Anda di halaman 1dari 46

PERAWATAN LUKA

TIM ASESOR KEPARAWATAN


PENGERTIAN
Luka adalah kerusakan hubungan antar jaringan-
jaringan pada kulit, mukosa membran dan tulang
lain ( Agung, 2005 ).
Luka adalah terganggunya integritas normal dari
jaringan kulit dan jaringan dibawahnya yang
terjadi secara tiba-tiba atau di sengaja, tertutup
atau terbuka, bersih atau terkontaminasi,
superficial atau dalam.(Koiner dan Taylan,2001)
ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT
DAN FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA
LAPISAN KULIT

• Luas = 2m², berat=16% dari BB


• Tebal = 0.5 mm – 5mm (rata-rata: 1mm – 2mm)
• Epidermis : Corneum, Lucidum Granulosum,
Spinosum, Basale
• Dermis : Papiler, Retikule
• Hypodermis
EPIDERMIS

Fungsi pelindung
• Epithel skuamosa
• Produksi melanin
• P.darah (-), pH = 5-6,5
• Epidermis paling tebal ditelapak tangan dan kaki
DERMIS
• Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebal berbeda-
beda, paling tebal diabdomen.
• Terdiri dari 2 lapis:
1. Lapisan papiler, tipis dan mengandung jaringan ikat longgar
2. Lapisan retikuler, tebal dan terdiri dari jaringan ikat padat
dengan bertambah usia sintesa kolagen berkurang keriput
• Dermis banyak pembuluh darah, folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat.
• Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivate epidermis
didalam dermis.
Retikulare

• Bentuk seperti jala

• Jaringan penunjang padat

• Terdapat serat kolagen

• Terdapat pola sulkus = Garis Langer’s

• Insisi pada Garis Langer’s berpengaruh pada penyembuhan


Papilare

• Analogi dengan sub-epitel

• Jaringan penunjang longgar

• Terdapat serat kolagen

• Bentuk seperti jari tangan

• Terdapat kapiler dan ujung syaraf

• Terdapat pola ornament pada jempol


HYPODERMIS

Merupakan lapisan dibawah dermis yang terdiri dari lapisan


lemak, jumlah dan ukuran berbeda-beda menurut daerah
tubuh dan keadaan nutrisi individu.
FISIOLOGI KULIT

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting


bagi tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan
dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi,
mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi
dan metabolisme.
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan
cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan
sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. 
• Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan

cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh


hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses
keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit,
paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol
dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila
temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah,
kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan
melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal
kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit.
FUNGSI KULIT
1. Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk
menutupi jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi
tubuh dari pengaruh luar seperti luka dan serangan
kuman.

2.  Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik
yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin,
tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa
dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
3. Pengatur panas atau thermoregulasi

Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi


pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya
dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap
kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika
terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat
kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya
masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit
sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang
dengan penguapan keringat.
4. Pengeluaran (ekskresi)

Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-


kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat
dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air
yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui
keringat tetapi juga melalui penguapan air
transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak
disadari.
5. Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA
FASE PENYEMBUHAN LUKA
• 1. INFLAMASI
• Tanda kemerahan, panas, nyeri dan bengkak
• Berlangsung 0-5 hari
• Aktifitas platelet untuk STOP perdarahan dan
trigers the immune response.
• 24 jam pertama saat terjadi perlukaan neutropil,
monosit dan macrophage mengontrol
pertumbuhan bakteri dan membuang jaringan
mati
• Ciri merah dan hangat disebabkan oleh meningkatnya
sistem sirkulasi darah kapiler dasar pertumbuhan epitel.

2. PROLIFERASI
• Dimulai dari 24 jam sejak terjadi luka sampai 21 hari.
• Ada 3 ciri :1. Epitalisasi
• 2. Granulasi
• 3. Sintetis colagen
• Pembentukan kapiler baru yang menghasilkan dan
memberi lapisan yang baru.
• Proses granulasi adalah lapisan berwarna merah gempal
yang mudah berdarah
3. Maturasi
• Tahap akhir penyembuhan Luka
• Dimulai 21 sampai 2 tahun.
• Fase ini merupakan fase terakhir dan terpanjang pada
proses penyembuhan luka. Aktifitas sintesis dan
degradasi kolagen berada dalam keseimbangan. Serabut-
serabut kolagen meningkat secara berthap dan bertambah
tebal kemudian disokong oehproteinase untuk perbaikan
sepanjang garis luka.kolagen menjadi unsur yang utama
pada matriks. Serabut kolagen menyebar dengan saling
terikat dan menyatu serta berangsur -angsur menyokong
pemulihan jaringan.
• Akhir dari penyembuhan didengankan parut luka yang
matang yang mempunyai kekuatan 80% disbanding kulit
normal.
JENIS LUKA

• LUKA AKUT
• LUKA KRONIK
• Luka akut adalah luka yang sesuai dengan proses
penyembuhan yang normal, yang dapat dikategorikan
menjadi luka pembedahan (insisi), non pembedahan
(luka bakar) dan atau trauma.

Sedangkan luka kronis adalah suatu proses


penyembuhan luka yang mengalami keterlambatan,
misalnya luka dekubitus, luka diabetik, dan atau leg
ulcer.
Kasifikasi Luka
A. Luka Berda sarkan sifat kejadiannya dibedakan menjadi :

1.    Luka yang disengaja misalnya terkena radiasi atau bedah.

2.  Luka tidak disengaja misalnya luka terkena trauma. Luka yang tidak disengaja

bisa dibagi menjadi luka tertutup (jika tidak terjadi robekan) dan luka terbuka (jika

terjadi robekan dan kelihatan. Seperti luka abrasi (akibat

gesekan), puncture (akibat tusukan), hautration (akibat alat-alat yang digunakan

dalam perawatan luka). Didalam kebidanan yang sering terjadi adalah

luka episiotomi, luka bedah seksio caesarea atau luka saat persalinan.


B. Luka Berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi
luka mekanik dan non mekanik.
1. Luka mekanik terdiri atas:
a. Vulnus scissum,  luka sayat benda tajam. Pinggir
lukanya terihat rapi.
b. Vulnus contusum, luka memar akibat cedera pada
jaringan bawah kulit akibat benturan benda
tumpul.
c. Vulnus laceratum, luka robek  akibat terkena
mesin atau benda lainnya yang menyebabkan
robeknya jaringan rusak dalam.
d. Vulnus punture, luka tusuk yang kecil
dibagian luar (dibagian mulut lukanya) tetapi
besar dibagian dalam luka.
e. Vulnus sclopetorum, luka tembak akibat
tembakan peluru.
f.  Vulnus morsum, luka gigitan yang tidak jelas
bentuknya pada bagianluka.
g. Vulnus abrasio, luka terkikis yang terjadi
pada bagian luka dan tidak sampai ke
pembuluh darah.
2.  Luka non mekanik terdiri

a.    luka akibat zat kimia


b.    Luka bakar
c.    Radiasi
d.   Serangan listrik
BAGAIMANA DENGAN LUKA AKUT?
Contoh luka akut:
•Luka operasi akan sembuh secara sempurna sesuai proses
penyembuhan
•Re-Epitelisasi terjadi dalam 24-48 jam pertama
•Tidak melakukan pengganian balutan
TEHNIK PENUTUPAN
STEPPLER
Faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka
 1. Vaskularisasi
mempengaruhi luka karena luka m’butuhkan peredaran darah
yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel
2.   Usia
Kecepatan perbaikan sel berlangsung dengan pertumbuhan atau
kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan
dpt menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dengan
memperlambat proses penyembuhan luka
3.   Anemia
Memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan
sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu org
yang mengalami kekurangan kadar Hb dalam darah akan
mengalami proses penyembuhan yang lebih lama.
5.   Penyakit
Adanya penyakit spt diabetes melitus & ginjal dpt
memperlambat proses penyembuhan luka
6.   Nutrisi
merupakan unsur utama dlm membantu perbaikan sel,
terutama karena terdengan kandungan zat gizi
didalamnya. Contoh : vit A diperlukan untuk membantu
proses epitelisasi atau penutupan luka & sintesis kolagen;
Vit B kompleks sbg kofaktor pada sistem enzim yang
mengatur metabolisme protein, karbohidariat & lemak; Vit
C dpt berfungsi dbg fibroblas, mencegah timbulnya infeksi
& membentuk kapiler2 darah; Vit K membantu sintesis
protrombin & berfungsi sbg zat pembekuan darah
7. Kegemukan, obat-obatan, merokok & stres
mempengaruhi proses penyembuhan luka. Org yang
terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat2an, merokok
atau stres akan mengalami proses penyembuhan yang
lebih lama.
Stadium luka
• Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema).
Luka jenis ini adalah luka yang terjadi pada lapisan
epidermis kulit.
• Stadium II : Luka "Partial Thickness". Luka jenis ini
adalah hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan
bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan
adanya tanda klinis seperti halnya abrasi, blister atau
lubang yang dangkal.
• stadium III : Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah
hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau
nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai
bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya.
Luka ini timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang
dalam dengan atau tanpa merusak jaringan di sekitarnya.
• Stadium IV : Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah
luka yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang
dengan adanya destruksi / kerusakan yang luas.
Wound Assessment
• Location
• Stage (1-4)
• Wound base (dasar luka: merah,kuning, hitam)
• Exudates (cairan luka)
• Type of tissue (epitalisasi, granulasi, slough)
• Odor (bau tidak sedap)
• Sign of infection (inflamasi, eksudat, berbau, hasil kultur
infeksi)
• Wound edge (tepi luka: berwarna merah muda)
• Wound pain (skala nyeri)
• Periwound skin (kulit sekitar luka: gatal, maserasi, odema,
hiperpigmentasi)
DIAGNOSSA KEPERAWATAN
• 1. Nyeri
• 2. Gangguan integritas kulit
TINDAKAN PERAWATAN LUKA
• 1. SPO KEPERAWATAN MERAWAT LUKA BERSIH
• 2. MENCUCI LUKA :
 JELASKAN PROSEDUR DAN TUJUAN
 SIAPKAN ALAT
 CUCI TANGAN
 PAKAI SARUNG TANGAN
 BUKA BALUTAN YANG LAMA
 CUCI LUKA GOSOK DENGAN LEMBUT
 BERSIHKAN DENGAN SABUN DIKULIT SEKITAR LUKA
 BILAS DENGAN AIR BERSIH DAN ANTISEPTIK
 KERINGKAN DAN LUKA SIAP UTK DITUTUP.

Anda mungkin juga menyukai