoksikurkumin, bisdesmetoksikurkumin, pati, tanin
dan damar (Purba, 2013).
2.7.4

Manfaat
Rimpang kunyit digunakan sebagai bumbu dapur dan sebagai obat yang

berkhasiat sebagai antikoagulan, menurunkan tekanan darah tinggi, sebagai obat


malaria, obat cacing, bakterisida, obat sakit perut, peluruh ASI, fungisida, stimulan,
mengobati keseleo, memar, rematik, obat asma, diabetes melitus, usus buntu,
amandel, sariawan, tambah darah, menghilangkan jerawat, penurun panas,
menghilangkan rasa gatal, menyembuhkan kejang dan mengobati luka-luka (Purba,
2013).
2.8 Temulawak (Curcuma xanthoriza)
2.8.1

2.8.2

Klasifikasi
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Zingiberales

Keluarga

: Zingiberaceae

Genus

: Curcuma

Spesies

: Curcuma xanthorrhiza ROXB.

Deskripsi

Tanaman temulawak berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m tetapi
kurang dari 2m, berwarna hijau atau coklat gelap.Akar rimpang terbentuk dengan
sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai daun 2
9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau
atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 84 cm dan lebar 10
18 cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 80 cm. Perbungaan lateral,
tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9 23 cm dan lebar 4 6
cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan
mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8 13 mm,
mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5 cm, helaian bunga
berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah
dadu atau merah, panjang 1.25 2 cm dan lebar 1cm.
2.8.3

Kandungan
Komponen komponen yang terkandung dalam temulawak dapat digolongkan

menjadi 2 golongan, yaitu minyak atsiri dan golongan kurkuminoid.Minyak atsiri


atau minyak menguap merupakan komponen dalam temulawak yang memberikan bau
karateristik, sedangkan kurkuminuid terdiri dari beberapa zat warna kuning (Oei et
al., 1985).
Beberapa penelitian mengidentifikasi kandungan kimia minyak atsiri yang
terkandung dalam rimpang temulawak. Itokawa (1985) melaporkan adanya empat
senyawa seskuiterpenoid bisabolan yaitu: -kurkumen, ar-turmeron, -atlanto dan
xantorizol. Selanjutnya dibuktikan bahwa ketiga senyawa tersebut yaitu : kurkumen, ar-turmeron dan xantorizol, mempunyai khasiat anti-tumor.
Ueraha (1989, 1990) berhasil mengidentifikasi tujuh senyawa seskuiterpenoid
bisabolon dari fraksi larutan klorofom rimpang temulawak, setelah dideterminasi
berdasarkan data spektral, konversi kimia, dan kristalografi sinar-X. Ketujuh senyawa
tersebut adalah bisacuron, bisacumol, bisacurol, bisacuron epoksida, bisacuron A,
bisacuron B, dan bisacuron.

Kandungan kimia minyak atsiri temulawak : Alto-Aromadendre, Atlanton,


Bergamoten, -Bisabolol, Bisacumol, Bisacuron, Bisacuron A, Bisacuron B,
Bisacuron C, Bisacuron epoksida, Borneol, Isoborneol, Kamfen, Kamfor, 1,8 Sineol,
Ar-kurkumen, - kurkumen, - kurkumen, Kurkufenol , Kurzeren, Kurzerenon, PSinem, 2-(1,5-Dimetilheks-4-enil) 4 metilfenol, Elemen, Elemen, Elemen,
- Famesen, Furanodienon, Germakonm, Isofuranogermakren, Limonen, Linalol,
Mirsen, - Pinen, - Pinen, Sabinen, -Seskuifelandren, - Terpineol, Trisiklen,
Turmerol, Ar-turmeron, -Turmeron, -turmeron, Xantorizol dan Zingiberen (Srivita,
2012).
2.8.4

Manfaat
Di Indonesia satu satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang

temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59, 64 % zat
tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat
meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini
adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti
inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.
2.9 Meniran (Phyllantus niruri)
2.9.1

Klasifikasi
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Bangsa

: Euphorbiales

Suku

: Euphorbiaceae

Marga

: Phyllanthus

10

Jenis
2.9.2

: Phyllanthus niruri L.

Deskripsi
Habitus berupa semak semusim setinggi 30-100 cm. Batang berupa batang

masif, bulat, licin, tak berambut, berdiameter 3 mm, berwarna hijau.Daun majemuk
dan saling berseling.Anak daun berjumlah 15-24, berbentuk bulat telur, ujung daun
tumpul dan pangkalnya membulat. Panjang daun 1,5 cm, lebar 7 mm, bertepi rata,
dan berwarna hijau. Bunga berupa bunga tunggal, terletak di dekat tangkai anak daun,
menggantung, berwarna putih.Daun kelopak berbentuk bintang.Benang sari dan putik
tidak tampak jelas.Mahkota kecil dan berwarna putih.Buah bulat, pipih, berdiameter
2 mm dan berwarna hijau keunguan.Biji kecil, keras, berbentuk ginjal, dan berwarna
coklat.Akar tunggang berwarna putih kotor (BPOM RI, 2008).
Semak, tanaman semusim, tinggi 20-60 cm. Batang masif, bulat licin, tidak
berambut, diameter 3 mm, berwarna hijau. Daun majemuk, berseling, anak daun 1524, berwarna hijau, bentuk bulat telur, panjang 1,5 cm,lebar 7 mm, tepi rata, ujung
tumpul, pangkal membulat. Bunga berwarna putih, tunggal, dekat tangkai anak daun.
Buah kotak, bulat, diameter 2 mm, berwarna hijau keunguan.Biji kecil, keras,
berwarna coklat.
2.9.3

Kandungan
Tumbuhan meniran secara kimia dicirikan antara lain oleh kandungan senyawa

turunan lignan, alkaloid, flavonoid, triterpenoid, saponin, tanin, dan vitamin c.


Lignan, secara biogenetik adalah produk kombinasi antara dua unit fenilpropan
turunan asam sinamat, C6-C3. Dari berbagai jaringan tumbuhan meniran telah
berhasil ditemukan senyawa-senyawa lignan, dari jenis dibenzilbutan, aril tetralin,
dibenzilbutirolakton, dan jenis neolignan. Lignan berupa zat padat hablur tanpa warna
yang menyerupai senyawa aromatik sederhana yang lain dalam sifat kimianya.
Lignan tersebar luas di dunia tumbuhan, terdapat dalam kayu, daun, eksudat, damar,
dan bagian tumbuhan lain. Lignan terkadang dijumpai sebagai glikosida.Lignan
digunakan sebagai antioksida dalam makanan.Selain itu lignan juga merupakan
kandungan kimia yang aktif dalam tumbuhan obat tertentu.Lignan dapat diekstraksi

11

dengan aseton atau etanol dan seringkali diendapkan sebagai garam kalium yang
sukar larut (Putra, 2010).

2.9.4

Manfaat
Herba meniran secara tradisional dapat digunakan sebagai obat radang ginjal,

radang selaput lendir mata, virus hepatitis, peluruh dahak, peluruh haid, ayan, nyeri
gigi, sakit kuning, sariawan, antibakteri, kanker, dan infeksi saluran kencing
(Anonim, 2005; Mangan, 2003). Herba dan akar digunakan untuk penyakit radang,
infeksi saluran kencing, serta untuk merangsang keluarnya air seni (diureticum),
untuk penyembuhan diare, busung air, blennorrhagia, infeksi saluran pencernaan, dan
penyakit yang disebabkan gangguan fungsi hati. Buahnya berasa pahit digunakan
untuk luka dan scabies. Akar segar digunakan untuk penyakit hati kuning. Dapat
digunakan untuk penambah nafsu makan dan obat anti demam (Sudarsono dkk.,
1996). Meniran secara ekstensif digunakan untuk penyakit hati (antihepatotoksik).
Efek ekstrak air P. niruri pada hati, ginjal dan pada uji hepatotoksik CCl 4 telah
dipelajari. Hasil pemilihan menyatakan bahwa P. niruri mempunyai aktivitas
antioksidan dan hepatoprotektif (Manjrekar et al., 2008).
Meniran (Phyllanthus niruri) merupakan sejenis tanaman obat yang berfungsi
sebagai immunomodulator (sistem imun / kekebalan tubuh). Sistem imun/kekebalan
tubuh

adalah

suatu

mekanisme

pertahanan

tubuh

yang

bertugas

merespon/menanggapi serangan dari luar tubuh. Apabila sistem imunitas seseorang


optimal, maka dia tidak mudah terserang penyakit.Senyawa yang berperan
meningkatkan aktivitas sistem imun berasal dari golongan flavonoid, kurkumin,
limonoid, vitamin C, vitamin E (Tokoferol) dan katekin. Ekstrak meniran
(Phyllanthus niruri) mengandung senyawa filantin memberikan aktivitas melindungi
hati dari zat toksik baik berupa parasit, obat-obatan, virus maupun bakteri, selain itu
meniran mengandung senyawa flavonoid, vitamin C sebagai immunomodulator,
begitu pula kunyit dan temulawak mengandung senyawa flavonoid dan kurkumin
sebagai immunomodulator (Marni dan Ambarawati, 2015).

12

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Review Resep
dr. Jhon
Sip.201399871937
Jl. Kalimantan IV, no.72 Jember/65342

R/ Graptophyllum pictum
Centella asiatica
Curcuma zanthorrhiza
Curcuma domestica
Phylanthus niruri
mf. la inf. Ad 210 ml
s 3dd

14 April 2016
15g
15g
6g
6g
4,5g

Pro : Solichin (27)


3.2 Penimbangan Bahan
Jamu pada resep hanya digunakan untuk 1 hari. Diinginkan pemakaian jamu
untuk 3 hari. Jadi perhitungannya :
Simplisia daun wungu
Simplisia herba pegagan
Simplisia rimpang temulawak
Simplisa rimpang kunyit
Simplisia herba meniran

= 5 gram x 3 = 15 gram
= 5 gram x 3 = 15 gram
= 2 gram x 3 = 6 gram
= 2 gram x 3 = 6 gram
= 1,5 gram x 3 = 4,5 gram

13

14

3.3 Penyiapan
Timbang daun wungu 5 gram, herba pegagan 3 gram, rimpang temulawak 2

gram, rimpang kunyit dan herba meniran campur


Campuran timbangan pertama bungkus, lakukan juga pada Campuran
timbangan kedua sampai timbangan ke 6.

3.4 Cara Pembuatan


Menyiapkan simplisia yang dibutuhkan (daun wungu, herba pegagan,
rimpang temulawak, rimpang kunyit dan herba meniran)
Menimbang
Menimbang
rimpang
rimpang
kunyit
temulawak
sebanyak 6
sebanyak 6
gram,
gram,
dimasukkan
dimasukkan
kedalam panci
kedalam panci
infus
infus
Menambahkan air sebanyak 210 ml, lalu panci ditutup

Menimbang
daun wungu
sebanyak 15
gram,
dimasukkan
kedalam panci
infus

Menimbang
herba pegagan
sebanyak 15
gram,
dimasukkan
kedalam panci
infus

Menimbang
rimpang
kunyit
sebanyak
4.5gram,
dimasukkan
kedalam panci
infus

Panaskan selama 15 menit diatas penangas air (water bath)


hingga suhu cairan mencapai 90o C
Angkat panci infus dan diamkan hingga suhu cairan mendekati
suhu kamar

Serkai infus kedalam botol yang telah dikalibrasi, kemudian


dengan bantuan kain kasa dan bantuan corong gelas.Tambah
air masak hingga volume infusa 210 ml.
Botol ditutup kemudian infusa diminum 3x sehari @70ml

Gambar. Panci infusa


3.4 Dosis dan penyiapan sesuai literatur.

15

a. Penyiapan dan Dosis Daun ungu (Grapthopyllum pictum)


Dosis yang pasti belum diketahui
b. Penyiapan dan Dosis Pegagan (Centella asiatica)
Dosis harian: 0,6 g serbuk kering atau infusa 3 kali sehari. Dosis tunggal
normal adalah 0,33 sampai 0,68 g. Sebanyak 15 g serbuk daun diseduh dengan
gelas air matang panas, kemudian disaring. Air saringan diminum.Herba pegagan
kering 0,6 g ataupun seduhannya diberikan seharitiga kali (Koh et.al., 2009).
c. Penyiapan dan Dosis Temulawak
Dosis yang disarankan adalah 2 gram rimpang kering temulawak, dibuat dalam
bentuk infus, diminum 2-3 kali sehari (Retno; Ambarwati, 2015).
d. Penyiapan dan Dosis Kunyit
Dosis ekstrak untuk orang dewasa sebanyak 250-500 mg/hari dan dosis untuk
anak anak adalah 330 mg/hari (Retno; Ambarwati, 2015).
e. Penyiapan dan Dosis Meniran (Phyllantii nirurii)
Ekstrak 200 mg serbuk meniran, diminum 2-4 kali sehari (Duke, 2002).
Dalam membuat sediaan herbal terdapat beberapa faktor yang harus
diperhatikan

karena

sangat

berpengaruh

terhadap

khasiat

dan keamanan

penggunaan sediaan herbal tersebut untuk pengobatan. Adapun faktor-faktor yang


dimaksud sesuai BPOM RI tahun 2010 yaitu:
a) Identifikasi
Sebelum menggunakan sediaan herbal sebagai obat harusdipastikan
bahwa tidak menggunakan bahan tanaman yang salah. Menggunakan
sediaan herbal yang salah dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan
atau keracunan.
b) Peralatan
Peralatan panci/wadah yang digunakan sebaiknya dari bahan gelas/kaca,
email atau stainless steel. Gunakan pisau atau spatula/pengaduk yang terbuat
dari bahan kayu atau baja, saringan dari bahan plastik atau nilon.Jangan
menggunakan peralatan dari bahan aluminium karena dapat bereaksi dengan
kandungan kimia tertentu dari tanaman yang mungkin menjadi toksis.

16

c) Penimbangan dan pengukuran


Pada umumnya timbangan dapur dapat digunakan walaupun dengan gelas
ukur lebih akurat. Ukuran gram atau liter lebih mudah dan lebih umum
digunakan daripada ukuran besaran lainnya. Apabila mendapat kesukaran
dalam menimbang jumlah yang sedikit/kecil seperti 10 g, maka dapat
dilakukan dengan penimbangan 20 g, kemudian hasil penimbangan dibagi
dua.
d) Derajat kehalusan bahan tumbuhan obat
Dalam penyarian bahan berkhasiat yang terdapat dalam bahan tumbuhan obat,
derajat kehalusan merupakan hal yang terpenting.Derajat kehalusan bukan
merupakan faktor tunggal yang mempengaruhi proses pelepasan bahan
berkhasiat, tetapi jumlah dan sifat alami dari bahan pendamping/metabolit
primer lain yang terdapat dalam bahan obat juga memegang peranan penting.
e) Penyimpanan
Sediaan yang berbeda dapat bertahan untuk jangka waktu yang berbeda
sebelum

mulai

berkurang/kehilangan

kandungan

bahan berkhasiatnya.

Simpanlah infus atau dekok didalam lemari pendingin atau pada tempat yang
teduh. Infus harus dibuat segar setiap hari (24 jam) dan dekok harus
digunakan dalam waktu 48 jam. Tingtur dan sediaan cair lannya seperti sirup
dan minyak atsiri perlu disimpan dalam botol berwarna gelap pada tempat
yang

teduhterlindung dari cahaya matahari dan dapat bertahan selama

beberapa bulan atau tahun.


KIE

3.5

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi ramuan


antihemorroid ini adalah:

Ramuan ini tidak boleh digunakan untuk wanita hamil.


Sebaiknya tidak digunakan pada penderita diabetes

mengkonsumsi obat antidiabetes karena dapat menyebabkan hipoglikemia.


Sebaiknya tidak untuk pasien yang menderita hemophilia karena berisiko

menimbulkan perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit.


Sebaiknya tidak untuk pasien yang mengkonsumsi obat antikoagulan karena

mellitus

adanya kandungan kurkuminoid yang juga bersifat antikoagulan.

yang

17

Hati-hati pada pasien gangguan empedu dan saluran pencernaan.


Dapat menyebabkan efek samping pada pasien yang mengkonsumsi

antiretroviral
Hati-hati pada pasien yang mengkonsumsi sulfasalazine (obat rheumatoid
arthritis) karena dapat meningkatkan kadar obat ini lebih dari 300% dan dapat

meningkatkan kemungkinan untuk efek samping


Hati-hati pada pasien yang mengkonsumsi antihipertensi dan penderita
penyakit jantung karena meniran dilaporkan mempunyai efek inotropik

negatif, kronotropik negatif, hipotensi dan ACE inhibitor.


Tidak dianjurkan bagi pasien yang mengkonsumsi obat antiepilepsi karena

pegagan memiliki aktivitas antiepilepsi.


Tidak dianjurkan bagi penderita sumbatan saluran empedu dan batu empedu
karena kandungan temulawak berfungsi merangsang fungsi sekresi empedu.

Konseling yang dapat disampaikan pada pasien antaralain adalah:

Selama

mengkonsumsi

ramuan

antihemoroid

ini,

pasien

tidak

boleh

mengkonsumsi obat konvensional atau obat tradisional lain tanpa petunjuk dokter
atau apoteker.
Ramuan ini diminum tiga kali sehari sekitar setengah jam setelah makan.
Mengubah lifestyle dengan cara:
a. Mengkonsumsi makanan berserat (misalnya: buah-buahan dan sayur mayur)
25-30 gram perhari. Hal ini bertujuan untuk membuat feses menjadi lebih
lembek dan besar, sehingga mengurangi proses mengedan dan tekanan pada
b.
c.

vena anus.
Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari.
Mengubah kebiasaan buang air besar. Segerakan ke kamar mandi saat merasa

akan buang air besar, janga ditahan karena akan memperkeras feses.
d. Hindari mengejan dan jangan pula memaksa untuk buang air besar.
e. Usahakan berendam air hangat untuk mengurangi nyeri dan menjaga
kebersihan dubur selama sekitar 15 menit, setidaknya 2-3 kali dalam sehari.
f. Menghindari minuman beralkohol agar kotoran tidak keras.
g. Hindari menggosok-gosok daerah dubur agar tidak terjadi perlukaan.

18

h. Hindari berlama-lama nongkrong di toilet saat buang air besar, misalnya


sambil membaca, karena kebiasaan ini akan meningkatkan tekanan di daerah
dubur.
i. Olah raga teratur.

DATFAR PUSTAKA
Ambarawati, R., dan Marni. 2015. Khasiat Jamu Cekok Terhadap Peningkatan Berat
Badan Pada Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat.11:102-111.
Badan Litbang Kesehatan. 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010.,
Jakarta: Badan Litbang Kesehatan.
BPOM RI, 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup,
Jakarta Pusat. Jakarta: BPOM.
BPOM RI. 2010. Acuan Sedian Herbal Volume 5 nomor 1. Jakarta: BPOM.
BPOM RI. 2010. Serial Data Ilmiah Terkini Tumbuhan Obat : Pegagan Centella
asiatica. Jakarta: BPOM.
BPOM RI. 2005. Gerakan Nasional Minum Temulawak. InfoPOM. 6(6).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Permenkes no. 3 tahun 2010
tentang Saintifikasi Jamu.
Duke, James A., 2002. Handbookof Medicinal Herb. Second Edition. Florida: CRC
Press..566-567.
Kemenkes RI, 2012 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007
Tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional.
Koh, H.L., Chua, T.K., Tan, C.H., 2009.A Guide To Medicinal Plants. An Illustrated.
Scientific and Medicinal Approach. World Scientific Publishing. Singapore.
44-46
Purba, LR. 2013. Perbandingan Kadar dan Komponen Minyak Atsiri Rimpang
Cabang dan Rimpang Induk Kunyit (Curcuma longa L.) Segar dan Kering
secara GC-MS. Medan:Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Marni dan Ambarwati R., 2015. Khasiat Jamu Cekok Terhadap Peningkatan Berat
Badan Pada Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat. KEMAS. 11: 102-111.
Mitchell, Kumar, Abbas, Fausto. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Edisi 7.
Jakarta: EGC.

19

20

Muttaqin, Arif Dan Kumala Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
Bermawie, dkk. 2008: Keragaan Sifat Morfologi, Hasil dan Mutu Plasma Nutfah
Pegagan ( Centella asiatica (L.) Urban.). Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatik
Purwanti, dkk. 2004. Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi Di Apotek
DKI Jakarta Tahun 2003. Majalah Ilmu Kefarmasian.
Putra, DP.2010. Isolasi Senyawa Filantin dari Daun Meniran (Phyllanthus niruri
Linn). [Skripsi]. Surakarta : Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Srivita, E. 2012. Isolasi dan Analisis Kimia Minyak Atsiri dari Temulawak (Curcuma
xanthoriza Roxb) dengan Gas Kromatografi-Spektrofotometer Massa (GCMS)
dan Uji Aktivitas Anti Bakteri. [Skripsi]. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
Suprijono, M.A.2009. Hemorrhoid. Sultan Agung vol.XLIV
Wahyuningtyas, E. 2008. Pengaruh Ekstrak Graptophyllum Pictum terhadap
Pertumbuhan Candida Albicans pada Plat Gigi Tiruan Resin Akrilik. [Skripsi].
Jakarta: FKG UI.

Anda mungkin juga menyukai