5(2) 480-489
DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.eprodenta.2021.005.02.4
E-ISSN : 2597-4912
ABSTRAK
Latar belakang: Tanaman herbal telah banyak digunakan masyarakat sebagai obat untuk
menyembuhkan luka dengan efek samping yang minimal. Salah satu tanaman yang memiliki banyak
manfaat, yaitu kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) yang diketahui memiliki kadar flavonoid tinggi,
sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka dari ulkus. Pada fase penyembuhan luka,
makrofag mempunyai peran utama sebagai fagosit dan sekresi growth factor. Untuk memaksimalkan
efektivitas penghantaran obat, ekstrak kulit jeruk nipis dibentuk dalam sediaan nanoTransfersom sistem.
Tujuan: untuk mengetahui pengaruh pemberian nanotransfersom ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus
aurantifolia Swingle) terhadap jumlah makrofag pada penyembuhan luka mukosa labial tikus. Metode:
Penelitian ini menggunakan true experimental in vivo dengan induksi termal mukosa labial tikus Wistar,
terbagi 4 kelompok dengan time series hari ke-3 dan 7, yaitu kontrol negatif [K(-)], kontrol positif diberi
triamcinolone acetonida 0,1% [(K(+)3], perlakuan yang diberi ekstrak kulit jeruk nipis (PA), dan diberi
nanoTransfersom ekstrak kulit jeruk nipis (PB). Jumlah makrofag diamati menggunakan mikroskop
perbesaran 400x. Hasil: Analisa data menggunakan uji One Way Anova menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan (p<0.05) pada jumlah makrofag antar kelompok pada hari ke-3 dan ke-7. Kesimpulan:
NanoTransfersom ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) berpengaruh terhadap jumlah
makrofag pada penyembuhan luka mukosa labial tikus wistar.
Kata kunci: Flavonoid, Makrofag, Nanotransfersom ekstrak kulit jeruk nipis, Ulkus traumatik
ABSTRACT
Background: Herbal plants have been widely used by the community as medicine to heal wounds with
minimal side effects. One of the plants that has many benefits, namely lime peel (Citrus aurantifolia
Swingle) which is known to have high flavonoid levels, so that it can accelerate the wound healing process
from ulcers. In the wound healing phase, macrophages have a major role as phagocytes and secretory
growth factors. To maximize the effectiveness of drug delivery, lime peel extract was formed in the
nanoTransfersom system preparation. Objective: This study aimed to determine the effect of
nanoTransfersom of lime peel extract (Citrus aurantifolia Swingle) on the number of macrophages on
wound healing of the labial mucosa of rats. Methods: This study used a true experimental in vivo with
thermal induction of the labial mucosa of Wistar rats, divided into 4 groups with time series days 3 and 7,
namely negative control [K(-)], positive control given triamcinolone acetonide 0.1% [(K(+)3], treatment
with lime peel extract (PA), and lime peel extract nanoTransfersom (PB).The number of macrophages was
observed using a 400x magnification microscope. Results: Data analysis using One Way Anova test
showed that there were differences significant (p<0.005) in the number of macrophages between groups
on day 3 and 7. Conclusion: NanoTransfersom extract of lime peel (Citrus aurantifolia Swingle) affected
the number of macrophages on wound healing of the labial mucosa of wistar rats.
484
A B Perbedaan rata-rata dari
keempat kelompok dapat diketahui
melalui uji lanjutan dari One Way
Anova yaitu Uji Post Hoc Tukey. Hasil
uji hari ketiga menunjukkan terdapat
C D
perbedaan signifikan (p<0.05) antara
K(-)3 dengan P3B, K(+)3 dengan P3B.
Perbedaan tidak signifikan (p>0.05)
terlihat pada K(-)3 dengan K(+)3 dan
Gambar 2. Gambaran mikroskopis (HE) mukosa
labial tikus wistar hari ketujuh, pembesaran 400x
P3A, K(+)3 dengan P3A, P3A dengan
dan sel makrofag pada lingkaran kuning. (A)
Kelompok kontrol negatif (K(-)7) (B) Kelompok
P3B. Hasil uji hari ketujuh menunjukkan
kontrol positif (K(+)7) (C) Kelompok perlakuan
ekstrak kulit jeruk nipis (PA7) (D) Kelompok
terdapat perbedaan signifikan (p<0.05)
perlakuan nanotransfersom ekstrak kulit jeruk nipis
(PB7)
antara K(-)7 dengan P7A dan P7B,
Tabel 3. Hasil perhitungan rata-rata jumlah K(+)7 dengan P7B. Perbedaan tidak
makrofag signifikan (p>0.05) terlihat pada K(-)7
Kelompok Mean dengan K(+)7, K(+)7 dengan P7A, P7A
K(-)3 7,75
dengan P7B.
Hari K(+)3 8,75
ke-3 PA3 10,75
PEMBAHASAN
PB3 12,00
K(-)7 5,75 Pada penelitian ini dilakukan uji
Hari K(+)7 6,75 skrining fitokimia yang digunakan untuk
ke-7 PA7 8,00 mengidentifikasi kandungan senyawa
PB7 9,00
matabolit sekunder suatu bahan alam.
Hasil uji yang telah dilakukan yaitu
Berdasarkan hasil pengamatan
didapatkan kulit jeruk nipis
makrofag, data di analisis dengan uji
mengandung flavonoid, alkaloid,
One Way Anova. diperoleh nilai
saponin, dan tanin. Metabolit sekunder
signifikansi 0,006<0,05 pada hari ke-3,
yang terdapat dalam ekstrak kulit jeruk
dan 0,001<0,005 pada hari ke-7.
nipis ini memiliki efek antibakteri dan
Sehingga dapat disimpulkan terdapat
antioksidan yang tinggi, serta memiliki
perbedaan jumlah makrofag yang
efek antiinflamasi pada flavonoid. Uji
signifikan antar kelompok.
yang kedua, yaitu uji LCMS. Hasil
kuantitatif dari uji ini didapatkan bahwa
485
kulit jeruk nipis mengandung quercetin merangsang angiogenesis dan
dengan rata-rata 37,13 μg/ml. Hasil uji fibroplasia (TGF-β, FGF, VEGF). Luka
PSA, didapatkan untuk formula tikus dengan sel makrofag yang sedikit
perbandingan perbandingan lesitin dan menunjukkan penutupan luka yang
tween 1:2 memiliki ukuran partikel tertunda, penurunan pembentukan
paling kecil, sebesar 169,76 nm. Nilai jaringan granulasi dan angiogenesis,
zeta dikatakan stabil ketika menjauhi penurunan sintesis kolagen, dan
titik isoelektrik yaitu 0, sehingga terjadi penurunan tingkat faktor pertumbuhan,
tolak menolak dan formula 2 termasuk faktor VEGF dan TGF-β.14
menghasilkan nilai sebesar -3,53. Hal Hasil perbandingan antar
ini disimpulkan bahwa formula 2 kelompok pada hari ke-3, terdapat
mempunyai tingkat kestabilan lebih perbedaan rata-rata yang signifikan
tinggi dibanding formula lain untuk antara kelompok kontrol dengan
mencegah agregasi partikel nano.14 kelompok yang diberi ekstrak
Pengamatan pada penelitian ini nanotransfersom kulit jeruk nipis
dilakukan pada hari ke-3 dan ke-7 memiliki perbedaan jumlah makrofag
setelah dilakukan induksi termal pada paling tinggi. Hal ini menunjukkan
tikus wistar. Gambaran klinis ulkus bahwa pemberian ekstrak jeruk nipis
traumatik timbul setelah satu hari dengan nanotransfersom efektif dimana
induksi termal dilakukan, dimana lesi kandungan flavonoid sebagai
terlihat berbentuk bulat ± 1 mm, antiinflamasi dapat menstimulasi
berwarna putih kekuningan dan makrofag untuk mengeluarkan sitokin
dikelilingi oleh pinggiran yang berwarna antiinflamasi IL-10.15
kemerahan, hal tersebut sesuai dengan Hasil perbandingan antar
yang dijelaskan oleh Mendrofa (2015) kelompok pada hari ke-7, jumlah
dimana lesi berwarna putih dengan makrofag semua kelompok mengalami
sentral kekuningan yang berisi eksudat penurunan dibanding dengan hari
fibrinosa dengan tepi eritematus. ketiga. Hal ini dikarenakan sel
Dapat dilihat pada hari ke-3, makrofag pada fase inflamasi yang
memiliki jumlah makrofag paling tinggi mengalami peningkatan, secara
dibandingkan kelompok pada hari ke-7. bertahap akan mengalami penurunan
Hal ini dikarenakan makrofag berfungsi setelah 5 hari pasca luka. Apabila
untuk menghasilkan faktor-faktor yang jumlah makrofag tidak menurun hal ini
486
menandakan proses inflamasi masih KESIMPULAN
terus berlanjut. Penurunan jumlah Berdasarkan hasil penelitian yang
makrofag menggambarkan proses telah dilakukan, dapat disimpulkan
penyembuhan masuk pada tahap bahwa nanotransfersom ekstrak kulit
proliferasi sehingga makrofag jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle)
mengalami apoptosis.16 berpengaruh terhadap peningkatan sel
Jumlah makrofag hari ke-3 dan makrofag pada penyembuhan luka
hari ke-7 pada kelompok perlakuan mukosa labial tikus wistar.
ekstrak kulit jeruk nipis dengan
kelompok nanotransfersom ekstrak kulit DAFTAR PUSTAKA
jeruk nipis tidak berbeda secara 1. Amtha R., Marcia M., Aninda A.I.
signifikan, disebabkan karena kadar (2017). Plester Sariawan Efektif
pada ekstrak kulit jeruk nipis lebih dalam Mempercepat Penyembuhan
banyak dibandingkan pada Stomatitis Aftosa Rekuren dan Ulkus
nanotransfersom ekstrak kulit jeruk Traumatikus. Majalah Kedokteran
nipis. Kadar pada ekstrak kulit jeruk Gigi Indonesia. 3(2):69-75.Abdassah
nipis sejumlah 100%, sedangkan kadar M. (2017). Nanopartikel dengan
pada nanotransfersom hanya 33%. Gelasi Ionik. Farmaka. 15(01):50-51.
Sehingga diperoleh kesimpulan dengan 2. Harty F.J., dan Ogston R. (2014).
kadar kulit jeruk nipis yang lebih Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta:
sedikit, nanotransfersom ekstrak kulit EGC.
jeruk nipis berkemampuan lebih baik 3. Mendrofa A.N, Isidora K,
atau seimbang dengan ekstrak kulit Mulawarmanti D. 2015. Ekstrak Daun
jeruk nipis yang memiliki kadar lebih Mangrove (A.Marina) Mempercepat
besar. Berdasarkan hasil penelitian ini, Kesembuhan Ulkus Traumatikus.
nanotransfersome ekstrak kulit jeruk Jurnal Dentofasial, Vol.14, No.1:11-
nipis dapat dikembangkan sebagai 14 Harty F.J., dan Ogston R. (2014).
strategi yang menjanjikan untuk 4. Laskaris G. (2014). Atlas Saku
mempercepat proses penyembuhan Penyakit Mulut. (P.Siswasugiwnya,
luka. Namun sistem mekanisme Trans.) Jakarta: EGC.
molekuler nanopartikel dan toksisitas 5. Neck JV, Tuk B, Barritault D, Tong
masih perlu diselidiki lebih lanjut. M. (2012). The book Tissue
Regeneration - From Basic Biology to
487
Clinical Application, ISBN 978-953- Traumatik Pada Rattus Novergicus
51-0387-5. Heparan Sulfate Strain Wistar. Jurnal Ilmu
Proteoglycan Mimetics Promote Kedokteran Gigi. 1(1):23-27.
Tissue Regeneration: An Overview 12. Ramadon D., Mun’im A. (2016).
4:69-92. Pemanfaatan Nanoteknologi dalam
6. Young A, McNaught CE. (2011). “The Sistem Penghantaran Obat baru
physiology of wound healing”. untuk Produk Bahan Alam. Jurnal
Protein, 13 (1), 31-34. Surgery Ilmu Kefarmasian Indonesia. ISSN:
(Oxford) 29(10): 475–479. 1693-1831. 14(2):118-127.
7. Sunarjo L., Hendari R., Rimbyastuti 13. Ermawati D. (2014).
H. (2015). Manfaat Xanthone Transfersom: Sistem Penghantaran
terhadap Kesembuhan Ulkus Ronggo Obat Topikal dan Transdermal.
Mulut dilihat dari Jumlah Sel PMN Prosiding FIKES Universitas
dan Fibroblast. Odonto Dental Muhammadiyah Malang.[online]
Journal, 2(2):14-15. http://research-report.umm.
8. Levina L. (2013). Kortikosteroid. ac.id/index.php/research-
Fakultas Kedokteran Universitas report/article/view File/1415/1629
Kristen Krida Wacana. diakses pada tanggal 26 Februari
9. Kurniandari N., Susantiningsih T., 2020.
Berawi K. N. (2015). Efek Ekstrak 14. Abdassah M. (2017).
Etanol Kulit Jeruk Nipis (Citrus Nanopartikel dengan Gelasi Ionik.
aurantifolia) sebagai Senyawa Farmaka. 15(01):50-51.
Nefroprotektor terhadap Gambaran 15. Koh, T. J., & DiPietro, L. A.
Histopatologis Ginjal yang Diinduksi (2011). Inflammation and wound
Cisplatin. Majority. 4(9):140-143. healing: the role of the macrophage.
10. Arifin B., Ibrahim S. (2018). Expert Reviews in Molecular
Struktur, Bioaktivitas dan Antioksidan Medicine,https://doi.org/10.1017/S1
Flavonoid. Jurnal Zarah. 6(1):21-29. 462399411001943
11. Wardani R.P., Kholifa M., 16. Budi H.S., Soesilowati P.,
Yuletnawati S.E. (2017). Pengaruh Imanina Z. (2017). Gambaran
Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Nipis Histopatologi Penyembuhan Luka
(Citrus aurantifolia Swingle) Pencabutan Gigi pada Makrofag dan
Terhadap Penyembuhan Ulkus Neovaskular dengan Pemberian
488
Getah Batang Pisang Ambon.
Departemen Biologi Oral. Fakultas
Kedokteran Gigi. Universitas
Airlangga. Surabaya.
489