LUKA
• Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit ( Taylor, 1997).
• Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ
tubuh lain (Kozier, 1995).
• Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
FUNGSI KULIT
1. Proteksi
2. Sensori
3. Metabolisme
4. Thermoregulasi
5. Komunikasi
Proteksi
1. Melindungi kulit untuk mencegah masuknya microorganisme
ke dalam tubuh
2. Mempertahankan dari bahan kimia yang masuk dalam tubuh
3. Tempat keluar masuknya air dalam tubuh
4. Melindungi lapisan di bawahnya
5. Melindungi dari ultraviolet
6. Bantalan untuk mencegah trauma organ di dalam tubuh
7. Mengatur regulasi air
Termoregulasi
1. Mengontrol suhu badan dengan konveksi, evaporasi, konduksi dan
radiasai,
a) Konduksi merupakan perpindahan panas dari satu objek ke objek yang lain.
b) Konveksi timbul pada objek yang bergerak.
c) Radiasi merupakan proses pengeluaran suhu tubuh melalui gelombang
elektromagnet, dengan kecepatan cahaya 3000 km/jam.
d) Evaporasi adalah perpindahan suhu tubuh melalui udara sekitar.
Komunikasi
1.Mengkomunikasikan preasaan dan mood yang terlihat dari
ekspresi wajah
2.Mengambarkan marah, malu atau takut (merah, berkeringat,
pucat)
KLASIFIKASI LUKA
2. Luka Kronis
•yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat
karena faktor eksogen dan endogen.
•Penyebab adalah kegagalan pemulihan karena kondisi patologis (seperti
diabetes melitus ( kanker), infeksi , dan pengobatan yang kurang tepat.
Berdasarkan Tingkat Kontaminasi
Stage II.
Luka “Partial Thickness”
yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis.
Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
Stage III.
Luka “Full Thickness” :
yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang
dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya.
Luka sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot.
Stage IV.
Luka “Full Thickness”
telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang
luas.
Berdasarkan Mekanisme Terjadinya.
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal
yang terjadi akibat pembedahan, Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat
benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak,
perdarahan dan bengkak.
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound) terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang
biasanya dengan benda yang tidak tajam. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi
akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau, yang masuk kedalam kulit dengan
diameter yang kecil.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau
pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), terjadi akibat d), yaitu luka yang menembus
organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada
bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio), adalah luka yang disebabkan oleh trauma panas, listrik,
kimiawi, radiasi atau suhu dingin yang ekstrim.
8. Decubitus/luka tekan : karena proses tertekan yang lama di area tertentu bagian
tubuh. Tekanan tersebut menyebakan gangguan sirkulasi, memperberat nekrosis,
timbulnya lecet kemerahan.
Klasifikasi Luka Berdasarkan
Penampilan Klinis
2. Intermediate (Proliferasi) Pada fase ini terjadi penurunan jumlah sel – sel
inflamasi, tanda – tanda radang berkurang, munculnya sel fibroblast yang
berproliferasi, pembentukan pembuluh darah baru, epitelialisasi dan kontraksi
luka
Kontraksi luka adalah gerakan centripetal dari tepi leka menuju arah tengah luka.
Luka bergerak ke arah tengah dengan rata – rata 0,6 sampai 0,75 mm / hari.
Kontraksi juga tergantung dari jaringan kulit sekitar yang longgar.
3. Fase Akhir (Remodelling) Fase terlama dari proses penyembuhan Proses ini
dimulai sekitar hari ke-21 hingga satu tahun. Pembentukan kolagen akan
mulai menurun dan stabil.
Primadina, Nova, Achmad Basori, and David S. Perdanakusuma. "Proses penyembuhan luka
ditinjau dari aspek mekanisme seluler dan molekuler." Qanun Medika: Jurnal Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya 3.1 (2019): 31-43.
Gutner, GC,. (2007). Wound Healing, Normal and Abnormal. In Grabb and Smith’s
Plastic Surgery 6th edition (pp. 15-22). Philadelphia: Elseviers
Proses penyembuhan luka
Penyembuhan Luka
• Proses penyembuhan luka terdiri dari berbagai proses yang kompleks untuk
mengembalikan integritas jaringan, Yaitu :
1. Pembekuan Darah,
2. Respon Inflamasi Akut Dan Kronis,
3. Neovaskularisasi,
4. Proliferasi sel hingga apoptosis (kematian sel)
Platelet aggregation
Thrombin, fibrin
Vasoconstriction
1. Menghentikan perdarahan
2. Membersihkan area luka dari benda asing, sel2
mati dan bakteri.
3. Persiapan dimulainya proses penyembuhan luka
Faktor penghambat penyembuhan luka
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Status Nutrisi
4. Medikasi
5. Gaya Hidup (merokok, alkohol)
6. Stadium Luka
7. Lama perawatan
8. Seleksi dressing
• Luka akut yang bersih (acute clean wounds) misalnya luka akibat sayatan
pisau yang bersih, dapat dengan segera ditutup/ dijahit sehingga terjadi
penyembuhan luka secara primer (primary wound healing).