Anda di halaman 1dari 41

PROSES PENYEMBUHAN

LUKA
IIS HARYATI
BANDUNG, 8 APRIL 2017
ANATOMI KULIT

Bagian-bagian Kulit
Epidermis
Korium atau Dermis
Subkutis

Luas total kulit orang


dewasa meliputi sekitar 1
sampai 2 meter persegi
Stratum basale

Lapisan terdalam
Basal cells
Membelah terus menerus, membentuk sel
keratinosit, mengganti sel-sel yang tua atau rusak.
Fungsi Fisiologi dan Psikologi

 Proteksi  Proteksi
terhadap  Absorpsi  Regulasi
terhadap
zat kimia zat aktif sirkulasi darah
dingin,
panas,  Proteksi  Proteksi dan suhu
radiasi terhadap terhadap
tekanan dan mikroba
gesekan

7 9
2 3
1 4 6 8
10

5 5

 Proteksi terhadap  Indera tekan, sentuh,


kehilangan suhu dan nyeri, dan suhu
air
DEFINISI LUKA

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian


jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma
benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat
kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan
[ R. Sjamsu Hidayat, 1997].

Menurut Koiner dan Taylan luka adalah


terganggunya (disruption) integritas normal dari
kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara
tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka,
bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam.
LUKA
Terganggunya suatu kontinuitas dari struktur
bagian tubuh yang bisa diakibatkan oleh berbagai
trauma baik secara mekanik, panas, kimia, radiasi,
atau invasi dari mikroorganisma patogen (
Smeltzer & Bare, 2008)
Klasifikasi Luka
1. Healing Time Predictable/ Tipe luka:

 Akut : luka bedah, luka trauma, irisan,


abrasi, laserasi, luka bakar.
 Kronik (kegagalan dalam
penyembuhan) : proses penyembuhan
luka tidak sesuai dengan jangka waktu
yang diharapkan serta sembuh
dengan disertai adanya komplikasi
(Keryln Carville). Biasanya luka yg m
embutuhkan waktu lama atau
kekambuhan dari luka sebelumnya,
contoh : pressure ulser, leg ulcer.
1. Tipe penyembuhan:
 Primary intention healing : terjadi manakala
kehilangan jaringan minimal dan tepi luka dapat
direkatkan kembali dengan jahitan (suture), klip
(clips), atau plaster (tape).
 Delayed primary intention healing : terjadi
apabila luka terinfeksi atau mengandung benda
asing (foreign body) dan memerlukan intensive
cleaning sebelum penutupan 3-5 hari
kemudian.
 Secondary intention healing : proses
penyembuhan tertunda dan memerlukan
proses granulasi, kontraksi dan epitelisasi,
disertai dengan adanya scar.
1. Kehilangan jaringan:
 Superficial thickness : kedalaman luka hanya
melibatkan epidermis, ditandai dgn masih
utuhnya epidermis namun terjadi erythema atau
perubahan warna lainnya, tidak ada eksudat.
 Partial thickness : kedalaman luka melibatkan
epidermis dan dermis, kulit sekitar kadang
erytema dan kadang menimbulkan nyeri panas
& edema, eksudat minimal hingga sedang.
 Full thickness : kedalaman luka melibatkan
epidermis, dermis dan jaringan subcutan, dapat
melibatkan otot tendon & tulang, kadang
disertai eksudat yg sangat banyak.
1. Berdasarkan tingkat kontaminasi:
 Clean wounds (luka bersih), yaitu luka bedah terinfeksi
yang tidak terjadi proses inflamasi, dan infeksi pada
sistem pernafasan, pencernaan, genitalia dan urinarius.
Luka bersih biasanya menghasilkan luka tertutup.
Kemungkinan terjadi infeksi 1% - 5%
 Clean-contamined wounds (luka bersih terkontaminasi),
merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi,
pencernaan, genitalia dan perkemihan dlm kondisi ter
kontrol. Kemungkinan timbul infeksi 3% - 11%.
 Contamined wounds (luka terkontaminasi), termasuk
luka terbuka. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
 Dirty or infected wounds (luka kotor/infeksi), ter
dapatnya m.o pada luka
PROSES PENYEMBUHAN LUKA

1. FASE INFLAMASI
2. FASE PRORIPERASI
3. FASE MATURASI
1. FASE INFLAMASI

0-3 hari, merupakan awal dari proses wound


healing
Proses epitilisasi mulai terbentuk beberapa jam
stlh terjadi luka
Terjadi reproduksi dan migrasi sel dari tepi luka
menuju ketengah luka
Proses peradangan akut terjadi dalam 24-48 jam
pertama stlh cedera. Fase ini dapat memanjang
bila status nutrisi buruk atau stress fisik lainnya
seperti infeksi
2. FASE PROLIFERASI

Disebut juga fase rekontruksi


Terjadi pada hari ke 4-14
Makrofag merangsang terbentuk sel darah
baru serta terjadi rekonstruksi jaringan juga
terjadi peningkatan fibroblast yang mendasari
terbentuknya kolagen dan pembuluh darah baru
sehingga terjadi granulasi
3. FASE MATURASI ATAU
REMODELING

Hari ke 21 – 1 tahun, bahkan 2 tahun


Aktivitas myofibroblast yg merupakan bagian
dari fibroblast menimbulkan kontraksi luka yg
menyebabkan serat kolagen tertarik satu sama
lainnya sehingga jaringan parut yg terbentuk
menjadi lebih halus dan jaringankulit pada bagian
tepi luka lambat laun menyatu
Proses mitosis dan migrasi sel menyebabkan
permukaan luka menjadi naik dan tertutup oleh
epitel baru
Beresiko terhadap gesekan dan tekanan
Faktor General yang Mempengaruhi Proses P
enyembuhan

1. Usia
2. Penyakit penyerta
3. Nutrisi
4. Oksigenasi
5. Penggunaan obat
6. Kondisi Psikologis
KONDISI YANG DAPAT MEMFASILITASI WOUND
HEALING
(PROSES PENYEMBUHAN LUKA)

Nutrisi yang baik


Vaskularisasi baik
Luka bersih
Minimal trauma
Lingkungan yang
lembab
GANGGUAN PENYEMBUHAN LUKA
• Daerah Luka
– Hypoxia
– Hematoma/edema
– Meningkatnya bakteri
– Maserasi
– Benda asing
– Gesekan/pergeseran
– Tekanan
GAGAL PENYEMBUHAN LUKA

• Pasien
– Penyakit (DM, jantung,
ginjal,dll)
– Anemia
– Buruknya status nutrisi
– Hypoalbumin
– Obat-obatan
– Infeksi/Sepsis
– Usia
– Perokok
– Stress
Wound Management

Wound Assesment
Wound Bed Preparation
Pemilihan Topikal Terapi
Tujuan Pengkajian

Mendapatkan informasi yang relevan


tentang luka
Memonitor proses penyembuhan luka
Menentukan program perawatan luka
Mengevaluasi keberhasilan perawatan
Wound Assessment
Documentation, Record and Report

Depth
Exudate
Size
Infection
Granulation
Necrotic
Wound Exudate
• Cairan yang dihasilkan oleh suatu luka
• Karakteristik exudate : dapat ditentukan oleh
jumlah, tipe dan bau
• jumlah: , sedikit, moderat, banyak
• Tipe : jernih, kekuningan, kemerahan,
purulent
LEVEL EXUDATE

Select this paragraph to edit

LOW MODERATE HIGH


Odor (Bau Luka)
• Karakteristik cairan luka bervariasi
tergantung pada kelembaban luka,
organisme, dan jumlah jaringan mati
• Jenis dressing yang digunakan dapat
mempengaruhi bau luka juga kebersihan
Pengkajian Dasar Luka

Necrotic Slough

Infeksi

Epitelisasi Granulasi
Gambaran Luka

Hitam Kuning

Merah
Pink
Select this paragraph to edit
Cara pengambilan kultur

Siapkan alat pengambilan kultur dan balutan


Cuci tangan
Buka balutan luka lama
Cuci luka dengan larutan normal saline JANGAN antiseptik
Keringkan dengan kasa steril
Tunggu sampai eksudat keluar
Lakukan pengambilan sampel kultur dengan mengusap zig
zag sebanyak 10 kali usapan yang mewakili seluruh area
luka
Sampel dikirim ke lab, jika tertunda pengiriman harus
Pengambilan Kultur
KOMPLIKASI SPESIFIK ADANYA
LUKA

Hemorrhage (Perdarahan)
Meningkaynya nadi, meningkatnya pernafasan,
Menurunnya tekanan darah, lemah, pasien
mengeluh kehausan.
Infeksi
luka memerah, bengkak, nyeri, jaringan sekitar
mengeras, leukosit meningkat.
Dehiscene
(tepi sulit/tidak dapat menyatu)
Eviceration
(menonjolnya organ-organ tubuh bagian dalam ke
arah luar melalui incisi)
Justifikasi
1. Fibrinolisis : fibrin cepat hilang pada suasana lembab
oleh netrofil dan sel endotel
1. Angiogenesisi : proses akan lebih terangsang pada suasana
lembab
2. Infeksi : lebih rendah dibandingkan suasana kering ( 2.6 % vs 7.1
%)
3. Percepatan pembentukan sel aktif : invasi netrofi yang diikuti
oleh
makrophag, monosit dan limfosit ke daerah luka akan
berfungsi
lebih dini.
4. Pembentukan growth factor : lebih cepat pada suasana lembab
* EGF, FGF dan Interleukin1 dikeluarkan oleh makrophag
untuk proses angiogenesis dan pembentukan str. Korneum
* Platelet-derived Growth Factor (PDGF) dan Transforming
Growth Factor-beta (TGF-beta) dibentuk oleh platelet untuk
proses proliferasi fibroblast.

Anda mungkin juga menyukai