Anda di halaman 1dari 32

Perawatan Luka Bedah

Oleh : ERNAWATI, SST ., M.K.M


Pengertian...
Luka...
keadaan hilang/terputusnya kontinuitas
jaringan.
Kerusakan pada kuntinuitas/kesatuan
jaringan tubuh
yang biasanya disertai dengan kehilangan
substansi
jaringan
Jenis Luka
Berdasarkan sifat kejadiannya :
1. Luka disengaja (Radiasi, pembedahan)
2. Luka Tidak disengaja (Trauma)
- Luka tertutup (jika tidak terjadi robekan)
- Luka terbuka (luka abrasi akibat gesekan, Luka
puncture (luka akibat tusukan, Luka Hautration(Luka
akibat alat2 yg digunakan dlam perawatan luka)
Luka yg sering terjadi dalam ilmu kebidanan :
1. Luka Episiotemi
2. Luka Bedah SC/ luka saat persalinan
Klasifikasi Luka Berdasarkan Penyebabnya
 Luka Mekanik
1. Luka Insisi (vulnus scissum)
Luka yang dibuat dengan potongan
bersih
menggunakan instrumen tajam,
pinggir lukanya
rapi.
2. Luka Kontusi (vulnus
contusum)
Luka yang dibuat dengan
dorongan benda tumpul dan
ditandai dengan cedera berat pada
bagian yang lunak. Ex : Hemoragi
dan pembengkakan
3. Luka Laserasi (vulnus
laceratum)
Luka dengan tepi yang bergerigi,
robek tidak
teratur.
4. Luka Tusuk (Vulnus punctum)
Luka tusuk yang kecil dibagian
luar (dibagian
mulut luka), tetapi besar dibagian
dalam
luka. Ex : Tusukan Pisau
5. Luka Bakar (Vulnus combustio)

6. Luka Tembak (Vulnus


sclopetarium)
7. Luka Gigitan (Vulnus Morsum)
Bagian gigitan tidak jelas bentuknya
8. Luka Lecet (Vulnus Abrasio)
Luka terkikis yang terjadi pada
bagian luka
dan tidak sampai kepembuluh
darah
Proses Penyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka memiliki 4 fase yaitu fase
inflamasi,
Destruktif, Proliferasi dan maturasi. Antara satu fase dengan
fase
yang lainmerupakan suatu kesinambungan yang tidak dapat
dipisahkan.
1. Fase Inflamasi
Tahap ini muncul segera setelah injuri dan dapat berlanjut
sampai 5 hari, fase untuk mengontrol perdarahan, mencegah
invasi bakteri, menghilangkan debris dari jaringan yang luka
dan mempersiapkan proses penyembuhan lanjutan.
2. Fase Destruktif
Tahap ini terjadi pembersihan jaringan yang mati
oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag.

3. Fase Proliferasi/ poliferatif


Tahap ini berlangsung dari hari ke 6 sampai dengan
3 minggu. Fibroblast (sel pembentuk jaringan
penyambung) memiliki peran yang besar dalam fase
proliferasi (kondroblas, kolagenoblas, asteoblas)
4. Fase Maturasi
Tahap ini berlangsung mulai pada hari ke
21 dan dapat berlangsung sampai
berbulan-bulan dan berakhir bila tanda
radang sudah hilang. Dalam fase ini
terdapat remodeling luka yang merupakan
hasil dari peningkatan jaringan kolagen,
pemecahan kolagen yang berlebih dan
regresi vaskularitas luka.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Penyembuhan Luka
1. Vaskularisasi, mempengaruhi luka karena luka membutuhkan
keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau
perbaikan sel.
2. Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka perbaikan
sel membutuhkan kadar protein yang cukup.
3. Usia
4. Penyakit lain, mempengaruhi proses penyembuhan luka
(diabetes melitus dan ginjal)
5. Nutrisi
6. Kegemukan, obat-obatan, merokok, dan stres, mempengaruhi
proses penyembuhan luka
Masalah Penyembuhan Luka
Komplikasi dan penyembuhan luka timbul dalam manifestasi
yang berbeda-beda.
1. Perdarahan disertai perubahan tanda vital ( denyut nadi,
pernapasan, TD, melemahnya kondisi tubuh, keadaan kulit
yg
lembab)
2. Infeksi Kulit kemerahan, demam, nyeri+oedema, jaringan
disekitar luka mengeras.
3. Dehiscene, Pecahnya luka secara sebagian atau sluruhny yang
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kegemukan,
kekrangan nutrisi, terjadinya trauma, dll. Ditandai kenaikan suhu
tubuh, takikardia, dn rasa nyeri pd daerah luka.
Perawatan Luka
Adalah suatu teknik aseptik yang
bertujuan
Membersihkan luka dari debris untuk
mempercepat
proses penyembuhan luka.
Prinsip perawatan luka
Prinsip utama dalam perawatan luka.
1. Pembersihan/pencucian luka.
Luka kering (tidak mengeluarkan cairan)
dibersihkan
dengan teknik swabbing (ditekan dan digosok
pelan
pelan menggunakan kasa steril atau kain
bersih yang
dibasahi dengan air steril atau NaCl 0,9 %)
2. Luka basah dan mudah berdarah
dibersihkan
dengan teknik irrigasi, yaitu disemprot
lembut
dengan air steril (kalau tidak ada bisa
diganti air
matang) atau NaCl 0,9 %.
Cairan antiseptik sebaiknya tidak
digunakan, kecuali jika terdapat
infeksi, karena dapat merusak
fibroblast yang sangat penting
dalam proses penyembuhan luka,
menimbulkan alergi, bahkan
menimbulkan luka di kulit
sekitarnya.
Manajemen perawatan luka ada beberapa
tahap yang
dilakukan, yaitu :
1. Evaluasi luka
Meliputi anamnesis dan pemeriksaan
fisik (lokasi).
2. Pembersihan Luka
Tujuan dilakukannya pembersihan luka adalah
meningkatkan,memperbaiki dan mempercepat proses
penyembuhan luka; menghindari terjadinya infeksi;
membuang jaringan nekrosis dan debris.
Langkah yang harus diperhatikan dalam pembersihan
luka
- Irigasi dengan sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk
membuang jaringan mati dan benda asing.
- Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan
mati.
- Bila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan dengan
pemberian anastesi lokal
3. Tindakan Antiseptik
Untuk mensucihamakan kulit. Untuk
melakukan pencucian/pembersihan luka
biasanya digunakan cairan atau larutan
antiseptik seperti: Alkohol, Halogen dan
senyawanya (Yodium, Povidon Yodium ,
Yodoform, Klorhesidin)
1. Alkohol, sifatnya bakterisida kuat dan cepat (efektif dalam 2 menit).
2. Halogen dan senyawanya
a. Yodium, merupakan antiseptik yang sangat kuat, berspektrum
luas dan dalam konsentrasi 2% membunuh spora dalam 2-3 jam
b. Povidon Yodium (Betadine, septadine dan isodine), merupakan kompleks
yodium dengan polyvinylpirrolidone yang tidak merangsang, mudah dicuci
karena larut dalam air dan stabil karena tidak menguap.
c. Yodoform, sudah jarang digunakan. Penggunaan biasanya untuk antiseptik
borok.
d. Klorhesidin (Hibiscrub, savlon, hibitane), merupakan senyawa biguanid
dengan sifat bakterisid dan fungisid, tidak berwarna, mudah larut dalam air,
tidak merangsang kulit dam mukosa, dan baunya tidak menusuk hidung.
3. Oksidansia
b. Perhidrol (Peroksida air, H2O2), berkhasiat untuk mengeluarkan kotoran dari dalam
luka dan membunuh kuman anaerob.
4. Logam berat dan garamnya
a. Merkuri klorida (sublimat), berkhasiat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.
b. Merkurokrom (obat merah)dalam larutan 5-10%. Sifatnya bakteriostatik lemah,
mempercepat keringnya luka dengan cara merangsang timbulnya kerak (korts)
5. Asam borat, sebagai bakteriostatik lemah (konsentrasi 3%).
6. Derivat fenol
a. Trinitrofenol (asam pikrat), kegunaannya sebagai antiseptik wajah dan genitalia
eksterna sebelum operasi dan luka bakar.
b. Heksaklorofan (pHisohex), berkhasiat untuk mencuci tangan.
7. Basa ammonium kuartener, disebut juga etakridin (rivanol), merupakan turunan aridin
dan berupa serbuk berwarna kuning dam konsentrasi 0,1%. Kegunaannya sebagai
antiseptik borok bernanah, kompres dan irigasi luka terinfeksi
4. Penjahitan luka
Dilakukan untuk menutup luka dan untuk
mencegah terjadinya perdarahan, infeksi silang dan
mempercepat proses penyembuhan
Tehnik jahit simpul tunggal Tehnik
jahit kontinu feston
Tehknik jaitan intrakutan Tehknik jaitan kontinu
biasa
Nald Heacting
Up Heacting
Pengertian….
Membuka jahitan adalah tindakan untuk
mengangkat atau membuka jahitan pada
luka yang dijahit
Tujuan : untuk mencegah timbulnya
infeksi silang dan mempercepat proses
penyembuhan
Mengangkat jahitan ini dilakukan
pada…
1. Luka operasi yang sudah
waktunya
diangkat
2. Luka pasca bedah yang sudah
sembuh
3. Luka infeksi karena jahitan
SELAMAT
BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai