Pengertian... Luka... keadaan hilang/terputusnya kontinuitas jaringan. Kerusakan pada kuntinuitas/kesatuan jaringan tubuh yang biasanya disertai dengan kehilangan substansi jaringan Jenis Luka Berdasarkan sifat kejadiannya : 1. Luka disengaja (Radiasi, pembedahan) 2. Luka Tidak disengaja (Trauma) - Luka tertutup (jika tidak terjadi robekan) - Luka terbuka (luka abrasi akibat gesekan, Luka puncture (luka akibat tusukan, Luka Hautration(Luka akibat alat2 yg digunakan dlam perawatan luka) Luka yg sering terjadi dalam ilmu kebidanan : 1. Luka Episiotemi 2. Luka Bedah SC/ luka saat persalinan Klasifikasi Luka Berdasarkan Penyebabnya Luka Mekanik 1. Luka Insisi (vulnus scissum) Luka yang dibuat dengan potongan bersih menggunakan instrumen tajam, pinggir lukanya rapi. 2. Luka Kontusi (vulnus contusum) Luka yang dibuat dengan dorongan benda tumpul dan ditandai dengan cedera berat pada bagian yang lunak. Ex : Hemoragi dan pembengkakan 3. Luka Laserasi (vulnus laceratum) Luka dengan tepi yang bergerigi, robek tidak teratur. 4. Luka Tusuk (Vulnus punctum) Luka tusuk yang kecil dibagian luar (dibagian mulut luka), tetapi besar dibagian dalam luka. Ex : Tusukan Pisau 5. Luka Bakar (Vulnus combustio)
6. Luka Tembak (Vulnus
sclopetarium) 7. Luka Gigitan (Vulnus Morsum) Bagian gigitan tidak jelas bentuknya 8. Luka Lecet (Vulnus Abrasio) Luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai kepembuluh darah Proses Penyembuhan Luka Proses penyembuhan luka memiliki 4 fase yaitu fase inflamasi, Destruktif, Proliferasi dan maturasi. Antara satu fase dengan fase yang lainmerupakan suatu kesinambungan yang tidak dapat dipisahkan. 1. Fase Inflamasi Tahap ini muncul segera setelah injuri dan dapat berlanjut sampai 5 hari, fase untuk mengontrol perdarahan, mencegah invasi bakteri, menghilangkan debris dari jaringan yang luka dan mempersiapkan proses penyembuhan lanjutan. 2. Fase Destruktif Tahap ini terjadi pembersihan jaringan yang mati oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag.
3. Fase Proliferasi/ poliferatif
Tahap ini berlangsung dari hari ke 6 sampai dengan 3 minggu. Fibroblast (sel pembentuk jaringan penyambung) memiliki peran yang besar dalam fase proliferasi (kondroblas, kolagenoblas, asteoblas) 4. Fase Maturasi Tahap ini berlangsung mulai pada hari ke 21 dan dapat berlangsung sampai berbulan-bulan dan berakhir bila tanda radang sudah hilang. Dalam fase ini terdapat remodeling luka yang merupakan hasil dari peningkatan jaringan kolagen, pemecahan kolagen yang berlebih dan regresi vaskularitas luka. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka 1. Vaskularisasi, mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel. 2. Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup. 3. Usia 4. Penyakit lain, mempengaruhi proses penyembuhan luka (diabetes melitus dan ginjal) 5. Nutrisi 6. Kegemukan, obat-obatan, merokok, dan stres, mempengaruhi proses penyembuhan luka Masalah Penyembuhan Luka Komplikasi dan penyembuhan luka timbul dalam manifestasi yang berbeda-beda. 1. Perdarahan disertai perubahan tanda vital ( denyut nadi, pernapasan, TD, melemahnya kondisi tubuh, keadaan kulit yg lembab) 2. Infeksi Kulit kemerahan, demam, nyeri+oedema, jaringan disekitar luka mengeras. 3. Dehiscene, Pecahnya luka secara sebagian atau sluruhny yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kegemukan, kekrangan nutrisi, terjadinya trauma, dll. Ditandai kenaikan suhu tubuh, takikardia, dn rasa nyeri pd daerah luka. Perawatan Luka Adalah suatu teknik aseptik yang bertujuan Membersihkan luka dari debris untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Prinsip perawatan luka Prinsip utama dalam perawatan luka. 1. Pembersihan/pencucian luka. Luka kering (tidak mengeluarkan cairan) dibersihkan dengan teknik swabbing (ditekan dan digosok pelan pelan menggunakan kasa steril atau kain bersih yang dibasahi dengan air steril atau NaCl 0,9 %) 2. Luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu disemprot lembut dengan air steril (kalau tidak ada bisa diganti air matang) atau NaCl 0,9 %. Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika terdapat infeksi, karena dapat merusak fibroblast yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka, menimbulkan alergi, bahkan menimbulkan luka di kulit sekitarnya. Manajemen perawatan luka ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu : 1. Evaluasi luka Meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik (lokasi). 2. Pembersihan Luka Tujuan dilakukannya pembersihan luka adalah meningkatkan,memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan luka; menghindari terjadinya infeksi; membuang jaringan nekrosis dan debris. Langkah yang harus diperhatikan dalam pembersihan luka - Irigasi dengan sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk membuang jaringan mati dan benda asing. - Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati. - Bila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan dengan pemberian anastesi lokal 3. Tindakan Antiseptik Untuk mensucihamakan kulit. Untuk melakukan pencucian/pembersihan luka biasanya digunakan cairan atau larutan antiseptik seperti: Alkohol, Halogen dan senyawanya (Yodium, Povidon Yodium , Yodoform, Klorhesidin) 1. Alkohol, sifatnya bakterisida kuat dan cepat (efektif dalam 2 menit). 2. Halogen dan senyawanya a. Yodium, merupakan antiseptik yang sangat kuat, berspektrum luas dan dalam konsentrasi 2% membunuh spora dalam 2-3 jam b. Povidon Yodium (Betadine, septadine dan isodine), merupakan kompleks yodium dengan polyvinylpirrolidone yang tidak merangsang, mudah dicuci karena larut dalam air dan stabil karena tidak menguap. c. Yodoform, sudah jarang digunakan. Penggunaan biasanya untuk antiseptik borok. d. Klorhesidin (Hibiscrub, savlon, hibitane), merupakan senyawa biguanid dengan sifat bakterisid dan fungisid, tidak berwarna, mudah larut dalam air, tidak merangsang kulit dam mukosa, dan baunya tidak menusuk hidung. 3. Oksidansia b. Perhidrol (Peroksida air, H2O2), berkhasiat untuk mengeluarkan kotoran dari dalam luka dan membunuh kuman anaerob. 4. Logam berat dan garamnya a. Merkuri klorida (sublimat), berkhasiat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. b. Merkurokrom (obat merah)dalam larutan 5-10%. Sifatnya bakteriostatik lemah, mempercepat keringnya luka dengan cara merangsang timbulnya kerak (korts) 5. Asam borat, sebagai bakteriostatik lemah (konsentrasi 3%). 6. Derivat fenol a. Trinitrofenol (asam pikrat), kegunaannya sebagai antiseptik wajah dan genitalia eksterna sebelum operasi dan luka bakar. b. Heksaklorofan (pHisohex), berkhasiat untuk mencuci tangan. 7. Basa ammonium kuartener, disebut juga etakridin (rivanol), merupakan turunan aridin dan berupa serbuk berwarna kuning dam konsentrasi 0,1%. Kegunaannya sebagai antiseptik borok bernanah, kompres dan irigasi luka terinfeksi 4. Penjahitan luka Dilakukan untuk menutup luka dan untuk mencegah terjadinya perdarahan, infeksi silang dan mempercepat proses penyembuhan Tehnik jahit simpul tunggal Tehnik jahit kontinu feston Tehknik jaitan intrakutan Tehknik jaitan kontinu biasa Nald Heacting Up Heacting Pengertian…. Membuka jahitan adalah tindakan untuk mengangkat atau membuka jahitan pada luka yang dijahit Tujuan : untuk mencegah timbulnya infeksi silang dan mempercepat proses penyembuhan Mengangkat jahitan ini dilakukan pada… 1. Luka operasi yang sudah waktunya diangkat 2. Luka pasca bedah yang sudah sembuh 3. Luka infeksi karena jahitan SELAMAT BELAJAR