Perawatan Luka
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Segala pujian Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmatnya kami dapat
menyelasaikan makalah tentang Perawatan Luka yang dapat dijadikan acuan dan
pedoman sebagai pemenuhan tuntutan proses belajar mengajar dalam sistem perkuliahan.
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat
terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga
memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini.
Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka, ini
berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit
degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut
biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat
diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.
1.3 TUJUAN
KLASIFIKASI LUKA
1. Fase Inflamasi
Tahap ini muncul segera setelah injuri dan dapat berlanjut sampai 5 hari. Inflamasi
berfungsi untuk mengontrol perdarahan, mencegah invasi bakteri, menghilangkan
debris dari jaringan yang dan mempersiapkan proses penyembuhan lanjutan.
2. Fase Proliferasi
Tahap ini berlangsung dari hari ke 6 sampai dengan 3 minggu. Fibroblast (sel
jaringan penyambung) memiliki peran yang besar dalam fase proliferasi.
3. Fase Maturasi
Tahap ini berlangsung mulai pada hari ke 21 dan dapat berlangsung sampai
berbulan-bulan dan berakhir bila tanda radang sudah hilang. Dalam fase ini
terdapat remodeling luka yang merupakan hasil dari peningkatan jaringan
kolagen, pemecahan kolagen yang berlebih dan regresi vaskularitas luka
(Mansjoer,2000:397 ; InETNA, 2004:1).
1) Faktor Instrinsik adalah faktor dari penderita yang dapat berpengaruh dalam
proses penyembuhan meliputi : usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan
perfusi jaringan, status imunologi, dan penyakit penyerta (hipertensi, DM,
Arthereosclerosis).
2) Faktor Ekstrinsik adalah faktor yang didapat dari luar penderita yang dapat
berpengaruh dalam proses penyembuhan luka, meliputi : pengobatan, radiasi, stres
psikologis, infeksi, iskemia dan trauma jaringan (InETNA,2004:13).
Dalam manajemen perawatan luka ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu evaluasi
luka, tindakan antiseptik, pembersihan luka, penjahitan luka, penutupan luka,
pembalutan, pemberian antiboitik dan pengangkatan jahitan.
Evaluasi luka meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik (lokasi dan eksplorasi).
Derivat fenol
Trinitrofenol (asam pikrat), kegunaannya sebagai antiseptik wajah dan
genitalia eksterna sebelum operasi dan luka bakar.
heksaklorofan (pHisohex), berkhasiat untuk mencuci tangan.
Ada dua prinsip utama dalam perawatan luka kronis semacam ini. Prinsip pertama
menyangkut pembersihan/pencucian luka. Luka kering(tidak mengeluarkan cairan)
dibersihkan dengan teknik swabbing, yaitu ditekan dan digosok pelan-pelan menggunakan
kasa steril atau kain bersih yang dibasahi dengan air steril atau NaCl 0,9 %.
Sedang luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu
disemprot lembut dengan air steril (kalau tidak ada bisa diganti air matang) atau NaCl
0,9 %. Jika memungkinkan bisa direndam selama 10 menit dalam larutan kalium
permanganat (PK) 1:10.000 (1 gram bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air), atau
dikompres larutan kalium permanganat 1:10.000 atau rivanol 1:1000 menggunakan kain
kasa.
Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika terdapat infeksi, karena
dapat merusak fibriblast yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka,
menimbulkan alergi, bahkan menimbulkan luka di kulit sekitarnya. Jika dibutuhkan antiseptik,
yang cukup aman adalah feracrylum 1% karena tidak menimbulkan bekas warna, bau, dan
tidak menimbulkan reaksi alergi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penggunaan ilmu dan teknologi serta inovasi produk perawatan luka dapat
memberikan nilai optimal jika digunakan secara tepat
Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengkajian luka
yang komprehensif agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan
kebutuhan pasien
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis diperlukan untuk menunjang
perawatan luka yang berkualitas
3.2 SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat dengan harapan dapat menambah wawasan
orang yang membacanya,dalam pembuatan makalah ini kami mengambil dari berbagai
referensi yang berhubungan dengan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia Enterostomal Therapy Nurse Association (InETNA) & Tim
Perawatan Luka dan Stoma Rumah Sakit Dharmais. 2004,Perawatan Luka,
Makalah Mandiri, Jakarta Mansjoer.Arif, dkk. Eds.2000.Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Walton,Robert L. 1990. Perawatan Luka dan Penderita Perlukaan Ganda, Alih
bahasa. Sonny Samsudin, Cetakan I. Jakarta : EGC.